Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA METODE

PEMISAHAN KIMIA

PERCOBAAN IV

PEMISAHAN KONTAMINAN AMOXICILLIN DENGAN METODE ADSORPSI

OLEH:

NAMA : ABDUR RAHMAN

STAMBUK : F1C1 21 094

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN : RISKA CHAERUNNISA ABDUL RACHMAN

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amoxicillin adalah antibiotik dengan spektrum luas, serta digunakan

sebagai pengobatan seperti infeksi pada saluran nafas, saluran empedu dan saluran

seni, gonorhe, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena salmonella sp., seperti

demam tipiod. Mekanisme kerja Amoxicillin adalah dinding sel kuman yang

terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan merupakan polimer dari senyawa amino

dan gula yang saling berikatan satu dengan yang lain (crosslinked) dengan

demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding.

Proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa.

Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara

mekanis dan kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan

bergantung pada kondisi yang dihadapi. Untuk campuran yang tidak dapat

dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi),

proses pemisahan kimiawi harus dilakukan. Proses pemisahan suatu campuran

dapat dilakukan dengan berbagai metode..

Adsorpsi adalah pengikatan suatu partikel (adsorbat) pada permukaan

adsorben dengan melibatkan interaksi baik secara fisika maupun kimia antara

molekul adsorbat dengan adsorben. Proses adsorpsi dapat terjadi secara fisika

maupun kimia. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi antara lain

luas permukaan adsorben, konsentrasi adsorbat, suhu, pH dan waktu kontak.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan percobaan mengenai pemisahan

kontaminan amoxicillin menggunakan metode adsorpsi.. Berdasarkan uraian di


atas, maka perlu dilakukan percobaan mengenai pemisahan kontaminan

amoxicillin menggunakan metode adsorpsi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan pemisahan

kontaminan amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah bagaimana mengetahui

pengaruh pH terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah untuk mengetahui pengaruh pH

terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2 .

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah agar dapat mengetahui pengaruh pH

terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2 .


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Amoxicillin

Amoxicillin memiliki nama lain (2S,5R,6R)-6-[[(2R)-2-amino-2-(4-

hidroksifenil) asetil]amino]-3,3-dimetil-7-oxo-4-thia-1-azabicyclo [3.2.0]heptane

2-carboxylic acid, dengan rumus kimia C16H19N3O5S, merupakan antibiotik yang

termasuk golongan beta-laktam dan sering digunakan untuk pengobatan infeksi

bakteri. Struktur amoksisilin memiliki sifat amfoter karena tiga gugus fungsi

utama seperti –NH2, –COOH dan –OH. Lebih dari 80 % amoksisilin

diekskresikan melalui urin dari tubuh manusia setelah 2 jam dan bahwa

keberadaan amoksisilin di air permukaan, air limbah domestik dan industri dapat

menyebabkan masalah lingkungan yang serius. Banyak adsorben yang berbeda

telah diterapkan untuk menghilangkan amoksisilin dari air dan air limbah.

Beberapa contohnya adalah biji gandum termodifikasi dan titanium dioksida

(Anastopoulos et al., 2020).

B. Adsorpsi

Metode konvensional seperti presipitasi kimiawi, pertukaran ion, osmosis

balik, koagulasi dan adsorpsi telah digunakan untuk menghilangkan ion logam

dari matriks yang berbeda. Diantara metode ini, adsorpsi dipandang lebih unggul

dari metode lain karena kesederhanaannya, kemampuan untuk regenerasi, hemat

biaya dan memungkinkan aplikasi skala besar. Adsorpsi mengacu pada akumulasi

adsorbat di permukaan adsorben atau antarmuka antara dua fase. Adsorpsi

sebagian besar merupakan proses eksotermik karena penurunan energi permukaan


adsorben yang didorong oleh penghambatan gerakan atom situs adsorpsi yang

disebabkan oleh perlekatan molekul adsorbat. Adsorbat dapat menempel pada

adsorben melalui gaya tarik elektrostatik, pertukaran ion, interaksi pasangan ion,

gaya van der Walls dan hidrasi hidrofobik (Pakade et al., 2019).

C. Adsorben

Adsorpsi bergantung pada penggunaan bahan yang berbeda sebagai

adsorben. Adsorben yang umum digunakan bisa diklasifikasikan menjadi

adsorben konvensional dan non-konvensional. Adsorben konvensional adalah

bahan seperti karbon aktif komersial, zeolit, mineral lempung dan resin yang telah

digunakan secara tradisional dalam pengolahan air. Terdapat beberapa kriteria

untuk adsorben yang ideal dalam pengolahan air limbah, termasuk (i) selektivitas

tinggi dan kapasitas penyerapan yang tinggi, yang bergantung pada karakteristik

struktur adsorben, tekstur berpori dan luas permukaan yang besar; (ii) sifat kimia,

yang dapat diperbaiki melalui perlakuan kimia dari adsorben untuk meningkatkan

sifat-sifatnya; (iii) biaya dan kelimpahan di alam, (iv) yang membutuhkan sedikit

pemrosesan, (v) yang menghasilkan lebih sedikit produk sampingan atau bahan

limbah dari industri dan (vi) kualitas ramah lingkungan, mudah diregenerasi

(polutan yang terserap dapat dengan mudah dihapus dari permukaannya),

stabilitas dan kemampuan kerja jangka panjang (Saleh, 2021).

D. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya


yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan infra merah, sedangkan

materi dapat berupa atom dan molekul. Terdapat beberapa jenis spektrofotometer,

diantaranya UV, Vis, UV-Vis dan Ir. Metode spektrofotometri UV-Vis tergolong

mudah dengan kinerja yang cepat jika dibanding dengan pengukuran dengan

menggunakan metode lain. Selain itu senyawa hidrokuinon memiliki gugus

benzen serta terdapat kromofor dan ausokrom pada struktur kimianya sehingga

memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan metode spektrofotometri

(Primadiamanti et al., 2019).

E. Titanium Dioksida (TiO2)

Titanium dioksida merupakan jenis material semikonduktor yang tidak

terdapat di alam secara alami, namun diekstrak dari leuxocene dan

bijih ilmenite. Titanium dioksida (TiO2) yaitu sejenis pigmen putih yang

dimasukkan ke dalam banyak produk konsumen oral sebagai zat aditif seperti

makanan, pasta gigi, dan obat-obatan. Terdapat tiga bentuk kristal titanium

dioksida dalam keadaan alami, diantaranya anatase, rutile dan brookite. Sifat

kimia dan fisik titanium dioksida sangat stabil (Chen et al., 2020).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan pemisahan kontaminan amoxicillin dengan metode adsorpsi

dilakukan pada hari Selasa, 06 Mei 2023, pukul 13.00-15.29 WITA dan bertempat

di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin menggunakan metode adsorpsi adalah gelas kimia 50 mL, gelas ukur

100 mL, labu takar 250 mL, neraca analitik, pipet tetes, batang pengaduk dan

spatula.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan pemisahan kontaminan amoxicillin

menggunakan metode adsorpsi adalah titanium dioksida (TiO2) anatase 0,1 gram,

amoxicillin (C16H19N3O5S), asam klorida (HCl) 0,1 N, natrium hidroksida (NaOH)

0,1 N, akuades (H2O), kertas pH, kertas saring, tisu, aluminium foil dan plastic

wrap.
C. Prosedur Kerja

Titanium dioksida (TiO2)

ditimbang masing-masing sebanyak 0,1 gram dan


dimasukkan dalam 5 gelas kmia berbeda
masing-masing gelas kimia ditambahkan 50 mL larutan
amoxicillin 30 ppm yang sudah diatur pH nya yaitu 3, 5,
7, 9 dan 11 dengan larutan HCl dan NaOH
diaduk selama 30 menit
disaring

Filtrat Residu
- diukur adsorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis

pH 3 = 200,5 mL/gram
pH 5 = 194,5 mL/gram
pH 7 = 54 mL/gram
pH 9 = 272,5 mL/gram
pH 11 = 181,5 mL/gram
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

Panjang
No. pH Adsorban Gambar
Gelombang

1. 3 0,489

2. 5 0,501

240 nm

3. 7 0,782

4. 9 0,345

5. 11 0,527
2. Analisis Data

a. pH 3

Co-Ce
Qe = xV
m

(0,890 – 0,489 ) nm
= x 50 mL
0,1 gram

= 200,5 mL/gram

b. pH 5

Co-Ce
Qe = xV
m

(0,890 – 0,501 ) nm
= x 50 mL
0,1 gram

= 194,5 mL/gram

c. pH 7

Co-Ce
Qe = xV
m

(0,890 – 0,782 ) nm
= x 50 mL
0,1 gram

= 54 mL/gram

d. pH 9

Co-Ce
Qe = xV
m

(0,890 – 0,345 ) nm
= x 50 mL
0,1 gram

= 272,5 mL/gram

e. pH 11
Co-Ce
Qe = xV
m

(0,890 – 0,527 ) nm
= x 50 mL
0,1 gram

= 181,5 mL/gram

3. Grafik

Hubungan Antara pH dan Qe


Banyak Zat yang Terjerap (mL/gram)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
f(x) = − 0.004 x + 0.5568
0 R² = 0.0063838615978804
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
pH

B. Pembahasan

Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan

maupun gas, terikat kepada suatu adsorben dan akhirnya membentuk suat lapisan

tipis atau film atau adsorbat pada permukaannya. Adsorpsi terjadi karena

molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair yang memiliki gaya

tarik dalam keadaan tidak setimbang sehingga cenderung tertarik kearah dalam

(gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya adhesinya). Salah satu faktor

yang mempengaruhi adsorpsi adalah pH. pH larutan mempengaruhi kelarutan ion

logam, aktivitas gugus fungsi pada biosorben dan kompetisi ion logam dalam

proses adsorpsi.
Percobaan ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh pH terhadap

adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2. TiO2 pada percobaan pemisahan

kontaminan amoxicillin ini berfungsi sebagai adsorben, karena TiO2 merupakan

material yang mempunyai luas permukaan pori yang besar, oleh karna itu dengan

kemampuan transpor elektron yang tinggi, TiO2 mampu meningkatkan laju reaksi

permukaan. Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah mereaksikan titanium

dioksida (TiO2) dengan larutan amoxicillin dengan pH variasi. Variasi pH pada

larutan amoxicillin didapatkan dengan merekasikannya dengan larutan natrium

hidroksida (NaOH) dan asam klorida (HCl). Pemvariasian pH larutan bertujuan

untuk menunjukkan pengaruh pH tehadap adsorpsi amoxicillin. Kemudian,

dilakukan pengadukan untuk memperbesar luas permukaan kontak adsorben agar

dapat melarutkan titanium dioksida dengan optimal.

Perlakuan selanjutnya adalah melakukan penyaringan yang bertujuan

untuk memperoleh filtrat dan memisahkannya dari residu. Filtrat yang telah

diperoleh kemudian diukur nilai adsorbansinya menggunakan spektrofotometer

UV-Vis sehingga kadar amoxicillin yang teradsorpsi dapat diketahui. Alat

spektofotometer UV-Vis ini memiliki dua kuvet yang dimasukkan dua larutan

yang berbeda. Salah satunya dimasukkan filtrat yang mengandung amoxicillin

sedangkan kuvet yang lain dimasukkan larutan blanko yang nilai absorbansinya

adalah nol. Larutan blanko adalah larutan yang tidak berisi analit atau larutan

tanpa sampel yang umumnya berisi akuades dan perlakuannya pada kondisi yang

sama dengan larutan berisi sampel. Larutan blanko ini berfungsi untuk
mengetahui titik nol atau sebagai larutan standar di dalam alat spektrofotometer

UV-Vis.

Berdasarkan data hasil pengamatan, nilai adsorban berturut-turut untuk

pH 3, 5, 7, 9 dan 11 adalah 0,489, 0,501, 0,782, 0,345 dan 0,527. Nilai adsorben

paling tinggi terdapat pada pH 7.Hal ini dikarenakan amoxicillin merupakan

senyawa basa organik. Berdasarkan nilai adsorbansi yang diperoleh,

menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai pH maka nilai adsorbansinya juga

semakin meningkat. Keadaan pH yang bersifat basa diketahui bahwa mengandung

sedikit ion H+, sehingga amoxicillin mudah teradsorpsi.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin menggunakan metode adsorpsi yang telah dilakukan maka dapat

ditarik disimpulkan bahwa semakin basa pH, semakin besar adsorbat yaitu

amoxicillin yang dapat teradsorpsi. Nilai adsorban berturut-turut untuk pH 3, 5, 7,

9 dan 11 adalah 0,489, 0,501, 0,782, 0,345 dan 0,527. Nilai adsorban paling tinggi

terdapat pada pH 7.
DAFTAR PUSTAKA

Anastopoulos, I., Pashalidis, I., Orfanos, A. G., Manariotis, I. D., Tatarchuk, T.,
Sellaoui, L. and Núñez-Delgado, A., 2020, Removal of Caffeine, Nicotine
and Amoxicillin from (Waste) Waters by Various Adsorbents. a Review,
Journal of Environmental Management, 261(1).
Chen, Z., Shuo H., Shupei Z., Huimin F., Ying L. and Guang J., 2020, Review of
Health Safety Aspects of Titanium Dioxide Nanoparticles in Food
Application, NanoImpact, 18(1).
Pakade, V. E., Tavengwa N. T. and Madikizela L. M., 2019, Recent Advances in
Hexavalent Chromium Removal from Aqueous Solutions by Adsorptive
Methods, RSC advances, 9(45).
Primadiamanti, A., Feladita N. and Juliana R., 2019, Penetapan Kadar
Hidrokuinon pada Krim Pemutih Herbal yang dijual di Lorong King Pasar
Tengah Kota Bandar Lampung menggunakan Metode Spektrofotometri
UV-Vis, Jurnal Analis Farmasi, 4(1).
Saleh, T. A., 2021, Protocols for Synthesis of Nanomaterials, Polymers and Green
Materials as Adsorbents for Water Treatment Technologies,
Environmental Technology & Innovation, 24(1).

Anda mungkin juga menyukai