Anda di halaman 1dari 1

S Harmono, R.I Fauzi, T. Kurniawan/ Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol.2 No.

monitoring beban sistem grid tertinggi yang 2. Normal jika mendapat transfer energi dari
pernah dicapai yaitu 966,9 MW dan rata - sistem Sumatera Selatan dengan nilai
rata Daya Mampu Pasok (DMP) pembangkit transfer mampu maksimal 380 MW.Untuk
sistem Lampung sebesar 638 MW. perhitungan nilai faktor ketersediaan,
faktor penggunaan dan defisit daya
Sistem Sumatera Selatan

Bukit Asam
Transfer Bukit Asam - Baturaja
328,9 MW

Sistem Lampung sebagai berikut :


638 + 380 1018
Baturaja

DMP Pembangkit Lampung

Faktor Ketersediaan = =
Load G
638 MW
Sistem Sumatera Selatan
20 MW Beban sistem Lampung

820,2 + 380 1200,2


966,9 MW
Kayu Agung

44,8 MW G

Sistem Lampung
G 44,8 MW

PLTA Besai
Load Load
= 0,85
Load Load Load
Berdasarkan faktor ketersedian = 0,85,
PLTD G

maka dapat disimpulkan jika dalam


Load
Gumawang 30 MW
PLTU Peltar
G 10 MW

14 MW G
PLTU Gunung Sugih
Load 14,8 MW G
PLTG Tarahan
Load
PLTMG New
kondisi normal ketersediaan daya sistem
Tarahan

PLTP Ulu Belu


Off (Har) G G
70 MW
Load G

100 MW
Lampung sebesar 85 %.
PLTU Tarahan
51,9 MW G G 43 MW Load

41,7 MW G G 55 MW
Off (Har) G G 70 MW

Beban Puncak 966,9


28 MW G PLTU Sebalang
PLTA Batutegi

Gambar 4. Analisis Aliran Daya Sistem Lampung Faktor Penggunaan = =


Daya Terpasang 1200,2
Kondisi Normal = 0,80
Berdasarkan faktor penggunaan = 0,80,
Dari hasil analisis aliran daya untuk kondisi maka dapat disimpulkan jika kondisi
normal dapat dibagi menjadi dua kondisi sistem Lampung normal dengan cadangan
yaitu: daya sebesar 20% untuk ketersediaan
1. Defisit Daya jika tidak mendapat transfer pembangkit dan transfer 100%.
energi dari sistem Sumatera Selatan, Defisit Daya yang terjadi berdasarkan
dengan perhitungan nilai faktor ketersedian daya pembangkit adalah
ketersediaan, faktor penggunaan dan sebagai berikut:
defisit daya sebagai berikut : Defisit Daya = Beban Puncak – Daya
Faktor Ketersediaan
Tersedia
Daya Tersedia
= = 966,9 – 1018
Daya Terpasang
= - 51,1 MW
638
=
820,2
= 0,78 Berdasarkan hasil perhitungan maka
Berdasarkan faktor ketersedian = 0,78, sistem tidak mengalami defisit daya dan
mempunyai cadangan daya sebesar 51,1
maka dapat disimpulkan jika dalam
kondisi normal ketersediaan daya sistem MW. Untuk nilai N-1 sistem Lampung
Lampung sebesar 78%. sebesar 80 MW (kapasitas pembangkit
tertinggi) maka dapat disimpulkan sistem
Beban Puncak masih belum andal.
Faktor Penggunaan =
Daya Terpasang
966,9 Tabel 1. Hasil Analisis Sistem Kelistrikan
= Lampung Kondisi Normal
820,2
= 1,17
Berdasarkan faktor penggunaan = 1,17,
maka dapat disimpulkan jika kondisi
sistem lampung akan mengalami defisit
sebesar 17% untuk ketersediaan
pembangkit 100%.
Defisit Daya yang terjadi berdasarkan
ketersedian daya pembangkit adalah
sebagai berikut :
Defisit Daya = Beban Puncak – Daya
Tersedia 4.3 Analisis Sistem Kelistrikan
= 966,9 – 638 Lampung Kondisi Gangguan
= 328,9 MW
Berdasarkan hasil perhitungan maka Selain dilakukan analisis pada kondisi
sistem harus melakukan pemadaman normal, untuk mengetahui kondisi sistem
defisit daya sebesar 328,9 MW. existing maka perlu untuk dilakukan analisis

31

Anda mungkin juga menyukai