Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN OPSI

Papan Partisi Berbasis Limbah Kertas Setruk Thermal Berpengisi Serat


Tebu Sebagai Bahan Baku Produksi Elemen Interior Fungsional

NAMA PENELITI
LUTHFI AL QARDHAWI LIMBONG
MUFIDAH SYAHFITRI BM

Bidang Kompetisi Penelitian


Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR)

SMA Negeri Unggul Subulussalam


Kota Subulussalam, Aceh
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penanganan sampah saat ini masih menjadi fokus pemerintah dalam mengentaskan permasalahan
lingkungan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Roslinda, dkk (2023) melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) sampah nasional pada tahun 2020 mencapai 67,8 ton. Salah
satu jenis sampah yang turut berkontribusi dalam daftar panjang permasalahan lingkungan di Indonesia
adalah limbah kertas. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KHLK) (2021) melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) bahwa
komposisi sampah pada tahun 2020 terdiri dari 11,99% sampah kertas/karton, 16,99% plastik, 3,32%
logam, 2,69%, kain, 1,98% karet/kulit, 2,28% kaca, 14,05% ranting/kayu, 39,67% sisa makanan dan
7,03% sampah lainnya. Jika dilihat pada data yang telah diuraikan tersebut maka limbah kertas
menduduki posisi kedua limbah anorganik setelah plastik.
Salah satu jenis kertas yang eksis ditengah-tengah masyarakat adalah kertas thermal. Kertas thermal
kerap sekali digunakan sebagai kertas struk transaksi seperti struk ATM, dan bukti pembayaran belanja
di supermarket (Adiguna, 2020). Pemilihan kertas thermal bukan tanpa sebab, terdapat beberapa alasan
yang menjadikan kertas thermal lebih diminati dibandingkan jenis kertas lainnya. Seperti yang
disebutkan oleh Andreanto (2020) beberapa alasan tersebut yaitu, penggunaan kertas tehermal lebih
menghemat bipurwowaya dan lebih efesien karena menggunakan teknologi pemanas dalam proses
pencetakannya. Selain itu gambar yang lebih jelas dan usaha dalam merawat mesin yang tidak
membutuhkan perawatan ekstra menjadi bagian dari alasan kuat masyarakat lebih memilih kertas
thermal. Namun, disisi lain kertas thermal ternyata mengandung kandungan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, yang disebut Bisphenol A (BPA) (Frankowski, et.al. 2020; Banaderakhshan, et.al. 2022; dan
Wisniowska, et.al. 2023). Hal tersebut selaras dengan pernyataan Jannah (2021) yang menyatakan
bahwa BPA merupakan senyawa kimia yang menimbulkan toksik.
Bisphenol A (BPA) merupakan senyawa kimia organik sintetis yang biasanya dipakai sebagai bahan
pembuatan industri plastik. Kandungan BPA berfungsi sebagai monomer dalam pembuatan plastik
polikarbonat dan resin epoksi yang digunakan sebagai bahan pelapis kaleng dan wadah makanan serta
minuman (Nuruzzaman, dkk. 2021; Puspita dan Novriandi, 2021; Marliza, dkk. 2021; dan Aulia dan
Mita, 2023). Kandungan BPA yang terdapat pada wadah plastik dan wadah kaleng makanan tentunya
tidak dapat dianggap wajar. Hal tersebut dikarenakan kandungan BPA dapat menyebabkan gangguan
serius pada kesehatan manusia, sebab BPA merupakan senyawa kimia yang bersifat racun (Jannah,
2021). BPA dapat berpindah pada tubuh manusia disebabkan karena adanya kontak langsung, hal
tersebut dapat terjadi pada saat menerima kertas setruk belanja, atau perpindahan BPA dari wadah
kaleng terhadap makanan didalamnya pada saat dipanaskan (Almeida, dkk. 2018; dan Aulia dan Mita,
2021).
Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh senyawa BPA adalah obesitas, kanker payudara,
gangguan sistem reproduksi, penyakit jantung, gangguan pada saraf, diabetes, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan, memicu pertumbuhan kanker serta mempengaruhi sistem imun (Jemmeli et.al.
2020; Frankowski, et.al. 2020; Marliza, dkk. 2021; Purwanti, 2021; Banaderakhshan, et.al. 2022: dan
Aulia dan Mita, 2023). Selain berdampak terhadap manusia, kandungan BPA juga dapat mencemari
lingkungan, baik darat maupun air (Maulani, 2022; dan Saefullah, dkk. 2023). Kontaminasi kandungan
BPA kedalam tanah dapat menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah. Selain itu, pecahan plastik
dengan kandungan BPA yang masuk kedalam rantai makanan akan menimbulkan kerusakan pada
sistem kehidupan biota laut (Saefullah, dkk. 2023). Jika melihat bahaya yang ditimbulkan oleh senyawa
BPA tersebut, maka diperlukan upaya penanggulangan yang solutif dan efektif. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan dalam menangani limbah kertas setruk adalah dengan cara menerapakan salah satu dari
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yaitu Recycle. Melalui proses daur ulang limbah kertas dapat
diubah menjadi sebuah produk fungsional (Basyari, dkk. 2022)
Dewasa ini daur ulang limbah kertas massif dilakukan dalam bentuk produk yang bernilai guna
yang baik. Hadirnya papan berbahan dasar kertas dengan ragam serat pengisi dalam pembuatan papan
plafon, merupakan salah satu bentuk dari upaya daur ulang yang dilakukan dalam mengentaskan limbah
kertas (Hawari, dkk. 2020; Khayati, dkk. 2020; dan Jumiati, dkk. 2020). Selain menjadi papan partisi,
limbah kertas juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen atau bahan peguat beton dengan
campuran serat tebu (Putra, 2018 dan Juliadi, dkk. 2023). Pemilihan jenis serat dalam pembuatan papan
partisi menjadi hal penting yang tidak luput dari proses daur ulang kertas menjadi sebuah produk. Serat
tebu dan serat aren adalah serat yang baik sebagai bahan tambahan dalam membuat papan partisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramdani, dkk (2019) dan Khayati, dkk. (2020) meunjukkan bahwa
papan partisi dengan penggunaan serat tebu mampu menunjukkan hasil yang signifikan dalam membuat
smart-partisi, dan begitu juga halnya penggunaan serta aren dalam pembuatan papan partisi memiliki
pengaruh terhadap modulus rupture papan partisi (komposit)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perlu dilakukan sebuah penelitian menggunakan
kertas thermal sebagai bahan dasar dalam membuat produk yang bernilai guna sebagai upaya
menanggulangi limbah kertas yang mengandung BPA, dengan judul penelitian “Papan Partisi Berbasis
Limbah Kertas Setruk Thermal Berpengisi Serat Tebu Sebagi Bahan Baku Produksi Elemen Interior
Fungsional”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, adapun perumusan masalah dan pertanyaan
penelitian adalah sebagai berikut: 1) Apa pengaruh pembuatan papan partisi berbasis limbah kertas
setruk thermal terhadap intensitas kertas thermal dilingkungan sekitar?; 2) Bagaimana kualitas dan
kelayakan papan partisi berbasis kertas setruk thermal melalui uji sifat fisik, kimia dan termal?; dan 3)
Bagaimana visualisasi permukaan panel yang sesuai dengan fungsinya sebagai bahan baku produksi
elemen interior?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan penelitian pertanyaan penelitian sebelumnya, adapun tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut: 1) Mengetahui pengaruh pembuatan papan partisi berbasis limbah kertas setruk thermal
terhadap intensitas kertas thermal dilingkungan sekitar; 2) Mengetahui kualitas dan kelayakan papan
partisi berbasis kertas setruk thermal melalui uji sifat fisik, kimia dan termal; dan 3) Mengetahui
visualisasi permukaan panel yang sesuai dengan fungsinya sebagai bahan baku produksi elemen
interior.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memebrikan kebermanfaatan secara luas, adapun manfaat dari
penelitian ini diuraikan dalam dua aspek yaitu:
1. Manfaat secara teoritis
Bagi para akademisi bermanfaat sebagai referensi atau sumber acuan pada penelitian selanjutnya
yang menggunakan konsep dasar penelitian yang sama. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai edukasi bagi masyarakat dalam mengelola limbah kertas khususnya jenis kertas setruk
thermal, sebagai upaya dalam mengentaskan permasalahan lingkungan.
2. Manfaat Praktis
Hasil akhir dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan produk interior
yang bernilai guna dalam menekan tingginya limbah berbahaya kertas setruk thermal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PAPAN PARTISI
Belakangan ini istilah papan partisi sudah sering terdengar ditengah-tengah masyarakat. Hal
tersebut tentunya disebabkan massifnya penelitian yang menciptakan produk inovasi berupa papan
partisi dengan tujuan yang beragam. Secara umum papan partisi (partikel) dikenal dengan papan yang
terbuat dari bahan serpihan kayu dengan tambahan bahan perekat yang selanjutnyan mengalami
kompresi. Hal yang serupa disebutkan oleh peneliti sebelumnya yang menyebutkan bahwa papan partisi
merupakan panel berbahan dasar serpihan kayu yang diberi campuran berupa bahan perekat dan
selanjutnya dilakukan kompresi dibawah suhu yang tinggi guna merekatkan ikatan dari kedua bahan
tersebut (Asfaw, dkk. 2019; dan Owodunni, dkk. 2020). Sedangkan menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI.03-2015-2006) yang dikutip dari penelitian Ramtika (2021), papan partikel
didefinisikan sebagai produk kayu yang dibuat melalui proses pengempaan panas antara campuran
serpihan kayu atau bahan berlignoseslulosa lainnya dengan bahan perekat organic serta bahan campuran
lainnya dengan proses pengempaan datar dengan menggunakan dua lempeng datar.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, papan partisi tidak hanya dibuat
menggunakan serpihan kayu saja. Terdapat bahan lain yang juga kerap digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan papan partikel, seperti kertas. Pemilihan limbah kertas sebagai bahan dasar pembuatan
papan partisi bertujuan untuk mengurangi limbah kertas (Hawari, dkk. 2020). Banyak penelitian
terdahulu yang menggunakan limbah kertas sebagai bahan produksi papan partisi. Penelitian yang
dilakukan oleh Sarito, dkk. (2017) menggunakan limbah kertas sebagia bahan pembuat plafon, begitu
juga dengan penelitian Khrisna dan Setiawan (2017) yang menggunakan limbah kertas menjadi papan
partisi pengganti triplek. Penelitian lainnya yang selaras dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian
Putra (2018) pembuatan partisi gedung menggunakan limbah kertas, Jumiati, dkk. (2020) pembuatan
papan plafon berbahan bubur kertas. Penelitian Khayati, dkk. (2020) pembuatan papan komposit
berbahan limbah kertas dengan serat aren, dan Juliadi, dkk. (2023) pembuatan papan semen partikel
berbahan dasar kertas HVS.
2.2 KERTAS THERMAL (BPA)
Kertas thermal pertama kali dikembangkan oleh Natural Cash Register Company pada tahun 1968.
Kertas thermal umumnya digunakan sebagai setruk penjualan di toko-toko. Selain itu, kertas thermal
juga digunakan secara luas untuk keperluan lainnya seperti, setruk transaksi di ATM, mesin fax, dan
sebagai tiket bus (Eksisnitkun, et.al. 2019; dan Baggs, et.al. 2021). Jenis kertas ini dilapisi oleh zat yang
akan berubah jika dipanaskan, seperti pada mesin cetak thermal. Kertas ini memiliki substrat yang
memiliki sifat thermal. Keberadaan substrat tersebut memberikan warna pada saat diberikan panas,
substrat tersebut terdapat pada salah satu lapisan kertas, ataupun keduanya. Lapisan pada kertas ini
terdirin dari beberapa bagian yaitu, substrat, lapisan dasar dan lapisan aktif (Baggs, et.al. 2021; dan
Chopra, 2022). Zat kimia yang terdapat pada kertas thermal adalah jenis Bispenol A (BPA) yang
merupakan senyawa kimia berbahaya bagi tubuh manusia (Jannah, 2021; Banaderakhshan, et.al. 2022;
dan Wisniowska, et.al. 2023)
Bisphenol A atau BPA dengan gugus 4,4’- Isopropylidenediphenol adalah senyawa organik sintetik
yang ditandai dengan dua cincin fenol yang dihubungkan oleh gugus fungsi alkil. BPA menjadi bahan
kimia dengan produksi yang tinggi diseluruh dunia. Hal tersebut disebabkan karena BPA digunakan
sebagai monomer dalam produksi plastik polikarbonat, resin epoksi dan dalam kertas thermal sebagai
ko-reaktan. Selain itu BPA juga banyak digunakan sebagai penstabil dalam pembuatan polivinil klorida
(PVC) (Nuruzzaman, dkk. 2021; Puspita dan Novriandi, 2021; Marliza, dkk. 2021; Banaderakhshan,
et.al. 2022; dan Aulia dan Mita, 2023). Senyawa BPA menjadi berbahaya bagi tubuh karena kandungan
BPA menyebabkan ganguan pada system kekebalan tubuh, system endokrin dan peningkatan apoptosis
sel (Banaderakhshan, et.al. 2022)
2.3 SERAT TEBU
Tebu (Saccharum officinarum) merupakan jenis tanaman yang hanya tumbuh di iklim tropis.
Kantong dan bungkil merupakan hasil limbah padat dari proses penggilingan saat tebu digiling menjadi
gula. Ampas tebu (serat) merupakan sisa penggilingan dan pemerahan tebu berupa serpihan halus tebu
yang diproduksi dalam jumlah besar. Rendemen ampas tebu dari proses penggilingan sekitar 30-40%
dari total berat tebu yang masuk ke penggilingan (Nuruddin, dkk. 2018). Serat ampas tebu (bagasse)
banyak mengandung lignoselulosa. Panjang seratnya 1,7-2 mm dan diameternya sekitar 20 mikron.
Ampas tebu mengandung 48-52% air, gula rata-rata 3,3% dan serat rata-rata 47,7%. Serat ampas tebu
tidak larut dalam air dan sebagian besar serat mengandung senyawa selulosa, pentosan dan lignin. Serat
ampas tebu memiliki sifat mekanik yang baik, tidak menimbulkan korosi, densitasnya rendah, relatif
murah dan lebih ramah lingkungan karena dapat didaur ulang (Kunarto dan Sumargianto, 2016).
Ampas tebu merupakan jensi limbah padat yang diperoleh dari industri tebu dengan kandungan serat
lignin, selulosa dan hemiselulosa yang merupakan hasil samping dari proses ekstraksi tebu.
Berdasarkan analisis kimia, komposisi kimia rata-rata abu ampas tebu adalah 3,28%, lignin 22,09%,
selulosa 37,65%, esens 1,81%, pentosan 27,97%, dan SiO2 3,01%. Ampas tebu ini menyumbang hingga
32% dari berat tebu giling. Ampas tebu dengan kandungan lignoselulosa dan panjang serat 1,7-2 mm
serta diameter sekitar 20 mikron ternyata dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku industri
kimia, industri perminyakan, industri kertas, industri kampas rem, industri spon (Setiati, dkk. 2016)
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dimulai pada 27 Maret 2023 dan direncanakan selama 6 bulan (selesai pada bulan
September 2023) yang meliputi survei lokasi penelitian, pengumpulan bahan, eksperimen di
laboratorium, dan penulisan laporan penelitian. Pengambilan data dilakukan di kota Subulussalam.
Kegiatan yang telah dilakukan dan rencana penelitian yang akan dilakukan, dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Timeline Kegiatan Penelitian yang Telah Dilaksanakan

No Waktu Tempat Kegiatan

1 Maret 2023 Kota Subulussalam Penemuan dan Pembahasan Masalah

3 April 2023 Rumah peneliti Perancangan Metodologi Penelitian

4 April 2023 Rumah peneliti Pengkajian Teori dan Studi Literatur

5 April 2023 Rumah peneliti Penulisan Proposal Penelitian

Tabel 3.2 Timeline Rencana Kegiatan Penelitian

No Waktu Tempat Kegiatan

1 Mei 2023 Club Sains SMANUSA (CS2) Penyusunan Instrumen Penelitian

2 Juni 2023 Laboratorium Fisika USU Pengumpulan Data

3 Juli 2023 Club Sains SMANUSA (CS2) Pengolahan Data

4 Juli 2023 Club Sains SMANUSA (CS2) Analisis Data

5 Agustus 2023 Rumah peneliti Penulisan Laporan Akhir

Tabel 3.3 Skala Timeline Kegiatan Penelitian

Tahun 2023
No Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Penyusunan instrumen
Penelitian
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Analisis Data
7 Penulisan Laporan
Akhir
3.2 SUMBER DATA, ALAT, DAN BAHAN
Data dalam penelitian ini dihimpun melalui studi literatur, sumber bacaan berupa jurnal, dan
beberapa referensi terkait yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Selain itu
terdapat data primer yang diperoleh melalui observasi. Dalam proses pembuatan papan partisi mengacu
dan mengadaptasi pada penelitian Ritonga (2019) dan Sipahutar (2020)
3.1.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian Tabel 3.5 BahanYang Digunakan Dalam Penelitian

No Nama alat Jumlah No Nama bahan Jumlah


1 Alat tulis 1 set 1 Limbah kertas setruk Secukupnya
2 Thermopress 1 buah 2 Sarung tangan (glove) 3 set
3 Blender 1 set 3 Polychloroprene Adhesive 1 Liter
4 Ayakan 100 mesh 1 buah 4 Serat tebu Secukupnya
5 Beaker Glass 1 set

6 Neraca Digital 1 buah

7 Oven 1 buah

8 Mixer 1 buah

9 Cetakan Sampel 1 set

10 Ultimate Tensile Machine 1 set

11 Jangka Sorong 1 buah

12 DSC 1 buah

13 FTIR 1 buah

14 Hidraulik Hot Press 1 set

3.1.1. Langkah-langkah penelitian


Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Dilakukan observasi
dalam menghimpun data; 2) Seluruh alat dan bahan disiapkan; 3) Dilakukan preparasi kertas setruk
thermal dan serat tebu; 4) Dilakukan pembuatan papan partisi; 5) Dilakukan pengujian sifat fisik,
mekanik dan termal; 6) Dianalisis data yang telah diperoleh; 7) Dinterpretasikan data yang telah
dianalisis; 8) Dibuat laporan akhir

3.3 METODE PEMROLEHAN DATA


Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa tahap yaitu, kajian
literatur, observasi, dan eksperimen. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut
3.1.2. Kajian literatur
Kajian literatur merupakan tindakan menganalisis beberapa referensi hingga diperoleh poin-poin
yang diharapkan. Dalam penelitian ini kajian literatur dilakukan dengan menganalisis jurnal terkait,
buku dan referensi lainnya. Hal tersebut ditujukan untuk memperkaya keabsahan dan kevalidan sebuah
karya. Referensi yang digunakan merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
dengan tetap memperhatikan kaidah etika penulisan ilmiah. Referensi yang digunakan menjadi
landasan yang mendukung penelitian yang akan dilakukan.

3.1.3. Eksperimen
Eksperimen merupakan kegiatan mencari jawaban dari sebuah kasus dengan langkah-langkah
ilmiah. Eksperimen dilakukan di laboratorium Fisika Universitas Sumatera Utara (USU) dengan
melakukan pembuatan papan partisi kemudian dialakukan pengujian densitas, daya serap air, sifat
biodegradasi, kuat tarik, modulus elastisitas dan pengujian sifat termal produk.
3.1.4. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui gambar dan catatan peneliti
berupa informasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai data. Pada penelitian ini peneliti melakukan
pengambilan gambar produk yang telah dibuat, dan menyalin gambar dari alat FITR.
3.4 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis berdasarkan metode yang sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan mengelompokkan
data yang diperoleh, dalam penelitian ini data dikelompokkan dalam tiga kategori. Kategori pertama
adalah analisis sifat fisis Papan partisi. Ketegori kedua adalah analisis sifat mekanik. Kemudian yang
terakhir adalah analisis sifat termal papan partisi. Selanjutnya data-data yang telah diperoleh akan
dianalisis berdasarkan data yang telah dikelompokkan, metode analisis data dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1 Analisis Sifat Fisis


Analisis sifat fisis yang dilakukan mengacu pada penelitian Ritonga (2019) terdapat beberapa
karakteristik yang dianalisis pada bagian ini, seperti densitas, daya serap air, sifat biodegradable dan
gugus fungsi. Adapun setiap analisis tersebut lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

3.4.1.1. Densitas
Densitas merupakan pengukuran massa benda per unit volume. Semakin tinggi massa jenis benda
maka massa volume juga semakin besar. Pengujian densitas mengacu pada penelitian Ritonga (2019)
yaitu berdasarkan ASTM D 792-08. Adapun pengukuran densitas dihitung dengan persamaan dibawah
ini:
𝑀𝑘
ρ= (3.1)
𝑉

3.4.1.2. Daya Serap Air

Daya serap air adalah kemampuan papan partisi dalam menyerap air. Semakin tinggi daya serap
air yang terjadi maka jumlah pori-pori pada papan partisi juga semakin banyak. Pengujian daya serap
air mengacu pada penelitian Ritonga (2019) yaitu berdasarkan ASTM E 96, dan SNI sebesar 26,12%.
Untuk mengukur kemampuan daya serap oleh papan partisi dilakukan menggunakan persamaan
dibawah ini:
mb −mk
DSA = mk
(3.2)
Keterangan: DSA: Daya serap air (%), mk : massa sampel sebelum perendaman (gr), mb: massa sampel
setelah perendaman (gr)
3.4.1.3. Sifat Biodegredable
Sifat biodegradable merupakan kemampuan sebuah papan partisi dalam terdegradasi yang
disebabkan oleh aktivitas mikroba yang terdapat di tanah maupun diperairan. Pengujian sifat
biodegradasi sampel mengacu pada penelitian Ritonga (2019) yaitu berdasarkan EN13432. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
1. Persen pengurangan massa
𝑚𝑖 −𝑚𝑘
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑘
× 100% (3.3)

Keterangan: mi: massa sebelum proses biodegradasi, mk: massa setelah biodegradasi
2. Persen Degradasi
% 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
% 𝐷𝑒𝑔𝑟𝑎𝑑𝑎𝑠𝑖 = (3.4)
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑏𝑢𝑟𝑎𝑛

3.3.2 Analisis Sifat Mekanik


Sifat mekanik merupakan penggabungan antara kekuatan yang tinggi dan nilai elastisitas yang
baik. Hal tersebut disebabkan karena adanya dua ikatan polimer yang tergabung antara ikatan atom
yang kuat dan interaksi antara rantai polimer yang rendah. Pada analisis sifat mekanik dilakukan analisis
pada uji kuat tarik, modulus elatsisitas
3.4.2.1. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan sebuah benda dalam menerima gaya tarik suatu benda tanpa
benda tersebut menjadi rusak atau putus. Pengujian kuat tarik sampel mengacu pada penelitian Ritonga
(2019) yaitu berdasarkan ASTM D882 dan SNI 29,16%. Untuk melakukan pengujian kekuatan tarik
dilakukan dengan menggunakan persamaan (Arini, 2017) dibawah ini:
𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠
σ= 𝐴0
(3.5)

Keterangan: σ: kekuatan taik bahan (N.m-2), Fmaks: tegangan maksimum (N), dan A0: luas penampang
awal
3.4.2.2. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah kemampuan sebuah benda dalam menahan deformasi elastik. Semakin
besar nilai modulus sebuah benda maka semakin kecil renggangan eslatik yang dihasilkan. Pengujian
modulus elastisitas sampel mengacu pada penelitian Ritonga (2019) yaitu berdasarkan ASTM D 882-
97. Untuk melakukan pengukuran modulus elastis maka dilakukan dengan persamaan dibawah ini:
𝜎
𝐸= 𝜀
(3.6)

Keterangan: E: modulus elastisitas (N.m-2), σ: tegangan (N.m-2), dan 𝜀: renggangan


3.3.3 Analisis Sifat Termal
Analis sifat termal dilakukan dengan menggunakan Teknik DSC (Differential Scanning
Calorimetry). DSC merupakan Teknik pengukuran jumlah energi yang diserap atau diemisikan oleh
sebuah produk penelitian sebagai fungsi suhu atau waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Adiguna, M. A. (2020). Pemanfaatan SMTP Client pada Sistem Absensi VB. Net. Jurnal Teknologi
dan Informasi, 10(2), 108-115.
Andreanto, A. (2020). Studi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Kertas Thermal Merk Thermaroll
Dibandingkan Telstrukfax Di Surabaya. In Seminar Nasional Ilmu Terapan (Vol. 4, No. 1).
Asfaw, B. T., Shebu, H. G., & Gari, M. T. (2019). Case Study for the Construction of Particleboard
Using Sugarcane Bagasse: A Review. Journal of Catalyst and Catalysis, 6, 14-24.
Aulia, G., Mita, S. R. (2023). Review Artikel: Pengaruh Bisphenol-A (BPA) Dalam Kemasan Pangan
Terhadap Kesehatan. Farmaka, 21(1).
Banaderakhshan, R., Kemp, P., Breul, L., Steinbichl, P., Hartmann, C., & Fürhacker, M. (2022).
Bisphenol A and its alternatives in Austrian thermal paper receipts, and the migration from
reusable plastic drinking bottles into water and artificial saliva using UHPLC-MS/MS.
Chemosphere, 286, 131842.
Basyari, I. W., Sugiarti, I. Y., & Karimah, N. I. (2022). Daur Ulang Limbah Kertas Menjadi Media
Pembelajaran Literasi Peta pada KKG SD Kota Cirebon. Bima Abdi: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2(1), 87-96.
Chopra, S. (2022). Future Of Paper Receipts In United Arab Emirates.
Eksinitkun, G., Pansiw, S., Phutdhawong, W. (2019, November). Simple improvement in latent
fingerprint detection with Ninhydrin/water glue on thermal paper. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1380, No. 1, p. 012122). IOP Publishing.
Erwin, J. (2023). Sifat Fisika Dan Mekanika Papan Semen Partikel Dari Limbah Kertas Hvs [Disertasi].
Mataram: Fakultas Kehutanan, Universitas Mataram.
Frankowski, R., Zgoła-Grześkowiak, A., Grześkowiak, T., Sojka, K. (2020). The presence of bisphenol
A in the thermal paper in the face of changing European regulations–a comparative global
research. Environmental Pollution, 265, 114879
Hawari, F., Sachari, A., Nugraha, A. (2020). Pemanfaatan Sampah Kertas Sebagai Bahan Baku
Paperboard Untuk Memproduksi Benda Fungsi dan Estetik. Serat Rupa Journal of Design,
4(1), 16-25.
Illston-Baggs, G., Deacon, P., Nichols-Drew, L., Farrugia, K. J. (2022). Using Vacuum Metal
Deposition To Detect Latent Fingermarks On Thermal Paper: A Pseudo-Operational Trial.
Journal of Forensic Identification, 72(2), 185-199.
Janah, W. N. (2021). Gambaran Histologis Jejunum Tikus Sprague Dawley Akibat Pemberian
Bisphenol A: Studi Perbedaan Dosis, Cara Pemberian, dan Tipe Pelarut [Disertasi].
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada.
Jemmeli, D., Marcoccio, E., Moscone, D., Dridi, C., Arduini, F. (2020). Highly Sensitive Paper-Based
Electrochemical Sensor For Reagent Free Detection Of Bisphenol A. Talanta, 216, 120924.
Jumiati, E., Ritongga, S. W. (2020) Analisis Sifat Fisis Papan Plafon Berbahan Dasar Bubur Kertas.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK). 2021. Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional: Grafik Komposisi Sampah tahun 2020. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3. Direktorat Pengelolaan
Sampah. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. Di akses pada tanggal 19 April 2023
Khayati, M., Indarto, M., Wardana, F. W. K., Widayatno, T. (2020). Analisa Pengaruh Konsentrasi
Limbah Serat Aren Dan Limbah Kertas Dalam Pembuatan Papan Komposit Terhadap Modulus
Rupture. Jurnal Rekayasa Mesin, 11(3), 461-466.
Marliza, H., Eltrikanawati, T., Larasuci, A. (2021). Edukasi Bahaya Plastik Bagi Kesehatan. Jurnal
Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat), 1(1), 10-14.
Nuruddin, M., Santoso, R. A., Hidayati, R. A. (2018). Desain Komposisi Bahan Komposit yang Optimal
Berbahan Baku Utama Limbah Ampas Serat Tebu (Baggase). In Prosiding Seminar Nasional
Teknoka (Vol. 3, pp. M53-M58).
Nuruzzaman, W. P., Marianti, M., Zain, A., Putri, D. R., Amara, M., Sukerta, I. M., Rokhmat, J. (2021).
Ecobrick Sebagai Solusi Penanggulangan Sampah Non-Organik Rumah Tangga di Lingkungan
Sayo Baru. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(2).
Owodunni, A. A., Lamaming, J., Hashim, R., Taiwo, O. F. A., Hussin, M. H., Mohamad Kassim, M.
H., Hiziroglu, S. (2020). Adhesive Application On Particleboard From Natural Fibers: A
Review. Polymer Composites, 41(11), 4448-4460.
Purwanti, R. (2021). Edukasi Kewaspadaan Terhadap Zat Kimia Berbahaya di Sekitar Kita di Dusun
Bligo, Ngluwar, Magelang.
Puspita, F., Noviandri, I. (2021). Optimasi Pembuatan Elektroda Pasta Karbon Termodifikasi Poli
(Metil Jingga) untuk Penentuan Bisphenol A SecaraVoltametri. Jurnal Warta Akab, 45(1).
Putra, D. M. (2018). Analisa Pengaruh Penambahan Limbah Kertas terhadap Kuat Tekan Beton Ringan
untuk Partisi Gedung.
Ramdani, I. B., Pratama, J. H., Santosa, F. J., Hartono, W. (2019). Cangkang Pila Ampullacea Dan
Blotong Tebu Sebagai Bahan Pembuatan Smart-Partisi. Jurnal Riset Rekayasa Sipil, 3(1), 28-
33.
Ramtika, R. (2021). Pembuatan Papan Partikel Dari Bahan Goni Plastik Dan Sekam Padi Dengan
Variasi Perekat Epoxy [Disertasi]. Medan: Fakultas Sains dan Teknologi,Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara).
Roslinda, E., Widiastuti, T., Citra, D., Elsya, D. (2022). Pemanfaatan Sampah Plastik Kemasan dan
Perca Untuk Kreatifitas Ekonomis Kelompok PKK. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 6(1), 29-37.
Saefullah, M., Atmoko, G. S., Ivadah, N., Salsabil, M., Sulistiyowati, S., Putri, E. M. S., Hasanah, W.
(2023). Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Media Tanam Bibit Cabai: Utilization Of Plastic
Waste As Seed Planting Media Chilli. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi,
2(1), 13-20.
Sarito, S., Saputra, A. A., Sagala, R., Nawastriani, I., Maisytoh, P. (2017). Limbah Koran Sebagai
Bahan Campuran Pembuatan Papan Plafon. Jurnal Poli-Teknologi, 16(1).
Setiati, R., Wahyuningrum, D., Siregar, S., & Marhaendrajana, T. (2016). Optimasi Pemisahan Lignin
Ampas Tebu Dengan Menggunakan Natrium Hidroksida. Ethos. (Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat), 4(2), 257-264.
Sukma, P. (2022). Mengelola Sampah Plastik Dengan Baik: Bahasa Inggris. Jurnal Solusi Kesehatan,
1(1), 15-19.
Sumargianto, I. (2016). Serat Tebu (Bagasse) Sebagai Bahan Pengisi Pada Komposit Dengan Matriks
Resin Poliester. Jurnal Teknik Mesin, 2(1).
Wiśniowska, B., Linke, S., Polak, S., Bielecka, Z., Luch, A., Pirow, R. (2023). Physiologically Based
Modelling Of Dermal Absorption And Kinetics Of Consumer-Relevant Chemicals: A Case
Study With Exposure To Bisphenol A From Thermal Paper. Toxicology and Applied
Pharmacology, 459, 116357

Anda mungkin juga menyukai