Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)

Universitas Islam Kalimantan MAB


ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020

Optimalisasi Dosis Koagulan Dan Peningkatan Kinerja Pac


(Poly Aluminium Klorida) Dengan Penambahan Kaustik Soda
Dalam Proses Pengolahan Air Bersih Di Pdam Bandarmasih
Kota Banjarmasin Menggunakan Metode Jar Test
Alfian Nor1,a, Idzani Muttaqin2,b, Ice Trianiza3,c
123
Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Kalimantan MAB,
Jl. Adhyaksa No. 2 Kayutangi Banjarmasin, 70123
alfiannor195@gmail.com

Abstrak
Proses penambahan koagulan harus dilakukan secara efisien karena proses
koagulasi ini merupakan proses yang menghabiskan biaya terbesar dari serangkaian
proses pengolahan air yang ada di PDAM Bandarmasih. Jika dosis penambahan
koagulan dilakukan secara berlebihan, akan menyebabkan biaya penggunaan bahan
kimia koagulan menjadi membengkak sehingga membebani pengeluaran PDAM.
Metode dalam penelitian ini yang akan digunakan yaitu dengan metode analitik
dimana data dari hasil uji coba beberapa dosis koagulan Poli Aluminium Klorida (PAC)
yang digunakan pada kegiatan jar test diteliti untuk dijadikan dasar dalam menentukan
jumlah atau dosis koagulan Poli Aluminium Klorida (PAC) yang paling optimal.
Hasil penelitian sebagai berikut :Dosis optimum koagulan PAC (Poly Aluminium
Klorida) untuk pengolahan air bersih di PDAM Bandarmasih sebesar 48 mg/l dengan
paramater kekeruhan hasil jar test sebesar 1,44 NTU untuk metode jar test 1 dan 0,88
NTU untuk metode jar test 2.Penambahan kaustik soda / soda ash berpengaruh terhadap
peningkatan hasil uji jar test untuk tingkat kekeruhan dan efisiensi pengolahan. Dimana
dengan menambahkan kaustik soda / soda ash, nilai parameter kekeruhan menjadi lebih
kecil (0,88 NTU) dan nilai efisiensi pengolahan menjadi lebih besar (95%). Peningkatan
hasil uji jar test disebabkan karena adanya peningkatan pH air yang akan di olah menjadi
7,3 dimana kondisi pH air tesebut masuk kedalam kondisi pH optimal kinerja koagulan
PAC (Poly Aluminium Klorida) yang berada di kisaran pH 7,1 sampai dengan 7,5.

Kata kunci : Peningkatan Kinerja, Metode Jar Test

258
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
Latar belakang pengolahan air yang ada di PDAM
Bandarmasih. Jika dosis penambahan
Sebagai salah satu sumber
koagulan dilakukan secara berlebihan, akan
penyangga kehidupan, air
menyebabkan biaya penggunaan bahan
memegang peranan vital di setiap
kimia koagulan menjadi membengkak
sendi kehidupan manusia. Didalam
sehingga membebani pengeluaran PDAM.
kehidupan, air memiliki berbagai
fungsi antara lain: mengatur suhu
tubuh, sumber mineral alami, Metodologi Penelitian
pembentuk cairan darah, dan Metode dalam penelitian ini yang akan
berperan penting dalam berbagai digunakan yaitu dengan metode analitik
proses pencernaan. Sumber air di dimana data dari hasil uji coba beberapa
bumi dapat diperoleh dari berbagai dosis koagulan Poli Aluminium Klorida
sumber seperti sungai, danau, (PAC) yang digunakan pada kegiatan jar
waduk, dan mata air. Tiap sumber test diteliti untuk dijadikan dasar dalam
air, memiliki kualitas air yang menentukan jumlah atau dosis koagulan Poli
berbeda- beda dari segi fisik, warna Aluminium Klorida (PAC) yang paling
maupun kandungan kimia optimal.Untuk mengumpulkan data
didalamnya. Dari tiap sumber air penelitian yang akan digunakan dalam
tersebut, sungai merupakan salah penulisan tugas akhir ini, penulis
satu sumber air permukaan yang menggunakan dua teknik metode penelitian,
sering dimanfaatkan oleh manusia yaitu penelitian Library Research
dalam memenuhi kebutuhan (Penelitian Kepustakaan) dan Field
hidupnya sehari hari. Begitu pula Research (Penelitian Lapangan).
untuk wilayah banjarmasin, sungai
merupakan sumber air baku yang
digunakan oleh PDAM Analisa Data dan Hasil Penelitian
Bandarmasih dalam memproduksi Data yang digunakan untuk kegiatan
air bersih yang akan di distribusikan analisis dalam tugas akhir ini didapat dari
keseluruh masyarakat Banjarmasin. hasil pengujian di laboratorium dengan
Akan tetapi, kondisi kualitas air metode jar test, setelah itu dilakukan
sungai saat ini telah jauh mengalami kegiatan observasi dan analisa data.
penurunan terutama dari sisi Kegiatan observasi merupakan suatu proses
kekeruhannya. Jika mengacu kepada penelitian dengan mengamati perubahan
standar kekeruhan yang ada, air suatu kondisi dari bahan-bahan pengamatan
sungai di Banjarmasin jauh berada yang dilakukan di laboratorium Perusahaan
dibawah standar baku mutu yang Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih.
ditetapkan sehingga harus dilakukan Penambahan Kaustik Soda (NaOH)
pengolahan terlebih dahulu. Metode Penambahan kaustik soda (NaOH)
penjernihan air yang digunakan di dilakukan untuk menaikkan pH air yang
PDAM Bandarmasin, yaitu dengan akan di olah menggunakan jar test dengan
cara menambahkan koagulan tujuan agar pH air mendekati kondisi pH
kedalam air yang akan diolah dan optimum kerja koagulan PAC (Poly
diaduk secara merata yang biasa Aluminium Klorida) yaitu sekitar 7,1 – 7,5.
disebut proses koagulasi. Proses Penambahan kaustik soda dilakukan
penambahan koagulan harus sebelum proses penambahan kogulan PAC
dilakukan secara efisien karena (Poly Aluminium Klorida). Tahapan proses
proses koagulasi ini merupakan penambahan kaustik soda (NaOH)
proses yang menghabiskan biaya dilakukan sebagai berikut :
terbesar dari serangkaian proses
1. Sampel air yang akan di

259
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
tambahkan kaustik soda 6. Setelah prose pengendapan selama 20
(NaOH) di letakkan ke menit, dilakukan pengukuran parameter
dalam gelas kimia 500 ml kekeruhan dan pH air hasil jar test untuk
dan diukur nilai pH mengetahui dosis penambahan koagulan
awalnya. PA
2. Masing- masing gelas kimia
7. (Poly Aluminium Klorida) di gelas mana
ditambahkan kaustik soda yang paling optimum.
(NaOH) sebanyak 8 mg dan
diaduk dengan kecepatan 140 Untuk dosis koagulan yang digunakan
rpm selama 1 menit agar diperoleh dengan menghitung kadar
tercampur. koagulan PAC (Poly Aluminium Klorida)
3. Setelah itu dilakukan yang terkandung dalam pekatan larutan
pengukuran pH air, setelah pH PAC (Poly Aluminium Klorida) dengan
air berada di antara pH 7,1 – 7,5 konsentrasi 12% yang dtambahkan pada
dapat dilanjutkan ke tahapan proses jar test. Cara menghitung dosis
proses jar test. koagulan dijabarkan sebagai berikut :
Uji Jar Test
Gelas jar test 1 ditambahkan larutan PAC
Sebelum melakukan pengujian
12% sebanyak 0.20 ml/L sehingga dosis
jar test, terlebih dahulu dilakukan
PAC adalah :
pengukuran parameter air yang akan
diolah yaitu kekeruhan dan pH air. = 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,20 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 12 % 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐶
Selanjutnya dilakukan uji jar test = 1000 𝑥 0,20 𝑥 0,12
terhadap sampel air mengikuti = 24 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
urutan sebagai berikut:
1. Gelas jar test 2 ditambahkan larutan
1. Sampel air yang akan diolah, PAC 12% sebanyak 0.25 ml/L sehingga
dibagi kedalam 6 buah gelas dosis PAC adalah :
kimia ukuran 1000 ml atau biasa = 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,25 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 12 % 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
disebut dengan gelas jar test. 𝑃𝐴𝐶
2. Masing-masing gelas jar test = 1000 𝑥 0,25 𝑥 0,12
kemudian diberi koagulan PAC = 30 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
(Poly Aluminium Klorida)
dengan dosis yang berbeda-beda. 2. Gelas jar test 3 ditambahkan larutan
PAC 12% sebanyak 0.30 ml/L sehingga
3. Setelah pembubuhan koagulan dosis PAC adalah :
PAC (Poly Aluminium Klorida), = 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,30 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 12 % 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
dilakukan pengadukan cepat
𝑃𝐴𝐶
dengan kecepatan pengadukan
140 rpm selama 1 menit. = 1000 𝑥 0,30 𝑥 0,12
4. Setelah diaduk cepat selama 1 = 36 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
menit, pengadukan diperlambat 3. Gelas jar test 4 ditambahkan larutan
sampai 40 rpm selama 9 menit PAC 12% sebanyak 0.25 ml/L sehingga
dengan maksud untuk meniru dosis PAC adalah :
proses flokulasi. Setelah itu = 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,35 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 12 % 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
dihentikan untuk dilihat proses 𝑃𝐴𝐶
pengendapan.
= 1000 𝑥 0,35 𝑥 0,12
5. Proses pengendapan dilakukan
= 42 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
selama 20 menit.
4. Gelas jar test 5 ditambahkan larutan
PAC 12% sebanyak 0.40 ml/L sehingga

260
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
dosis PAC adalah : Setelah itu, air hasil jar test di uji untuk
= 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,40 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 mengetahui kandungan parameter air yaitu
kekeruhan dan pH. Hasil uji jar test metode
12 % 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐶 1 ditampilkan pada tabel 1 berikut :
= 1000 𝑥 0,40 𝑥 0,1
Tabel 1. Hasil Pengujian Jar Test Metode 1
= 48 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Gelas jar test 6
ditambahkan larutan PAC
12% sebanyak 0.45 ml/L
sehingga dosis PAC adalah
:
= 1000 𝑚𝑙 𝑥 0,45 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐶 𝑥 12 %
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐶 Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa
= 1000 𝑥 0,45 𝑥 0,12 hasil pengukuran kekeruhan air hasil jar
test berbeda-beda sesuai dengan dosis
= 54 𝑚𝑔/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
koagulan PAC (Poly Aluminium Klorida)
Hasil Uji Jar Test yang ditambahkan. Perbandingan antara
Pengujian jar test yang dilakukan di tingkat kekeruhan dengan dosis koagulan
laboratorium PDAM Bandarmasih
dilakukan dengan 2 metode yang ditambahkan dapat dilihat pada
berdasarkan bahan yang ditambahkan gambar 2 berikut :
kedalam proses jar test. Metode
pertama, jar test dilakukan dengan Hasil Uji Jar Test Metode 2
menambahkan koagulan PAC (Poly Pada pengujian jar test metode 2 dilakukan
Aluminium Klorida) dengan dosis
berbeda-beda antara 24 – 54 mg/l. penambahan kautik soda / soda ash
Metode kedua dengan menambahkan sebanyak 8 mg/l terlebih dahulu kesetiap
kaustik soda / soda ash terlebih gelas jar test dan dilakukan pengadukan
dahulu kedalam air yang akan di olah selama 3 menit agar kaustik soda / soda ash
setelah itu ditambahkan koagulan tercampur sempurna dengan air yang akan
PAC (Poly Aluminium Klorida)
dengan dosis antara 24 – 54 mg/l. di olah. Setelah itu dilakukan uji jar test
Yang membedakan 2 metode tersebut sesuai dengan pengujian standar, dimana
adalah adanya penambahan kaustik air yang akan di olah, di ukur parameter
soda / soda ash terlebih dahulu awalnya setelah itu ditambahkan koagulan
sebelum penambahan koagulan.
Untuk hasil pengujian jar test 2 PAC (Poly Aluminium Klorida) dengan
metode tersebut adalah sebagai dosis 24 mg/l, 30 mg/l, 36 mg/l, 42 mg/l, 48
berikut. Hasil Uji Jar Test Metode 1 mg/l dan 54 mg/l. Setelah penambahan
Pengujian jar test metode 1 koagulan, dilakukan proses pengadukan
dilakukan sesuai dengan pengujian cepat dengan kecepatan putaran 140 rpm
standar jar test, dimana air yang akan
di olah, di ukur parameter awalnya selama 1 menit dilanjutkan dengan
setelah itu ditambahkan koagulan pengadukan lambat dengan kecepatan 40
PAC (Poly Aluminium Klorida) rpm selama 9 menit. Setalah proses
dengan dosis 24 mg/l, 30 mg/l, 36 pengadukan, dilanjutkan dengan proses
mg/l, 42 mg/l, 48 mg/l dan 54 mg/l. pengendapan selama 20 menit. Setelah itu,
Setelah penambahan koagulan,
dilakukan proses pengadukan cepat air hasil jar test di uji untuk mengetahui
dengan kecepatan putaran 140 rpm kandungan parameter air yaitu kekeruhan
selama 1 menit dilanjutkan dengan dan pH. Hasil uji jar test metode 1
pengadukan lambat dengan ditampilkan pada tabel 2 berikut :
kecepatan 40 rpm selama 9 menit.
Setalah proses pengadukan,
dilanjutkan dengan proses
pengendapan selama 20 menit.

261
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
Tabel 2. Hasil Pengujian Jar Test
Metode 2

Berdasarkan tabel.3, terdapat perbedaan


antara tingkat kekeruhan yang dihasilkan
dari uji jar test metode 1 dan metode 2.
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa Dimana dengan dosis penambahan
hasil pengukuran kekeruhan air hasil koagulan yang sama, hasil uji jar test
jar test berbeda-beda sesuai dengan
metode 2 menunjukkan hasil yang lebih
dosis koagulan PAC (Poly baik jika dilihat dari nilai kekeruhan yang
Aluminium Klorida) yang dihasilkan dari uji jar test metode 2 lebih
ditambahkan. Perbandingan antara kecil dari uji jart test metode 1.
tingkat kekeruhan dengan dosis Perbandingan antara nilai kekeruhan hasil
koagulan yang ditambahkan dapat jar test dapat dilihat pada gambar 4 berikut.
dilihat pada gambar 3 berikut.
Berdasarkan hasil pengujian jar test
yang telah dilakukan. Diketahui jika
tingkat kekeruhan air hasil jar test
dipengaruhi oleh jumlah dosis
koagulan PAC (Poly Aluminium
Klorida) yang ditambahkan.
Penambahan dosis koagulan yang
paling optimum adalah penambahan
dosis yang menghasilkan tingkat
kekeruhan terendah atau nilai efisiesi
pengolahan tertinggi. Berdasarkan Gambar 1. Grafik Perbandingan
hasil uji jar test dengan 2 buah Kekeruhan Berdasarkan Dosis Koagulan
metode yang telah dilakukan, Berdasarkan tabel 4. terdapat perbedaan
diketahui bahwa dosis optimum tingkat efisiensi pengolahan yang
penambahan koagulan PAC (Poly dihasilkan dari uji jar test metode 1 dan
Aluminium Klorida) pada metode 1 metode 2. Dari hasil uji jar test yang
adalah sebanyak 48 mg/l dengan dilakukan, tingkat efisiensi yang dihasilkan
tingkat kekeruhan hasil pengolahan dari metode 2 lebih besar dibandingkat
sebesar 1.44 NTU. Untuk hasil uji jar metode 1 menggunakan dosis koagulan
test metode 2, diketahui bahwa dosis yang sama, metode 2 memiliki tingkat
optimum penambahan koagulan PAC efisiensi tetinggi dengan nilai efisiensi
(Poly Aluminium Klorida) sebesar 48 pengolahan optimum sebesar 95%. Hal ini
mg/l dengan tingkat kekeruhan hasil disebakan karena adanya penambahan
pengolahan sebesar 0.88 NTU. kaustik soda / soda ash yang menyebabkan
Perbadingan hasil uji jar test metode pH air yang akan diolah naik menjadi 7,3
1 dan metode 2 dapat dilihat pada (tabel 4.3). Kenaikan pH air ini
tabel 3 berikut : menyebabkan kinerja koagulan PAC (Poly
Tabel 3. Perbandingan Hasil Uji Jar Aluminium Klorida) menjadi lebih
Test Metode 1 Dan Metode 2 maksimal karena pH optimal untuk
koagulan PAC (Poly Aluminium Klorida)

262
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
berkisar antara 7,1 – 7,5 sehingga Tabel 5. Kondisi Larutan Hasil Jar Test
nilai efektifitas koagulan menjadi Metode
meningkat. Selain itu, jika melihat
parameter kekeruhan yang
dihasilkan, jar test metode 2 dengan
penambahan kaustik soda / soda ash
menunjukkan nilai kekeruhan
terkecil sebesar 0,88 NTU (Gambar
4.3).
Berdasarkan hasil jar test yang telah
dilakukan, terdapat perbedaan
kondisi larutan hasil jar test
berdasarkan jumlah dosis koagulan
PAC (Poly Aluminium Klorida) yang
ditambahkan dan metode jartest yang
Kesimpulan
digunkana. Perbedaan kondisi larutan
hasil jar test ditampilkan pada tabel .4 Berdasarkan hasil uji jar test di
dan .5 berikut. laboratorium PDAM Bandarmasih kota
Banjarmasin, didapatkan hasil penelitian
Tabel 4. Kondisi Larutan Hasil Jar
sebagai berikut :
Test Metode 1
1. Dosis optimum koagulan PAC (Poly
Aluminium Klorida) untuk
pengolahan air bersih di PDAM
Bandarmasih sebesar 48 mg/l dengan
paramater kekeruhan hasil jar test
sebesar 1,44 NTU untuk metode jar
test 1 dan 0,88 NTU untuk metode jar
test 2.
2. Penambahan kaustik soda / soda ash
berpengaruh terhadap peningkatan
hasil uji jar test untuk tingkat
kekeruhan dan efisiensi pengolahan.
Dimana dengan menambahkan kaustik
soda / soda ash, nilai parameter
kekeruhan menjadi lebih kecil (0,88
NTU) dan nilai efisiensi pengolahan
menjadi lebih besar (95%).
Peningkatan hasil uji jar test
disebabkan karena adanya
peningkatan pH air yang akan di olah
menjadi 7,3 dimana kondisi pH air
tesebut masuk kedalam kondisi pH
optimal kinerja koagulan PAC (Poly
Aluminium Klorida) yang berada di
kisaran pH 7,1 sampai dengan 7,5.

263
Prosiding Seminar Nasional Teknik Tahun 2020 (SENASTIKA 2020)
Universitas Islam Kalimantan MAB
ISBN : 978-623-7583-57-8
24 Oktober 2020
DAFTAR PUSTAKA [11] Riyadil Afdal, Fadhilah. 2017.
Optimasi Penggunaan Koagulan Pc300
[1] Anonim. 2010. Peraturan
Dan flokulan A100 Untuk Proses
Pemerintah Menteri Kesehatan No.
Pengolahan Air Limbah Tambang Di
492 Tahun 2010 tentang Persyaratan
Wwtp01 Pt. Mitrabara
Kualitas iar Minum.
Adiperdana,Tbk.Jurnal.
[2] Al-Layla, M.Anis et.al.1978.
[12] Septyn Anggun Lestari. 2018.
Water Suplay Engineering Design.
Efektivitas Penggunaan Bahan Koagulan
Ann Arbor Science Publishers Inc.
Dalam Proses Perencanaan Pengolahan
Michigan. USA.
Bangunan Air Minum. Jurnal
[3] Darmasetiawan, Martin. 2001.
[13] Schroeder, E.D. 1977.Water and
Teori dan Perencanaan Instalasi
Wastewater Treatment. New York.
Pengolahan Air. Bandung : Yayasan
Suryono. [14] Sutrisno. 2004. Teknologi Penyediaan
Air Bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta
[4] Ignasius D.A. Sutapa. 2014.
Optimalisasi Dosis Koagulan [15] Wityasari, Nurani.2015. Penentuan
Aluminium Sulfat Dan Poli- Dosis Optimum Pac (Poly Aluminium
Aluminium Klorida (Pac) Untuk Chloride) Pada Pengolahan Air Bersih Di
Pengolahan Air Sungai Tanjung Dan Ipa Tegal Besar Pdam Jember. Jurnal.
Krueng Raya. Jurnal. [16] Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu
[5] Kawamura. S. 1991. Integrated Kelautan. PT Grasindo anggota IKAPI.
Design of Water Treatment Jakarta.
Facilities. New York : John Wiley
and Sons. Inc.
[6] Kirk-Othmer Encyclopedia of
Chemical Technology 5th edition
(online, account needed), John Wiley
& Sons. Accessed November 21,
2005.
[7] Muhammad haykal nur
ramadhansyah. 2017. Perbandingan
Kebutuhan Koagulan Al2(SO4)3
Dan Pac Untuk Pengolahan Air
Bersih Di Water Treatment Plant
Pdam Kota Bandung. Jurnal
[8] Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.
[9] Peavy, Howard S et.al. 1985.
Environmental Engineering.
McGraw-Hill. Singapura.
[10] Rizka Mayasari dan Merisha
Hastarina. 2018. Optimalisasi Dosis
Koagulan Aluminium Sulfat Dan
Poli Aluminium Klorida (Pac) (Studi
Kasus Pdam Tirta Musi Palembang).
Jurnal. L

264

Anda mungkin juga menyukai