Anda di halaman 1dari 2

Tantangan Revolusi Industri 4.

0
Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi suatu perguruan tinggi dalam mencapai
kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi
revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang
berkualitas, sehingga Perguruan Tinggi wajib dapat menjawab tantangan
untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era globalisasi.

Dalam menciptakan sumber daya yang inovatif dan adaptif terhadap teknologi,
diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran dalam hal teknologi
informasi, internet, analisis big data dan komputerisasi. Perguruan tinggi yang menyediakan
infrastruktur pembelajaran tersebut diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil
dalam aspek literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Terobosan inovasi akan
berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan perusahaan pemula
berbasis teknologi, seperti yang banyak bermunculan di Indonesia saat ini.

Tantangan berikutnya adalah rekonstruksi kurikulum pendidikan tinggi yang responsif


terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kurikulum dengan
pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital. Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, “Sistem perkuliahan berbasis teknologi informasi
nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau
pendidikan tinggi yang berkualitas.”

Persiapan dalam menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi untuk meningkatkan daya
saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi calon mahasiswa. Berbagai tantangan sudah
hadir di depan mata, sudah siap kah Perguruan Tinggi menyiapkan generasi penerus bangsa
di era Revolusi Industri 4.0 dan persaingan global?

Sumber: www.ristekdikti.go.id
Liputan6.com, Bandung Mahasiswa yang tengah menuntut ilmu harus
bersiap menghadapi tantangan besar yang terjadi era Revolusi Industri 4.0
yang terjadi saat ini. Perubahan pola baru ini membawa dampak terciptanya
jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan lama.

Tantangan itu harus dihadapi sesuai pola kerja baru yang tercipta
dalam revolusi 4.0. Satu faktor yang penting adalah ketrampilan dan
kompetensi yang harus tetap secara konsisten ditingkatkan,” kata Direktur
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja (Dirjen Binapenta & PKK) Maruli Hasoloan mewakili Menteri
Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri saat membuka IKA Unpad Job
Expo pada Senin (12/2).

Dirjen Maruli mengatakan revolusi industri 4.0 merupakan integrasi


pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri. Perubahan pun
terjadi dalam dunia industri dewasa ini yang ditandai berubahnya iklim bisnis
dan industri yang semakin kompetitif karena perkembangan teknologi
informasi.

Oleh karena itu. katanya, lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus
mampu menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan
pasar kerja. "Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang
berkarakter, kompeten, dan inovatif," jelas Maruli.

"Dunia industri juga harus dapat mengembangkan strategi transformasi


dengan mempertimbangkan perkembangan sektor ketenagakerjaan karena
transformasi industri akan berhasil dengan adanya tenaga kerja yang
kompeten" papar Maruli.

Di sisi lain, Direktur Pendidikan Universitas Padjajaran Wawan Hermawan


menegaskan, menjadi generasi yang hidup di era industri 4.0 harus mamiliki
daya saing yang tinggi.

"Selain unggul di bidang akademik, generasi saat ini juga harus berdaya saing
tinggi. Persaingan di luar dana sangat ketat, apalagi sekarang sudah
memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," jelas Wawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Barat Ferry Sofyan Arif mengatakan, sebanyak 30% dari 22 juta angkatan
kerja di Jawa Barat adalah lulusan SMA/SMK.

"Kegiatan jobfair semacam ini adalah kegiatan yang sangat bagus untuk
penyerapan angkatan kerja. Selain itu, kedepannya kita juga akan
mengarahkan angkatan kerja untuk menjadi wirausaha," kata Sofyan.

Anda mungkin juga menyukai