Anda di halaman 1dari 3

1.

Ada 4 Konsep yang saya temukan dari membaca pemaparan bahan ajar pada artikel
jurnal 1 yang berjudul TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN PSIKOLOGI
HUMANISTIK DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN :

1.1 Teori Belajar Humanistik adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan


pengembangan individu dan pemahaman diri. Tujuannya adalah membantu peserta
didik mengenal diri mereka sebagai individu unik dan mencapai potensi terbaik.
Teori ini mengutamakan pandangan dari sudut pandang pelaku belajar dan
mengedepankan nilai-nilai pribadi yang diinginkan secara sosial.

Tokoh Teori Humanistik:

- Carl Rogers: Menekankan pentingnya keterlibatan intelektual dan emosional peserta


didik dalam proses belajar. Membedakan belajar yang bermakna dan tidak bermakna.
Guru berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan iklim kondusif, membantu
peserta didik memperjelas tujuan belajar, dan memanfaatkan dorongan serta cita-cita
mereka sebagai pendorong belajar.

- Arthur Combs: Menganggap bahwa belajar terjadi saat memiliki arti bagi individu.
Guru harus memahami persepsi dan pandangan peserta didik, serta menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan mereka. Perilaku buruk dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan memperoleh kepuasan atau arti dari pembelajaran.

1.2 Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik:

- Manusia memiliki dorongan alami untuk belajar.


- Pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi peserta didik lebih efektif.
- Belajar melibatkan perubahan dalam persepsi diri.
- Ancaman yang rendah memudahkan proses belajar.
- Peserta didik belajar lebih baik saat terlibat aktif dalam pembelajaran.
- Pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara menyeluruh menghasilkan
pemahaman yang mendalam.
- Refleksi diri membantu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
- Pembelajaran sosial berfokus pada pemahaman proses belajar.

Prinsip-prinsip tersebut menggaris bawahi bahwa manusia memiliki dorongan alami


untuk belajar, pembelajaran yang relevan dan melibatkan peserta didik secara aktif
lebih efektif, dan refleksi diri serta pembelajaran sosial penting dalam pengembangan
pribadi peserta didik.

1.3 Aplikasi Teori Belajar Humanistik:

Aplikasi Teori Belajar Humanistik berfokus pada pengaruh spiritual dan motivasional
dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan
motivasi dan kesadaran akan makna belajar kepada peserta didik. Mereka memfasilitasi
pengalaman belajar dan mendampingi peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Peserta didik memiliki peran sentral sebagai pelaku utama yang memberi
makna pada pengalaman belajarnya sendiri. Tujuan utamanya adalah agar peserta didik
memahami dan mengembangkan potensi diri secara positif sambil mengurangi potensi
negatif.

1.4 Penerapan Teori Belajar Humanistik memiliki implikasi yang menekankan pada
aspek spiritual dan motivasional dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam
pendekatan ini adalah sebagai fasilitator bagi peserta didik, memberikan motivasi dan
kesadaran akan makna belajar dalam kehidupan mereka. Guru juga memfasilitasi
pengalaman belajar peserta didik dan mendampingi mereka dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Peserta didik memiliki peran sentral sebagai pusat pembelajaran yang memberi makna
pada pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik dapat memahami potensi
diri, mengembangkan potensi secara positif, dan mengurangi potensi diri yang bersifat
negatif. Meskipun demikian, guru-guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan
melibatkan pewarisan kebudayaan, tanggung jawab sosial, dan materi pembelajaran
khusus, yang tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada peserta didik.

 Kelebihan dan kekuranangan :

Kelebihan : Dalam pendekatan humanistik, peserta didik diberdayakan untuk


mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka. Dengan memberikan kebebasan
dan keterlibatan penuh dalam proses belajar, teori ini dapat meningkatkan motivasi
intrinsik peserta didik, karena mereka merasa memiliki kendali atas pembelajaran
mereka.

Kekurangan : Meskipun cocok untuk materi yang berhubungan dengan pembentukan


kepribadian, etika, dan perubahan sikap, pendekatan humanistik mungkin kurang
efektif dalam beberapa konteks pembelajaran, terutama dalam materi yang
memerlukan pemahaman konsep yang lebih terstruktur atau pemecahan masalah yang
lebih teknis.

2. kontekstualisasi isi bahan ajar pada artikel 1 dengan realitas sosial

Dalam realitas sosial, peserta didik dihadapkan pada beragam tantangan dan harapan
dalam mengembangkan potensi diri mereka. Bahan ajar yang mengaplikasikan teori
humanistik dapat membantu peserta didik untuk mengenal dan mengoptimalkan
potensi mereka dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, bahan ajar dapat
mengajarkan strategi pengelolaan emosi untuk mengatasi stres atau memberikan
panduan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan bakat-bakat individu.

Kontekstualisasi teori ini dengan realitas sosial memungkinkan peserta didik untuk
melihat relevansi dan penerapan langsung dari konsep-konsep dalam pembelajaran
mereka. Hal ini membantu mereka menghubungkan pembelajaran dengan
pengalaman nyata dan memberikan dampak yang lebih signifikan dalam kehidupan
mereka di masyarakat

3. Merefleksikan hasil kontekstualisasi tersebut dengan pengalaman pembelajaran


bermakna pada kelas GKMI

Kontekstualisasi teori humanistik dengan realitas sosial dalam pembelajaran kelas


dapat menghasilkan pengalaman pembelajaran bermakna yang melibatkan
keterlibatan aktif peserta didik, peningkatan kesadaran diri dan empati, serta
penerapan pengetahuan dalam konteks sosial. Hal ini memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan potensi diri, memahami keberagaman sosial, dan
mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kelas GKMI, teori belajar humanistik diterapkan dengan memfasilitasi


pengalaman pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Guru berperan sebagai
fasilitator yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengatur diri
sendiri dan mengembangkan potensi diri secara positif. Peserta didik terlibat secara
aktif dalam pembelajaran melalui diskusi, proyek kolaboratif, dan kegiatan praktik
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Guru memberikan motivasi, pemahaman
tentang makna belajar, dan mendampingi peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang
bermakna dan mengembangkan potensi diri mereka secara positif.

Anda mungkin juga menyukai