Anda di halaman 1dari 24

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No.

2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Analisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan


Metode Elemen Hingga
Erinofiardi, Hendra
Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jl. W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu
Telepon (0736) 344087, 22105 - 227
E-mail: riyuno.vandi@yahoo.com

Abstract
Tower is built by arranging space-truss system which can receive axial load in tension
or compression. Design a tower must pay attention on loads that will be get, not only its death
weight but also loads from surounding, such as wind load, live load and earthquake load.
Design a tower must consider those loads to prevent deflection and failure. Based on that
needs, this research conduct design a tower 10 m high with assumption of wind load 1000 N by
using Finite Element Method. The shape of tower is made in square and triangle. Maximum
deflection happened on node 32 in square tower is 0.00114 m, while in triangle shape is only
0.00064 mon node 22.

Keywords: tower, wind load, finite element method, deflection.

PENDAHULUAN
dan empat persegi panjang. Tinggi tower
Tower merupakan suatu struktur yang divariasikan dan perhitungan dan analisisnya
dibangun dari beberapa elemen yang mana dilakukan dengan menggunakan metode
susunannya disatukan diantara ujung-ujung elemen hingga. Beban angin yang terjadi
elemen dalam bentuk 3 dimensi. Tower diasumsikan sebesar 1000 N. Dari hasil
berfungsi sebagai bangunan penangkap analisis akan diperoleh bentuk dan nilai
sinyal eletromagentik ataupun sebagai defleksi maksimum dan gaya yang bekerja
penyangga system kelistrikan. Stasiun pada tumpuan struktur tower.
televisi dan telekomunikasi serta perusahaan
listrik menggunakan tower sebagai
DASAR TEORI
penghubung antara satu stasiun dengan
stasiun lainya. Bentuk tower yang digunakan Beberapa penelitian telah mengkaji
ada beberapa macam seperti tower segitiga, pengaruh angin terhadap suatu struktur
empat persegi dan gabungan antara segitiga menara atay tower seperti penelitian
dan empat persegi serta penampang bulat. Sumargo, et.al (2008) dimana dihasilkan
Dalam mendirikan suatu tower ada beberapa bahwa pengaruh angin sangat besar
hal yang harus diperhatikan sehingga tower terhadao suatu rancangan kekuatan struktur
tersebut dapat bekerja dengan baik seperti tower [1]. Pengaruh tersebut menunjukan
beban yang bekerja pada tower, beban adanya perbedaan yang signifikan yaitu
akibat pengaruh alam seperti gempa bumi, sebelum adanya beban angin nilai rasionya
beban angin dan lain-lain. Untuk wilayah adalah sebesar 0.989 dan setelah diberi
yang memiliki kondisi tanah yang stabil beban angin nilai rasionya meningkat
analisis tower dapat difokuskan hanya pada menjadi 3.67. untuk mendapatkan struktur
pengaruh beban angin dan berat batang yang kuat dan kokoh maka nilai rasio yang
tower sendiri dimana dengan mengetahui diizinkan adalah kurang dari 1 [1].
pengaruh dari beban tadi tower dapat Penelitian lain menunjukan bahwa
dihindarkan dari kegagalan fungsinya. pengaruh beban angin dapat dianalisis
Dalam studi ini akan dibahas pengaruh dengan menggunakan analisis statik [2]
beban angin terhadap jenis tower yang melalui pemograman SAP. Hasil didapat
dibangun yang mana struktur tower yang menunjukan adanya sway atau simpangan
o
dirancang menggunakan elemen segitiga sebesar 0,3040 dimana nilai ini masih

362
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

dibawah nilai simpangan yang Untuk mendapatkan suatu struktur dua


dipersyaratkan TIA/EIA-222-F Standard yaitu dimensi yang stabil, penggunaan elemen
o
0,5 sehingga disimpulkan bahwa struktur segitiga sangat cocok karena dengan elemen
tersebut cukup kuat untuk menahan beban pembentuk segitiga maka setiap elemen
angin jika mengacu pada TIA/EIA-222-F hanya akan mengalami 2 gaya aksial yaitu
Standard. Selain itu juga diperoleh rasio tekan dan tarik. Gambar 2. menunjukkan
tegangan yang terjadi pada rangka batang bentuk struktur truss 2D yang stabil. Bentuk
strukturyang mana nilainya lebih kecil struktur segitiga yang sering dilihat
daripada nilai rasio tegangan dari yang dilapangan adalah struktur rangka jembatan,
diizinkan oleh AISC-LRFD yaitu 1. kuda-kuda penyangga atap bangunan dan
struktur pada mesin perkakas elemen
Truss (Rangka Batang) segitiga pada mesin perkakas dikenal
Struktur merupakan gabungan dari dengan nama ribbing. Yang mana ribbing
beberapa elemen lurus yang disambungkan membuat struktur konstuksi mesin jadi kuat,
pada titik perpotongannya. Dimana ringan dan stabil.
sambungan itu dibuat hanya dengan
menggunakan pin. Penyambungan elemen
sehingga membentuk suatu struktur dengan
menggunakan pin ini dikenal truss. Karena
hanya sambungan dengan pin maka
pembebanan pada truss ini hanya terjadi Gambar 2. Truss 2D
pada sambungan dimana beban yang Untuk konstruksi dengan elemen-elemen
bekerja ini berupa gaya yang disebut dengan dalam bentuk 3 dimensi sambungan antara
gaya aksial. Gaya aksial ini akan elemen tersebut dapat diasumsikan sebagai
menimbulkan adanya tegangan dimana sambungan sendi sempurna. Gambar 2.3.
disebut juga dengan tegangan primer. Selain menunjukan bentuk sendi sempurna untuk
penyambungan dengan pin, truss juga sambungan elemen 3 dimensi. Pada elemen
disebut sebagai suatu struktur jika 3 dimensi beban dari luar yang bekerja pada
disambung dengan proses pengelasan dan titik-titik kecil elemen disebut dengan nodal
keling dimana sambungan itu akan akan berada dititik-titik nodal tersebut.
menemukan dua buah titik menjadi satu. Tumpuan lain seperti tumpuan sendi juga
Berbeda dengan pin, pada pengelasan akann memiliki beban pada titik-titik
teganan yang muncul disebut dengan nodalnya.
tegangan sekunder. [3][4]
Konstruksi dasar truss memiliki
kedudukan yang stabil jika bentuk elemen
pembangunnya berupa segitiga. Kedudukan
yang stabil ini dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan n = 2j – 3 dimana
n adalah jumlah batang dan j adalah jumlah
sambungan. Kelebihan dari nilai batang pada
tuss akan menghasilkan suatu batang yang
disebut dengan batang redundant. Gambar
1. menunjukkan bentuk kedudukan Gambar 3. Truss 3D
konstuksi truss yang stabil :
Menara Pemancar
Menara pemancar berguna untuk
menerima dan meneruskan sinyal
gelombang elektromagnetik yang diterima
oleh stasiun pemancar atau penerima.
Menera pemancar memiliki beberapa
dudukan yang berfungsi untuk menahan atau
Gambar 1. Struktur Truss [4] menjaga konstuksinya tetap berdiri dengan

363
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

baik. Jenis menara pemancar ada beberapa Beban Mati


yaitu: Beban mati merupakan beban yang
a) Self - Supporting Tower yaitu menara dimiliki oleh tower berupa beban konstruksi
yang berdiri sendiri tanpa ada hubungan sendiri dan material pendukungnya. Berat
dengan menara lain. Bentuk menara ini sendiri dipengaruhi oleh bentuk profil
dapat dilihat pada Gambar 4. konstruksi sementara beban material
b) Guyed Tower adalah menara yang pendukung berupa beban antena, tangga
berfungsi sebagai penerus atau dan tempat beristirahat bagi pekerja
penghubung dengan menara lain (bordes). Dalam merancang beban tangga
dimana untuk menghubungi menara lain harus mengikuti standar yaitu untuk menara
digunakan kawat atau kabel tower dengan tinggi lebih dari 50 ft (15
penghubung. Fungsi menara ini hanya meter) harus tersedia tangga sebagai tempat
sebagai dudukan bagi kaber. Berbeda istirahat. Untuk jarak (spasi) antara anak
dengan self-support tower, menara ini tangga minimum 12 inci (30,48 cm) dan
tidak dapat memancarkan gelombang maksimum 16 inci (40,64 cm), serta
elektromagnetik secara sendiri. Guyed mempunyai lebar bersih tangga minimum 12
Tower banyak digunakan di perusahan inci (30,48 cm).
penyuplai listrik dan telekomunikasi .
 Monopole merupakan menara yang Beban Hidup
ditanam didalam tanah dimana Beban hidup merupakan beban yang
memiliki dua jenis yaitu ukuran yang diterima tower atau menara dari operator
sama dari atas sampai kebawah dan yang bekerja pada menara tersebut baik
ukuran yang besar dari bawah dan pada saat perawatan maupun perbaikan.
kecil keatas (mengerucut). Beban hidup untuk tangga tower harus
Ketinggian menara pemancar ini mampu menahan 250 pounds (113,5 kg).
biasanya mulai dari 10 – 120 meter. Selain beban hidup yang bekerja pada
Ketinggian menara pemancar ditentukan tangga, beban hidup pada bordes juga
oleh tingkat kebutuhan dan jangkauan diperhitungkan yaitu menahan beban hidup
terhadap sinyal yang diterima. Beberapa sebesar 500 pounds (227 kg).
kegunaan menara pemancar komunikasi
adalah menara pemancar untuk radio AM Beban Angin
(Amplitudo Modulasi), radio FM ( Frekuensi Beban angin merupakan beban alami
Modulasi ), dan BTS (Base Transmite yang akan selalu ada. Beban angin diperoleh
Satelite). dari tekanan udara yang ada disekeliling
menara atau tower. Beban angin dipengaruhi
oleh posisi dan tempat kedudukan tower.
Untuk tower yang ada di daerah ketinggan
dan pinggir pantai maka beban anginnya
sangat besar dan sebaliknya untuk daerah
rendah beban angin tidak terlalu besar.
Beban angin akan semakin besar untuk
posisi puncak tower atau dapat diasumsikan
beban angin terpusat pada titik puncak
tower. Dan kecepatan angin maksimum
merupakan salah satu data input pada
analisa struktur.
Gambar 4. Self - Supporting Tower Jenis dan ukuran diameter antena yang
digunakan mempengaruhi beban angin yang
Beban pada Tower/Menara bekerja pada antena. Antena jenis solid
Dalam merancang tower ada beberapa memiliki beban angin yang lebih besar jika
hal yang harus diperhatikan yaitu beban dibandingkan dengan antena jenis grid. Jika
mati, beban hidup, angin, beban gempa dan diameter antena yang digunakan semakin
lain-lain.

364
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

besar maka beban angin yang diterima dianalisis menjadi beberapa elemen dan
antena juga akan semakin besar. menggunakan elemen tersebut sebagai
dasar perhitungan dan analisis. Elemen-
Beban Gempa elemen pada metode elemen hingga terdiri
Beban gempa merupakan beban yang dari beberapa nodal dimana semakin banyak
terjadi akibat adanya pegerakan tanah atau nodal yang digunakan akan diperoleh hasil
bumi disekitar konstruksi tower. Beban ini yang lebih presisi atau teliti, kendalanya
juga dapat dipengaruhi oleh pergerakan adalah keterbatasan kapasitas mesin
kendaraa berat yang melewati area tersebut. pengolah data.
Interaksi tanah dengan struktur dan Metode elemen hingga dapat digunakan
karakteristik respon struktur yang merupakan untuk menganalisis data mengenai
beban bagi struktur dapat diakibatkan oleh perubahan bentuk akibat deformasi,
gempa. Beban gempa merupakan fungsi dari tegangan, tekanan, kecepatan fluida dan
waktu, sehingga respon yang terjadi pada pengaruh temperature. Untuk melihat
suatu struktur juga tergantung dari lamanya perubahan bentuk yang terjadi akibat
waktu pembebanan. deformasi dapat dilihat pada Gambar 5.
Dimana pada gambar akan terlihat pengaruh
Kombinasi Beban Dan Analisis Beban gaya tarik akan dihasilkan tegangan
Pada Struktur Menara Pemancar maksimal yang terjadi sebelum material atau
Kombinasi beban yang ditinjau model yang dibuat mengalami kegagalan.
didasarkan pada pasal 6.2.2 SNI 03-1729- Distribusi tegangan yang terjadi dapat dilihat
2002 dan berdasarkan beban-beban yang pada Gambar 5. Dengan menggunakan
terjadi, memberikan kombinasi pembebanan metode elemen hingga akan mudah
sebagai berikut: diketahui daerah yang mengalami beban
1,4 D .......................................................(1) atau tegangan maksimal sehingga model
1,2 D + 1,6 L ......................................... (2) dapat dirancang dengan baik dan optimum.
1,2 D + (LL atau 0,8 W) ..........................(3) Hal ini disebabkan oleh pada elemen-
1,2 D + 1,3 W + L.L ................................(4) elemennya dibagi menjadi bagian terkecil
dimana : sehingga titik tegangan maksimal akan
D = adalah beban mati yang diakibatkan mudah diketahui. Titik atau posisi tegangan
oleh berat konstruksi permanen maksimal yang terjadi dapat dilihat pada
pada tower, termasuk beban tangga, Gambar 6.
bordes, antena dan peralatan layan
tetap
L = adalah beban yang ditimbulkan oleh
pekerja saat pelaksanaan konstruksi
maupun saat pemeliharan termasuk
peralatan dan material.
W = adalah beban angin.
 L = 0,5 bila L<5 kPa, dan  L = 1 bila L>5
kPa

Metode Elemen Hingga


Metode elemen hingga merupakan suatu
metode dalam menyelesaikan suatu model
atau prototype produk. Penggunaan metode Gambar 5. Distribusi Tegangan pada
elemen hingga sangat membantu dalam lempengan yang ditarik
perancangan dan mengurangi ongkos
sehingga suatu produk dapat dihasilkan
dengan mudah dan murah tanpa mengurangi
fungsi dari poduk tersebut. [5]
Pada metode elemen hingga pemodelan
dilakukan dengan membagi model yang akan .

365
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Mulai
A

Tinjauan Pustaka/Studi Menentukan Besar


Literatur Beban Yang Bekerja

Analisis Struktur
Input : Tower Menggunakan
Gambar 6. Penyelesaian dengan metode Menenukan Properti Metode Elemen Hingga
Material dan Titik
elemen hingga Koordinat

Output :
- Penyelesaian dengan metode elemen Deformasi

hingga sangat berbeda dengan metode Pemodelan Tower


numerik tetapi langkah-langkah analisisnya
Kesimpulan
bisa sama. Dengan metode elemen hingga
Menentukan Jenis
akan diperoleh hasil mendekati yang Tumpuan Pada Tower
sebenarnya sementara dengan metode
Selesai
numerik hanya akan dihasilkan formulasi
integral untuk menghasilkan sistem A
persamaan aljabar dan fungsi-fungsi kontinu
untuk pendekatan parameter-parameter yang
Gambar 7. Diagram Alir Penelitian
belum diketahui.
T Tabel 1. Material Properti
METODOLOGI PENELITIAN No. Material Properti Nilai
Diagram Alir Penelitian 1 Young modulus 70GPa
Langkah penelitian dengan metode 2 Poisson Ratio 0.3
elemen hingga ini dapat dilihat pada Gambar
7. Pada Gambar 7 terlihat bahwa langkah Gambar 8. menunjukkan dimensi dari
awal dalam penelitian ini adalah memilih konstruksi tower persegi empat yang
material dan jenis tower yang digunakan memiliki ukuran tinggi (h) = 10 m, lebar
dilanjutkan dengan membuat model dan bawah (l1) = 5 m, lebar atas (l2) = 3.6 m,
menentukan jenis tumpuan serta besar dengan jumlah node = 32 dan jumlah
beban angin yang diberikan yaitu sebesar elemen = 96.
1000N. Selanjutnya hasil yang diperoleh
berupa deformasi yang terjadi dianalisis.

Spesifikasi Tower/Menara
Pada penelitian ini, pemodelan
strukturnya dilakukan dengan menggunakan
bentuk konstruksi segitiga dan persegi
empat. Dimensi/ukuran tinggi tower adalah
10 meter dan lebar dasar konstruksi adalah 5
meter.
Material yang digunakan untuk
perancangan tower adalah baja dengan jenis
heavy duty. Spesifikasi material ditunjukkan Gambar 8. Tower persegi empat 10 m
pada tabel 1..

366
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Gambar 9 menunjukkan dimensi dari Simulasi tower untuk bentuk konstruksi


konstruksi tower segitiga yang memiliki segitiga dengan tinggi 10 m ditunjukkan oleh
ukuran tinggi (h) = 10 m, lebar bawah (l1) = 5 Gambar 3.5. Pada simulasi ini, tumpuan
m, lebar atas (l2)= 3.6 m dengan jumlah node yang digunakan adalah tumpuan jepit dan
= 24 dan jumlah elemen = 73. besar beban angin yang diberikan
diasumsikan 1000 N yang dibuat searah
sumbu x.

1000 N

Gambar 11. Simulasi Tower segitiga 10m

Gambar 9. Tower segitiga 10 m HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 10. menunjukkan model untuk Hasil Pemodelan
simulasi tower bentuk konstruksi empat Pemodelan dan analisis tower pada
persegi dengan tinggi 10 m. Tumpuan yang penelitian ini dilakukan dengan
diberikan pada dasar konstruksi tower adalah menggunakan metode elemen hingga.
tumpuan jepit, dan besar beban angin 1000 Dimana hasil yang diperoleh adalah berupa
N. nilai defleksi maksimum dan gaya yang
1000 N bekerja pada tumpuan akibat pengaruh
beban angin.
Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa nilai defleksi maksimum terhadap
sumbu x pada tower bentuk persegi empat
dengan ketinggian 10 m terletak pada node
32 dengan nilai 0.00114 m, terhadap sumbu
y sebesar 0.00009 m terletak pada node 30,
dan terhadap sumbu z terletak pada node 23
dengan nilai -0.00011 m.

Gambar 10. Simulasi Tower persegi empat


10 m

367
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Tabel 2.. Gaya yang bekerja pada tower Nilai defleksi maksimum terhadap sumbu
persegi empat dengan ketinggian 10 m x pada tower bentuk segitiga dengan tinggi
10 m terletak pada node 22 dengan nilai
0.00064 m, terhadap sumbu y terletak pada
NODE Fx (N) Fy (N) node 22 dengan nilai -0.00007 m, dan
1 133.33 133.33 terhadap sumbu z terletak pada node 20
2 866.67 -133.33 dengan nilai -0.00013 m.
3 133.33 133.33
4 866.67 -133.33
29 -1000
32 -1000

Selain defleksi yang terjadi akibat


pembebanan terdapat juga gaya yang
bekerja pada tumpuan tower, yang
ditunjukkan oleh Tabel 1. Dimana pada tabel
2. terliohat besarnya gaya yang bekerja pada
node 1 sebesar 133 N dan node 32 sebesar
1000 N.
Pada Gambar 12. terlihat bahwa defleksi Nilai Defleksi (m)
paling besar terjadi pada daerah puncak Gambar 13.. Hasil Pemodelan tower
tower yang ditunjukkan dengan warna segitiga 10 m
merah. Nilai defleksi yang terjadi pada setiap
node akan semakin kecil dan nol jika posisi
node semakin ke bawah hingga pada
tumpuan. Nilai defleksi pada setiap node dari
posisi puncak sampai dengan bawah tower
persegi dengan ketinggian 10 m dapat dilihat
pada Tabel 2.

Nilai Defleksi (m)


Gambar 12. Hasil Pemodelan Tower
Persegi Empat 10 m
Hasil pemodelan tower persegi empat
dengan ketinggian 10 m menunjukkan
bahwa ketinggian tower berbanding lurus
dengan nilai defleksi, dimana semakin tinggi
tower maka nilai defleksi juga akan semakin
meningkat.

368
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Tabel 3. Nilai Defleksi Tower pada setiap Tabel 4. Gaya yang bekerja pada Tower
Node Segitiga pada ketinggian 10 m
Nilai Nilai Nilai
Defleksi Defleksi Defleksi NODE Fx Fy
NODE
sumbu x sumbu y sumbu z 1 496.64 133.33
(UX) (UY) (UZ) 2 496.69 -133.33
1 0.00000 0.00000 0.00000 3 6.6667
22 -1000
2 0.00000 0.00000 0.00000
3 0.00000 0.00000 0.00000 Pada Tabel 4. terlihat besar gaya yang
4 0.00000 0.00000 0.00000 bekerja pada tumpuan tower segitiga dengan
5 0.00007 0.00001 0.00004 ketinggian 10 m, dimana nilai gaya terbesar
terdapat pada node 22 sebesar 1000 N.
6 0.00012 0.00001 -0.00003
7 0.00007 0.00001 -0.00004 Tabel 5. Nilai Defleksi Tower pada setiap
8 0.00012 0.00001 0.00003 Node
9 0.00022 0.00003 0.00007 Nilai
10 0.00027 0.00003 -0.00006 Nilai Defleksi Nilai Defleksi Defleksi
NODE
sumbu x (UX) sumbu y (UY) sumbu z
11 0.00022 0.00003 -0.00007 (UZ)
12 0.00027 0.00003 0.00006 1 0.00000 0.00000 0.00000
2 0.00000 0.00000 0.00000
13 0.00038 0.00004 0.00009
3 0.00000 0.00000 0.00000
14 0.00043 0.00004 -0.00007 4 0.00004 -0.00001 0.00004
5 0.00004 0.00001 -0.00004
6 0.00003 0.00000 0.00000
15 0.00038 0.00004 -0.00009
7 0.00011 -0.00002 0.00007
16 0.00043 0.00004 0.00007 8 0.00011 0.00002 -0.00007
17 0.00055 0.00005 0.00010 9 0.00008 0.00000 0.00000
10 0.00019 -0.00002 0.00009
18 0.00061 0.00005 -0.00008
11 0.00019 0.00002 -0.00009
19 0.00055 0.00005 -0.00010 12 0.00015 0.00000 0.00000
20 0.00061 0.00005 0.00008 13 0.00029 -0.00003 0.00011
14 0.00029 0.00003 -0.00011
21 0.00074 0.00007 0.00011
15 0.00023 0.00000 0.00000
22 0.00079 0.00007 -0.00008 16 0.00041 -0.00004 0.00012
23 0.00074 0.00007 -0.00011 17 0.00041 0.00004 -0.00012
24 0.00079 0.00007 0.00008 18 0.00033 0.00000 0.00000
19 0.00053 -0.00005 0.00013
25 0.00093 0.00008 0.00011 20 0.00054 0.00005 -0.00013
26 0.00098 0.00008 -0.00008 21 0.00043 -0.0000001 0.00000
27 0.00093 0.00008 -0.00011 22 0.00064 -0.00007 0.00012
23 0.00062 0.00006 -0.00012
28 0.00098 0.00008 0.00008
24 0.00050 0.00000 0.00000
29 0.00109 0.00009 0.00009
30 0.00109 0.00009 -0.00007 Node 22 22 20
Nilai 0.00064 -0.00007 -0.00013
31 0.00109 0.00009 -0.00009
32 0.00114 0.00009 0.00006
Sama seperti tower persegi empat,
Node 32 30 23 defleksi yang lebih besar terjadi pada daerah
Nilai puncak tower segitiga, seperti terlihat pada
0.00114 0.00009 -0.00011
Max

369
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

Gambar 13. Nilai defleksi akan semakin diasumsikan searah dengan sumbu x
kecil hingga posisi node paling bawah. menyebabkan defleksi terhadap sumbu x
Nilai defleksi setiap node pada tower segitiga lebih besar jika dibandingkan dengan sumbu
dengan ketinggian 10 m dapat dilihat pada y dan z. Nilai defleksi pada tower segitiga
Tabel 5. Ketinggian pada tower segitiga juga juga akan semakin besar jika dimensi tower
berbanding lurus dengan defleksi, dimana segitiga semakin tinggi.
nilai defleksi akan semakin besar jika
ketinggian tower bertambah. Perbandingan Hasil Analisis Tower
Persegi Empat dengan Segitiga
Pembahasan Dari hasil pemodelan untuk analisis
Pemodelan dan simulasi pada tower antara tower persegi empat dengan segitiga,
dilakukan dengan menggunakan metode terlihat bahwa nilai defleksi pada tower
elemen hingga yaitu dengan membagi tower dengan bentuk segitiga lebih kecil bila
menjadi beberapa elemen dan node. Jenis dibandingkan dengan tower bentuk persegi
tumpuan yang digunakan adalah jenis empat. Hal ini dapat disebabkan oleh luas
tumpuan jepit, dimana beban angin yang area truss pada tower segitiga lebih kecil
diberikan diasumsikan terpusat pada puncak daripada tower persegi empat. Sehingga
tower sebesar 1000 N dalam arah sumbu x. beban yang terdistribusi pada tower segitiga
Analisis pada tower dibuat dengan ukuran lebih kecil dan menyebabkan defleksi yang
ketinggian yaitu 10 m. Hasil yang diperoleh terjadi juga lebih kecil.
dari dari pemodelan tower persegi empat dan
segitiga menunjukkan bahwa nilai defleksi KESIMPULAN
maksimum terjadi pada daerah puncak
tower. Dan akibat pembebanan terdapat juga Berdasarkan analisa dan pembahasan
gaya yang bekerja pada tumpuan tower. struktur tower berbentuk segitiga dan persegi
Nilai defleksi maksimum pada tower empat dengan ketinggian 10 m dengan
persegi empat dengan ketinggian 10 m menggunakan metode elemen hingga dapat
terdapat pada node 32 sebesar 0.00114 m, disimpulkan bahwa :
terhadap sumbu y terdapat pada node 30 1. Nilai defleksi maksimum terhadap sumbu
dengan nilai 0.00009 m dan terhadap sumbu x pada tower persegi empat terdapat pada
z terdapat pada node 23 dengan nilai - node 32 sebesar 0.00114 m, terhadap
0.00011 m. Nilai defleksi terhadap sumbu x sumbu y terdapat pada node 30 dengan
lebih besar jika dibandingkan dengan sumbu besar 0.00008 m dan terhadap sumbu z
y dan z. Hal ini disebabkan oleh beban angin terdapat pada node 23 sebesar -0.00011
yang searah dengan sumbu x dan kekakuan m. Gaya yang bekerja terhadap sumbu x
dalam arah sumbu y dan z lebih tinggi dan y pada node 1 dan 3 memiliki nilai
dibandingkan dalam arah sumbu x. yang sama yaitu 133.33 N, gaya yang
Nilai defleksi pada node dipengaruhi oleh bekerja pada node 2 dan 4 terhadap
besarnya ketinggian tower dimana semakin sumbu x adalah sebesar 866.67 N,
tinggi tower maka nilai defleksi juga akan terhadap sumbu y adalah sebesar -133.33
semakin besar. Ini disebabkan oleh luas area N dan gaya yang bekerja pada node 29
truss yang semakin kecil pada dimensi tower dan 32 adalah sebesar -1000 N.
yang semakin tinggi. 2. Sedangkan nilai defleksi maksimum
terhadap sumbu x pada tower segitiga
Hasil analisis pada tower persegi empat
terdapat pada node 22 dengan nilai
dengan ketinggian 10 m berbeda dengan
0.00064 m, terhadap sumbu y terletak
tower segitiga. Dimana nilai defleksi
pada node 22 dengan nilai -0.00007 m,
maksimum terhadap sumbu x pada tower
dan terhadap sumbu z terletak pada node
segitiga terdapat pada node 22 sebesar
20 dengan nilai -0.00013 m. Gaya yang
0.00064 m, terhadap sumbu y terdapat pada
bekerja terhadap sumbu x pada node 1
node 22 dengan nilai -0.00007 m dan
adalah 496.64 N, terhadap sumbu y
terhadap sumbu z terdapat pada node 20
133.33 N, gaya pada node 2 terhadap
dengan nilai -0.00013 m. Beban angin yang
sumbu x adalah 496.69 N, terhadap

370
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 2 Tahun 2012 : 362-371 ISSN 0216-468X

sumbu y adalah -133.33 N, gaya pada [2] Triono Subagio dan Kori Effendi
node 3 terhadap sumbu x adalah 6.6667 Mahmud, 2006, “Pengaruh Beban Angin
dan gaya yang bekerja pada node 22 Terhadap Struktur Roof Top Tower
terhadap sumbu x adalah -1000 N. Telepon Seluler”. Jurnal Teknik Sipil
Volume III No 2, Universitas Negeri
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA [3] Beer, P.F., Johnston, Jr, E Russell,
1989, Mekanika untuk Insinyur “Statika”,
[1] Sumargo, Achmad Djihad, Iwan Erlangga, Ed. 4.
Setiawan, Dudi Arief Mulyadi, 2008,
[4] Finahari, N., 2006, Metode Elemen
“Analisa Respon Struktur Menara
Hingga, Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Pemancar Tipe “Monopole“ 120 M
Teknik Universitas Widyagama, Malang.
Akibat Beban Angin Rencana Dengan
Periode Ulang 10 Tahunan Di Stasiun [5] Cook, Robert D., 1990, Konsep dan
Badan Meteorologi Dan Geofisika Aplikasi “Metode Elemen Hingga”,
Semarang”, Jurnal Teknik Sipil Volume Eresco Bandung.
VIII Nomor 1, Semarang.

371
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER BTS


TIPE SELF-SUPPORTING TOWER
Ezra Arnoldus Mamarimbing
Banu Dwi Handono, M. D. J. Sumajouw
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: refoezra@gmail.com

ABSTRAK
Kebutuhan akan jaringan komunikasi nirkabel yang baik membutuhkan infrastruktur pendukung
sepperti menara pemancar (Base Transciever Station – BTS). Material yang digunakan pada
konstruksi menara adalah baja L atau baja siku yang ukuran penampangnya disesuaikan mengikuti
disain menara. Perencanaan Struktur Tower BTS Tipe Self-Supporting Tower ini akan direncanakan
sesuai dengan standar EIA/TIA-222-F. Perecenaan ini menggunakan program MS.Tower untuk
mendapatkan pemodelan dan hasil kontrol tegangan baja terhadap kuat tekan dan kuat tarik, serta
kontrol jumlah baut terhadap sambungan. Pembebanan yang ditinjau mengikuti standar EIA/TIA-
222-F. Berdasarkan hasl disain struktur baja ini maka, profil-profil yang akan digunakan bervariasi
dimulai dari profil baja 70x70x8 untuk bagian LEG panel paling atas sampai dengan 200x200x20
untuk panel paling bawah, profil baja 60x60x6 sampai dengan 80x80x8 untuk bagian XBR (Cross-
Bracing), profil baja 50x50x5 sampai 70x70x7 untuk bagian HOR (Horizontal-Bracing) dan PBR
(Plan-Bracing).
Kata Kunci: SST, MSTower, EIA/TIA-222-F

PENDAHULUAN beban angin rencana menggunakan standar


EIA/TIA-222-F-1996.
Latar belakang Berdasarkan rumusan masalah tersebut
Perkembangan teknologi komunikasi di maka diambil judul penelitian untuk dibahas,
Indonesia terus mengalami perkembangan yaitu: Perencanaan Struktur Tower BTS Tipe
yang cukup pesat. Perkembangan ini memacu Self-Supporting Tower”
peningkatan pembangunan menara pemancar
(Base Transceiver Sation-BTS) yang berguna Batasan Masalah
memfasilitasi komunikasi nirkabel antara Adapun ruang lingkup dalam penelitian
piranti komunikasi dan jaringan operator. ini, antara lain:
Dengan adanya menara tersebut memungkin- 1. Tidak membahas tipe Tower selain SST.
kan terjadinya proses komunikasi, maupun (misal : monopole, guyed tower).
pertukaran informasi. 2. Perhitungan pembebanan sesuai EIA/TIA
Dalam perencanaan konstruksi menara, -222-F, 1996.
ada beberapa faktor yang harus diperhitung- 3. Pemodelan serta analisa struktur menara
kan. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi menggunakan bantuan program MS.
jumlah dan mutu bahan yang dipakai. Salah TOWER.
satu faktor yang vital untuk diperhitungkan 4. Tidak membahas analisa biaya.
adalah pembebanan yang terjadi pada struktur 5. Tidak membahas tentang metode
atas menara, seperti beban angin, dan juga pelaksanaan.
perencanaan pondasi sesuai dengan keadaan 6. Tidak merencanakan struktur tangga
tanah pada wilayah dimana menara ini akan (struktur sekunder).
dibangun. 7. Menggunakan antenna jenis microwave
sebanyak 12 buah.
Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas tentang Tujuan Penelitian
bagaimana mendesain struktur atas dan bawah Tujuan penelitian ini adalah :
menara pemancar yang aman dan efisien 1. Merencanakan dimensi batang
berdasarkan beban mati, beban hidup, dan 2. Merencanakan sambungan
3. Merencanakan pondasi

765
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Manfaat Penelitian adalah berat yang tergantung dari jenis profil


1. Diharapkan dapat memberikan manfaat yang digunakan dalam perencanaan struktur
dan informasi lebih detail untuk dapat menara tersebut.
merencanakan suatu tower dengan
ketinggian 42 m.
2. Dapat merencanakan suatu struktur
dengan menggunakan profil terefisien,
dengan batasan-batasan yang telah
ditetapkan dalam peraturan.

LANDASAN TEORI

Struktur Baja dan Menara


Baja merupakan material yang sudah
umum digunakan dalam dunia konstruksi.
Tujuan utamanya adalah untuk membentuk Gambar 1. Self-Supporting Tower berkaki
rangka bangunan maupununtuk mengikat empat (kiri), berkaki tiga (kanan)
komponen- komponen struktur lainnya.
Konstruksi baja memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dengan material struktur
bangunan lainnya seperti beton, kayu, maupun
material terbaru yaitu komposit. (Berman,
2012).
Salah satu bangunan yang menggunakan
struktur baja adalah menara pemancar. Menara
pemancar yang digunakan secara umum dapat
digolongkan ke dalam tiga tipe, yaitu:
1) Self-Supporting Tower, adalah menara
yang memiliki pola batang yang disusun
dan disambung sehingga membentuk
rangka yang berdiri sendiri tanpa adanya
sokongan lainnya. Terdapat 2 tipe menara
SST yaitu yang ber kaki tiga dan berkaki
empat. Gambar 2. Guyed Tower
2) Guyed Tower, adalah jenis menara yang
disokong dengan kabel-kabel yang
diangkurkan pada landasan tanah, menara
ini disusun atas pola batang sama halnya
dengan self-supporting tower, akan tetapi
jenis guyed tower memiliki dimensi
batang yang lebih kecil.
3) Monopole, adalah jenis menara yang
hanya terdiri dari satu batang atau satu
tiang yang didirikan langsung ke dalam
tanah. Dari penampangnya menara tipe
monopole ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu Circular-pole dan Tapered-pole.

Analisa Pembebanan Gambar 3. Monopole Tower


Dalam pembebanan menara ada 3 jenis
beban yang diperhtiungkan yaitu beban mati, Berat ini secara otomatis akan dihitung
beban hidup dan beban angin. Beban mati sendiri dalam program bantu MS TOWER.
terdiri dari berat sendiri menara, berat antenna, Beban mati tambahan pada menara berupa
berat tangga dan bordes. Beban sendiri menara tangga dan beban antenna.

766
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Beban hidup yang diperhitungkan adalah


beban orang yang bekerja baik yang terletak
pada tangga dan bordes.
Beban angin, perencanaan beban angin
padamenara ini dihitung terhadap dua
kategori; yaitu angin yang menerpa struktur
dan angin yang menerpa antenna.
1) Beban Angin pada Struktur Menara
Perhitungan beban angin pada menara
menurut standar EIA/TIA-222-F adalah:
𝐹 = 𝑧𝑞 𝑥 𝐺ℎ 𝑥 (𝐶𝑓 𝑥 𝐴𝑒 +
∑ (𝐶𝑎 𝑥 𝐴𝑎) (1)

𝐹 ≤ 2𝑞𝑧 𝑥 𝐺𝐻 𝑥 𝐴𝑔 (2)

2) Beban Angin pada Antena Gambar 5. Proyeksi 3 Dimensi Tower


Perhitungan beban angin pada antena
bentuk parabolik menurut EIA/TIA-222-F Data Tanah
adalah sebagai berikut: Berdasarkan data tanah yang diperoleh,
𝐹𝑎 = 𝐶𝑎 𝑥 𝐴 𝑥 𝐾𝑧 𝑥 𝐺ℎ 𝑥 𝑣² (3) hasilnya sebagai berikut :
𝐹𝑎 = 𝐶𝑠 𝑥 𝐴 𝑥 𝐾𝑧 𝑥 𝐺ℎ 𝑥 𝑣² (4) 1. Lapisan tanah keras pada titik S1 berada
𝑀 = 𝐶𝑚 𝑥 𝐴 𝑥 𝐷 𝑥 𝐾𝑧 𝑥 𝐺ℎ 𝑥 𝑣² (5) pada kedalaman 5,2 m dengan muka air
tanah (MAT) pada kedalaman 3,5 m.
2. Bangunan yang direncanakan pada tugas
METODOLOGI PENELITIAN akhir ini berlokasi di daerah Likupang,
kabupaten Minahasa Utara, provinsi
Data Perencanaan Sulawesi Utara.
Gambar Struktur Mutu Material
Pada penelitian ini objek yang akan di 1. Mutu Baja BJ37 dengan fy=240 Mpa dan
bahas adalah Struktur Tower BTS (Base fu=370 Mpa
Transciever Station) Tipe Self-Supporting 2. Mutu baut ASTM 36 yaitu A325, dengan
Tower setinggi 42 m dengan lebar struktur Fub 845 Mpa.
bagian atas sebesar 1.3 m dan struktur bagian
bawah sebesar 4 m. Pembebanan
Untuk pembebanan sesuai dengan standar
EIA/TIA-222-F, yaitu :
𝐿𝑜𝑎𝑑 = 𝐷𝐿 + 𝑊𝐿 (°)

Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dalam penelitian ini
adalah:
1. Pengumpulan data yang akan digunakan
dalam perencanaan
2. Pradisain berupa pemodelan 3D dengan
menggunakan MS Tower v6.2
3. Memasukan beban lainnya seperti beban
angin dan antena, serta diberikan
kombinasi pembebanan sesuai standar
EIA/TIA-222-F
4. Build/Load/Analyse untuk mengecek
apakah data-data yang dimasukkan sudah
Gambar 4. Tampak Depan Tower benar (tidak terjadi Error)
5. Lakukan Member Check > Tower sesuai
dengan standar yang digunakan yaitu

767
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

EIA/TIA-222-F terhadap kombinasi 3. Panel 1,2,3,4 memiliki tinggi masing-


pembebanan yang ditentukan masing 2 m dengan lebar bagian atas panel
6. Periksa / Cek hasil pradesain dengan yang sama yaitu 2 m.
melihat ratio perbandingan antara Axial 4. Panel 5,6,7,8 memiliki tinggi yang sama
stress in member (f) terhadap Allowable yaitu 2 m namun lebar bagian atas panel
stress (F) pada hasil output gaya Tarik yang berbeda-beda dimana semakin ke
7. terhadap (Cap) pada hasil output terhadap bagian bawah menara maka lebar bagian
sambungan Baut apakah memenuhi atau atas panel akan semakin besar.
tidak (nilai ratio < 1) 5. Panel 9,10,11,12 memiliki tinggi yang
8. Hitung Stub dan Pondasi sama yaitu 2,5 m.
9. Buat gambar Detail Engineering 6. Panel 13,14,15 memiliki tinggi yang sama
yaitu 3 m.
7. Panel 16 dan 17 memiliki tinggi yang
Bagan Alir sama yaitu 3,5 m.
8. Lebar menara dari panel 1 sampai panel 4
sama yaitu 2 m dan dari panel 5 ( ukuran
menara meningkat secara linear dari 2m
sampai 4m pada panel 17 ukuran dari
lebar menara meningkat dari 2m sampai
4m.
9. Material profil baja yang digunakan
menggunakan jenis BJ-37 dengan kuat
leleh (Fy)= 240 MPa dan kuat putus (Fu) =
370 MPa.
10. Mutu baut ASTM 36 yaitu A325.
11. Antena yang akan digunakan berjumlah 12
buah, terdiri dari 8 buah antena tipe
SH1PR-4 (Shielded One Piece Planar
Radome) dengan diameter 1,2m dan berat
77 kg, 4 buah antena tipe SH1PR-2
dengan diameter 0,6 m dan berat 41 kg.

Pemodelan Struktur
Struktur menara dimodelkan 3D
dengan menggunakan program MS Tower
sebagai berikut.

Gambar 6. Bagan Alir

ANALISIS DAN DISAIN

Data Dimensi Awal


Deskripsi Bangunan
1. Struktur menara BTS tipe Self-Spporting
Tower ini berkaki empat
2. Struktur menara terdiri dari 17 panel,
panel 1 berada di bagian paling puncak
menara dan panel 17 di bagian paling
bawah.
Gambar 7. Model 3D Struktur

768
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Plan Bracing

Gambar 10. Plan Bracing tipe PL2

Tabel 2. Profil dan Dimensi Rangka Plan


Bracing

Gambar 8. Tampak Depan Struktur

Pradisain Analisa Pemodelan


Pradisain awal dimensi tiap-tiap rangka batang Analisa pemodelan dilakukan mengguna-
/ panel sebagai berikut. kan program Ms.Tower V6 yang memudahkan
perencanaan dalam mendapatkan kontrol
Face Panel tegangan baja terhadap kuat tarik maupun
tekan, beserta kontrol kekuatan antara ukuran
& jumlah baut pada sambungan antar rangka
struktur baja.

Hasil Analisa Disain Awal


Hasil analisa terhadap disain awal
struktur tanpa dan dengan beban antena adalah
Gambar 9. Face Panel tipe XH1 sebagai berikut :
Tabel 1. Profil dan Dimensi Rangka Face
Panel

Gambar 11. Denah Panel 1, 2 & 3

769
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Tabel 3. Kontrol Disain Panel 1, 2, 3 Tanpa Tabel 7. Kontrol Disain Panel 5 Tanpa Antena
Antena
Panel 5 (Tanpa Antena)
Panel 1,2,3 (Tanpa Antena) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
Ukuran LEG EA80X80X8 0.325 ok! 0.231 ok! 0.399 ok!
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA70X70X8 0.068 ok! 0.041 ok! 0.104 ok! XBR EA60X60X6 0.128 ok! 0.066 ok! 0.168 ok!
XBR EA60X60X6 0.056 ok! 0.032 ok! 0.080 ok! HOR EA50X50X5 0.014 ok! 0.012 ok! 0.019 ok!
HOR EA50X50X5 0.005 ok! 0.005 ok! 0.008 ok! PBR EA50X50X5 0.002 ok! 0.002 ok! 0.003 ok!
PBR EA50X50X5 0.001 ok! 0.001 ok! 0.001 ok!
Tabel 8. Kontrol Disain Panel 5 Dengan
Tabel 4. Kontrol Disain Panel 1, 2, 3 Dengan Antena
Antena
Panel 5 (Dengan Antena)
Panel 1,2,3 (Dengan Antena) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut LEG EA80X80X8 0.419 ok! 0.292 ok! 0.515 ok!
LEG EA70X70X8 0.068 ok! 0.041 ok! 0.104 ok! XBR EA60X60X6 0.276 ok! 0.144 ok! 0.363 ok!
XBR EA60X60X6 0.056 ok! 0.032 ok! 0.080 ok! HOR EA50X50X5 0.063 ok! 0.051 ok! 0.081 ok!
HOR EA50X50X5 0.005 ok! 0.005 ok! 0.008 ok! PBR EA50X50X5 0.005 ok! 0.004 ok! 0.005 ok!
PBR EA50X50X5 0.001 ok! 0.001 ok! 0.001 ok!

Gambar 12. Denah Panel 4 Gambar 14. Denah Panel 6


Tabel 5. Kontrol Disain Panel 4 Tanpa Antena Tabel 9. Kontrol Disain Panel 6 Tanpa Antena
Panel 4 (Tanpa Antena) Panel 6 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.213 ok! 0.149 ok! 0.391 ok! LEG EA80X80X8 0.448 ok! 0.322 ok! 0.331 ok!
XBR EA60X60X6 0.108 ok! 0.056 ok! 0.146 ok! XBR EA60X60X6 0.151 ok! 0.075 ok! 0.192 ok!
HOR EA50X50X5 0.010 ok! 0.009 ok! 0.014 ok! HOR EA50X50X5 0.019 ok! 0.015 ok! 0.024 ok!
PBR EA50X50X5 0.010 ok! 0.007 ok! 0.011 ok! PBR EA50X50X5 0.003 ok! 0.046 ok! 0.003 ok!

Tabel 6. Kontrol Disain Panel 4 Dengan Tabel 10. Kontrol Disain Panel 6 Dengan
Antena Antena
Panel 4 (Dengan Antena) Panel 6 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.248 ok! 0.170 ok! 0.456 ok! LEG EA80X80X8 0.657 ok! 0.469 ok! 0.486 ok!
XBR EA60X60X6 0.178 ok! 0.093 ok! 0.241 ok! XBR EA60X60X6 0.286 ok! 0.143 ok! 0.365 ok!
HOR EA50X50X5 0.011 ok! 0.010 ok! 0.016 ok! HOR EA50X50X5 0.029 ok! 0.022 ok! 0.034 ok!
PBR EA50X50X5 0.010 ok! 0.007 ok! 0.011 ok! PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.047 ok! 0.005 ok!

Gambar 13. Denah Panel 5


Gambar 15. Denah Panel 7

770
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Tabel 11. Kontrol Disain Panel 7 Tanpa Tabel 15. Kontrol Disain Panel 9 Tanpa
Antena Antena
Panel 7 (Tanpa Antena) Panel 9 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Rangka
Ukuran
Tekan Tarik Sambungan Baut
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut LEG EA90X90X8 0.804 ok! 0.561 ok! 0.458 ok!
LEG EA90X90X8 0.483 ok! 0.366 ok! 0.421 ok! XBR EA60X60X6 0.303 ok! 0.113 ok! 0.292 ok!
HOR EA50X50X5 0.047 ok! 0.029 ok! 0.046 ok!
XBR EA60X60X6 0.176 ok! 0.083 ok! 0.215 ok! PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.003 ok! 0.004 ok!
HOR EA50X50X5 0.026 ok! 0.019 ok! 0.030 ok!
PBR EA50X50X5 0.004 ok! 0.002 ok! 0.003 ok!
Tabel 16. Kontrol Disain Panel 9 Dengan
Tabel 12. Kontrol Disain Panel 7 Dengan Antena
Antena Panel 9 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Panel 7 (Dengan Antena) Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran LEG EA90X90X8 1,223 tdk ok! 0.859 ok! 0.698 ok!
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA90X90X8 0.737 ok! 0.557 ok! 0.643 ok! XBR EA60X60X6 0.444 ok! 0.167 ok! 0.429 ok!
XBR EA60X60X6 0.300 ok! 0.144 ok! 0.368 ok! HOR EA50X50X5 0.072 ok! 0.044 ok! 0.069 ok!
HOR EA50X50X5 0.040 ok! 0.029 ok! 0.046 ok!
PBR EA50X50X5 0.009 ok! 0.004 ok! 0.006 ok!
PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.004 ok! 0.006 ok!

Gambar 16. Denah Panel 8


Gambar 18. Denah Panel 10
Tabel 13. Kontrol Disain Panel 8 Tanpa
Antena Tabel 17. Kontrol Disain Panel 10 Tanpa
Antena
Panel 8 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Panel 10 (Tanpa Antena)
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
LEG EA90X90X8 0.615 ok! 0.467 ok! 0.383 ok! Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
XBR EA60X60X6 0.200 ok! 0.093 ok! 0.237 ok! LEG EA100X100X10 0.702 ok! 0.516 ok! 0.402 ok!
HOR EA50X50X5 0.036 ok! 0.024 ok! 0.038 ok! XBR EA60X60X6 0.340 ok! 0.124 ok! 0.313 ok!
PBR EA50X50X5 0.005 ok! 0.002 ok! 0.004 ok! HOR EA50X50X5 0.066 ok! 0.036 ok! 0.057 ok!
PBR EA50X50X5 0.007 ok! 0.003 ok! 0.005 ok!

Tabel 14. Kontrol Disain Panel 8 Dengan Tabel 18. Kontrol Disain Panel 10 Dengan
Antena Antena
Panel 8 (Dengan Antena)
Panel 10 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Ukuran
LEG EA90X90X8 0.943 ok! 0.719 ok! 0.588 ok! Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
XBR EA60X60X6 0.315 ok! 0.148 ok! 0.373 ok! LEG EA100X100X10 1,049 tdk ok! 0.776 ok! 0.601 ok!
HOR EA50X50X5 0.055 ok! 0.037 ok! 0.058 ok! XBR EA60X60X6 0.470 ok! 0.172 ok! 0.434 ok!
PBR EA50X50X5 0.007 ok! 0.004 ok! 0.006 ok! HOR EA50X50X5 0.099 ok! 0.054 ok! 0.085 ok!
PBR EA50X50X5 0.010 ok! 0.004 ok! 0.007 ok!

Gambar 17. Denah Panel 9 Gambar 19. Denah Panel 11

771
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Tabel 19. Kontrol Disain Panel 11 Tanpa Tabel 23. Kontrol Disain Panel 13 Tanpa
Antena Antena
Panel 11 (Tanpa Antena) Panel 13 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 0.813 ok! 0.600 ok! 0.467 ok! LEG EA100X100X10 1,187 tdk ok! 0.807 ok! 0.522 ok!
XBR EA60X60X6 0.384 ok! 0.131 ok! 0.339 ok! XBR EA60X60X6 0.592 ok! 0.160 ok! 0.414 ok!
HOR EA50X50X5 0.084 ok! 0.042 ok! 0.066 ok! HOR EA60X60X6 0.075 ok! 0.036 ok! 0.089 ok!
PBR EA50X50X5 0.009 ok! 0.003 ok! 0.005 ok! PBR EA50X50X5 0.013 ok! 0.004 ok! 0.006 ok!

Tabel 20. Kontrol Disain Panel 11 Dengan Tabel 24. Kontrol Disain Panel 13 Dengan
Antena Antena
Panel 11 Panel 13 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 1,192 tdk ok! 0.886 ok! 0.684 ok! LEG EA100X100X10 1,672 tdk ok! 1,145 tdk ok! 0.735 ok!
XBR EA60X60X6 0.508 ok! 0.174 ok! 0.447 ok! XBR EA60X60X6 0.729 ok! 0.198 ok! 0.511 ok!
HOR EA50X50X5 0.123 ok! 0.061 ok! 0.097 ok! HOR EA60X60X6 0.105 ok! 0.050 ok! 0.125 ok!
PBR EA50X50X5 0.012 ok! 0.004 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.017 ok! 0.005 ok! 0.008 ok!

Gambar 20. Denah Panel 12 Gambar 22. Denah Panel 14

Tabel 21. Kontrol Disain Panel 12 Tanpa Tabel 25. Kontrol Disain Panel 14 Tanpa
Antena Antena
Panel 12 (Tanpa Antena) Panel 14 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 0.964 ok! 0.712 ok! 0.462 ok! LEG EA120X120X12 0.885 ok! 0.653 ok! 0.490 ok!
XBR EA60X60X6 0.424 ok! 0.141 ok! 0.356 ok! XBR EA70X70X8 0.349 ok! 0.112 ok! 0.440 ok!
HOR EA50X50X5 0.109 ok! 0.050 ok! 0.079 ok! HOR EA60X60X6 0.096 ok! 0.042 ok! 0.104 ok!
PBR EA50X50X5 0.010 ok! 0.004 ok! 0.005 ok! PBR EA50X50X5 0.016 ok! 0.004 ok! 0.007 ok!

Tabel 22. Kontrol Disain Panel 12 Dengan Tabel 26. Kontrol Disain Panel 14 Dengan
Antena Antena
Panel 12 (Dengan Antena) Panel 14 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 1,385 tdk ok! 1,031 tdk ok! 0.663 ok! LEG EA120X120X12 1,221 tdk ok! 0.908 ok! 0.675 ok!
XBR EA60X60X6 0.541 ok! 0.180 ok! 0.454 ok! XBR EA70X70X8 0.418 ok! 0.134 ok! 0.528 ok!
HOR EA50X50X5 0.156 ok! 0.071 ok! 0.113 ok! HOR EA60X60X6 0.132 ok! 0.058 ok! 0.144 ok!
PBR EA50X50X5 0.013 ok! 0.004 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.019 ok! 0.005 ok! 0.008 ok!

Gambar 21. Denah Panel 13 Gambar 23. Denah Panel 15

772
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Tabel 27. Kontrol Disain Panel 15 Tanpa Tabel 31. Kontrol Disain Panel 17 Tanpa
Antena Antena
Panel 15 (Tanpa Antena) Panel 17 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA120X120X12 0.985 ok! 0.726 ok! 0.546 ok! LEG EA120X120X12 1,343 tdk ok! 0.920 ok! 0.578 ok!
XBR EA70X70X8 0.392 ok! 0.116 ok! 0.471 ok! XBR EA80X80X8 0.408 ok! 0.119 ok! 0.562 ok!
HOR EA70X70X8 0.063 ok! 0.030 ok! 0.116 ok! HOR EA70X70X8 0.095 ok! 0.038 ok! 0.148 ok!
PBR EA50X50X5 0.019 ok! 0.005 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.028 ok! 0.006 ok! 0.008 ok!

Tabel 28. Kontrol Disain Panel 15 Dengan Tabel 32. Kontrol Disain Panel 17 Dengan
Antena Antena
Panel 15 (Dengan Antena) Panel 17 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA120X120X12 1,333 tdk ok! 0.992 ok! 0.738 ok! LEG EA120X120X12 1,75 tdk ok! 1,211 tdk ok! 0.754 ok!
XBR EA70X70X8 0.459 ok! 0.137 ok! 0.552 ok! XBR EA80X80X8 0.465 ok! 0.136 ok! 0.640 ok!
HOR EA70X70X8 0.086 ok! 0.041 ok! 0.157 ok! HOR EA70X70X8 0.124 ok! 0.050 ok! 0.193 ok!
PBR EA50X50X5 0.022 ok! 0.005 ok! 0.008 ok! PBR EA50X50X5 0.032 ok! 0.006 ok! 0.010 ok!

Dari hasil output analisa program


MSTower V6 terdapat beberapa bagian dari
struktur rangka menara dengan Stress Ratio>
1, yakni pada:
• Tekan / Compression
- Bagian LEG Panel 9 (Member: 901-
902, 921-922, 941-942, 961-962)
- Bagian LEG Panel 10 (Member:
1001-1002, 1021-1022, 1041-1042,
1061-1062)
- Bagian LEG Panel 11 (Member:
Gambar 24. Denah Panel 16
1101-1102, 1121-1122, 1141-1142,
Tabel 29. Kontrol Disain Panel 16 Tanpa 1161-1162)
Antena - Bagian LEG Panel 12 (Member:
1201-1202, 1221-1222, 1241-1242,
Tipe
Panel 16 (Tanpa Antena)
Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
1261-1262)
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut - Bagian LEG Panel 13 (Member:
LEG EA120X120X12 1,217 tdk ok! 0.834 ok! 0.589 ok!
XBR EA80X80X8 0.366 ok! 0.116 ok! 0.529 ok! 1301-1302, 1321-1322, 1341-1342,
HOR
PBR
EA70X70X8
EA50X50X5
0.079
0.024
ok!
ok!
0.035
0.005
ok!
ok!
0.134
0.008
ok!
ok!
1361-1362)
- Bagian LEG Panel 14 (Member:
Tabel 30. Kontrol Disain Panel 16 Dengan 1401-1402, 1421-1422, 1441-1442,
Antena 1461-1462)
- Bagian LEG Panel 15 (Member:
Panel 16 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) 1501-1502, 1521-1522, 1541-1542,
Ukuran
Rangka
LEG EA120X120X12
Tekan
1,616 tdk ok! 1,117
Tarik
tdk ok!
Sambungan Baut
0.782 ok!
1561-1562)
XBR EA80X80X8 0.420 ok! 0.133 ok! 0.607 ok! - Bagian LEG Panel 16 (Member:
HOR EA70X70X8 0.105 ok! 0.046 ok! 0.178 ok!
PBR EA50X50X5 0.027 ok! 0.006 ok! 0.009 ok! 1601-1602, 1621-1622, 1641-1642,
1661-1662)
- Bagian LEG Panel 17 (Member:
1701-1702, 1721-1722, 1741-1742,
1761-1762)
• Tarik / Tension
- Bagian LEG Panel 12 (Member:
1201-1202, 1221-1222, 1241-1242,
1261-1262)
- Bagian LEG Panel 13 (Member:
1301-1302, 1321-1322, 1341-1342,
Gambar 25. Denah Panel 17 1361-1362)

773
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

- Bagian LEG Panel 16 (Member: Tabel 5. Kontrol Disain Panel 4


1601-1602, 1621-1622, 1641-1642,
Panel 4 (Tanpa Antena)
1661-1662) Tipe
Ukuran
Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
- Bagian LEG Panel 17 (Member: LEG EA80X80X8 0.212 ok! 0.149 ok! 0.390 ok!
1701-1702, 1721-1722, 1741-1742, XBR EA60X60X6 0.108 ok! 0.055 ok! 0.147 ok!
HOR EA50X50X5 0.010 ok! 0.008 ok! 0.014 ok!
1761-1762) PBR EA50X50X5 0.010 ok! 0.000 ok! 0.000 ok!
Panel 4 (Dengan Antena)
Berdasarkan hasil output yang diperoleh Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
maka dapat disimpulkan bahwa dimensi Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.247 ok! 0.169 ok! 0.454 ok!
penampang dari pradisain awal perlu ditinjau XBR EA60X60X6 0.178 ok! 0.093 ok! 0.241 ok!
kembali dikarenakan terdapat beberapa bagian HOR
PBR
EA50X50X5
EA50X50X5
0.011
0.000
ok!
ok!
0.009
0.000
ok!
ok!
0.016
0.000
ok!
ok!
struktur yang tidak memenuhi kontrol rasio
tegangan, dimana Stress Ratio < 1. maka Tabel 6. Kontrol Disain Panel 5
dilakukan disain kembali dengan Panel 5 (Tanpa Antena)
memperbesar ukuran penampang dari Tipe
Ukuran
Tekan
Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Tarik Sambungan Baut
Rangka
struktur yang melebihi kontrol rasio LEG EA80X80X8 0.325 ok! 0.232 ok! 0.400 ok!
XBR EA60X60X6 0.128 ok! 0.065 ok! 0.168 ok!
tegangan standar. HOR EA50X50X5 0.014 ok! 0.011 ok! 0.020 ok!
PBR EA50X50X5 0.002 ok! 0.002 ok! 0.003 ok!
Panel 5 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.420 ok! 0.293 ok! 0.516 ok!
XBR EA60X60X6 0.276 ok! 0.142 ok! 0.363 ok!
HOR EA50X50X5 0.063 ok! 0.046 ok! 0.081 ok!
PBR EA50X50X5 0.005 ok! 0.004 ok! 0.005 ok!

Tabel 7. Kontrol Disain Panel 5


Panel 6 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.447 ok! 0.322 ok! 0.330 ok!
XBR EA60X60X6 0.151 ok! 0.074 ok! 0.192 ok!
HOR EA50X50X5 0.019 ok! 0.014 ok! 0.024 ok!
PBR EA50X50X5 0.003 ok! 0.002 ok! 0.003 ok!
Panel 6 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA80X80X8 0.656 ok! 0.468 ok! 0.485 ok!
XBR EA60X60X6 0.286 ok! 0.142 ok! 0.365 ok!
HOR EA50X50X5 0.029 ok! 0.020 ok! 0.034 ok!
PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.004 ok! 0.005 ok!

Tabel 8. Kontrol Disain Panel 7


Panel 7 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA90X90X8 0.484 ok! 0.366 ok! 0.422 ok!
XBR EA60X60X6 0.176 ok! 0.083 ok! 0.215 ok!
HOR EA50X50X5 0.027 ok! 0.017 ok! 0.030 ok!
PBR EA50X50X5 0.004 ok! 0.002 ok! 0.003 ok!
Panel 7 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
Gambar 11. Denah Panel 1, 2 & 3 LEG EA90X90X8 0.738 ok! 0.558 ok! 0.644 ok!
XBR EA60X60X6 0.300 ok! 0.143 ok! 0.368 ok!
HOR EA50X50X5 0.040 ok! 0.026 ok! 0.046 ok!
PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.004 ok! 0.006 ok!

Tabel 3. Kontrol Disain Panel 1, 2, 3 Tabel 9. Kontrol Disain Panel 8


Panel 1,2,3 (Tanpa Antena) Panel 8 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA70X70X8 0.068 ok! 0.041 ok! 0.104 ok! LEG EA100X100X10 0.435 ok! 0.340 ok! 0.382 ok!
XBR EA60X60X6 0.056 ok! 0.032 ok! 0.080 ok! XBR EA60X60X6 0.202 ok! 0.093 ok! 0.239 ok!
HOR EA50X50X5 0.005 ok! 0.004 ok! 0.008 ok! HOR EA50X50X5 0.037 ok! 0.024 ok! 0.042 ok!
PBR EA50X50X5 0.001 ok! 0.001 ok! 0.001 ok! PBR EA50X50X5 0.005 ok! 0.002 ok! 0.004 ok!
Panel 1,2,3 (Dengan Antena) Panel 8 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA70X70X8 0.068 ok! 0.041 ok! 0.104 ok! LEG EA100X100X10 0.667 ok! 0.524 ok! 0.586 ok!
XBR EA60X60X6 0.056 ok! 0.032 ok! 0.080 ok! XBR EA60X60X6 0.318 ok! 0.147 ok! 0.376 ok!
HOR EA50X50X5 0.005 ok! 0.004 ok! 0.008 ok! HOR EA50X50X5 0.055 ok! 0.035 ok! 0.061 ok!
PBR EA50X50X5 0.001 ok! 0.001 ok! 0.001 ok! PBR EA50X50X5 0.007 ok! 0.004 ok! 0.006 ok!

774
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Tabel 10. Kontrol Disain Panel 9 Tabel 15. Kontrol Disain Panel 14
Panel 9 (Tanpa Antena) Panel 14 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 0.563 ok! 0.412 ok! 0.460 ok! LEG EA150X150X15 0.539 ok! 0.423 ok! 0.500 ok!
XBR EA60X60X6 0.307 ok! 0.114 ok! 0.296 ok! XBR EA70X70X8 0.376 ok! 0.120 ok! 0.475 ok!
HOR EA50X50X5 0.047 ok! 0.026 ok! 0.046 ok! HOR EA60X60X6 0.098 ok! 0.042 ok! 0.106 ok!
PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.003 ok! 0.004 ok! PBR EA50X50X5 0.017 ok! 0.005 ok! 0.007 ok!
Panel 9 (Dengan Antena) Panel 14 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA100X100X10 0.855 ok! 0.630 ok! 0.700 ok! LEG EA150X150X15 0.738 ok! 0.585 ok! 0.684 ok!
XBR EA60X60X6 0.449 ok! 0.167 ok! 0.433 ok! XBR EA70X70X8 0.448 ok! 0.143 ok! 0.566 ok!
HOR EA50X50X5 0.072 ok! 0.040 ok! 0.070 ok! HOR EA60X60X6 0.134 ok! 0.058 ok! 0.146 ok!
PBR EA50X50X5 0.009 ok! 0.004 ok! 0.006 ok! PBR EA50X50X5 0.020 ok! 0.006 ok! 0.008 ok!

Tabel 11. Kontrol Disain Panel 10 Tabel 16. Kontrol Disain Panel 15
Panel 10 (Tanpa Antena) Panel 15 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA120X120X12 0.457 ok! 0.356 ok! 0.402 ok! LEG EA150X150X15 0.609 ok! 0.477 ok! 0.565 ok!
XBR EA60X60X6 0.349 ok! 0.125 ok! 0.322 ok! XBR EA70X70X8 0.422 ok! 0.125 ok! 0.508 ok!
HOR EA50X50X5 0.066 ok! 0.033 ok! 0.057 ok! HOR EA70X70X8 0.065 ok! 0.031 ok! 0.120 ok!
PBR EA50X50X5 0.008 ok! 0.003 ok! 0.005 ok! PBR EA50X50X5 0.020 ok! 0.005 ok! 0.008 ok!
Panel 10 (Dengan Antena) Panel 15 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA120X120X12 0.682 ok! 0.535 ok! 0.600 ok! LEG EA150X150X15 0.816 ok! 0.647 ok! 0.758 ok!
XBR EA60X60X6 0.481 ok! 0.174 ok! 0.444 ok! XBR EA70X70X8 0.491 ok! 0.147 ok! 0.591 ok!
HOR EA50X50X5 0.099 ok! 0.049 ok! 0.085 ok! HOR EA70X70X8 0.088 ok! 0.042 ok! 0.161 ok!
PBR EA50X50X5 0.011 ok! 0.004 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.024 ok! 0.006 ok! 0.009 ok!

Tabel 12. Kontrol Disain Panel 11 Tabel 17. Kontrol Disain Panel 16
Panel 11 (Tanpa Antena)
Panel 16 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
Rangka
LEG EA120X120X12 0.535 ok! 0.417 ok! 0.471 ok! LEG EA200X200X20 0.382 ok! 0.308 ok! 0.609 ok!
XBR EA60X60X6 0.397 ok! 0.134 ok! 0.349 ok! XBR EA80X80X8 0.127 ok! 0.127 ok! 0.588 ok!
HOR EA50X50X5 0.085 ok! 0.038 ok! 0.067 ok! HOR EA70X70X8 0.037 ok! 0.037 ok! 0.142 ok!
PBR EA50X50X5 0.009 ok! 0.003 ok! 0.005 ok! PBR EA50X50X5 0.006 ok! 0.006 ok! 0.009 ok!
Panel 11 (Dengan Antena) Panel 16 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA120X120X12 0.782 ok! 0.615 ok! 0.689 ok! LEG EA200X200X20 0.502 ok! 0.409 ok! 0.800 ok!
XBR EA60X60X6 0.522 ok! 0.177 ok! 0.460 ok! XBR EA80X80X8 0.464 ok! 0.146 ok! 0.671 ok!
HOR EA50X50X5 0.124 ok! 0.056 ok! 0.098 ok! HOR EA70X70X8 0.107 ok! 0.047 ok! 0.183 ok!
PBR EA50X50X5 0.012 ok! 0.005 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.030 ok! 0.007 ok! 0.010 ok!

Tabel 13. Kontrol Disain Panel 12 Tabel 18. Kontrol Disain Panel 17
Panel 12 (Tanpa Antena) Panel 17 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA150X150X15 0.385 ok! 0.315 ok! 0.465 ok! LEG EA200X200X20 0.429 ok! 0.344 ok! 0.607 ok!
XBR EA60X60X6 0.450 ok! 0.147 ok! 0.378 ok! XBR EA80X80X8 0.438 ok! 0.127 ok! 0.603 ok!
HOR EA50X50X5 0.109 ok! 0.046 ok! 0.081 ok! HOR EA70X70X8 0.100 ok! 0.040 ok! 0.155 ok!
PBR EA50X50X5 0.011 ok! 0.004 ok! 0.006 ok! PBR EA50X50X5 0.030 ok! 0.006 ok! 0.009 ok!
Panel 12 (Dengan Antena) Panel 17 (Dengan Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 ) Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA150X150X15 0.551 ok! 0.456 ok! 0.665 ok! LEG EA200X200X20 0.552 ok! 0.448 ok! 0.782 ok!
XBR EA60X60X6 0.571 ok! 0.187 ok! 0.480 ok! XBR EA80X80X8 0.502 ok! 0.146 ok! 0.691 ok!
HOR EA50X50X5 0.157 ok! 0.065 ok! 0.113 ok! HOR EA70X70X8 0.129 ok! 0.052 ok! 0.200 ok!
PBR EA50X50X5 0.014 ok! 0.005 ok! 0.007 ok! PBR EA50X50X5 0.034 ok! 0.007 ok! 0.010 ok!

Tabel 14. Kontrol Disain Panel 13


Panel 13 (Tanpa Antena)
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Ukuran
Rangka Tekan Tarik Sambungan Baut
LEG EA150X150X15 0.460 ok! 0.362 ok! 0.533 ok!
XBR EA60X60X6 0.632 ok! 0.170 ok! 0.443 ok!
Berdasarkan hasil output dari analisis
HOR EA60X60X6 0.076 ok! 0.036 ok! 0.091 ok! MSTower V6 terhadap disain yang baru
PBR EA50X50X5 0.014 ok! 0.004 ok! 0.007 ok!
Panel 13 (Dengan Antena) struktur dapat memenuhi kontrol dikarenakan
Tipe Kontrol ( Stress Ratio < 1 )
Rangka
Ukuran
Tekan Tarik Sambungan Baut tidak ada member yang memiliki Stress Ratio
LEG EA150X150X15
XBR EA60X60X6
0.644
0.774
ok!
ok!
0.511
0.208
ok!
ok!
0.746
0.542
ok!
ok!
<1, maka perencanaan struktur bagian atas
HOR EA60X60X6 0.107 ok! 0.050 ok! 0.127 ok! telah selesai dan dapat dilanjutkan
PBR EA50X50X5 0.018 ok! 0.005 ok! 0.008 ok!
perencanaan struktur bagian bawah.

775
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Stub dan Pondasi 3. Presentase besaran kapasitas terhadap kuat


Tujuan dari pondasi adalah unutk tekan yang terpakai oleh masing-masing
meneruskan beban dari struktur bangunan ke batang pada bagian Cross-Bracing panel 1
tanah tanpa menyebabkan keruntuhan atau sebesar 3,1%, panel 2 (5,6%), panel 3
kegagalan terhadap daya dukung tanah. Hal (8,5%), panel 4 (17,8%), panel 5 (27,6%),
tersebut dapat dicapai dengan memastikan panel 6 (28,6%), panel 7 (30%), panel 8
daya dukung yang diperlukan pondasi tidak (31,8%), panel 9 (44,9%), panel 10
melebihi daya dukung tanah. (48,1%), panel 11 (52,2%), panel 12
Ukuran pondasi yang direncanakan (57,1%), panel 13 (77,4%), panel 14
sebagai berikut : (44,8%), panel 15 (49,1%), panel 16
- B = 3,0 m (46,4%), panel 17 (50,2%),.
- L = 3,0 m 4. Presentase besaran kapasitas terhadap kuat
- Fd = 600 mm tekan yang terpakai oleh masing-masing
- h = 3,2 m batang pada bagian Horizontal-Bracing
- Eh = 250 mm panel 1 sebesar 1,2%, panel 2 (0,5%),
- a = 600 mm panel 3 (0,6%), panel 4 (1,1%), panel 5
- cov = 75 mm (6,3%), panel 6 (2,9%), panel 7 (4,0%),
- T = 600 mm panel 8 (5,5%), panel 9 (7,2%), panel 10
(9,9%), panel 11 (12,4%), panel 12
Pc (15,7%), panel 13 (10,7%), panel 14
Ph-y
(13,4%), panel 15 (8,8%), panel 16
a
GL
Eh (10,7%), panel 17 (12,9%),.
a Ph-x
5. Presentase besaran kapasitas terhadap kuat
Chimney
Pad
tekan yang terpakai oleh masing-masing
h
batang pada bagian Plan-Bracing panel
OL 1& 2 sebesar 0,1%, panel 3 (0,2%), panel
Fd 4 (0%), panel 5
6. (0,5%), panel 6 dan 7 sebesar (0,6%),
panel 8 (0,7%), panel 9 (0,9%), panel 10
B
(1,1%), panel 11 (1,2%), panel 12 (1,4%),
L panel 13 (1,8%), panel 14 (2%), panel 15
(2,4%), panel 16 (3%), panel 17 (3,4%),.
Gambar 26. Desain Stub dan Pondasi 7. Pondasi yang digunakan adalah pondasi
telapak dengan ketebalan 600mm, panjang
3 meter, lebar 3 meter, dengan kedalaman
PENUTUP 3,2 meter dengan stub yang
menghubungkan kaki menara ke pondasi.
Kesimpulan
1. Profil baja yang digunakan harus dapat Saran
menahan beban yang mempengaruhi 1. Pengetahuan mendasar bahkan lebih
struktur sehingga tidak terjadi kelebihan akan program bantuan yang digunakan
kapasitas terhadap kuat tekan maupun dalam menganalisa struktur sangat
tarik dari penampang. diperlukan untuk mengetahui
2. Presentase besaran kapasitas terhadap keakuratan hasil akhir perhitungan.
kuat tekanyang terpakai olehmasing- 2. Dapat dilakukan perencanaan ulang dan
masing batang pada bagian Leg panel 1 dihitung perbandingan biaya dengan
sebesar 4%, panel 2 (6%), panel 3 perencanaan struktur yang telah dilakukan
(13,5%), panel 4 (24,7%), panel 5 (42%), penulis.
panel 6 (65,6%), panel 7 (73,8%), panel 8 3. Dapat dilakukan perencanan atau
(66,7%), panel 9 (85,5%), panel 10 penelitian lainnya dengan pembebanan
(68,2%), panel 11 (78,2%), panel 12 yang mengikuti kebutuhan dan kondisi
(55,1%), panel 13 (64,4%), panel 14 lingkungan.
(73,8%), panel 15 (81,6%), panel 16
(50,2%), panel 17 (55,2%),.

776
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1729-2002. Tata Cara Pelaksanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung, Bandung.
Berman Gary, S., 2012. Structural Steel Design and Construction. Amerika.
Dewobroto, W., 2010. Struktur Baja Perilaku. Analisis dan Desain–AISC.
Fadila, S., 2014. Analisa Desain Struktur dan Pondasi Menara Pemancar Tipe Self
Supporting Tower di Kota Palembang. Journal of Civil and Environmental
Engineering, 2(4).
Gunawan, Rudy., 1991. Pengantar Teknik Pondasi. Edisi revisi, Kanisius, Yogyakarta
Pitasari., Intan, Rayi., 2012. Perencanaan Struktur Tower SST Telekomunikasi (75 M, 150 M,
225 M, 300 M) dengan Beban Angin Rencana Periode Ulang 20 Tahunan BMKG
Surabaya. Jurnal ITS. Surabaya.
TIA Standard, 1996. Structural standards for steel antenna towers and antenna supporting
structures. Telecommunications Industry Association.

777
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.5 Agustus 2020 (765-778) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

778

Anda mungkin juga menyukai