Anda di halaman 1dari 5

VOL. 5 NO.

1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

PREVALENSI HEPATITIS B PADA DARAH CALON PENDONOR


PADA MAHASISWA ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Putri Miftakhul Ulum, Suhariyadi, Wisnu Istanto

ABSTRACT

Hepatitis B disease was caused Hepatitis B virus caused infection of heart. Hepatitis B can be
transmitted including through blood products such as blood transfusion from blood donors. This
research aims to prevalence of Hepatitis B infection in blood donors in student first grade and
second grade Health Analyst Surabaya. This research was descriptive observational study with
qualitative analysis. This research was detect of Hepatitis B surface antigen using
immunochromatography rapid test methods. The results was obtained 1 of 54 samples blood donor
was reactive (2%). 53 samples blood donor were non reactive (98%). Needed treatment for
student who are HBsAg reactive

Keywords : Blood donor receptor, Hepatitis B, Immunochromatography rapid test

PENDAHULUAN
Darah merupakan materi biologis yang menimpa seluruh penduduk dunia tanpa
belum dapat diproduksi di luar tubuh terkecuali, termasuk Indonesia (Naga, 2012)
manusia. Ketersediaan darah di sarana Berdasarkan pemeriksaan serologi yang
kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi dilakukan oleh PMI Surabaya pada
masyarakat dalam mendonorkan darahnya. keseluruhan darah yang masuk sebagai
WHO melaporkan, kebutuhan darah secara darah donor yang dilakukan kemudian
global setiap tahun meningkat 1%, pemeriksaan, jumlah darah yang terinfeksi
sedangkan jumlah darah yang didonasikan virus Hepatitis B menduduki peringkat
menurun sebanyak 1% setiap tahun. Di tertinggi dalam menginfeksi darah donor
Indonesia, dari sekitar 4,5 juta kantong yang pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,13 %
dibutuhkan per tahun (2% jumlah penduduk Menurut Soemoharjo dan Gunawan tahun
Indonesia), jumlah donasi masih sekitar 2,1 2008, penularan infeksi VHB (Virus Hepatitis
juta kantong dan hanya sekitar 70% di B) salah satunya cara horizontal yaitu
antaranya yang berasal dari donor sukarela. penularan virus Hepatitis B dari pengidap
Kegiatan transfusi darah memberikan suatu kepada individu yang rentan di sekelilingnya.
reaksi transfusi kepada tubuh pasien Penularan ini dapat melalui suntikan,
(resipien). Reaksi transfusi adalah semua transfusi darah atau pemberian produk yang
reaksi yang tidak dikehendaki akibat berasal dari darah, dan tato. Beberapa
pemberian darah atau komponen-komponen penderita yang terinfeksi virus Hepatitis B,
darah dari donor. Reaksi ini dapat terjadi tidak menunjukan rasa sakit melainkan
melalui mekanisme imunologis maupun non hanya menjadi pengidap (carrier). Terkadang
imunologis dan reaksi tipe segera dan reaksi virus Hepatitis B dapat mengakibatkan kronis
tipe lambat. Kelebihan pemberian darah dan terjadi tanpa adanya gejala terinfeksi
donor bagi resipien diantaranya adalah virus (Naga, 2012)
menambah volume darah dan menambah Oleh karena tanpa adanya gejala, maka
unsur-unsur penting dalam darah (Purbayu banyak orang yang tidak mengetahui dirinya
dkk, 2008) sedang terinfeksi virus Hepatitis B dan
Menurut Hoffbrand tahun 2002, kerugian beberapa diantaranya berpotensi
pemberian darah donor yaitu dapat menjadi mendonorkan darahnya untuk pasien yang
jalan penularan penyakit infeksi. Penyakit justru dapat menularkan virus Hepatitis B
infeksi diantaranya adalah toksoplasma, melalui darah donor.
malaria, sifilis, AIDS dan hepatitis B. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Hepatitis B merupakan penyakit yang Kemenkes Surabaya merupakan instansi
disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat kesehatan dimana salah satu kegiatan
menyebabkan infeksi pada organ hati. pembelajarannya berhubungan erat dengan
Infeksi Hepatitis B berhubungan erat dengan darah sebagai bahan pemeriksaan
timbulnya kanker hati. Penyakit ini dapat laboratorium. Produk darah yang digunakan
dalam pembelajaran ini berpotensi menjadi

ANALIS KESEHATAN SAINS 327


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

jalan penularan Hepatitis B sehingga darah.Penelitian ini dilakukan di


mahasiswa Analis Kesehatan berpotensi Laboratorium Imunologi dan Serologi Analis
tertular virus Hepatitis B. Analis Kesehatan Kesehatan Surabaya pada bulan Januari
menjadi salah satu instansi yang bekerja sampai Juli.
sama dengan Unit Transfusi Darah untuk Alat Penelitian
mengadakan kegiatan donor darah secara Tabung serologi/vacutainer non koagulan,
rutin dan kegiatan donor darah yang sentrifuse, mikropipet 100 µl, Yellow tip,
diselenggarakan di Analis Kesehatan Eppendorf tube / sample cup, Rapid test
Surabaya menjadikan mahasiswa Analis HBsAg
Kesehatan berpotensi menjadi calon donor Perlakuan Bahan Uji
untuk mendonorkan darahnya. Tujuan Sampel calon darah donor yang didapat dari
Penelitian untuk mengetahui prevalensi mahasiswa yang memenuhi kriteria
infeksi Hepatitis B pada darah calon didiamkan hingga menggumpal. Darah
pendonor di Jurusan Analis Kesehatan disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm
Surabaya.Sehingga dapat memberi informasi selama 15 menit. Serum yang didapat
kepada masyarakat dan mahasiswa di kemudian dipisahkan dari darahnya dan
Jurusan Analis Kesehatan Surabaya tentang serum dimasukan ke dalam eppendorf tube /
potensi penularan virus Hepatitis B melalui sample cup.
darah donor. Prosedur Penelitian
Menyiapkan alat dan bahan yang
METODE PENELITIAN dibutuhkan. Menyiapkan
Jenis penelitian ini adalah penelitian immunochromatography rapid test HBsAg
deskriptif observasional dengan teknik pada permukaan yang datar. Meneteskan
analisa kualitatif. Sampel yang digunakan 100 µl serum pada lubang tempat
dalam penelitian ini adalah darah calon memasukan serum yang terdapat pada rapid
pendonor di Jurusan Analis Kesehatan test. Menunggu hasil dan melaporkan hasil
Surabaya tingkat 1 dan tingkat 2 yang
memenuhi kriteria syarat menjadi pendonor

Tabel Hasil Prevalensi Hepatitis B pada Darah Calon Pendonor pada mahasiswa Analis
Kesehatan Surabaya tingkat 1 dan tingkat 2

Reaktif
Sampel L/P Golongan Hasil 14 P B Non
No. Darah HBsAg Reaktif
(rapid 15 P O Non
test) Reaktif
1 L O Non 16 P O Non
Reaktif Reaktif
2 L O Reaktif 17 P O Non
3 P O Non Reaktif
Reaktif 18 P O Non
4 P O Non Reaktif
Reaktif 19 P B Non
5 P O Non Reaktif
Reaktif 20 P B Non
6 L B Non Reaktif
Reaktif 21 P A Non
7 L O Non Reaktif
Reaktif 22 P O Non
8 P O Non Reaktif
Reaktif 23 P O Non
9 P O Non Reaktif
Reaktif 24 L O Non
10 P A Non Reaktif
Reaktif 25 L B Non
11 P O Non Reaktif
Reaktif 26 P B Non
12 P A Non Reaktif
Reaktif 27 P O Non
13 L O Non Reaktif

ANALIS KESEHATAN SAINS 328


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

28 P O Non 46 L A Non
Reaktif Reaktif
29 P B Non 47 P AB Non
Reaktif Reaktif
30 P B Non 48 P O Non
Reaktif Reaktif
31 P B Non 49 P O Non
Reaktif Reaktif
32 P O Non 50 P B Non
Reaktif Reaktif
33 P O Non 51 P O Non
Reaktif Reaktif
34 P A Non 52 P O Non
Reaktif Reaktif
35 P O Non 53 P O Non
Reaktif Reaktif
36 P O Non 54 P AB Non
Reaktif Reaktif
37 P O Non
Reaktif
38 P AB Non
Reaktif
39 P O Non Grafik Hasil Pemeriksaan
Reaktif Hepatitis B pada Darah Calon
40 P B Non Pendonor pada Mahasiswa
Reaktif Analis Kesehatan Surabaya
41 L O Non
Reaktif 150%
42 P B Non 100%
Reaktif
43 P B Non 50%
Reaktif 0%
44 P O Non
reaktif non reaktif
Reaktif
45 P B Non
Reaktif
tahun dan berat badan minimal 48 kg,
Dari populasi mahasiswa Analis Kesehatan didapatkan 1 sampel yang reaktif dan 53
Poltekkes Kemenkes Surabaya tingkat 1 dan sampel non reaktif. Prevalensi Hepatitis B
tingkat 2 didapat 54 sampel yang memenuhi sebesar 2 %
kriteria dengan rincian calon pendonor
bergolongan darah A berjumlah 5 sampel, (tabel 4.2). Hasil reaktif terhadap
bergolongan darah B berjumlah 14 sampel, pemeriksaan HBsAg menunjukkan adanya
bergolongan darah AB berjumlah 3 sampel antigen Hepatitis B pada darah dan
dan yang bergolongan darah O berjumlah 32 menunjukkan yang bersangkutan terinfeksi
sampel. Dari 54 sampel yang dilakukan virus Hepatitis B. Hasil non reaktif terhadap
pemeriksaan tes HBsAg metode rapid pemeriksaan HBsAg menunjukan tidak
diperoleh 1 sampel yang reaktif adalah adanya antigen virus Hepatitis B yang berarti
bergolongan darah O dengan prosentase 2% bahwa yang bersangkutan tidak sedang
dan 53 yang non reaktif dengan prosentase terinfeksi virus Hepatitis B. Hasil non reaktif
98%. perlu dilakukan pemeriksaan ulang pada 3-4
bulan kemudian untuk memastikan darah
PEMBAHASAN tidak terinfeksi virus Hepatitis B mengingat
Berdasarkan hasil pemeriksaan di virus Hepatitis B membutuhkan waktu 45-
Laboratorium Imunologi dan Serologi 180 hari untuk bereplikasi bergantung pada
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes jumlah virus yang masuk dan kekebalan
Kemenkes Surabaya terhadap prevalensi tubuh penderita. Infeksi virus Hepatitis B
Hepatitis B pada Darah Calon Pendonor dari dengan hasil non reaktif dapat terjadi
54 sampel yang memenuhi beberapa syarat dikarenakan virus Hepatitis B sedang dalam
sebagai pendonor yaitu usia minimal 17 masa windows period yaitu periode

ANALIS KESEHATAN SAINS 329


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

menghilangnya HBsAg dikarenakan virus KESIMPULAN DAN SARAN


mulai memasuki sel untuk melakukan Dari penelitian prevalensi Hepatitis B pada
replikasi sehingga HBsAg yang terletak pada darah calon pendonor pada Mahasiswa
selubung terluar virus tidak dapat dideteksi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
dan pada periode pertama virus memasuki Surabaya dapat diambil kesimpulan sebagai
sel untuk melakukan replikasi intra sel. berikut :
Pada penelitian ini menggunakan metode Prosentase darah calon pendonor pada
rapid test dengan prinsip imunokromatografi mahasiswa Analis Kesehatan Poltekkes
yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas Kemenkes Surabaya yang terinfeksi virus
yang cukup tinggi. Berbeda dengan uji yang Hepatitis B sebesar 2 %.
lain, immunokromatografi tidak Sehingga Bagi mahasiswa Jurusan Analis
membutuhkan alat yang canggih dan untuk Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya
membacanya cukup hanya dengan melihat dengan hasil reaktif pada pemeriksaan
adanya perubahan warna memakai mata HBsAg perlu melakukan pengobatan dan
telanjang sehingga jauh lebih praktis. pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan
Immunokromatografi tidak membutuhkan HBsAb.
substrat dan menggunakan coloidal emas
yang amat sensitif sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA
memperpendek masa inkubasi menjadi 90 Cahyono, Suharjo. 2008. Membangun
detik hingga 15 menit. Keuntungan lain dari Budaya Keselamatan Pasien dalam
uji immunokromatografi adalah format yang Praktek Kedokteran. Kanisius.
disukai oleh tekhnisi laboratorium karena Jogjakarta
praktis dalam penggunaanya, waktu yang Cahyono, Suharjo. 2010. Hepatitis B Cegah
dibutuhkan relatif cepat sehingga hasil dapat Kanker Hati!. Kanisius. Jogjakarta
segera didapatkan, stabil untuk jangka Depkes. 2008. Modul 2 Pelatihan Crash
waktu yang panjang dan dalam rentangan Program Petugas Teknis Transfusi
iklim yang luas dan harga relatif tidak mahal Darah Bagi Petugas UTDRS.
(Handojo, 2003). Keuntungan dari uji Departemen Kesehatan RI. Jakarta
immunokromatografi tersebut membuat Gitlin, Norman. 1997. Hepatitis B : Diagnosis,
rapid test menjadi test yang ideal untuk Prevention, and Treatment.
diaplikasikan. Uji immunokromatografi http://clinchem.org/content/43/8/1500.
merupakan uji laboratorium yang handal full.pdf.
sehingga amat dibutuhkan di negara sedang Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar
berkembang. Metode rapid test sering Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi
digunakan sebagai test screening awal dalam Konsep dan Proses Keperawatan Buku
pemeriksaan HBsAg. Metode 2. Salemba Medika. Jakarta
immunochromatography rapid test ini Hoffbrand, dkk. 2002. Hematologi. Buku
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang Kedokteran EGC. Jakarta
cukup tinggi yaitu > 99% dan 97% sehingga Handojo, Indro. 2003. Pengantar
akurasi dari hasil pemeriksaan menggunakan Immunoasai Dasar. Airlangga University
metode rapid dapat dipercaya. Metode Press. Surabaya
immunochromatography rapid test ini juga Misnadiarly. 2007. Mengenal,
digunakan dalam beberapa penelitian uji Menanggulangi, Mencegah & Mengobati
HBsAg seperti penelitian Nadiah pada tahun Penyakit Hati (Liver). Pustaka Obor.
2008 dalam penelitiannya mengenai Jakarta
Prevalensi Hepatitis B Surface Antigen positif Nadiah. 2008. Prevalensi Hepatitis B Surface
pada Penderita Serosis Hepatitis yang Antigen (HBsAg) Positif Pada Penderita
Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Sirosis Hepatis Yang Dirawat Di Bagian
Perjan RS. DR. M. Djamil Padang Ilmu Penyakit Dalam Perjan RS. DT. M.
mendapatkan hasil 60% dengan hasil reaktif. Djamil Padang Periode 1 Januari-31
Hasil pemeriksaan prevalensi Hepatitis B Desember 2006.
yang dilaksanakan pada mahasiswa Analis http://www.thedigilib.com/jurnal/12760
Kesehatan Poltekkes Kemenkes dapat 6.p
menjadi acuan untuk mengadakan Naga, Sholeh. 2012. Buku Panduan Lengkap
pemeriksaan terhadap virus Hepatitis B Ilmu Penyakit Dalam. Diva Press.
secara rutin dan pemberian vaksinasi Jogjakarta
Hepatitis B sebagai tindakan preventif Nency, Yetty Movieta dan Dana Sumanti.
infeksi virus Hepatitis B. 2011. Latar Belakang pada Penggunaan
Transfusi Komponen Darah pada Anak.
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/
13-3-1.pdf.

ANALIS KESEHATAN SAINS 330


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

Purbayu, Herry, dkk. 2008. Pedoman


Diagnosa dan Terapi bag/SMF Ilmu
Penyakit Dalam. Universitas Airlangga.
Surabaya
Sacher, Ronald. 2002. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Sari, Wening, dkk. 2008. Care Yourself,
Hepatitis. Penebar Plus+. Jakarta
Sastrawinata, Ucke Sugeng. 2008. Virologi
Manusia Jilid I. PT. Alumni. Bandung
Setyowati, Evi. 2002. Prevalensi HBsAg pada
Darah Donor di Unit Transfusi Darah
PMI cabang Sidoarjo. Poltekkes
Kemenkes Surabaya. Surabaya
Sievert, William dan Melvyn G. Korman.
1994. Segala Sesuatu Tentang
Hepatitis. Arcan. Jakarta
Soemoharjo, Soewignjo dan Stephanus
Gunawan. 2007. Hepatitis Virus B Edisi
2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Sood, Ramnik. 1999. Medical Laboratory
Technology : Methods and
Intrepretations, 5th Edition. Jaypee.
New Delhi
Wicak (Ed). 2009. Hepatitis “Seluk Beluk &
Penanggulangannya”. A Leaf
Productions. Bandung
Yuniarti, Siswari. 2010. Transfusi Darah.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
3310118121_1979-8091.pdf.

ANALIS KESEHATAN SAINS 331

Anda mungkin juga menyukai