Pidato Acara Perpisahan
Pidato Acara Perpisahan
Perpisahan merupakan kata dari akhir sebuah kegiatan. Perpisahan akan menimbulkan
kesedihan yang bermakna. Kesedihan yang bukan untuk diratapi. Kesedihan kali ini untuk kita
urai bersama akan arti dari setiap jejak yang kita tinggalkan, setiap langkah yang kita ayun,
setiap peristiwa yang kita lalui, setiap moment yang kita ukir.
Kita coba rentang saat-saat kita mengetuk pintu di sekolah ini. Ada harapan tertumpang
pada asa masing-masing kita. Baik dari orang tua, dari siswa dan dari guru – guru kita di sini.
Semua itu tidak lain adalah untuk mewujudkan alur keinginan yang kita semua sudah konsep.
Hari ini sketsa demi sketsa sudah kita lalui. 3 tahun mengukir harapan di sekolah ini. Maknailah
Bapak/Ibu Guru, Bapak/Ibu Orang tua/Wali Murid, dan anak-anak kami sebagai generasi emas.
Belajar bukan hanya mencetak angka-angka , namun belajar untuk merubah mindset kita.
Bahwasanya ilmu itu sangatlah penting terhadap penguasaan diri kita sendiri, untuk hidup
bersosialisasi dengan masyarakat, dan untuk hidup berdamai dengan makhluk lain. Tanpa belajar
kita tidak akan pernah bisa merubah tingkah laku, baik itu dalam pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman yang kita dapat dari sebuah proses. Orang yang
berilmu derajatnya akan lebih tinggi.
Belajar tidak mempunyai akhir. Kita dituntut untuk belajar sepanjang hayat. Begitu
banyak wawasan, pengetahuan yang tersimpan di dunia ini, semua itu akan bisa di dalam
genggaman kita dengan belajar.
Kita dianggap sudah belajar saat kita sudah bisa menunjukkan perubahan prilaku.
Prilaku yang elok dan terpuji. Dengan belajar di sekolah ini siswa-siswa cerdas sudah dilatih
menjadi insan mandiri, disiplin, dan berwawasan untuk lebih bijak dan pintar menghadapi
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Jangan sampai generasi kita yang diatur oleh
zaman tetapi generasi kitalah yang mengatur bagaimana zaman tersebut menjadi ruang akhlak
terpuji untuk mereka.
Bapak/Ibu guru…
Dirimu adalah insan luar biasa. Dimana menganggap semua siswa itu adalah pintar. Jika
mereka tidak mampu, guru tidak pernah melabelinya dengan kata “Bodoh” tetapi selalu berkata
bahwa siswanya “belum bisa”. Guru akan terus berusaha hingga siswanya bisa dan bisa.
Guru adalah orang yang menginspirasi bahwa selalu ada bebatuan di jalan yang
menghadang dan bagaimana memanfaatkan batu tersebut. Guru seperti lilin, menghabiskan
dirinya untuk mencerahkan kehidupan orang lain.
Bapak/ibu Orang Tua/ Wali Murid …
Ini adalah perjalanan yang luar biasa untuk kita semua. Upaya yang Bapak/Ibu berikan
hanya untuk mengeluarkan jenius yang tersembunyi. Rangkullah anak-anak kita. Ucapkan pada
mereka hal-hal positif bahwa mereka adalah generasi cemerlang yang akan memimpin negara ini
dengan akhlak mulia dan terpuji. Generasi yang jujur dan amanah. Tanpa campur tangan
bapak/ibu generasi kita akan kehilangan satu sayap. Mereka akan mampu berdiri kokoh berkat
suara dan belaian lembut dari bapak/ibu. Mari sama-sama kita berikan perhatian untuk generasi
emas kita.
Sedih melihat Ananda pergi, tetapi senang melihat semua siap untuk fase berikutnya.
Ananda adalah wajah-wajah paling cemerlang dari sekolah ini yang akan membuat kita semua
bangga suatu hari nanti. Kami percaya pada ananda dan potensi ananda.
Selamat berpisah siswa-siswa tersayang dan Orang tua/wali murid. Berharap yang terbaik
untuk masa ananda. Semoga semua sukses dan bahagia dalam hidup.
Wassalam