Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.

2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

ANALISIS KUAT TEKAN MUTU BETON K225 MENGGUNAKAN


LIMBAH PECAHAN BETON DAN SIKA TILEFIX-200TA

Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3)


1),2),
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
3)
Mahsiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
e-mail: asri_anang@yahoo.co.id1), pengkisuanto@gmail.com2), hermantoni@gmail.com

ABSTRAK

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis
agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu dicampur
bersama-sama sampai campuran menjadi homogen dan bersifat plastis sehingga mudah untuk
dikerjakan. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti penyusun beton adalah
Sika Tilefix-200TA serta menggunakan kembali limbah pecahan beton untuk penggunaan beton baru,
menjadi alternatif bahan beton yang menguntungkan, karena agregat yang digunakan adalah agregat
yang telah dibuang. Dengan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai kuat tekan
mutu beton K225 menggunakan limbah pecahan beton dan Sika Tilefix-200TA. Penelitian ini
bertujanUntuk mengetahui pengaruh kuat tekan beton pada masing-masing variasi pengganti semen
dan koral pada campuran beton yang menghasilkan kuat tekan optimum dan agregat halus (pasir) dari
sungai musi, sedangkan agregat kasar dari lahat. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan
menggunakan kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm, masing-masing umur yaitu 7 hari, 14 hari, 21
hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran beton K.225 tersebut dibuat
campuran pengganti semen yang berfariasi yaitu dengan campuran limbah pecahan beton dan SIKA
TILEFIX-200TA 0% (normal), campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 10%,
campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 20% dan campuran limbah pecahan
beton dan SIKA TILEFIX-200TA 30% dari berat koral dan semen. Beton yang mencapai umur 28 hari
karena pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan beton telah mencapai 100%. Dari evaluasi hasil uji
kuat tekan yaitu pada beton normal dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 223,43
kg/cm2, pada campuran pengganti semen 10% dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar
200,78 kg/cm2, pada campuran pengganti 20% dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar
175,12 kg/cm2 dan campuran pengganti semen 30% dengan dengan umur 28 hari didapat kuat tekan
beton sebesar 157,00 kg/cm2. Dari hasil evaluasi kuat tekan beton yang menggunakan limbah pecahan
beton dan Sika Tilefix-200TA pengganti sebesar 10%, 20% dan 30% tidak mempunyai kuat tekan
yang melebihi dari beton normal.
Kata Kunci : Kuat Tekan Beton, Agregat, Sika Tilefix-200TA.

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton merupakan konstruksi yang sangat dikehendaki, mampu menerima kuat tekan
penting dan paling dominan digunakan pada dengan baik, tahan aus, rapat air, awet dan
struktur bangunan. Beton sangat diminati mudah perawatannya, maka beton sangat
karena bahan ini merupakan bahan konstruksi populer dipakai baik untuk struktur-struktur
yang mempunyai banyak kelebihan, antara lain besar maupun kecil. Untuk itu bahan
mudah dikerjakan dengan cara mencampur konstruksi ini dianggap sangat penting untuk
semen, agregat, air, dan bahan tambahan terus dikembangkan. Salah satu inovasi adalah
lainnya bila diperlukan dengan perbandingan penggantian agregat kasar sebagai salah satu
tertentu. Kelebihan beton yang lain adalah, bahan penyusun beton. Kerikil atau batu pecah
ekonomis (dalam pembuatannya menggunakan (split) merupakan agregat kasar yang
bahan dasar lokal yang mudah diperoleh), umumnya digunakan pada campuran beton.
dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang Sudah banyak penelitian yang mengkaji

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 1
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

tentang penggantian kerikil atau batu pecah pengganti semen pada campuran beton
(split) sebagai agregat kasar dengan bahan tersebut terhadap kuat tekan beton.
material yang lain, salah satunya adalah 2. Bagaimana pengaruh perbandingan
Limbah atau bahan yang sudah tidak dapat beberapa variabel campuran limbah
difungsikan kembali dan dapat digunakan pecahan beton sebagai pengganti agregat
untuk pengganti agregat kasar. Sebagai contoh kasar, dan Sika Tilefix-200TA sebagai
limbah pecahan beton. Menggunakan kembali bahan pengganti semen pada campuran
limbah pecahan beton untuk penggunaan beton beton terhadap kuat tekan beton.
baru, menjadi alternatif bahan beton yang 3. Apakah dengan limbah pecahan beton,
menguntungkan, karena agregat yang Sika Tilefix-200TA dan faktor air semen
digunakan adalah agregat yang telah dibuang. yang ditentukan akan menghasilkan kuat
Pemanfaatan kembali limbah beton akan tekan beton yang direncanakan.
meningkatkan umur penggunaan material dari
limbah itu sendiri. Salah satu bahan yang dapat E. Batasan Masalah
digunakan sebagai bahan pengganti penyusun Penelitian dilakukan terhadap beton
beton adalah Sika Tilefix-200TA[1]. Dengan dengan membandingkan antara beton normal
pertimbangan tersebut, maka dilakukan dengan beton yang menggunakan limbah
penelitian mengenai pengaruh Sika Tilefix- pecahan beton sebagai pengganti agregat
200TA sebagai bahan pengganti semen pada kasar, dan Sika Tilefix-200TA sebagai bahan
campuran beton. pengganti semen, perlakuan yang diambil pada
penelitian ini sebanyak 4 perbandingan yaitu ;
B. Tujuan Penelitian 1. Beton Normal 19,3 MPa (K225)
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 2. Beton dengan menggunakan limbah
1. Mengetahui pengaruh limbah pecahan pecahan beton 10% dari koral dan Sika
beton dan Sika Tilefix-200TA sebagai Tilefix-200TA 10% dari semen.
pengganti agregat kasar dan semen degan 3. Beton dengan menggunakan limbah
variabel tertentu terhadap kuat tekan beton. pecahan beton 20% dari koral dan Sika
2. Untuk mengetahui nilai optimal kuat tekan Tilefix-200TA 20% dari semen.
beton pada beton dari komposisi campuran 4. Beton dengan menggunakan limbah
pengganti agregat kasar dari limbah pecahan beton 30% dari koral dan Sika
pecahan beton dan Sika Tilefix-200TA Tilefix-200TA 30% dari semen.
dengan menggunakan faktor air semen 5. Penelitian yang dilakukan meliputi kuat
yang telah ditentukan dalam perencanaan tekan beton. Pengujian dilakukan pada
campuran beton. umur beton 7 hari, 14 hari 21 hari dan 28
hari.
C. Manfaat Penelitian
Akan memberikan pengetahuan dan II. TINJAUAN PUSTAKA
pemahaman yang lebih mendalam tentang A. Pengertian Beton
pemanfaatan limbah pecahan beton sebagai Beton adalah campuran dari agregat halus
pengganti agregat kasar pada campuran beton, dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah,
dan Sika Tilefix-200TA sebagai bahan atau jenis agregat lain) dengan semen yang
pengganti semen pada campuran beton, dipersatukan oleh air dalam perbandingan
sehingga mampu memberikan kontribusi yang tertentu. Beton juga dapat didefinisikan
besar dalam perkembangan teknologi beton di sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang
dunia Teknik Sipil. sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu
dengan mengadakan perencanaan dan
D. Rumusan Masalah pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam yang dipilih. Bahan-bahan pilihan itu adalah
penelitian ini adalah sebagai berikut : semen, air, dan agregat. Agregat dapat berupa
1. Bagaimana pengaruh limbah pecahan kerikil, batu pecah, sisa bahan mentah
beton sebagai pengganti agregat kasar, dan tambang, agregat ringan buatan, pasir, atau
Sika Tilefix-200TA sebagai bahan bahan sejenis lainnya. Agregat, semen, dan air,
dalam perbandingan tertentu dicampur

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 2
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

bersama-sama sampai campuran menjadi beton, jumlah pasta semen yang diperlukan
homogen dan bersifat plastis sehingga mudah untuk mengisi rongga-rongga tersebut juga
untuk dikerjakan. Karena hidrasi semen oleh minim. Agregat halus harus mempunyai
adukan tersebut akan mengeras atau ukuran partikel maksimum 5 mm atau lolos no.
membantu, dan memiliki kekerasan dan 4, sedangkan agregat kasar mempunyai ukuran
kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk maksimum 40 mm (Sjafei, A. 2005).
berbagai tujuan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
Untuk dapat mengetahui dan juga menurut standar AASHTO T-26 (Quality of
mempelajari perilaku komponen bahan-bahan water used in concrete) diantaranya :
penyusun beton, maka kita harus mengetahui 1) Air dengan konsentsrasi Natrium
karakteristik masing-masing komponen. Navy Hidroksida (NaOH) > 0,5 % dari berat
(1985 : 8) mendefinisikan beton sebagai semen dapat mengurangi kekuatan.
sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi 2) Harus dihindari penggunaan air asam
dari material pembentuknya. Dengan dengan PH kurang dari 3,0.
demikian, masing-masing komponen tersebut Air limbah yang mengandung > 0,2 % zat
perlu dipelajari beton secara keseluruhan aorganik.
(Mulyono, T. 2004).
C. Rumus Pengolahan Data Hasil Uji Kuat
B. Material Pembentuk Beton Tekan Beton
Bahan pengikat hidolik untuk pembuatan Setelah memperoleh data dari hasil uji kuat
beton, dimana hidrolik berarti bila semen tekan beton, maka data tersebut diolah dengan
bereaksi dengan air yang akan membentuk menggunakan rumus ketentuan dari SK.SNI.T-
suatu massa batuan. Semen adalah hasil 15-1990-03 sebagai berikut:
fabrikasi dimana dapat diproduksi berbagai
jenis semen dengan sifat-sifat dan karakteristik …………………………………(1)
berlainan (Sjafei, A. 2005). Dengan :
Semen memiliki 4 senyawa kimia σb' = Kuat tekan beton masing-
yang komplek, terdiri dari : masing sample (kg/cm2)
1) Dicalsium Silikat (2CaO SiO2) disingkat W = Berat beban masing-masing
CS2. sample (kg)
2) Tricalsium Silikat (3CaO SiO2) disingkat A = Luas penampang kubus
C3S. (cm2)
3) Tricalcium Aluminate (3CaO Al2O3)
disingkat C3A.
4) Tetracalsium Alumino Ferrite (4CaO
Al2O3 Fe2O3) disingkat C4AF. ……………………………(2)
Dari keempat senyawa yang terdapat Dengan :
dalam semen ini, dapat menyebabkan sifat σbm = Kuat tekan beton rata-rata
semen yang berbeda karena setiap senyawa (kg/cm2)
memiliki kelakuan masing-masing bila σbi = Kuat tekan beton (kg/cm2)
bereaksi dengan air (PBBI, 1971). N = Jumlah seluruh sample
Agregat halus dan kasar merupakan
bahan pengisi (filler) pada proses pembuatan
beton, dan umumnya akan mengisi kurang
lebih 70% - 80% volume beton. Guna ………………(3)
mendapatkan beton yang ekonomis, maka Dengan :
campuran harus dibuat dengan prosentase S = Deviasi standar (kg/cm2)
kandungan agregat sebesar mungkin. Agregat σbi = Kuat tekan beton (kg/cm2)
yang baik adalah tidak mengakibatkan reaksi σbm = Kuat tekan beton rata-rata
kimia terhadap unsur-unsur semen. Agregat (kg/cm2)
halus seperti pasir mempunyai distrisbusi N = Jumlah seluruh sample
ukuran (gradasi) sedemikian rupa sehingga
ukuran rongga antara agregat beton adalah σbk = σbm – 1,64 . (S) ………………(4)
aluminium. Hal ini berarti dalam pembuatan

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 3
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

Dengan : Alat yang digunakan untuk mengeringkan


σbk = Kuat tekan beton agregat halus dan agregat kasar.
karakteristik (kg/cm2) 6) Wadah Adukan
1,64 = Konstanta Alat ini digunakan untuk meletakkan
S = Deviasi standar (kg/cm2) adukan beton setelah diaduk. Wadah
adukan terbuat dari plat yang datar dari
III. METODOLOGI PENELITIAN bahan sejenis metal, kedap air dan mampu
A. Bahan-bahan yang Digunakan: menahan beban adukan.
1) Semen 7) Mesin Uji Kuat Tekan
Jenis semen yang dipakai adalah semen Digunakan untuk memeriksa kuat tekan
Portland biasa produksi PT. Semen Baturaja. beton.
2) Agregat
a) Agregat halus (pasir) C. Desain Campuran Beton
Agregat halus yang digunakan untuk Sebelum kita melakukan pencampuran
penelitian ini adalah pasir Sungai Musi. adukan untuk pembuatan benda uji kita harus
b) Agregat Kasar (Batu Pecah) terlebih dahulu mengetahui kapasitas adukan
Agregat kasar yang digunakan adalah yang kita perlukan, adapun istilah lain dari
split 1/2 dan 2/3 dari Merak. rencana adukan tersebut adalah mix design
3) Air concrete. Bahan-bahan yang kita perhitungkan
Menurut SK-SNI-S-04-1989-F air harus untuk campuran beton adalah agregat kasar,
bersih, tidak mengandung lumpur, minyak agregat halus, semen, air dan bahan pengganti
dan benda terapung lainnya yang dapat semen. Rencana adukan tersebut dibuat
dilihat secara visual. Setelah dilakukan berdasarkan dari uji bahan yang kita lakukan
pengamatan secara visual terhadap air yang sebelumnya dan berdasarkan jumlah serta
akan digunakan, menunjukkan sifat-sifat ukuran benda uji yang kita rencanakan untuk
antara lain tidak berwarna, tidak berbau, dibuat.
jernih (tidak mengandung lumpur), dan Setelah desain campuran adukan beton
benda terapung lainnya sehingga air didapatkan langkah selanjutnya adalah
tersebut dianggap memenuhi syarat. Pada membuat benda uji, adapun langkah-langkah
penelitian ini air didapat dari instalasi air cara pembuatan benda uji sebagai berikut :
bersih di Laboratorium Fakultas Teknik 1) Siapkan alat pengaduk dan cetakan yang
Universitas Palembang yaitu Air PDAM akan digunakan, dalam hal ini dipakai
Tirta Musi Palembang. cetakan kubus dengan ukuran 15 cm x 15
4) Sika Tilefix-200TA cm x 15 cm.
5) Limbah Pecahan Beton 2) Siapkan bahan-bahan yang akan dicampur
(sebelumnya bahan-bahan tersebut telah
B. Alat-alat yang Digunakan ditimbang sesuai dengan kebutuhan).
1) Cetakan 3) Kemudian tuangkan split, pasir semen dan
Cetakan untuk membuat benda uji yang Sikament-NN kedalam alat pengaduk, lalu
berhubungan langsung dengan beton harus terakhir dimasukkan air dengan jumlah
terbuat dari baja, besi atau bahan lain yang yang telah ditentukan sedikit demi sedikit
tidak menyerap air dan tidak bereaksi dengan merata sambil terus diaduk-aduk.
terhadap beton dan semen. 4) Pengadukan beton dihentikan setelah
2) Timbangan campuran dianggap telah tercampur merata
Alat yang digunakan untuk menimbang sudah cukup lecak. Bila diperlukan
agregat halus dan kasar dengan ketelitian pengadukan beton tadi dapat diperpanjang
0,1 gram. sebelum tes slump
3) Ayakan 5) Data desain campuran beton terlampir
Digunakan untuk menentukan besar D. Pengujian Slump
kecilnya agregat itu sendiri. Tujuan dilakukan pengujian slump ini
4) Alat Uji Slump adalah untuk menentukan ukuran derajat
Alat untuk mengukur banyak atau kemudahan pengecoran adukan beton segar
tidaknya kadar air pada campuran beton. dengan menggunakan alat Abrams yaitu alat
5) Oven yang berupa kerucut terpancung. Adapun

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 4
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

langkah-langkah dalam pengujian slump ini 1) Peralatan-peralatan yang dipakai antara


antara lain : lain:
1) Cetakan slump dan plat alas dibasahi a. Mesin tekan hydrolis
terlebih dahulu. b. Timbangan kapasitas 20 kg
2) Letakkan cetakan diatas plat. 2) Benda uji
3) Isilah cetakan penuh dengan beton segar Benda uji yang berbentuk kubus 15 cm x 15
dalam 3 lapis. Tiap lapis kira-kira 1/3 isi cm x 15 cm
cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan 3) Prosedur pelaksanaan
tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan a. Ambil benda uji berbentuk kubus yang
secara merata. Tongkat pemadat harus mau diuji kuat tekanannya dari bak
masuk tepat sampai lapisan bagian bawah perendam dan keringkan terlebih dahulu
tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama b. Tiap-tiap benda uji tersebut lalu
penusukan bagian tepi dilakukan dengan ditimbang
tongkat dimiringkan sesuai dengan dinding c. Kemudian letakkan benda uji pada
cetakan. mesin tekan hydrolis
4) Setelah selesai pemadatan, ratakan d. Periksa manometer mesin penekan,
permukaan benda uji, lalu tunggu selama pastikan posisi jarum pada skala 0.
setengah menit dan dalam jangka waktu ini Kemudian dihidupkan mesin dan stel
semua kelebihan beton segar disekitar handle pada posisi penekan
cetakan harus dibersihkan. e. Pembebanan diberikan secara kontinyu
5) Cetakan diangkat perlahan-lahan tegak sampai pembacaan dial indicator yang
lurus keatas. berwarna hitam turun secara otomatis.
6) Balikkan cetakan dan letakkan disamping Selanjutnya dicatat nilai maksimum
benda uji. beban yang dapat ditahan oleh benda uji
7) Ukurlah slump yang terjadi dengan maka akan terlihat nilai pada dial
menentukan oerbedaan tinggi cetakan indicator
dengan tinggi rata-rata dari benda uji. f. Kemudian keluarkan benda uji yang
telah ditekan dan untuk benda uji
E. Perawatan Benda Uji
selanjutnya sesuai dengan cara diatas
Setelah umur beton mencapai 24 jam dari
saat pengecoran, maka cetakan dibuka dan IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dilakukan perawatan terhadap benda uji A. Pemeriksaan Agregat
sampai saat pengujian. Perawatan benda uji Pengujian laboratorium yang dilakukan
adalah dengan cara direndam. Benda uji berada untuk agregat halus dan kasar meliputi berat isi
dalam kondisi yang lembab untuk menghindari gembur dan berat isi padat, analisa saringan,
terjadinya penguapan kandungan air pada berat jenis dan penyerapan, kadar lumpur dan
benda uji. Penguapan yang terjadi pada beton kadar air, agregat halus yang digunakan adalah
ini dapat menyebabkan terjadinya kehilangan pasir dari sungai musi.
air yang cukup banyak sehingga dapat Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di
menimbulkan terhentinya proses hidrasi yang laboratorium Program Studi Teknik Sipil
sedang berlangsung pada campuran beton Fakultas Teknik Universitas Palembang,
tersebut. didapat data – data sebagai berikut :
Selain itu penguapan yang terjadi pada 1. Agregat Halus
beton dapat menyebabkan berkurangnya No Uraian Keterangan
peningkatan kekuatan beton dan dapat juga
menyebabkan terjadinya penyusutan kering 1 Berat isi gembur 1,091 gr / cm3
yang terlalu cepat yang dapat mengakibatkan 2 Berat Isi Padat 1,269 kg / cm3
terjadinya retak-retak pada beton. Untuk itulah 3 Berat jenis SSD 2,427
dilakukannya perawatan untuk data 4 Berat jenis kering 2,362
memperbaiki kualitas beton. 5 Penyerapan 2,775 %
6 Kadar Lumpur 0,807 %
F. Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
7 Kadar Air 7,13 %
Bertujuan untuk mengetahui kuat beton
yang dibuat apakah telah sesuai dengan yang 8 Geadasi Butiran Zona 4
telah direncanakan. 9 Modulus Kehalusan 8,77

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 5
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

2. Agregat Kasar = 0,20 x 25,442 kg = 5,088 kg


No Uraian Keterangan Limbah Pecahan Beton 30% dari kerikil
= 0,30 x 25,442 kg = 7,633 kg
1 Berat isi gembur 1,37 gr / cm3
2 Berat Isi Padat 1,55 kg / cm3 C. Pengujian Slump Beton
3 Berat jenis SSD 2,377 Beton Nilai slump (cm)
4 Berat jenis kering 2,326
5 Penyerapan 2,154 % Normal 7,7
6 Kadar Lumpur 3,297 %
7 Kadar Air 3,702 % Limbah pecahan beton dan 8,7
8 Modulus Kehalusan 8,77 sika tilefix-200TA 10%

Limbah pecahan beton dan 9,3


B. Koreksi Campuran Beton Normal
1. Perbandingan berat antara masing – sika tilefix-200TA 20%
masing campuran 1 m3 beton sebelum Limbah pecahan beton dan 10
dikoreksi dan setelah dikoreksi kadar sika tilefix-200TA 30%
airnya adalah :
371
Semen = =1
371
215
Air = = 0,58
371
698
Pasir = = 1,88
371

1047
Kerikil = = 2,82
371
2. Komposisi campuran untuk setiap zak
semen adalah :
1 zak semen = 50 kg Berdasarkan grafik tersebut dapat
Pasir = 1,88 x 50 = 94 kg/m3 diketahui bahwa slump yang dicapai mulai
Kerikil = 2,82 x 50 = 141 kg/m3 dari beton normal, beton dengan material
Air = 0,58 x 50 = 29 lt/m3 Limbah pecahan beton dan Sika Tilefix-
3. Komposisi campuran beton untuk 12 200TA sebagai bahan pengganti semen 10%,
kubus beton dalam satuan berat adalah : 20%, 30% masih memenuhi slump yang
Ukuran kubus = 15 cm x 15 cm x 15 cm disyaratkan antara 60 – 100 mm..
Volume kubus = 12 x 0,003375 m3 x 1,2
= 0,0486 m3 D. Kuat Tekan Beton
Semen = 0,0486 x 371 = 18,031 kg Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan
Pasir = 0,0486 x 698 = 33,923 kg pada umur-umur tertentu yaitu 7 hari, 14 hari,
Kerikil = 0,0486 x 1047 = 50,884 kg 21 hari, 28 hari. Beton K.225 yang diuji
Air = 0,0486 x 215 = 10,449 kg memiliki kadar pengganti agregat kasar yaitu
Total = 113,287 kg limbah pecahan beton sebesar 0%, 10%, 20%
Sika Tilefix-200TA 10 % = 0,10 x dan 30%, dan pengganti semen yaitu Sika
18,031 kg = 1,803 kg Tilefix-200 sebesar 0%, 10%, 20% dan 30%.
Sika Tilefix-200TA 20 % = 0,20 x Beton yang mencapai umur 28 hari karena
18,031 kg = 3,606 kg pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan
Sika Tilefix-200TA 30 % = 0,30 x beton telah mencapai 100%. Data hasil
18,031 kg = 5,409 kg pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada
tabel dan gambar berikut.
Limbah Pecahan Beton 10% dari kerikil
= 0,10 x 25,442 kg = 2,544 kg
Limbah Pecahan Beton 20% dari kerikil

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 6
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

Tabel 4.5. Rekapitulasi Kuat Tekan Beton - Beton K.225 normal tanpa menggunakan
Variasi campuran limbah pecahan beton dan Sika
Tilefix-200TA pada umur 28 hari didapat
Pengga Pengga Pengga kuat tekan sebesar 223,43 kg/cm2.
Kuat nti nti nti - Beton K.225 yang menggunakan
tekan agregat agregat agregat
kasar kasar kasar
campuran limbah pecahan beton dan Sika
beton
rata- Normal 10%, 20%, 30%, Tilefix-200TA sebesar 10% pada umur 28
rata sika sika sika hari didapat kuat tekan sebesar 200,78
tilefix- tilefix- tilefix- kg/cm2.
200TA 200TA 200TA - Beton K.225 yang menggunakan
10% 20% 30% campuran limbah pecahan beton dan Sika
Tilefix-200TA sebesar 20% pada umur 28
Umur hari didapat kuat tekan sebesar 175,12
120,77 123,79 129,83 117,75
7 hari kg/cm2.
Umur - Beton K.225 yang menggunakan
161,53 155,49 153,98 130,58 campuran limbah pecahan beton dan Sika
14 hari
Tilefix-200TA sebesar 30% pada umur 28
Umur hari didapat kuat tekan sebesar 157,00
188,70 172,10 163,04 147,19
21 hari kg/cm2.
2. Dari hasil kuat tekan yang didapat pada
Umur pengujian, beton yang menggunakan
223,43 20,78 175,12 157,00
28 hari
campuran limbah pecahan beton dan Sika
Sumber : Hasil penelitian Tilefix-200TA sebesar 10%, 20% dan 30%
tidak mempunyai kuat tekan yang melebihi
Grafik Kuat Tekan Beton dari beton K.225 normal (0% campuran
limbah pecahan beton dan Sika Tilefix-
200TA).

DAFTAR PUSTAKA
[1] K. Tekan, P. Beton, A. L. Belakang, and
A. P. Beton, “ANALISIS
PENGGUNAAN SIKA TILEFIX-200 TA
SEBAGAI PENGGANTI SEMEN
TERHADAP E . Batasan Masalah C .
Material Pembentuk Beton,” vol. 9, no. 1,
pp. 1–9, 2019.
[2] Anonim, 2006, Metode Spesifikasi dan
Tata Cara Peraturan Pembuatan Beton.
Departemen Pemukiman dan Prasarana
V. KESIMPULAN Wilayah / Badan dan Pengembangan PU
A. Kesimpulan Bina Marga.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh [3] Direktorat Penyelidikan Masalah
peneliti di Laboratorium Program Studi Teknik Bangunan, Dirjen Cipta Karya
Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
didapat data-data yang kemudian diolah dan Listrik. Peraturan Beton Bertulang
dianalisa, sehingga didapat hasil kuat tekan Indonesia 1971 N.1 – 2. Bandung, 1979.
karakteristik beton dengan menggunakan [4] Istimawan Dipohusodo. 1999. Struktur
Limbah Pecahan Beton dan Penambahan Sika Beton Bertulang. Jakarta : Gramedia
Tilefix-200TA. Pustaka Utama.
1. Kuat tekan mutu beton 19,3 MPa (K.225) [5] Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton.
yang dihasilkan dari campuran limbah Andi, Yogyakarta.
pecahan beton dan Sika Tilefix-200TA [6] Sumekto, W. dan Rahmadiyanto, C. 2001.
sebanyak 0%, 10%, 20% dan 30% adalah : Teknologi Beton. Yogyakarta : Kanisius.

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 7
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.12, No.1, Mei.2022 P-ISSN.2089-2942
E-ISSN. 2686-6676

[7] Tjokrodimulyo, K. 1995. Teknologi.


Universitas Gajah Muda. Yogyakarta.
[8] Dep. Pekerjaan Umum, Badan Penelitian
dan Pengembangan PU, 1990, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal SKSNI, T-15-1990-03, Yayasan
LPMB, Bandung.
[9] L.J. Murdock, K.M. Brook, Ir. Stephanus
Haindarko, 1999, Bahan dan Praktek
Beton, Edisi Keempat, PT. Erlangga,
Jakarta.
[10] R. Sagel, P. Kole, Gideon Kusuma, 1993,
Pedoman Pengerjaan Beton, Edisi Kedua,
PT. Erlangga, Jakarta.
[11] Ir. Tri Mulyono, MT, 2004, Teknologi
Beton, CV. Andi Offset, Yogyakarta.
[12] DPU. (1989). Spesifikasi Agregat sebagai
Bahan Bangunan. SK SNI S-04-1989.
Bandung: Yayasan LPMB.
[13] AASHTO, T., T 26-79. Standard method
of test for quality of water to be used in
concrete, 1979.

Analisis Kuat Tekan Mutu Beton K225 Menggunakan Limbah Pecahan Beton 8
dan Sika Tilefix-200TA (Asri Mulyadi1), Pengki Suanto2), Hermantoni3))

Anda mungkin juga menyukai