Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PEDOMAN PENULISAN MAKALAH

A. Pendahuluan
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang membahas suatu
masalah yang dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,
pengumpulan data yang diperoleh dari suatu penelitian, baik
penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka.
Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus
berdasarkan pemikiran ilmiah.
Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas
secara mendalam, berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pemikiran ilmiah pada lingkup keilmuan, terdiri dari dua
tingkatan yaitu, tingkat abstrak dan tingkat empiris. Pemikiran
ilmiah tingkat abstrak berkaitan dengan penalaran. Pada tingkatan
ini, pemikirnya bebas tetapi sedikit terikat dengan waktu atau
ruangan. Sedangkan pemikiran empiris berkaitan dengan
pengamatan. Karena berkaitan dengan pengamatan, maka
pemikiran empiris ini sangat terikat dengan waktu dengan
ruangan. Boleh jadi pemikiran empiris ini dilakukan dalam waktu
dan ruangan tertentu.

B. Pengertian Makalah dan


Jenisnya
Makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang
tergolong kedalam karya ilmiah penelitian. Makalah ada dua jenis,
yaitu makalah yang berupa naskah seminar dan naskah
bersambung.

1. Naskah Seminar

71
Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah

Naskah seminar adalah karya ilmiah berisi uraian dari topik


yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan
dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil
penelitian atau pemikiran murni dari penulisnya dalam
membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik
atau dibicarakan dalam seminar.
Uraian dalam naskah seminar bisa seperti hasil penelitan
(bab per bab), bisa juga diuraiakan seperti artikel tetap dalam
koridor pemikiran ilmiah secara logis dan empiris. Naskah
seminar yang ideal panjangnya anatara 3 sampai 8 halaman.

2. Naskah bersambung
Naskah bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri
penulisan ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Misalnya hasil
penelitian yang ditulis secara bersambung, antara tulisan pertama
dengan tulisan selanjutnya masih saling terkait. Dua tulisan atau
lebih yang mempunyai pokok pembahasan sama dan diterbitkan
dalam satu penerbitan, merupakan salah satu bentuk karya tulis
ilmiah. Penerbitan karya tulis bersama ini sering disebut dengan
jurnal karya ilmiah.
Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau
titel dengan pokok bahasan (topik) yang sama. Hanya
penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa
juga pada saat pengumpulan data penelitian dilakukan dalam
waktu yang berbeda. Bentuk tulisan ilmiah seperti ini biasanya
selalu aktual, karena bisa disesuaikan dengan situasi atau kondisi
dimana penelitian itu dilakukan.
Dalam dunia pendidikan tulisan bersambung ini sering
dilakukan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa atau
para dosen mengembangkan daya pikir mereka dalam ungkapan
tulisan karya ilmiah. Itu sebabnya banyak perguruan tinggi atau
lembaga-lembaga penelitian yang menerbitkan jurnal karya tulis
ilmiah, baik berupa hasil penelitian atau kajian-kajian ilmiah
lainnya.
72
Penulisan Makalah

C. Sistematika Makalah
Secara umum sistematika penulisan makalah dapat dibagi ke
dalam tiga bagian. Pertama, merupakan pendahuluan, kedua,
berisikan pembahasan atau uraian, dan ketiga, adalah yang
terakhir yang merupakan kesimpulan. Terkadang banyak
mahasiswa yang masih belum tahu apa yang harus ditulis dalam
pendahuluan. Tak jarang mereka menulis panjang lebar namun isi
dan uraiannya sering tidak relevan dengan bahasan makalah.
Bagian pendahuluan dari sebuah makalah merupakan pengantar
kepada isi, uraian atau bahasan makalah. Karena itu, di bagian
pengantar tersebut yang perlu dikemukakan adalah apa yang
menjadi masalah, atau fokus pembicaraan, apa tujuan tulisan, apa
penting atau manfaat penulisan makalah tersebut, teknik
penulisan, atau pendekatan apa yang dipakai dalam penulisan
dsb.
Bagian pembahasan merupakan inti makalah berisi uraian,
paparan, analisis tentang masalah yang menjadi fokus
pembicaraan. Bagaian inti, nanti akan terbagi lagi menjadi sub-sub
atau sub-sub bahasan. Jumlah sub-sub pembahasan ini tidak ada
ketentuan bakunya, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan
makalah. Misalnya makalah tentang Urgensi Sumber Belajar di
Perguruan Tinggi. Setelah paparan pendahuluan, dalam
pembahasan mahasiswa dapat membagi lagi topik ini menjadi
sub-sub bahasan, seperti Pengertian Sumber Belajar, Macam-macam
Sumber Belajar, Sumber Belajar dan Efektifitas Pembelajaran, Dampak
Negatif Tiadanya sumber Belajar.
Sementara penutup, mengemukakan kesimpulan dari
uraian-uraian yang telah dipaparkan dalam pembahasan.
Kesimpulan bukanlah ringkasan atau ikhtisar dari pembahasan
terdahulu. Pada umumnya mahasiswa sering kali menyamakan
antara rangkuman dan kesimpulan. Padahal kedua hal itu
berbeda. Rangkuman adalah ikhtisar atau ringkasan, sedangkan

73
Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah

kesimpulan merupakan produk, temuan atau hasil akhir dari


pembahasan makalah. Kesimpulan ada dua macam bentuk, 1)
uraian jawaban atas pertanyaan yang diajukan pemakalah, dan 2)
uraian prediksi kedepan/masa yang akan datang berdasarkan
temuan makalah.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
URGENSI SUMBER BELAJAR DI PT
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
1. Pengertian Sumber Belajar
2. Macam-Macam Sumber Belajar
3. Sumber Belajar dan Efektifitas
Pembelajaran
4. Akibat Lemahnya Pengelolaan
Sumber Belajar
C. Kesimpulan
Kadang dalam penulisan ada yang tidak membuat bentuk; A
Pendahuluan, B Pembahasan, dan C Penutup, tapi tetap ada
dalam makalah itu tiga prinsip tersebut, yaitu ada pendahuluan,
pembahasan dan kesimpulan. Selain itu, sebenarnya makalah bisa
juga diuraikan seperti artikel tetapi dalam koridor pemikiran
ilmiah secara logis dan empiris.

D. Teknik Penulisan
1. Cara Pengetikan
a. Spasi Baris
Spasi atau jarak antara dua baris dibuat dengan spasi
ganda atau dua spasi. Kecuali untuk kutipan langsung
yang melebihi dua baris. Judul dan tabel yang melebihi
74
Penulisan Makalah

dua baris, pengetikannya dengan spasi tunggal atau satu


spasi.
b. Batas Tepi
Batas-batas pengetikan diukur dari tepi kertas. Ukurannya
sebagai berikut, batas atas (top) 40 mm, bawah (bottom) 30
mm, sisi kiri (left) 40 mm dan kanan (right) 2,5 mm.
c. Alenia Baru
Penulisan alenia baru pada karya tulis ilmiah diukur dari
sisi kiri batas baris kertas dengan masuk sampai 5 dijit atau
ketikan huruf pertama tiap alenia baru adalah pada
ketikan ke-6 (enam).

2. Penomoran Halaman
Halaman karya ilmiah makalah, baik bagian pendahuluan,
pembahasan maupun kesimpulan, penomorannya menggunakan
huruf latin biasa seperti 1, 2, 3 dan seterusnya. Penempatan nomor
halaman terdapat beberapa bentuk, yaitu pada bagian kanan atas
halaman, atau bagian kanan bawah tiap halaman, atau juga di
tengah-tengah halaman bawah.
3. Footnote/Catatan kaki
Yang dimaksud dengan catatan kaki adalah catatan pada
bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu
kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan mengenai sesuatu
hal yang diuraikan dalam teks. Cara penulisan catatan kaki dalam
penulisan makalah yang berasal dari berbagai sumber pada garis
besarnya sama dengan cara penulisan pada karya ilmiah lainnya,
yakni secara berurutan: nama pengarang, koma, judul buku,
koma, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit,
koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma,
jilid dan nomor halaman. Nama buku ditulis miring (italic) atau
huruf),, halaman disingkat dengan “h”. Nama pengarang ditulis
75
Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah

sesuai dengan nama yang tercantum dalam buku karangannya.


Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., SH., Ir., dan sebagainya tidak
perlu dicantumkan.
Contoh foot note makalah:
¹Mulyasa, Kurikulum Agama, (Jakarta: Rajawali Press, 1998),
cet. ke-2, h. 3
²Abuddin Nata, Pemikiran Modern dalam Islam,, (Jakarta:
Rajawali Press, 1993), h. 79
Sekalipun begitu, ada sedikit perbedaan mengingat sumber-
sumber kutipan yang bermacam-macam, seperti dari buku,
majalah, koran, jurnal, karya ilmiah yang tidak terbit dsb. Cara
penulisan foot note dari sumber ini, termasuk juga cara penulisan
singkatan seperti Ibid, Op. Cit., dsb, menggunakan cara yang sama
dengan yang telah diuraikan dalam pedoman penulisan skripsi
dalam Bab IV sub bab A tentang sistem pengutipan.
Untuk kutipan ayat al-Qur’an tidak diperlukan catatan kaki
karena nama dan nomor surat serta nomor ayat telah dituliskan
pada akhir ayat yang dikutip. Untuk terjemahan al-Qur’an, hadist
atau terjemahan hadist catatan kaki untuk hal-hal ini sama dengan
sumber yang berasal dari buku

76

Anda mungkin juga menyukai