http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v5i1.133
BPI, 2022 | 27
Buletin Profesi Insinyur 5(1) (2022) 027–031 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v5i1.133
Berdasarkan survei pada anak sungai di wilayah telah disediakan; Menambahkan air kedalam gayung
cempaka diketahui tingkat kekeruhan air sangat tinggi secukupnya, kemudian diaduk dan dimasukan dalam drum
berkisar 220-235 NTU, pH 6,67-7,0 dan masih digunakan plastik 1 yang sudah berisi air baku kapasitas ± 20 liter;
masyarakat sekitar untuk keperluan mandi, cuci dan Hidupkan mesin pompa celup, kemudian buka stop kran 1
kakus. Kondisi ini dapat menimbulkan permasalahan dan biarkan beberapa saat untuk proses pencampuran
kesehatan, jika tidak dilakukan pengolahan air secara bahan koagulan dengan air baku; Tutup kran 1, kemudian
tepat. Dalam penelitian ini dilakukan variasi dosis buka kran 2 = ¼ putaran untuk mengalirkan air menuju drum
koagulan kapur dan PACl pada reaktor koagulasi- plastik 2 melewati selang model pipa circular dan masuk ke
flokulasi yang berbiaya murah, karena menggunakan dalam filter untuk proses penyaringan dengan media carbon
peralatan dan bahan yang harganya terjangkau seperti aktif dan kain; Air hasil olahan akan keluar dari drum plastik
drum plastik kapasitas ± 20 liter 2 buah, mesin pompa 2 dan siap dilakukan pengambilan sampel air untuk
kecil 1 buah, selang plastik, pipa PVC dan aksesoris pemeriksaan laboratorium (parameter kekeruhan dan pH).
lainnya dengan total budget sekitar Rp. 200.000,- sudah
termasuk bahan koagulan kapur dan PACl masing- Hasil Kerja
masing sekitar ½ kg. Bahan koagulan yang digunakan dalam uji jartest
adalah kapur dan PACl, koagulan dibuat dalam bentuk
Metode larutan konsentrasi 2%, selanjutnya ditambahkan
Penelitian bersifat eksperimen yaitu menguji variasi dosis kapur dan PACl pada masing-masing beaker
kemampuan koagulan kapur dan PACl pada aplikasi glass 1000 mL yang sudah berisi air sampel dari Sungai
reaktor koagulasi-flokulasi untuk pengolahan air sungai Cempaka, kemudian beaker glass diletakkan dalam alat
memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Penelitian uji jartest flocculator. Lakukan pengadukan cepat 100
dimulai dari kegiatan uji jartest di laboratorium untuk rpm selama 1 menit, lalu pengadukan lambat 30 rpm
memperoleh dosis optimum koagulan kapur dan PACl, selama 5 menit, lalu diamkan 15 menit. Hasil
dimana konsentrasi dosis koagulan yang dibuat untuk pemeriksaan laboratorium sesudah uji jartest disajikan
kapur dan PACl masing-masing sebesar 2% = 20 gram pada Tabel 1.
dilarutkan dalam 1 liter aquadest, artinya dosis 1 ml Berdasarkan Tabel 1 diketahui data hasil pemeriksaan
yang dilarutkan setara dengan 20 mg/L. Kemudian laboratorium setelah perlakuan uji jartest diperoleh dosis
dilakukan perancangan dan pembuatan reaktor optimum untuk kapur 80 mg/l dan PACl 40 mg/l mampu
koagulasi-flokulasi seperti pada Gambar 1. menurunkan kekeruhan dari 220 NTU menjadi 9,22 NTU dan
Setelah reaktor tersedia, dilanjutkan ujicoba perlakuan pH dari 6,67 menjadi 6,47 memenuhi persyaratan kualitas
aplikasi reaktor koagulasi-flokulasi untuk pengolahan air air bersih. Secara grafik garis (line) hasil uji jartest terhadap
sungai dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: kekeruhan dapat dilihat pada Gambar 2.
Memasukan koagulan kapur dan PACl ke dalam gayung yang
BPI, 2022 | 28
Buletin Profesi Insinyur 5(1) (2022) 027–031 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v5i1.133
Pada Gambar 2 terlihat jelas hasil uji jartest diperoleh Setelah perlakuan uji jartest di laboratorium selesai
dosis optimum koagulan kapur 80 mg/L dan PACl 40 mg/L dilaksanakan, kemudian langkah berikutnya menyiapkan
dapat menurunkan kekeruhan 220 NTU menjadi 9,22 NTU. peralatan reaktor koagulasi-flokulasi dan pengambilan
Pada variasi dosis koagulan yang lebih tinggi terjadi sampel air baku disiapkan sebanyak 400 Liter (2 drum) yang
pengurangan kemampuan dalam menurunkan kekeruhan. berasal dari anak Sungai Cempaka. Berikut hasil ujicoba
Melihat trend grafik garis (line), ada kecendrungan variasi variasi dosis koagulan kapur dan PACl pada reaktor kogulasi-
dosis koagulan yang ditambahkan lebih sedikit atau kurang flokulasi terhadap parameter kekeruhan pada Tabel 2 dan
dari dosis optimum yang sudah diperoleh berdasarkan uji parameter pH pada Tabel 3:
jartest tersebut. Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 diketahui bahwa dosis
Selanjutnya dapat dilihat juga gambaran pH setelah koagulan optimum diperoleh pada dosis kapur 1,25 mg/L x
perlakuan variasi dosis pada uji jartest seperti Gambar 3: 20 Liter = 25 mg dan PACl 0,625 mg/L x 20 liter = 12,5 mg
Pada Gambar 3 diketahui bahwa adanya variasi pada reaktor koagulasi-flokulasi, mampu menurunkan
penambahan dosis koagulan kapur dan PACl pada uji jartest kekeruhan air sungai rerata 205,7 NTU menjadi 4,10 NTU
ini tidak terjadi perubahan pH air secara signifikan dan masih (98%) dan pH rerata 6,94 menjadi 7.
memenuhi baku mutu dalam rentang 6,5-8,5 persyaratan Untuk memperjelas gambaran penurunan kekeruhan
baku mutu kualitas air bersih. dan perubahan pH hasil ujicoba variasi dosis koagulan kapur
Menurut Wityasari (2015), PACl termasuk jenis koagulan dan PACl pada reaktor koagulasi-flokulasi dibuat dalam
polimer kationik berasal dari bahan kimia berantai panjang. bentuk grafik batang (clustered column) seperti Gambar 4.
Keuntungan penggunaan PACl sebagai koagulan dalam Pada Gambar 4 secara grafik batang (clustered column)
penjernihan air yaitu korosivitasnya rendah karena PAC terlihat jelas bahwa semua variasi dosis koagulan pada
adalah koagulan bebas sulfat, sehingga aman dan mudah reaktor koagulasi-flokulasi mampu menurunkan kekeruhan
dalam penyimpanan. Flok yang dihasilkan lebih mudah memenuhi persyaratan kualitas air bersih 25 NTU. Sedang
untuk dipisahkan, dan pH air hasil pengolahan tidak terlalu pH pada perlakuan 2 dan 3 melebihi baku mutu 6,5-8,5. Hasil
rendah. terbaik diperoleh pada perlakuan 4 pH menjadi 7.
BPI, 2022 | 29
Buletin Profesi Insinyur 5(1) (2022) 027–031 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v5i1.133
P1 P2 P3 P4
Keterangan:
P1-P4 = Perlakuan 1-4
Dokumentasi kegiatan penelitian ujicoba aplikasi peralatan digital turbidimeter untuk mengukur kadar
reaktor koagulasi-flokulasi disajikan pada Gambar 5. Seperti kekeruhan dengan satuan NTU.
terlihat pada Gambar 5, dimana untuk ujicoba yang semula Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terbukti
menggunakan reaktor drum berwarna biru di gantikan bahwa kombinasi penggunaan dosis koagulan kapur dan
dengan reaktor ember transparan yang bertujuan agar PACl mampu memberikan efek yang lebih baik dalam
proses ujicoba lebih terlihat jelas. Nampak terlihat pada menurunkan kekeruhan dan pemenuhan pH tidak hanya
gambar sampel air sebelum perlakuan terlihat keruh memenuhi persyaratan kualitas air bersih kekeruhan 25 NTU
berwarna kecoklatan dan setelah perlakuan terlihat jernih dan pH 6,5-8,5 bahkan mencapai persyaratan kualitas air
sebagai indikator bahwa air bisa dikatakan memenuhi minum kekeruhan 5 NTU dan pH 6,5-8,5. Menurut
persyaratan kualitas air bersih. Pada gambar juga terlihat Anwardah (2018), alkalinitas pada air merupakan hal yang
penting, karena alkalinitas tinggi lebih mampu
BPI, 2022 | 30
Buletin Profesi Insinyur 5(1) (2022) 027–031 ISSN 2654-5926
http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v5i1.133
BPI, 2022 | 31