Anda di halaman 1dari 4

Gagal Jantung

No. Dokumen (Diisi Admin)

No. Revisi (Diisi Admin)

SOP TanggalTerbit (Diisi Admin)

Halaman

UPT
Puskemas SUPARDI, SKM
Kelapa Kampit NIP. 197507041998031005

1. Pengertian Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan penurunan kualitas hidup, tingginya rehospitalisasi karena
kekambuhan yang tinggi dan peningkatan angka kematian.

2. Tujuan 1. Sebagai acuan penatalaksanaan Gagal jantung (akut dan kronik) di


Puskesmas Kelapa Kampit
2. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktifitas
pasien

3. Kebijakan (Diisisetelahadanomor SK Kepala FKTP)

4. Referensi PMK no 5 2014 Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Hal 423.

5. Prosedur 1. Melakukan anamnese kepada pasien


Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
Gangguan napas pada perubahan posisi (ortopneu)
Sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
Keluhan tambahan: lemas, mual, muntah dan gangguan mental pada
orangtua .

Faktor Risiko
Hipertensi
Dislipidemia
Obesitas
Merokok
Diabetes melitus
Riwayat gangguan jantung sebelumnya
Riwayat infark miokard

2. Melakukan pemeriksaan fisik tanda patognomonis

Pemeriksaan Fisik

Peningkatan tekanan vena jugular


Frekuensi pernapasan meningkat
Kardiomegali
Gangguan bunyi jantung (gallop)
Ronki pada pemeriksaan paru

)
Hepatomegali
Asites
Edema perifer
3. Melakukan pemeriksaan tambahan: EKG (hipertrofi ventrikel kiri,
atrial fibrilasi, perubahan gelombang T, dan gambaran abnormal lain),
Darah perifer lengkap

4. Penegakan Diagnosis Diagnosis ditegakkan cukup dengan gambaran


klinis.
. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham yaitu
minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Kriteria Mayor:

Sesak napas tiba-tiba pada malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)


Distensi vena-vena leher
Peningkatan tekanan vena jugularis
Ronki basah basal
Kardiomegali
Edema paru aku
Gallop (S3)
Refluks hepatojugular positif

Kriteria Minor:

Edema ekstremitas
Batuk malam
Dyspneu d’effort (sesak ketika beraktifitas)
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal
Takikardi >120 kali per menit
5. Memberikan pengobatan :
Penatalaksanaan
Modifikasi gaya hidup

Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1 liter


(berat)
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol

Aktivitas fisik

Pada kondisi akut berat: tirah baring

Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja sampai 60% hingga
80% dari denyut nadi maksimal (220/umur)

Penatalaksanaan farmakologi
Pada gagal jantung akut:

Terapi oksigen 2-4 liter per menit


Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian furosemid
tablet 40mg .
Gagal Jantung

No. Dokumen (Diisi Admin)

No. Revisi (Diisi Admin)

SOP TanggalTerbit (Diisi Admin)

Halaman

UPT
Puskemas SUPARDI, SKM
Kelapa Kampit NIP. 197507041998031005

Segera rujuk.

Pada gagal jantung kronik:

Diuretik: diutamakan loop diuretic (furosemid) bila perlu dapat


dikombinasikan Thiazid, bila dalam 24 jam tidak ada respon rujuk ke
layanan sekunder.

ACE Inhibitor (ACE-I) . Bila pengobatan sudah mencapai dosis maksimal


dan target tidak tercapai segera dirujuk.

Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga denyut nadi


tidak terlalu cepat.

6. Edukasi dilakukan dengan memberitahukan keluarga agar dapat


membantu pasien untuk:

Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung


kronik misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak atau
kadar gula darah.

Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan


kardiovaskular dan pentingnya untuk kontrol kembali setelah
pengobatan di rumah sakit.

Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.

Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien beraktivitas dan


berinteraksi.

Melakukan konferensi keluarga untuk mengidentifikasi faktor-faktor


pendukung dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta
menyepakati bersama peran keluarga pada masalah kesehatan pasien.

7. Kriteria Rujukan :
Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke fasilitas peayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis jantung atau spesialis
penyakit dalam untuk perawatan maupun pemeriksaan lanjutan seperti
ekokardiografi.

Pada kondisi akut, dimana kondisi klinis mengalami perburukan dalam


waktu cepat harus segera dirujuk layanan sekunder atau layanan tertier
terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

)
8. mencatat ke buku register
6. Diagram alir
Pasien Salam-sapa
datang Anamnesis

Pemeriksaaan fisik

Diagnosa

Tatalaksana

1.farmaokologis

2. non farmakologis

3. rujuk

Pencatatan
dibuku register

7. Unit terkait Poli umum/Lansia dan UGD

8. Rekaman Historis Perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Berlaku

Anda mungkin juga menyukai