Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahardiva Aurellia Kharisma Putri

NIM : 202010040311575
Kelas Public Speaking A

Assalamualaikum Wr. Wb

Selamat pagi, salam sejahtera untuk teman teman. Puji syukur kehadirat Allah SWT,
atas rahmat dan kasihnya sehingga kita bisa berkumpul hari ini di kelas Public Speaking
dengan keadaan yang penuh suka ceria. Yang saya hormati Bu Winda Hardyanti sebagai
dosen mata kuliah Public Speaking serta teman teman kelas yang saya senangi. Dalam
kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang sebuah inovasi bertema Fotografi.

Fotografi berasal dari bahasa Inggris “Photography” dan juga arti secara terminologi
berasal dari bahasa Yunani “Photos” yang artinya cahaya dan “Grafo” artinya menulis atau
melukis. Jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah suatu metode atau seni untuk
menghasilkan gambar atau foto dari dengan bantuan pantulan cahaya. Pada dasarnya
fotografi hakekat dan tujuannya adalah komunikasi. Karena hasil atau karya fotografi bisa
mengekspresikan suatu pesan dimana memiliki nilai komunikasi bagi pemerhati atau
khalayak yang melihat karya dari si pencipta.

Teman teman, disini saya bukan untuk membahas definisi fotografi secara luasnya
melainkan ingin memberitahu ke kalian tentang siapa inovator atau penemu di balik fotografi
ini. Joseph Nicephore Niepce lahir di Perancis pada 7 Maret 1765 merupakan seorang
fotographer dan seniman lithography yang menemukan inovasi teknik heliografi pada tahun
1826, yaitu suatu proses untuk mencetak foto dengan menggunakan sebuah lempengan
pewter atau logam lunak campuran dengan kamera obsura. Niepce juga menggunakan teknik
litografi untuk menghasilkan sebuah foto. Caranya dengan melarutkan bitumen atau sejenis
aspal dan memakainya untuk melapisi sebuah plat logam. Kemudian dimasukkan ke dalam
camera obcura dan dibiarkan terekspos cahaya dalam durasi waktu tertentu.

Bitumen atau sejenis aspal tadi yang terkena cahaya akan mengeras, sedangkan
bagian yang tidak terkena cahaya akan tetap lunak. Saat plat dicuci menggunakan minyak
lavender dan terpenting bitumen yang lunak akan gugur, sementara yang keras akan tinggal
dan membentuk gambar foto. Teknik heliografi ini dipakai oleh Niepce untuk mencetak foto
tertua di dunia yang masih bisa dilihat hingga sekarang. Foto itu bernama View from the
Window at Le Gras yang menggambarkan sebuah pemandangan, dilihat dari jendela lantai
dua tempat tinggal Niepce. Ada total 16 hasil cetak heliografi karya Niepce yang masih ada
hingga saat ini, termasuk karya pertamanya yang saat ini disimpan sebagai bagian dari
Gernsheim Collection di University of Texas.

Pada tahun 1829, Niepce menukar plat timah melalui plat yang disepuh memakai
perak. Niepce juga bekerja sama dengan Louis Jacques Mande Daguerre seorang pelukis
Paris, atas kemitraan untuk menyempurnakan dan memanfaatkan heliografi menggunakan
minyak lavender. Sayangnya, Niepce meninggal pada tahun 1833 tanpa melihat kemajuan
kerja samanya dengan Daguerre. Kemudian, Daguerre bereksperimen sendiri dan akhirnya
pada tanggal 7 Januari 1839 menciptakan sebuah kamera yang dinamakan “Daguerretype”,
bentuk fotografi pertama yang berhasil berkat bantuan Niepce. Lalu, Daguerre
mengumumkan hasil penelitian kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis.

Teman teman selanjutnya secara bertahap, fotografi berkembang ke arah


penyempurnaan teknik dan kualitas gambarnya sampai pada akhir abad ke 19 fotografi telah
mencapai kualitas hasil yang mendekati seperti yang dikenal sekarang. Mulai dari objek,
lighting, dan komposisinya mengalami perhitungan dengan teliti saat pengambilan gambar.
Begitu pula dengan pengambilan gambarnya sudah sangat brilian, sehingga hasil fotonya
menjadi indah dan menawan bagaikan lukisan foto.

Saya akan menutup pidato ini dengan salah satu kutipan dari seorang fotografer
“Sebuah novel memiliki 10 hikmah, namun setiap foto memiliki 1000 makna” Berbicara
tentang foto, berarti ingin membahas tentang bagaimana sudut pandang akan foto itu sendiri.
Jika kalian telah menyelesaikan sebuah novel, kalian akan mendapatkan 10 hikmah dan
pembelajaran tentang kehidupan. Tapi foto akan menghidupkan 1000 makna tergantung dari
siapa yang melihat dan apa yang kalian lihat. Demikian kiranya yang bisa saya sampaikan,
kurang lebihnya saya mohon maaf jika ada salah kata yang terucap, dan atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya. Akhir kata, saya ucapkan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai