Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ETIKA DAN NEGOSIASI BISNIS

DESTY HANIDAR / 212029002


KELAS REGULER C

MATERI TOPIK I
ETIKA DAN ETIKET
ETIKA

Dari segi etimologis, etika berasal dari kata latin “ethicus” dan bahasa yunani “ethicos“ yang berarti
kebiasaan.
Etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana
yang dapat dinilai baik, dan mana yang tidak baik.
Etika berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah :

 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).

 Kumpulan asas atau nilai yang berkepribadian dengan akhlak.

 Penilaian mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyaraka.

Etika dapat dibedakan menjadi 3 macam :

1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian
perbuatan seseorang.
2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan.
3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Sistematika Etika
 Etika Umum
kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia harus bertindak secara etis
 Etika Khusus
penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
 Etika Individual
menyangkut kewajiban dan sikap manusia dengan manusia, baik secara perorangan atau
kelembagaan. Misalnya, etika terhadap sesama, etika keluarga, etika profesi.
 Etika Sosial
menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan atau kelembagaan.
Misalnya, etika politik, etika lingkungan hidup, kritik ideologi.

Tugas dan Tujuan Etika

 Tugas etika , tidak lain berusaha untuk mengetahui hal yang baik dan yang dikatakan
buruk.
 Tujuan etika adalah agar setiap manusia mengetahui dan menjalankan perilaku, sebab
perilaku yang baik bukan saja penting bagi dirinya saja, tetapi juga penting bagi orang
lain, masyarakat, bangsa dan negara, dan yang terpenting bagi Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi Etika

Etika termasuk cabang ilmu yang membahas mengenai nilai dan norma dalam kehidupan. Karena
itulah, etika memiliki beberapa fungsi, di antaranya: Memberi panduan dan pedoman pengambilan
keputusan serta tindakan moral. Memahami apa yang dianggap benar dan salah, dan bagaimana
seharusnya bertingkah laku terhadap orang lain. Mengevaluasi tindakan dan dampaknya terhadap
orang lain, serta memahami bagaimana tindakan tersebut dapat memengaruhi kehidupan orang lain
dan masyarakat secara keseluruhan. Memahami dan mempertahankan nilai-nilai yang dianggap
penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, keadilan, dan kemanusiaan. Membentuk karakter dan
membantu untuk hidup dengan cara yang benar dan baik sesuai norma di masyarakat.

ETIKET

Istilah etiket berasal dari bahasa Perancis “etiquette”, yang berarti kartu undangan yang lazim dipakai
oleh raja-raja Prancis apabila akan mengadakan pesta.

 Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun


sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses.
 Etiket merupakan kumpulan cara dan sikap perbuatan, tingkah laku yang baik dalam tata
pergaulan, relasi dan interaksi antar manusia.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, etiket berarti :

 Secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang (dagangan) yang menurut keterangan
(misal nama, sifat, isi, asal) mengenai barang tersebut.
 Tata cara dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama
manusianya.
Perbedaan Etika dan etiket

Etika :

 Etika menunjukkan seluruh sikap manusia yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat
rohaniah.
 Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena
mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan
mencuri” merupakan suatu norma etika.
 Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain
 Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip
etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
 Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

Etiket :

 Etiket lebih menitikberatkan pada sikap dan perbuatanyang lebih bersifat jasmaniah/ lahiriah
saja.
 Etiket menyangkut cara (tata cara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia
 Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar
kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku
 Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain.
 Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa
juga bersifat munafik.

Moral

Dari segi etimologi, moral berasal dari kata latin “mores”, yang kemudian diterjemahkan menjadi
aturan kesusilaan. Moral adalah aturan kesusilaan yang meliputi semua norma untuk kelakuan,
perbuatan tingkah laku yang baik.

Moral dapat dibedakan menjadi 2 macam :

1. Moral murni adalah moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2. Moral terapan adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai filosofis, agama,adat, yang
menguasai pemutaran manusia.

Hubungan Etika dengan Moral

Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak baik,
sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal yang
sesuai dengan moral itu. Moralitas adalah “pranata” yang sudah ada sejak dahulu kala dan
diwariskan secara turun temurun, sedangkan etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu.
ETIKA DAN PROFESI

 Penertian Profesi

Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.

 Pengertian Profesional

Orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian.

Seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menuntut keahlian, sementara orang lain melakukannya sekedar hobby.

 Ciri – Ciri Profesi

 Adanya pengetahuan khusus

 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi

 Mengabdi pada kepentingan masyarakat

 Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi

 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi

ETIKA DAN HATI NURANI

• Hati nurani adalah penghayatan atau kesadaran tentang baik dan buruk, benar dan tidak
benar berhubungan dengan perbuatan sesorang dalam masyarakat.

• Inti hati nurani adalah “kesadaran” sebgai ciri yang membedakan makhluk hidup manusia
dengan makhluk hidup yang bukan manusia.

• Bandingkan kucing yang mengambil ikan dimeja makan dengan seseorang yang mengambil
tanaman hias tetangganya.

HATI NURANI RESTROSPEKTIF DAN PROSPEKTIF

• Hati nurani retrospektif:

– Kesadaran berupa penilaian sesorang terhadap perbuatan yang telah dilakuan

– Apakah perbuatan yang telah dilakukan itu memang sudah sesuai dengan hati
nuraninya?

• Hati Nurani prospektif:

– Kesadaran atau penilaian terhadap perbuatan yang akan dilakuan.

– Apakah perbuatan yang akan dilakukan tersebut sesuai dengan hati nuraninya.

ETIKA DAN AGAMA

• Etika (moral) dan Agama mempunyai hubungan yang erat.

• Agama apapun selalu mengatur hubungan umat (manusia) dengan Tuhan Allah, dan
hubungan manusia dengan manusia lain (sesama).
• Etika (Moral) secara implisit, juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (bukan hanya
antar manusai)

• Oleh sebab itu melanggar moral berarti melanggar hubungan dengan Allah, dan juga
melanggar hubungan dengan manusia lain. (Melanggar hukum Allah berarti juga menlanggar
hukum manusai, dan sebaliknya).

MORAL DAN HUKUM (1)

1. Hukum dan moral mengatur tingkah laku manusia dengan manusai lain.

– Hukum mengatur tingkah laku manusia secara lahiriah (legalitas). Sedangkan moral
mengatur tingkah laku, bukan sekedar lahiriah tetapi juga batiniah.

– Suatu perbuatan melanggar moral, tetapi mungkin tidak melanggar hukum, dan
sebaliknya.

– Suatu perbutan mungkin bebas dari tuntutan hukum, tetapi belum tentu bebas dari
tuntutan moral.

MORAL DAN HUKUM (2)

2. Hukum lebih dikodifikasi, ditulis secara sistimatis. Norma yuridis, perundang-


undangan, peraturan - perturan keputusan-keputusan eksekutif,dsb. Norma moral jarang
tertulis, kecuali kode etik.

3. Sanksi: Melanggar hukum ada sanksinya jelas (hukuman). Melanggar etika (moral) sanksinya
“hati nurani”, belum jelas aturannya.

Mungkin rasa malu, sangat relatif.

• Bagi kelompok profesi yang sudah mempunyai kode etik, sanksi pelaggaran
etik adalah hukuman profesi.

• Plagiarime melanggar etik dan melanggar UU hak cipta.

ETIKA HUKUM AGAMA


MELANGGAR ETIKA, HUKUM, DAN AGAMA

• Melanggar ajaran agama--- Dosa, hukumannya urusan Allah sendiri.

• Melanggar Hukum--- Tuntutan pengadilan, hukumannya telah diatur oleh Undang-Undang.

• Melanggar etika:

– Melanggar etika umum---- malu, dicibirkan samapi dikucilkan oleh lingkungan


sosialnya.

– Melanggar etika khusus (profesi)--- malu, dihukum sesuai dengan kode etik
profesi.

MANUSIA SEUTUHNYA

• Memenuhi 3 aspek, yakni fisik, intelktual, dan moral.

• Artinya manusia yang secara fisik, intelektual, maupun moralnya dalam kondisi baik (tidak
mengalami gangguan).

• Pengembangan sumberdaya manusia seyogyanya mencakup 3 aspek tersebut (fisik, mental,


dan moral) secara seimbang.

• Bentuk pengembangan 3 aspek tersebut adalah: kesehatan (fisik), pendidikan (intelektual),


dan Agama (moral)

Anda mungkin juga menyukai