Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH CAPITAL ADEQUANCY RATIO, PERFORMING LOAN, NET

INTEREST MARGIN, RETURN ON ASSET, OPERATING COST TO


OPERATING INCOME DAN LOAN TO DEPOSITE RATIO TERHADAP
FINANCIAL DISTRESS PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Diajukan Oleh :

INTAN FEBRIANA

201780179

JURUSAN MANAJEMEN

TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

BEKASI

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam lembaga keuangan.
Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar
peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut
bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan -
badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui
kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian.
Perbankan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Perbankan
merupakan perusahaan yang dalam kegiatannya berhubungan langsung dengan
masyarakat. Kegiatan perbankan begitu dipengaruhi oleh kepercayaan nasabah atau
masyarakat luas. Apabila dalam tubuh bank terjadi gejolak maka akan muncul reaksi
keras dari masyarakat. Bank dianggap sebagai penggerak roda perekonomian suatu
negara. Fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangat vital, misalnya dalam penciptaan
dari peredaraan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat menyimpan uang,
melakukan pembayaran atau penagihan dan masih banyak jasa keuangan lainnya.
Perekonomian Indonesia, mengatakan krisis moneter yang di alami Indonesia sejak
tahun 1997-1998 di tandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah yang sangat drastis. di
sebabkan oleh banyak faktor. Contohnya Faktor eksternal yaitu defisit transaksi yang
berjalan Indonesia cenderung membesar dari tahun ketahun, dan terjadinya krisis moneter
finansial di tiga kutub dunia lainnya yaitu AS, Eropa dan Jepan.Baik buruknya
perekonomian suatu negara akan berdampak pada kemajuan serta kesejahteraan
masyarakat yang ada di dalamnya. Tidak jarang, buruknya kondisi perekonomian
menyebabkan sejumlah perusahaan mengalami kebangkrutan yang biasanya diawali
dengan adanya kondisi financial distress (Simbolon, 2018).
Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan
sebelum terjadinya kebangkrutan, sehingga membuat perusahaan melakukan likuiditas
(Platt HD dan Platt MB,2002) Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan,
sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para kreditur (lembaga keuangan)
serta pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis
keuangan segera tertangani. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio kinerja
keuangan yang merupakan rasio perbankan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Return On Asset (ROA), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposite Ratio
(LDR) untuk mengukur tingkat kesehatan suatu perbankan dalam memprediksi kondisi
Financial Distress.
Capital Adequency Ratio (CAR) yang merupakan salah satu indikator kecukupan
modal bank. Apabila nilai rasio CAR semakin rendah dari ketentuan yang ditetapkan
Bank Indonesia, maka tingkat kebangkrutannya semakin tinggi. Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan Almilia dan Herdiningtyas (2005) dan Halim (2016) yang
menghasilkan bahwa rasio CAR berpengaruh terhadap prediksi kebangkrutan bank dan
memiliki pengaruh negatif. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian Rahmania dan
Hermanto (2014) dan Aryati dan Balafif (2007) bahwa rasio CAR tidak mempengaruhi
tingkat kesehatan bank.
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank (Almilia & Herdiningtyas, 2005).
Semakin besar nilai rasio NPL menunjukkan bahwa bank tidak mampu untuk mengelola
kreditnya, semakin rendah tingkat kesehatannya sehingga kemungkinan bank mengalami
kebangkrutan juga semakin besar dan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Aryati dan Balafif (2007), Rahmania dan Hermanto (2014), dan Halim (2016) yang
menghasilkan bahwa rasio NPL berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat
kebangkrutan bank. Namun lain halnya dengan penelitian Hutasoit dan Haryanto (2016)
bahwa NPL berpengaruh negatif.
Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk mendapatkan pendapatan
bunga bersih (Martharini, 2012). Menurut Rahmania dan Hermanto (2014) rasio NIM
berpengaruh terhadap probabilitas kebangkrutan bank dan memiliki pengaruh negatif
yang berarti semakin tinggi rasio NIM maka semakin rendah kemungkinan bank untuk
mengalami kebangkrutan.
Return On Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan
antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiens pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Matharini,
2012). Rasio ini digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang
bersangkutan; jika ROA semakin besar maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang
menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (SEBI, 2004). Semakin tinggi nilai rasio BOPO, maka semakin
besar bank mengalami kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Halim (2016), Sudiyatno dan Suroso (2010) dan Kurnia dan Mawardi (2012) yang
menunjukkan bahwa rasio BOPO berpengaruh positif terhadap tingkat kebangkrutan
bank. Namun hal ini berbeda dengan Hutasoit dan Haryanto (2016) yang menyatakan
bahwa rasio BOPO memiliki pengaruh negatif.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) tahun 2004, rasio-rasio keuangan
sebagai faktor keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan
perbankan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR menunjukkan tingkat kemampuan
bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun (Dendawijaya, 2005).
Semakin tinggi rasio LDR, semakin rendah kemampuan likuiditas bank dan semakin
rendah tingkat kesehatan bank, maka probabilitas suatu bank mengalami kebangkrutan
semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Kurniasari dan
Ghozali (2013) bahwa terdapat hubungan positif antara rasio ini terhadap prediksi
kebangkrutan bank.
1.2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap financial distress
industri perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Apakah terdapat pengaruh non-performing loan (NPL) terhadap financial distress
industri perbankan yang terdaftar di BEI.
3. Apakah terdapat pengaruh net interest margin (NIM) terhadap financial distress
industri perbankan yang terdaftar di BEI.
4. Apakah terdapat pengaruh return on asset (ROA) terhadap financial distress industri
perbankan yang terdaftar di BEI.
5. Apakah terdapat pengaruh perbandingan antara biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) terhadap financial distress industri perbankan yang
terdaftar di BEI.
6. Apakah terdapat pengaruh loan to deposit ratio (LDR) terhadap financial distress
industri perbankan yang terdaftar di BEI.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada masalah penelitian diatas, maka tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengtahui pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap probabilitas
financial distress perbankan.
2. Untuk mengtahui pengaruh non-performing loan (NPL) terhadap probabilitas
financial distress perbankan.
3. Untuk mengtahui pengaruh net interest margin (NIM) terhadap probabilitas financial
distress perbankan.
4. Untuk mengtahui pengaruh return on asset (ROA) terhadap probabilitas financial
distress perbankan.
5. Untuk mengtahui pengaruh perbandingan antara biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) terhadap probabilitas financial distress perbankan.
6. Untuk mengtahui pengaruh loan to deposit ratio (LDR) terhadap probabilitas
financial distress perbankan.
1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat
kebijakan bank yang bersangkutan.
2. Bagi investor
Penelitian ini dapat membantu pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perbankan
sehingga mampu untuk mengambil langkah-langkah dan kebijakan sebagai upaya
mengantisipasi kebangkrutan bank.
4. Bagi akademis
Peneliti ini diharapkan dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus
menjadi referensi bagi akademis lain untuk lebih memahami mengenai disiplin ilmu
keuangan, khususnys topik yang berbuhungan dengan Financial Distress.
5. Bagi peneliti
Diharapkan hasil peneliti ini dapat membantu peneliti untuk lebih memahami
mengenai Financial Distress . Faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga sebagai
kajian untuk peneliti selanjutnya.
1.4. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari tiga bab, dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman
terhadap topik yang akan dibahas. Adapun masing-masing bab tersebut adalah sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika pembahasan yang berupa uraian singkat mengenai bab-bab
dalam proposal ini.
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Bab ini menguraikan landasan teori untuk memecahkan masalah penelitian
dengan menggambarkan variabel dan menghubungkan variabel penelitian.
Bab ini juga menjelaskan hasil dari penelitian sebelumnya, model penelitian
dan hipotesis atau jawaban sementara yang harus diuji secara empiris.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan bentuk penelitian, objek penelitian meliputi populasi,
metode sampling dan sampel. Bab ini juga menjelaskan definisi operasional
variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data serta metode penelitian
yang diterapkan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai