Soal !
1) Jelaskan pekerjaan yang dilakukan pada konstruksi transmisi ?
2) Sebutkan dan jelaskan aksesoris pada tower transmisi ?
3) Sebutkan dan jelaskan komponen pada tower transmisi ?
4) Sebutkan dan jelaskan pengujian dalam pengetesan pekerjaan pondasi, terutama pada
pondasi tiang ?
5) Sebutkan dan jelaskan alur proses pemancangan pada tower konstruksi!
6) Sebutkan dan jelaskan jenis tanah pada pekerjaan tanah
Jawaban :
Pondasi Dangkal
o Pondasi Telapak
o Pondasi memanjang
o Pondasi rakit
Pondasi Dalam
o Pondasi Sumuran (pondasi peralihan)
o Pondasi Tiang ( Pancang dan Bore Pile)
5. Pemasangan system pembumiaan
Mempersiapakan material yang akan dipasanag (ground roor, kawat BC 100 dll)
Pemasangan ground root (arde) zone dalam harus sedekat mungkin dengan pondasi
tetapi tidak boleh mengenai beton pondasi.
Kedalaman pemancangan groud root (arde) dipastikan minimum sampai ke muka
air tanah terendah.
Pastikan penyambungan ujung arde dengan kawat BC dan Stub tower benar-benar
menyatu
6. Penimbunan dan pemadatan tanah
Menghamparkan material urugan secara merata dan tipil (setiap 15 – 30 cm).
Mangtur kadar air material secara tepat
Memilih mesin pemadat yang cocok untuk jenis tanah yang dipadatkan
Menghidarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan atau infiltrasi dari air hujan
7. Erection tower
Pekerjaan Erection Tower dalam pelaksanaanya dibagi atas beberapa item pekerjaan yakni
: 1. Sortir Material 2. Mobilisasi Material 3. Melangsir Material
8. Pekerjaan penaraikan konduktor
Pekerjaan stringing, yang dimaksud disini adalah memasang konduktor
padatransmisi tegangan tinggi yang meliputi pemasangan insulator set,
penarikankonduktor, pemasangan perealatan Bantu (accessories)
1. Fondasi
Fondasi merupakan salah satu komponen tower listrik yang berupa konstruksi
beton bertulang. Fungsinya untuk mengikat stub atau kaki tower dengan bumi sehingga
tower bisa berdiri kokoh dan tidak mudah goyah.
2. Stub
Komponen ini merupakan bagian kaki tower paling bawah yang pemasangannya
bersamaan dengan fondasi. Caranya adalah diikat dan menyatu dengan fondasi.
3. Leg
Leg merupakan komponen berupa kaki tower yang menghubungkan antara stub
dengan badan tower. Jika kondisi tanah tidak rata maka diperlukan penambahan ataupun
pengurangan leg sementara untuk badan tower harus memiliki tinggi permukaan yang
sama.
4. Common Body
Komponen ini merupakan badan tower yang berada di bagian bawah dan terhubung
antara leg dan superstructure (bodi tower bagian atas). Pengaturan tingginya bisa dengan
menambahkan atau menguranginya.
5. Superstructure
Merupakan komponen badan tower bagian atas yang terhubung dengan cross arm
kawat fasa ataupun kawat petir dan common body. Pada jenis Delta Tower, komponen ini
dikenal dengan istilah bridge dan K Frame.
6. Cross Arm
7. K Frame
Komponen ini tidak dikenal di jenis Piramida Tower dan merupakan komponen
yang terdiri dari bagian kanan dan kiri yang simetris. Serta terhubung antara common body
dengan cross arm maupun bridge.
8. Bridge
Merupakan komponen yang menghubungkan cross arm kiri dan tengah. Di bagian
tengah bridge dilengkapi kawat penghantar fasa. Komponen ini tidak ada di jenis Piramida
Tower.
9. Rambu Tanda Bahaya
Komponen ini berupa tanda bahaya yang fungsinya adalah memberikan peringatan
adanya instalasi SUTT dan SUTET yang memiliki risiko berbahaya. Rambu ini ada dua
dan ditempatkan pada ketinggian 5 meter di kaki tower.
Komponen ini berfungsi untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk
memanjat tower. Bentuknya runcing dengan jarak 10 cm antara satu dengan yang lain dan
dipasang pada kaki tower, tepatnya di bawah rambu tanda bahaya.
Baut panjang ini dipasang mulai dari bagian atas ACD hingga sepanjang badan
tower, superstructure maupun arm kawat petir. Fungsinya sebagai tempat berpijak ketika
petugas naik atau turun.
Bagian dari tower listrik ini merupakan daerah tapak yang luasnya diukur
berdasarkan proyeksi ke atas tanah galian fondasi. Umumnya sekitar 3 m – 8 m tergantung
dari jenis tower.
4) Pengujian PDA Test
engujian PDA Test ( Pile Dynamic Load Test ) dilakukan untuk menguji integritas tiang
pancang mengacu pada aturan AST D-4945 yaitu (standart Test Method for High Strain
Dynamic Testing of Deep Foundations).
Berikut ini beberapa macam tujuan dari pengujian PDA Test :
Nilai daya dukung aksial pada karakteristik pantulan gelombang dari reaksi tanah pada tiang
uji, nantinya akan tampilan sebagai grafik pada monitor pemantauan yang akan menjadi data
pada pengujian mengenai daya dukung pada tiang pondasi, sebagai analisa daya tahan pondasi
kepada beban yang dapat di terima pondasi .
Pada pengujian berlangsung tidak jarang tiang pondasi mengalami kerusakan pada saat
pengujian pemukulan, untuk itu pengujian PDA Test dilakukan tidak hanya mendeteksi
kerusakan pada tiang pondasi akan tetapi juga lokasi kerusakan.
Merupakan sebuah kegunaan utama dari tiang pondasi yaitu mentransfer beban berat yang di
terima oleh pondasi di alurkan kepada tanah, dalam pengujian PDA tersebut pengukuran beban
berat tersebut di atur kepada pondasi yang di uji, untuk dapat mengetahui daya dukung pada
pondasi.
Untuk dapat melakukan pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA test Tiang pondasi yang
akan melakukan pengujian harus memenuhi beberapa syarat dianataranya:
Dengan pemukulan tersebut Alat-alat sensor yang di letakan pada pondasi uji akan melakukan
pengukuran kecepatan data ( Velocity ) dan gaya ( Force ), Serta pengukuran variable dinamik
mengenai daya dukung pada tiang pondasi yang di uji, dalam melakukan pengujian tersebut wajib
menggunakan alat-alat:
Komputer PDA
Sensor Transducer
Sensor Accelerometer
Kabel extension sensor
Main Cable
Wireless Connector
Pelindung Sensor
Pengujian pondasi dengan PDA biasanya dilakukan oleh seorang perofesional ataupun orang yang
berpengalaman dalam pengujian Pile, atau dapat dilakukan dengan menggunakan jasa PDA Test,
PT Testindo Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang monitoring dan control system,
menyediakan Sebuah jasa PDA Test yang akan di kerjakan oleh Profesional dan berpengalaman
dalam pengujian pondasi bangunan.
5) Alur Pemancangan pada tower jontruksi
1. Persiapan pemancangan
a. Tentukan alat pemancang dan jenis hummer
b. Rencanakan final set tiang
c. Rancanakan urutan pemancangan
d. Tentukan letak titik pemancangan
2. Proses pemancangan
a. Dilakukan oleh kontraktor
b. Cek batas kedekatan/jarak minimum terhadap bangunan atau peralatan yang ada
dengan alat pemancangan
c. Sebelum proses pemancangan pengawas harus tahu secara detail informasi teknis
pekerjaan pemancanag