Anda di halaman 1dari 1

TUGAS Andra .

TUGAS 3 HKUM 4310.13 Pidana korupsi 13

Jawaban Saya adalah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penegak hukum mengalami kesulitan dalam
menerapkan pidana mati terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Berikut ini adalah beberapa
faktor yang mungkin berkontribusi pada kesulitan tersebut:

1. Hambatan Hukum dan Proses Peradilan: Penerapan pidana mati dalam kasus tindak pidana
korupsi terkait dengan hambatan hukum dan proses peradilan yang kompleks. Beberapa masalah
yang dapat terjadi meliputi persyaratan bukti yang tinggi, keberatan dari pihak terdakwa, upaya
banding yang berlarut-larut, dan proses peninjauan hukum yang rumit. Semua ini dapat
memperlambat proses peradilan dan mengurangi kemungkinan pidana mati diberlakukan.
2. Beban Pembuktian yang Tinggi: Pidana mati adalah hukuman yang paling berat dan ireversibel.
Oleh karena itu, persyaratan pembuktian yang tinggi harus dipenuhi agar hukuman ini dapat
diberlakukan. Dalam kasus tindak pidana korupsi, pembuktian dapat menjadi sulit karena adanya
aspek korupsi yang sering terjadi di belakang layar, manipulasi bukti, dan keterlibatan pihak-
pihak yang kuat secara politik atau ekonomi. Pembuktian yang kuat dan tak terbantahkan sangat
penting untuk menghukum pelaku tindak pidana korupsi dengan pidana mati.
3. Penghapusan Pidana Mati dalam Praktik: Walaupun pidana mati masih diatur dalam undang-
undang pemberantasan tindak pidana korupsi, penghapusan pidana mati dalam praktik dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Beberapa negara telah menghapuskan
pidana mati atau tidak menerapkannya dalam kasus korupsi. Hal ini dapat mempengaruhi
penegak hukum dan pengadilan dalam mempertimbangkan pidana mati sebagai hukuman yang
sesuai dalam kasus korupsi.
4. Pertimbangan Politik dan Opini Publik: Keputusan untuk memberlakukan pidana mati sering kali
dipengaruhi oleh pertimbangan politik dan opini publik. Di beberapa negara, terutama yang telah
menghapuskan pidana mati, opini publik biasanya tidak mendukung penerapan pidana mati,
bahkan dalam kasus korupsi yang serius. Penegak hukum dan pengadilan juga dapat merasakan
tekanan politik yang mempengaruhi kemungkinan penerapan pidana mati terhadap pelaku tindak
pidana korupsi.
5. Preferensi Hukuman Alternatif: Dalam beberapa kasus, penegak hukum dan pengadilan mungkin
lebih cenderung menggunakan hukuman lain sebagai bentuk hukuman yang efektif dan cukup
bagi pelaku tindak pidana korupsi. Hukuman seperti pidana penjara yang panjang, denda yang
besar, dan penghilangan hak-hak tertentu, seperti hak politik dan hak ekonomi, mungkin
dianggap sebagai alternatif yang lebih efektif daripada pidana mati dalam memberikan efek jera
dan pemulihan bagi masyarakat.

Perlu diperhatikan bahwa menerapkan pidana mati terhadap pelaku tindak pidana korupsi juga
memiliki implikasi moral, etis, dan hukum yang kompleks. Setiap negara memiliki sistem hukum
dan kebijakan yang berbeda, dan penerapan pidana mati tergantung pada konteks dan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai