Anda di halaman 1dari 7

TRANSPLATANSI KEAMANAN KENDARAAN UNTUK REVOLUSI

PENDIDIKAN VOKASI DALAM INDUSTRI OTOMOTIF


Maftuh Ikhsan Ramdani
Pendidikan Vokasional Teknik Mesin
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Ciwaru Raya No. 25, Cipocok Jaya, Kota Serang, 42117, Indonesia
Email: 2284200018@untirta.ac.id

ABSTRAK
Transplantansi Keamanan Kendaraan untuk Revolusi Pendidikan Vokasi dalam
Industri Otomotif adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan siswa dalam bidang keamanan kendaraan. Dalam era
revolusi industri 4.0, industri otomotif menghadapi tantangan baru terkait dengan
keamanan kendaraan yang semakin kompleks dan berkembang pesat. Pendidikan vokasi
memainkan peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk memenuhi tuntutan industri
ini. Transplantansi keamanan kendaraan, yang mengacu pada transfer pengetahuan,
keterampilan, dan teknologi terbaru dalam keamanan kendaraan, menjadi strategi yang
relevan dalam revolusi pendidikan vokasi dalam industri otomotif. Dalam abstrak ini,
kami mengeksplorasi pentingnya transplantansi keamanan kendaraan dalam pendidikan
vokasi otomotif dan menguraikan kata kunci yang relevan.
Kata Kunci: Proses Transfer Pengetahuan, Keterampilan, Teknologi

PENDAHULUAN
Revolusi industri 4.0 telah mengubah lanskap industri secara drastis, termasuk
industri otomotif. Perkembangan teknologi yang pesat, seperti kecerdasan buatan,
kendaraan otonom, dan konektivitas yang semakin kuat, telah menghadirkan tantangan
baru dalam hal keamanan kendaraan. Keberadaan kendaraan yang aman dan terjamin
menjadi prioritas utama dalam dunia otomotif saat ini. Untuk mencapai tingkat keamanan
yang optimal, pendidikan vokasi dalam industri otomotif harus beradaptasi dengan
perubahan ini dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan masa depan.
Pendidikan vokasi, yang menawarkan pendidikan praktis dan keterampilan
teoritis dalam industri tertentu, memiliki peran penting dalam melahirkan tenaga kerja
yang kompeten dan siap menghadapi revolusi industri 4.0. Dalam konteks industri
otomotif, pendidikan vokasi harus mampu menyediakan siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan yang relevan, termasuk keamanan kendaraan.
Keamanan kendaraan adalah aspek penting dalam industri otomotif saat ini.
Tuntutan akan sistem keamanan yang efektif dan inovatif semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya ancaman pencurian kendaraan dan kecelakaan lalu lintas. Selain
itu, penggunaan teknologi terkini, seperti kunci elektronik, sistem pencegahan tabrakan,
dan pemantauan jarak dekat, telah menjadi bagian integral dari keamanan kendaraan
modern.
Namun, untuk memenuhi tuntutan ini, pendidikan vokasi dalam industri otomotif
perlu mengadopsi pendekatan baru yang memastikan siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan terkini dalam keamanan kendaraan. Inilah mengapa konsep transplantansi
keamanan kendaraan muncul sebagai strategi yang relevan. Transplantansi keamanan
kendaraan mengacu pada transfer pengetahuan, keterampilan, dan teknologi terbaru
dalam keamanan kendaraan dari sektor industri ke dunia pendidikan vokasi otomotif. Ini
melibatkan kolaborasi erat antara lembaga pendidikan, industri otomotif, dan penyedia
pelatihan keamanan kendaraan. Melalui proses ini, siswa akan dapat mengakses
pengetahuan dan keterampilan terkini yang diperlukan untuk bekerja di industri otomotif
yang semakin kompleks dan berkembang.

ISI
Pembahasan (Krzywdzinski, 2020) membahas mengenai Terdapat fenomena
besar yang terjadi dalam industri otomotif di Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang sejak
awal 1990-an hingga 2018. Perubahan besar ini adalah hasil dari perkembangan teknologi
dan digitalisasi yang telah mengubah struktur pekerjaan di sektor ini.Automatisasi adalah
salah satu kata kunci dalam perubahan ini. Industri otomotif menggunakan teknologi
otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pada awalnya, mesin dan
peralatan otomatis digunakan dalam proses produksi, mengurangi ketergantungan pada
tenaga kerja manusia. Kemudian, penggunaan robot semakin meningkat, menggantikan
pekerja manusia dalam tugas-tugas yang monoton dan berulang. Ini memberikan
keuntungan dalam hal akurasi, kecepatan, dan konsistensi produksi.Di Jerman, Amerika
Serikat, dan Jepang, industri otomotif merupakan salah satu sektor utama dalam
perekonomian. Perusahaan-perusahaan otomotif di negara-negara ini berkompetisi untuk
memanfaatkan teknologi otomatisasi terbaru guna meningkatkan daya saing dan efisiensi.
Dalam beberapa dekade terakhir, mereka mengadopsi sistem manufaktur yang
terintegrasi secara digital. Hal ini memungkinkan aliran informasi yang lebih lancar dan
kolaborasi yang lebih efisien antara departemen yang berbeda.Namun, perubahan ini juga
berdampak pada struktur pekerjaan di industri otomotif. Meskipun automatisasi
membantu meningkatkan produktivitas, beberapa pekerjaan yang lebih sederhana dan
rutin telah digantikan oleh mesin dan robot. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah
pekerja di beberapa sektor, seperti perakitan dan produksi. Di sisi lain, peningkatan
penggunaan teknologi juga menciptakan permintaan baru untuk pekerja yang memiliki
keterampilan teknis dan pengetahuan tentang sistem otomatisasi.Untuk menghadapi
perubahan ini, perusahaan otomotif dan pemerintah di Jerman, Amerika Serikat, dan
Jepang telah berusaha untuk mengembangkan keterampilan pekerja agar sesuai dengan
tren teknologi terbaru. Pelatihan dan pendidikan vokasional menjadi fokus utama dalam
mempersiapkan pekerja masa depan. Selain itu, ada juga upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan inovatif, yang memungkinkan kolaborasi antara
manusia dan mesin.Secara keseluruhan, perubahan dalam industri otomotif di Jerman,
Amerika Serikat, dan Jepang telah dipengaruhi oleh automatisasi dan digitalisasi.
Meskipun adopsi teknologi otomatisasi membawa manfaat dalam meningkatkan efisiensi
dan daya saing, dampaknya terhadap struktur pekerjaan harus dikelola dengan bijaksana.
Dengan mempersiapkan pekerja dengan keterampilan yang relevan dan menciptakan
lingkungan kerja yang adaptif, industri otomotif dapat tetap berkembang dalam era
transformasi digital.
Disisi lain , Penelitian ini ditulis oleh empat penulis, yaitu Rio Kurniawan, Amat
Jaedun, Farid Mutohhari, dan Wahyu Mustafa Kusuma dari Program Pascasarjana
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterserapan lulusan SMK pada
program keahlian teknik kendaraan ringan (TKR) dan teknik dan bisnis sepeda motor
(TBSM) di sektor otomotif di dunia industri. tentang tingkat literasi guru SMK jurusan
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif terhadap kebutuhan keterampilan esensial di era
Revolusi Industri 4.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif
dengan melibatkan 168 guru SMK sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat literasi guru SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif terhadap kebutuhan keterampilan esensial di era revolusi industri 4.0 termasuk
dalam kategori tinggi. Keterampilan esensial yang meliputi keterampilan digital dan
informasi, keterampilan berpikir, serta keterampilan hidup dan karir, mendapatkan
persentase yang tinggi. Meskipun secara keseluruhan tingkat literasi guru termasuk dalam
kategori tinggi, terdapat beberapa item literasi guru terhadap keterampilan esensial yang
perlu ditingkatkan. Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya literasi dalam menghadapi
kesenjangan keterampilan di era Revolusi Industri 4.0 dan peran guru dalam mentransfer
keterampilan esensial kepada siswa.
Dalam konteks Revolusi Industri 4.0, perkembangan teknologi memainkan peran
penting dalam dunia otomotif. Guru-guru SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif perlu menguasai keterampilan digital dan informasi untuk mengoperasikan
teknologi berbasis Internet of Things (IoT). Selain itu, keterampilan berpikir juga
diperlukan untuk menghadapi perubahan dan menciptakan solusi dalam menghadapi
masalah di era Revolusi Industri 4.0. Keterampilan hidup dan karir juga penting agar
siswa siap menghadapi tantangan dunia kerja dan memiliki keterampilan yang berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini menunjukkan bahwa literasi guru SMK jurusan
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif telah cukup baik dalam menghadapi kebutuhan
keterampilan esensial di era Revolusi Industri 4.0. Namun, peningkatan literasi yang lebih
lanjut masih diperlukan untuk memastikan guru-guru memiliki pemahaman yang
mendalam tentang keterampilan esensial yang relevan dengan perkembangan industri
otomotif saat ini.
Disisi lain , (Ari Purnama, 2020)membahas Penelitian yang dilakukan oleh
Wagiran dan Yudha Ari Purnama bertujuan untuk menganalisis kompetensi dalam bidang
autotronika, khususnya dalam klaster Sistem Kontrol Kendaraan (VCS), yang dibutuhkan
oleh industri layanan otomotif (ASI) dan membandingkannya dengan kompetensi yang
diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode survei dan melibatkan pemilik, manajer, kepala bengkel, manajer
layanan dari 10 ASI, serta pendidik dari SMK yang menawarkan keahlian autotronika.
Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara terstruktur, observasi, dan studi
dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif. Para peneliti merumuskan total 30 unit
kompetensi (UK) VCS berdasarkan pedoman pendidikan vokasional nasional. Hasil
penelitian menunjukkan hal-hal berikut:
1. Dari 30 UK VCS, 4 UK di antaranya dibutuhkan oleh ASI dan diajarkan di SMK.
2. 11 UK dibutuhkan oleh ASI tetapi tidak diajarkan di SMK.
3. 1 UK tidak dibutuhkan oleh ASI tetapi diperkenalkan di SMK.
4. 14 UK lainnya tidak dibutuhkan oleh ASI dan tidak diajarkan di SMK.
Temuan ini mengindikasikan ketidakcocokan antara kompetensi autotronika yang
diajarkan di SMK dan yang dibutuhkan oleh ASI. Hal ini menunjukkan kurangnya
relevansi dan keselarasan antara pendidikan vokasional dan kebutuhan industri layanan
otomotif di bidang autotronika. Penelitian ini menyoroti pentingnya menjembatani
kesenjangan ini untuk memastikan bahwa program pendidikan vokasional
mempersiapkan siswa dengan kompetensi yang diperlukan untuk dunia kerja. Ini
menekankan perlunya SMK untuk menyesuaikan kurikulum mereka untuk memenuhi
tuntutan perkembangan industri otomotif, terutama dalam bidang autotronika. Dengan
melakukannya, mereka dapat membekali lulusan dengan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi
autotronika.
Pembahasan (Sudarsono, 2020)Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
model pembelajaran praktik berbasis industri yang sesuai untuk mahasiswa yang menjadi
calon guru teknologi otomotif di sekolah menengah kejuruan dan untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran praktik berbasis industri dalam meningkatkan sikap inisiatif dan
disiplin kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif di Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan
(R&D) dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif di
Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pengembangan model pembelajaran praktik
berbasis industri dilakukan melalui tahapan pengembangan model dan validasi model
(validasi internal dan eksternal). Skor observasi sikap inisiatif dalam setiap siklus
pengujian berturut-turut adalah sebagai berikut: (a) pengujian pertama mendapatkan skor
rata-rata 1,44; (b) pengujian kedua mendapatkan skor rata-rata 1,96; (c) pengujian ketiga
mendapatkan skor rata-rata 2,84; (d) pengujian keempat mendapatkan skor rata-rata 3,08;
(e) dan pengujian kelima mendapatkan skor rata-rata 3,40. Sedangkan skor hasil
observasi sikap disiplin kerja dalam setiap pengujian berturut-turut adalah sebagai
berikut: (a) pengujian pertama mendapatkan skor rata-rata 1,40; (b) pengujian kedua
mendapatkan skor rata-rata 2,44; (c) pengujian ketiga mendapatkan skor rata-rata 2,84;
(d) pengujian keempat mendapatkan skor rata-rata 3,24; dan (e) pengujian kelima
mendapatkan skor rata-rata 3,28.
Pendidikan vokasional merupakan tingkatan pendidikan yang berorientasi pada
keterampilan untuk menghasilkan produk atau lulusan yang memfasilitasi pasar kerja dan
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Pendidikan vokasional memiliki peran penting dalam
mempersiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi. Untuk
mencapai fungsi ini, pendidikan vokasional memerlukan integrasi dalam perencanaan dan
pengembangan program kerja pendidikan vokasional. Pendidikan vokasional yang
berkualitas akan tercapai jika masalah-masalah dalam pendidikan vokasional dapat
diatasi dengan baik dan segera. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pendidikan
vokasional adalah hubungan antara industri dan perdagangan, pemerintah, dan penyedia
pendidikan dan pelatihan yang belum berkembang dengan baik.
Dalam konteks ini, pengembangan model pembelajaran praktik berbasis industri
merupakan upaya untuk mempersiapkan calon guru teknologi otomotif yang kompeten
dan siap menghadapi dunia kerja. Melalui model ini, mahasiswa dapat mengalami
pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan industri otomotif dan dapat
mengembangkan sikap inisiatif dan disiplin kerja yang diperlukan untuk sukses dalam
profesi mereka.
Penelitian (Zhang & Huang, 2018) juga menunjukan Pembahasan dalam makalah
ini berfokus pada eksplorasi dan praktik konstruksi spesialisasi teknologi deteksi dan
perbaikan otomotif di perguruan tinggi vokasional tingkat tinggi. Tujuannya adalah untuk
memberikan referensi teoritis yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan
profesional di perguruan tinggi vokasional saat ini. Makalah ini mencatat bahwa dengan
adanya reformasi kurikulum baru, mode pengajaran dan filosofi pengajaran telah
mengalami inovasi dan transformasi. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas
pengajaran di kelas, mengembangkan kualitas komprehensif siswa, dan memenuhi
kebutuhan zaman dalam pendidikan.Pembahasan juga menekankan bahwa sebagai
lembaga pendidikan utama untuk menghasilkan tenaga ahli otomotif, perguruan tinggi
vokasional harus mengikuti perkembangan zaman dan terus memperkaya mode
pengajaran dan metode pengajaran yang inovatif. Fokus utama adalah pada konstruksi
dan pengujian otomotif agar inovasi pengajaran, manajemen harian, dan perkembangan
profesional tetap efektif dan sesuai dengan kebutuhan reformasi kurikulum baru.Selain
itu, pembahasan mengemukakan bahwa pembangunan spesialisasi di perguruan tinggi
vokasional perlu didorong secara aktif untuk mempromosikan perkembangan yang sehat.
Reformasi pengajaran dan pembangunan tenaga pengajar menjadi fokus utama dalam
pembangunan spesialisasi. Dalam era baru, perguruan tinggi vokasional perlu melatih
tenaga ahli yang sesuai dengan perkembangan zaman, memahami orientasi siswa,
memenuhi permintaan masyarakat terhadap tenaga ahli perbaikan otomotif, dan
mengklarifikasi arah pengembangan masa depan tenaga ahli perbaikan otomotif. Dengan
demikian, makalah ini memberikan pandangan dan saran mengenai eksplorasi dan praktik
konstruksi spesialisasi teknologi deteksi dan perbaikan otomotif di perguruan tinggi
vokasional tingkat tinggi, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan profesional
yang sesuai dengan perkembangan zaman.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari kelima pembahasan yang disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan model pembelajaran praktis berbasis industri untuk kompetensi
guru teknologi otomotif merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan vokasional. Model ini efektif dalam mengembangkan sikap inisiatif
dan disiplin kerja mahasiswa calon guru.
2. Dalam pendidikan vokasional, eksplorasi dan praktik konstruksi spesialisasi
teknologi deteksi dan perbaikan otomotif di perguruan tinggi vokasional tingkat
tinggi merupakan upaya yang perlu dilakukan. Dengan mengikuti perkembangan
zaman dan mengadopsi metode pengajaran inovatif, kualitas pendidikan
profesional dapat ditingkatkan.
3. Pendidikan vokasional memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Melalui pengembangan
pendidikan vokasional yang berkualitas, lulusan dapat menjadi sumber daya yang
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri otomotif.
4. Terdapat tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasional, seperti
kurangnya keterhubungan antara industri, pemerintah, dan lembaga pendidikan.
Kolaborasi yang erat antara stakeholder tersebut perlu dijalin agar pendidikan
vokasional dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
5. Pendidikan vokasional harus mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan
pasar kerja. Perguruan tinggi vokasional perlu melakukan pembaruan dalam
kurikulum, pengajaran, manajemen harian, dan pengembangan profesional untuk
memastikan relevansi dan keberlanjutan program pendidikan.
Secara keseluruhan, pengembangan model pembelajaran praktis berbasis industri dan
eksplorasi konstruksi spesialisasi teknologi otomotif di perguruan tinggi vokasional
tingkat tinggi merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan
vokasional dan mempersiapkan lulusan yang siap kerja dalam industri otomotif.
Kolaborasi antara industri, pemerintah, dan lembaga pendidikan serta pembaruan yang
terus-menerus diperlukan untuk menjawab tantangan dan memastikan relevansi
pendidikan vokasional dalam menghadapi perubahan zaman dan kebutuhan industri.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Purnama, Y. (2020). Automotive Service Industry Needs of Autotronic Competencies
and those Prepared by the Education. International Journal of Mechanical
Engineering and Technology, 11(4), 34–43.
http://www.iaeme.com/IJMET/index.asp34http://www.iaeme.com/ijmet/issues.asp
?JType=IJMET&VType=11&IType=4JournalImpactFactor
Krzywdzinski, M. (2020). Automation, Digitalization, and Changes in Occupational
Structures Weizenbaum Series #10 Working Paper.
https://doi.org/10.34669/wi.ws/10
Sudarsono, B. (2020). Industrial-based practical learning development for teacher
competence of automobile technology. Journal of Physics: Conference Series,
1446(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1446/1/012062
Zhang, Y., & Huang, Q. (2018). Exploration and Construction of Higher Vocational
Automotive Testing and Maintenance Technology Specialty.
Kurniawan, R., Jaedun, A., Mutohhari, F., & Kusuma, W. M. (2021). The Absorption of
Vocational Education Graduates in The Automotive Sector in The Industrial World.
Journal of Education Technology, 5(3), 482-490.

Anda mungkin juga menyukai