Anda di halaman 1dari 7

PRE TEST BAB 2 Nama : ONI OBETH MUNIPA

No. Test : 2306/NBE/81/SI-MES/00710

Soal ! Unit : PRAJABATAN PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT

1) Jelaskan pekerjaan yang dilakukan pada konstruksi transmisi ?


2) Sebutkan dan jelaskan aksesoris pada tower transmisi ?
3) Sebutkan dan jelaskan komponen pada tower transmisi ?
4) Sebutkan dan jelaskan pengujian dalam pengetesan pekerjaan pondasi, terutama pada
pondasi tiang ?

Jawaban :

1) Perkerjaan Kontruksi Transmis


A. Pekerjaan Persiapan
 Pemilihan Penopang (Steel Tower Steel Pole)
i. Kebutuhan / Pemilihan Tipe Tower untuk Jaringan Transmisi
ii. Steel pole dan concrete pole
iii. Jarak Bebas Aman
iv. Beban Desain Steel Pole
v. Beban Angin
 Perhitungan dalam Desain Tower
i. Menentukan Faktor pembebanan dalam desain tower berdasarkan standar
IEC 60820
1. Prinsip Dasar Desain Tower :
2. Desain sistem
3. Kriteria Desain Umum
4. Beban – Beban
5. Beban Iklim, Angin dan Temperature
B. Pekerjaan Sipil
 Pengukuran Lahan
 Penggalian Tanah pondasi
 Bekesiting pondasi
 Pembesian pondasi
 Pengecoran pondasi
 Perangkaian tower
C. Pekerjaan Elektrikal
 Pemasangn komponen listrik

2) Aksesoris pada tower transmisi


a. Aksesoris/Elemen pada tower
i. Batang baja
ii. Baut
iii. Fitting
b. Aksesoris/Elemen pada renteng isolator
i. Konektor
ii. Isolator
iii. Fitting

3) Komponen-komponen pada tower transmisi

1. Fondasi

Fondasi merupakan salah satu komponen tower listrik yang berupa konstruksi
beton bertulang. Fungsinya untuk mengikat stub atau kaki tower dengan bumi sehingga
tower bisa berdiri kokoh dan tidak mudah goyah.

2. Stub

Komponen ini merupakan bagian kaki tower paling bawah yang pemasangannya
bersamaan dengan fondasi. Caranya adalah diikat dan menyatu dengan fondasi.

3. Leg
Leg merupakan komponen berupa kaki tower yang menghubungkan antara stub
dengan badan tower. Jika kondisi tanah tidak rata maka diperlukan penambahan ataupun
pengurangan leg sementara untuk badan tower harus memiliki tinggi permukaan yang
sama.

4. Common Body

Komponen ini merupakan badan tower yang berada di bagian bawah dan terhubung
antara leg dan superstructure (bodi tower bagian atas). Pengaturan tingginya bisa dengan
menambahkan atau menguranginya.

5. Superstructure

Merupakan komponen badan tower bagian atas yang terhubung dengan cross arm
kawat fasa ataupun kawat petir dan common body. Pada jenis Delta Tower, komponen ini
dikenal dengan istilah bridge dan K Frame.

6. Cross Arm

Merupakan komponen tower listrik yang berfungsi sebagai tempat untuk


menggantungkan isolator kawat fasa maupun clamp kawat petir. Bentuknya segitiga,
kecuali pada jenis Tension Tower yang memiliki sudut belokan besar segi empat.

7. K Frame

Komponen ini tidak dikenal di jenis Piramida Tower dan merupakan komponen
yang terdiri dari bagian kanan dan kiri yang simetris. Serta terhubung antara common body
dengan cross arm maupun bridge.

8. Bridge
Merupakan komponen yang menghubungkan cross arm kiri dan tengah. Di bagian
tengah bridge dilengkapi kawat penghantar fasa. Komponen ini tidak ada di jenis Piramida
Tower.

9. Rambu Tanda Bahaya

Komponen ini berupa tanda bahaya yang fungsinya adalah memberikan peringatan
adanya instalasi SUTT dan SUTET yang memiliki risiko berbahaya. Rambu ini ada dua
dan ditempatkan pada ketinggian 5 meter di kaki tower.

10. ACD (Anti Climbing Device)

Komponen ini berfungsi untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk
memanjat tower. Bentuknya runcing dengan jarak 10 cm antara satu dengan yang lain dan
dipasang pada kaki tower, tepatnya di bawah rambu tanda bahaya.

11. Rambu Identifikasi

Fungsi komponen ini adalah menginformasikan tentang identitas tower listrik.


Mulai dari nomor tower, penghantar atau jalur, urutan fasa, serta nilai tahanan pentanahan
yang ada pada kaki tower.

12. Step Bolt

Baut panjang ini dipasang mulai dari bagian atas ACD hingga sepanjang badan
tower, superstructure maupun arm kawat petir. Fungsinya sebagai tempat berpijak ketika
petugas naik atau turun.

13. Halaman Tower


Bagian dari tower listrik ini merupakan daerah tapak yang luasnya diukur
berdasarkan proyeksi ke atas tanah galian fondasi. Umumnya sekitar 3 m – 8 m tergantung
dari jenis tower.

4) Pengujian PDA Test


engujian PDA Test ( Pile Dynamic Load Test ) dilakukan untuk menguji integritas tiang
pancang mengacu pada aturan AST D-4945 yaitu (standart Test Method for High Strain
Dynamic Testing of Deep Foundations).
Berikut ini beberapa macam tujuan dari pengujian PDA Test :

 Daya dukung aksial

Nilai daya dukung aksial pada karakteristik pantulan gelombang dari reaksi tanah pada tiang
uji, nantinya akan tampilan sebagai grafik pada monitor pemantauan yang akan menjadi data
pada pengujian mengenai daya dukung pada tiang pondasi, sebagai analisa daya tahan pondasi
kepada beban yang dapat di terima pondasi .

 Keutuhan terhadap tiang pondasi

Pada pengujian berlangsung tidak jarang tiang pondasi mengalami kerusakan pada saat
pengujian pemukulan, untuk itu pengujian PDA Test dilakukan tidak hanya mendeteksi
kerusakan pada tiang pondasi akan tetapi juga lokasi kerusakan.

 Efensiensi pada energi yang di transfer

Merupakan sebuah kegunaan utama dari tiang pondasi yaitu mentransfer beban berat yang di
terima oleh pondasi di alurkan kepada tanah, dalam pengujian PDA tersebut pengukuran beban
berat tersebut di atur kepada pondasi yang di uji, untuk dapat mengetahui daya dukung pada
pondasi.
Untuk dapat melakukan pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA test Tiang pondasi yang
akan melakukan pengujian harus memenuhi beberapa syarat dianataranya:

 Usia pada beton harus mencapai 21 hari setelah pembuatan


 Usia tiang 5 hari setelah dilakukan pemancangan
 Kepala tiang harus datar serta tulangan dari beton tidak boleh terlihat
 Dilakukan penggalian apabila tiang tertanam

Pengamatan/analisa di lakukan pada saat pengujian berlangsung menggunakan sebuah hammer


yang akan di jatuhkan kepada pondasi uji, penggunaan hammer dalam pengujian PDA Test harus
di atur kepada aturan yang telah di tetapkan yaitu jumlah pemukulan hammer serta ketinggian
hammer dalam melakukan pemukulan.

Dengan pemukulan tersebut Alat-alat sensor yang di letakan pada pondasi uji akan melakukan
pengukuran kecepatan data ( Velocity ) dan gaya ( Force ), Serta pengukuran variable dinamik
mengenai daya dukung pada tiang pondasi yang di uji, dalam melakukan pengujian tersebut wajib
menggunakan alat-alat:

 Komputer PDA
 Sensor Transducer
 Sensor Accelerometer
 Kabel extension sensor
 Main Cable
 Wireless Connector
 Pelindung Sensor

Pengujian pondasi dengan PDA biasanya dilakukan oleh seorang perofesional ataupun orang yang
berpengalaman dalam pengujian Pile, atau dapat dilakukan dengan menggunakan jasa PDA Test,
PT Testindo Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang monitoring dan control system,
menyediakan Sebuah jasa PDA Test yang akan di kerjakan oleh Profesional dan berpengalaman
dalam pengujian pondasi bangunan.

Anda mungkin juga menyukai