= 966,9 – 1018
Sistem Sumatera Selatan
Bukit Asam
Transfer Bukit Asam - Baturaja
234,5 MW
Baturaja
Sistem Lampung
100 MW
Faktor Ketersediaan =
41,7 MW G G 55 MW
Off (Har) G G 70 MW
sebesar 76%.
Defisit Daya yang terjadi berdasarkan Hasil perhitungan dan analisis terhadap
ketersedian daya adalah : rencana sistem dengan pembangunan
Defisit Daya = Beban Puncak – Daya saluran transmisi Kayu Agung – Gumawang
Tersedia untuk kondisi normal dan kondisi gangguan
= 966,9 – 1206,4 dapat disimpulkan seperti pada tabel berikut
= - 239,5 MW ini:
Tabel 3. Hasil Analisis RencanaSistem
Berdasarkan hasil perhitungan maka sistem
Kelistrikan Lampung Kondisi
tidak mengalami defisit daya dan
Normal dan Kondisi Gangguan
mempunyai cadangan daya sebesar 239,5
MW.
Sistem Sumatera Selatan
Bukit Asam
Transfer Bukit Asam - Baturaja
260,3 MW
Sistem Lampung
Sistem
Sumatera
Selatan 44,8 MW G 44,8 MW
G Load Load
Sistem
PLTA Besai
Lampung
Trip
G
PLTP Ulu Belu
G
Trip Load
Off (Har) G
PLTU Tarahan
G
70 MW
Load G
G G
Off (Har) G G 70 MW
Trip Trip
(Ggn) (Ggn) 28 MW G PLTU Sebalang
PLTA Batutegi
Kelistrikan Lampung
Gambar 14. Analisis Rencana Sistem dengan
Kotingensi Trip PLTP Ulu Belu Agar dapat diketahui tingkat keandalan
sistem Lampung dengan adanya
5. Gangguan Pada Peghantar Bukit Asam – pembangunan saluran transmisi Kayu Agung
Baturaja – Gumawang maka perlu dilakukan
638 + 0 + 380 perbandingan hasil analisis kondisi sebelum
Faktor Ketersediaan =
820,2 + 380 + 380 dan sesudah dilakukan perencanaan.
1018 Pembangunan saluran transmisi Kayu Agung
= = 0,64
1580,2 – Gumawang terbukti dapat meningkatkan
Jadi ketersediaan daya sistem Lampung keandalan penyaluran energi pada sistem
sebesar 64 %. kelistrikan Lampung. Dengan meningkatnya
Defisit Daya yang terjadi berdasarkan keandalan sistem maka akan berdampak
ketersedian daya adalah : pada peningkatan penjualan dan kepuasan
Defisit Daya = Beban Puncak – Daya pelanggan dalam menggunakan energi listrik
Tersedia
35