Anda di halaman 1dari 3

Disetujui Oleh

CHROINC HEART FAILURE (CHF)


DIREKTUR
No. : /SOP/DYM/VI/2022
Dokumen
:0
No. Revisi
SOP
Tanggal : 03 Maret 2022
Terbit
Halaman : 1/3
DHARMA dr. Ni Wayan Siska Anggraeni
YADNYA MEDIKA SIP: 503/0236/050/D.VI.17/IX/2022

1. Pengertian Chroinc Heart Failure adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas untuk melakukan langkah-langkah dalam menangani
dan memberikan pengobatan yang tepat pada pasien CHF

3. Kebijakan 1. SK Direktur Klinik Dharma Yadnya Medika Nomor : 001/SK/DYM/VI/2023


tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Klinik Dharma Yadnya Medika
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.5 th 2014,tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer

4. Prosedur/ Petugas menerima pasien dengan sigap dan 3S


Langkah-
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien,menanyakan keluhan utama maupun
langkah
keluhan tambahan:sesak nafas saat aktifitas fisik baik ringan maupun berat,sesak
nafas pada malam hari,batuk malam hari,kaki bengkak,lemas.
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
4. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan hasil anamnesa,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.Diagnosis gagal jantung dapat di tegakkan
berdasarkan kriteria Framingham.
Kriteria mayor :
- dispnoe nocturnal paroksismal atau orthopneu
- peningkatan tekanan vena jugularis
- ronchi basah tidak nyaring
- kardiomegali
- edema paru akut
- gallop
- refluks hepatojugular
Kriteria minor :
- edema pergelangan kaki
- batuk malam hari
- dyspneu d’effort /sesak saat aktifitas
- hepatomegaly
- efusi pleura
- Kapasitas berkurang menjadi 1/3 maksimum
- takikardi (>120 x/m)
Diagnosa dapat ditegakkan jika terdapat 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor
5. Dokter memberikan penyuluhan kepada pasien,mengenai penyakitnya,
pembatasan aktifitas fisik,diet rendah garam.
6. Tatalaksana
a. modifikasi gaya hidup :
- pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 l (ringan),maksimal 1 l (berat)
- pembatasan asupan garam maksimal 2 gr/hr (ringan),maksimal 1 gr/hr
(berat).
- berhenti merokok dan konsumsi alcohol.
b. aktifitas fisik :
- pada kondisi akut berat :tirah baring
- pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja sampai 70% sd 80%
dari denyut nadi maksimal (220/umur)
c. penatalaksanaan farmakologis:
Pada gagal jantung akut:
- terapi oksigen 2-4 ltr/mnt
- pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian furosemid
injeksi 20 s/d 40 mg bolus.
- cari pemicu gagal jantung akut
- segera rujuk
Pada gagal jantung kronik:
- Diuretic:furosemid bila perlu dapat di kombinasi tiazid(hct),bila dalam 24 jam
tidak ada respon rujuk.
- ACE Inhibitor atau angiotensine II reseptor bloker (ARB) mulai dosis terkecil
dan titrasi dosis sampai tercapai dosis yang efektif dalam beberapa minggu.
Bila pengobatan sudah mencapai dosis maksimal dan target tidak
tercapai,rujuk.
- Beta Bloker (BB):mulai dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai dosis
efektif dalam beberapa minggu.bila pengobatan sudah mencapai dosis
maksimal dan target tidak tercapai,dirujuk
Digoxin diberikan bila ditemukan fibrilasi atrial untuk menjaga denyut nadi
tidak terlalu cepat.
7. Dokter menuliskan resep
8. Dokter menuliskan hasil pemeriksaan,diagnose dan terapi dalam rekam medis
pasien.
9. Petugas menuliskan diagnose,terapi dalam register
10. Petugas rujukan jika pasien perlu di rujuk

5. Unit Terkait 1. Farmasi


2. UGD
3. Rawat Inap

6. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait
2. Blangko Medis
3. Buku Register
7. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai