3136 6195 1 SM
3136 6195 1 SM
Sabhan
Abstrak: Penelitian tentang sebaran medan massa dan medan tekanan di perairan
barat Sumatra dari data hasil survey oleh Baruna Jaya I pada Tanggal 21 Maret – 11
April 2001. Data parameter fisik air laut yang terdiri atas suhu, salinitas dan
konduktivitas pada tiap interval kedalaman diperoleh dari hasil ekspedisi oseanografi.
Analisi data dilakukan untuk menentukan Anomali Volume Spesifik (), Kedalaman
Dinamik (Di) serta Kecepatan dan Arah Arus Relatif dan Absolut dari Arus
Geostropik. Adapun untuk menghitung nilai-nilai tersebut ditentukan dengan dua
metode yakni pertama melalui interpolasi linear (manual) dari data temperatur,
salinitas dan densitas (t) tiap kedalaman pada tabel yang diberikan oleh Svedrup dan
Bjerknes. Memperlihatkan kedalaman dinamik yang membentuk slop yang besar pada
kedalaman kurang dari 100 meter sedangkan pada kedalaman berikutnya
menunjukkan slop yang sangat kecil kecuali pada daerah dekat pantai dengan
kedalaman berkisar antara 0 – 7,29 dyn.m. kecepatan arus relatif geostropik antar
stasiun pada Transek 4 secara keseluruhan berkisar -6,43 – 4,11 m/s. Selain itu
kecepatan arus geostropik cenderung ke arah tenggara dibandingkan kearah barat
laut.
berbelok ketimur membentuk arus sakal Data parameter fisik air laut yang
(Equatorial Counter Current) yang terdiri atas suhu, salinitas dan
sebagian mencapai barat sumatera konduktivitas pada tiap interval
kemudian berbelok ketenggara kedalaman diperoleh dari hasil
membentuk arus selatan jawa. ekspedisi oseanografi diperiaran Barat
Pada bulan September-Oktober Sumatera dengan menggunakan Kapal
arus di barat sumatera berasal dari arus Riset Baruna Jaya I, yang diakses
mosanbique dan arus sanzibar serta melelui Pusat Data Kelautan Baruna
arus somali yang sebagian bergerak Jaya, Direktorat Teknologi Inventarisasi
ketimur membentuk arus munson barat Sumber daya Alam, BPP teknologi dan
daya menuju barat sumatera dan Tulisan Pelayaran Oseanografi Kapal
bergerak berbalik kebarat membentuk Baruna Jaya I Di wilayah ZEEI Barat
arus khatulistiwa selatan tergabung Sumatera. Pada Tanggal 21 Maret – 11
dengan arus arus selatan jawa. April 2001 dengan jumlah 20 Stasiun
Sebagian arus somali bergerak yang tersebar dalam 4 Transek. Pada
menyusuri pantai barat afrika dari Tulisan ini akan lebih fokus pada
selatan keutara hingga perairan arab Transek 4.
kemudian berbalik ke selatan india dan
bergabung dengan arus mansoon Bahan, Alat dan Metode Penelitian
barat daya memasuki selat malaka CTD probe (Conductivity,
diutara sumatera. Temperature, Depth) tipe Guildline, model
78 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (76 – 88)
6000 digunakan untuk mengukur suhu s,p (fungsi dari salinitas dan tekanan)
dan salinitas air laut. Alat ini dilengkapi dan t,p (fungsi dari suhu dan tekanan).
dengan Rosette Sampler dan terdiri atas Dari hasil interpolasi ini dapat
12 buah tabung Niskin. Alat ini ditentukan nilai Anomali Volume
dipergunakan untuk mengambil contoh Spesifik (), dan Kedalaman Dinamik
(sampel) air dari berbagai kedalaman (Di) dari formula Svedrup (1933)
yang telah ditentukan. Pada stasiun dalam Neumann and Pierson
pengamatan Oseanografi, alat CTD turun (1966).Hasil perhitungan pada
dari permukaan sampai pada kedalaman Lampiran I.
600 meter. Pengambilan contoh air Metode kedua melalui program
dilakukan ketika CTD naik dari kedalaman komputer (Matlab) untuk menghitung
600 meter menuju permukaan. Dengan
Densitas Air Laut (t); Volume Spesifik
interval data salinitas, suhu, dan
(); dan Anomali Volume Spesifik ()
konduktivitas tiap 5 meter, sedangkan
dengan menggunakan formula dari
contoh air diambil dari kedalaman : 0, 25,
Knudsen (1901) dalam Neumann and
50, 75, 100, 150, 200, 250, 300, 400, 500,
Pierson (1966) yang disempurnakan
dan 600 meter. Posisi stasiun ditentukan
oleh Fotonoff dan Tabata (1958). Untuk
dengan GPS (Global positioning System).
Kedalaman Dinamik Di menggunakan
persamaan Neumann and Pierson
Analisis Data
(1966). Formula dan data kedalaman,
Analisi data dilakukan untuk
suhu dan temperatur tersebut
menentukan Anomali Volume Spesifik
dimasukkan kedalam program komputer
(), Kedalaman Dinamik (Di) serta
hasil Skrip Program dapat dilihat Pada
Kecepatan dan Arah Arus Relatif dan
lampiran II.
Absolut dari Arus Geostropik. Adapun
Hasil analisis kedalaman dinamik
untuk menghitung nilai-nilai tersebut
antara cara pertama dan kedua hamir
ditentukan dengan dua metode yakni
sama sehingga data kedalaman
pertama melalui interpolasi linear
dinamik yang digunakan dalam
(manual) dari data temperatur, salinitas
pembahasan adalah hasil perhitungan
dan densitas (t) tiap kedalaman pada
manual untuk menganalisis Kecepatan
tabel yang diberikan oleh Svedrup dan
dan Arah Arus Relatif dan Absolut dari
Bjerknes dalam Neumann and Pierson
Arus Geostropik dengan acuan pada
(1966) yakni untuk s,t (fungsi dari t),
kedalaman 600 meter, dengan
Sabhan, Sebaran Medan Massa dan Medan Tekanan ………..79
menggunakan persamaan dari Pond secara khusus pada tulisan ini adalah
and Pickard (1983) untuk transek IV. pada transek IV (Stasiun 16 -20).
Sedangkan untuk perhitungan
kedalaman dinamik keseluruhan HASIL DAN PEMBAHASAN
transek digunakan hasil perhitungan Sebaran Menegak dan Melintang Suhu
komputer. Sebaran menegak suhu pada
transek 4 setelah dioverlay antara
Data-data tersebut kemudian
stasiun 16- 20 mempunyai pola yang
ditabulasikan dan dengan
hampir homogen kecuali untuk stasiun
menggunakan program komputer (Exel,
16 yang berada paling jauh dari pantai
ODV 5.7, Surfer 7) dan di analisis untuk
memiliki lapisan termoklin yang paling
menghasilkan sajian: Propil menegak
dalam mencapai 170 m dengan rentang
suhu dan salinitasi pada interval 5
suhu 12- 27 oC. Ini sesuai oleh karena
meter, sebaran melintang pertransek
daerah laut terbuka mendapat
suhu, salinitas, sigma-t dan kedalaman
penyinaran yang lebih dalam karena
dynamik, sebaran melintang anomali
cahaya dapat masuk menembus air lebih
kedalaman dynamik dan topografi
dalam oleh sifat kekeruhan air yang
dinamik serta kecepatan dan arah arus
rendah karena jauh dari suplai material
geostropik. Dari hasil tersebut maka
dari pantai rendah disamping adukan
dapat dianalisis sebaran medan massa
pantai oleh ombak tidak terjadi seperti
dan medan tekanan pada lokasi
yang terjadi pada laut dekat pantai.
penelitian. Adapun yang akan dibahas
bulan maret terbawa ke perairan barat lebih besar dari seratus meter salinitas
Sumatera oleh arus Khatulistiwa utara. hampir homogen. Profil juga menujukkan
Sebaran salinitas dalam arah adanya penaikan salinitas tinggi menuju
melintang menunjukaan perubahan permukaan pada daerah dekat pantai, ini
salinitas yang sangat cepat dengan mendukung hasil analisis kemungkinan
kedalaman pada kedalaman kurang terjadinya upwelling sesuai dengan profil
dari 100 meter sedangkan pada lapisan melintang dari suhu sebelumnya.
Pusat tekanan rendah yang terbentuk densitas, di mana air akan mengalir
disekitar transek 2 oleh akibat data hasil dari densitas yang lebih tinggi
observasi yang hilang sehingga salinitas kedensitas yang lebih rendah. Hasil
dinolkan. Membentuk missing data analisis kecepatan arus relatif
namun pada arah ketenggara dari geostropik yang ditampilkan pada
transek 1 dan 4 terlihat nyata perbedaan Tabel 1 antar stasiun pada Transek 4
kedalaman dinamik yang menyebabkan secara keseluruhan berkisar -6,43–
aliran arus khatulistiwa utara dan arus 4,11 Kecepatan arus relatif yang
balik khatulistiwa bergerak ketenggara bernilai negatif (–) menunjukkan
membentuk arus selatan jawa. Pada bahwa arus tersebut mengarah keluar
kedalaman berikutnya 200–600 db kertas (arah tenggara) sedangkan
distribusi tekanan semakin kecil nilai positif (+) menunjukan arah arus
sehingga mendekati 0. tersebut masuk kertas (arah barat
Kecepatan Arus Geostropik laut) akibat gaya coriolis
Arus geostropik adalah arus yang membelokkan arah arus tersebut
terjadi karena adanya perbedaan kesebelah kiri dibelahan bumi selatan.
5. Transek 4 memperlihatkan
kedalaman dynamik yang
Gambar 9. Profil menegak kecepatan membentuk slop yang besar pada
arus geostrofik
kedalaman kurang dari 100 meter
Sabhan, Sebaran Medan Massa dan Medan Tekanan ………..87