Anda di halaman 1dari 3

Lindungi Pekerja Migran

Dadan Hidayatulloh Minta Pemprov Tingkatkan Komitmen dan Tanggung Jawab

GARUT - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Dr. H. Dadan Hidayatulloh,
S.Ag.,M.Ipol meminta komitmen dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi jawa Barat dalam
perlindungan pekerja migran.

Hal tersebut seiring dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2
Tahu 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pekerja Migran.

Dadan mengungkapkan, regulasi tersebut ditujukan untuk melindungi pekerja migran Indonesia dan
calon pekerja migran Indonesia asal Jawa Barat dari perdagangan orang, perbudakan dan kerja
paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia,
serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.

Lanjut Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), langkah ini juga sebagai upaya untuk menyelaraskan
dengan ketentuan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia sebagai pedoman penyelenggaraan pelindungan pekerja migran Indonesia.

“Warga asal Jawa Barat yang memiliki minat sebagai pekerja di luar negeri jumlahnya cukup banyak,
untuk itu peran pemerintah dalam komitmen melindungi pekerja migran harus maksimal. Jangan
sampai ada lagi perbudakan, perdagangan orang hingga kerja paksa apalagi sampai menjadi korban
kekerasan dan kejahatan,” katanya pada sosialisasi Perda kepada masyarakat di Kampung Sangiang
RT.01/RW.04 Desa Parakan, Kecamatan Samarang beberapa waktu lalu.

Anggota Legislatif Dapil Garut ini juga meminta agar pengawasan dan pendampingan para pekerja
Migran bisa dilakukan secara optimal. Hal ini diharapkan warga Jabar yang bekerja di luar
mengetahui mekanisme agar mereka sebagai pekerja migran terlindungi oleh negara.

Sampai sejauh ini kata Dadan, kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh oknum penerima kerja
atau orang yang memanfaatkan minat pekerja Migran asal Jawa Barat masih terjadi di beberapa
kasus, mulai dari kekerasan, kasus trafficking hingga kejahatan lain yang merugikan pekerja migran
Indonesia maupun Jawa Barat.

--------

Sekilas Tentang Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahu 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Pekerja Migran

Regulasi tersebut meliputi Penyelenggaraan perlindungan PMI; tanggung jawab Pemerintah Daerah
Provinsi; kewajiban P3MI; perencanaan perlindungan PMI; pelaksanaan perlindungan; fasilitasi
terhadap PMI dalam hal tertentu; perizinan PMI; sinergitas, kerja sama, dan kemitraan; sistem
informasi; kelembagaan nonstruktural; sanksi administratif; ketentuan pidana; penyidikan;
pembinaan dan pengawasan; dan pembiayaan.

Tanggung Jawa Pemprov Jabar

Sementara itu tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagaimana diatur dalam regulasi
tersebut yakni Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja; mengurus kepulangan PMI ;
menerbitkan izin kantor cabang P3MI; melaporkan hasil evaluasi terhadap P3MI; memberikan
perlindungan PMI; memberikan pelindungan terhadap PMI perempuan; mewajibkan P3MI
mengikutsertakan PMI dalam program jaminan sosial; menyediakan pos bantuan dan pelayanan di
tempat pemberangkatan dan pemulangan PMI; menyediakan dan memfasilitasi pelatihan calon PMI;
dan membentuk LTSA PMI di tingkat Daerah Provinsi.

Kewajiban Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia

Adapun kewajiban Perusahaan penempatan pekerja Migran Indonesia ialah : Memiliki surat izin
P3MI dan surat izin perekrutan PMI, memiliki nomor izin berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga
Perizinan Berusaha Terintegrasi. Berbadan hukum perseroan terbatas. Membuka kantor cabang di
Daerah Provinsi, dalam hal P3MI berkantor pusat di luar Daerah Provinsi, memiliki sarana dan
prasarana kantor. Menjamin keikutsertaan PMI dalam program jaminan sosial, memfasilitasi
penyelesaian permasalahan PMI. Melaporkan rencana dan pelaksanaan perekrutan PMI paling
lambat satu bulan sebelum perekrutan kepada Gubernur. Memiliki rencana kerja penempatan dan
Pelindungan PMI.

Perlindungan Selama Bekerja

Membuat sistem informasi PMI Daerah Provinsi termasuk pendataan Awak Kapal Niaga Migran dan
Awak Kapal Perikanan Migran, meliputi : Pasar kerja, data negara penempatan atau negara kapal
berbendera asing, data Calon PMI, PMI yang berangkat, purna PMI, data lembaga pelatihan yang
terakreditasi secara nasional, data kapal berbendera asing yang mempekerjakan PMI, data PMI yang
tidak kembali, data Keluarga PMI, informasi pasar kerja di luar negeri, tata cara penempatan dan
perlindungan, kondisi kerja di luar negeri, pengaduan PMI, data kasus hukum PMI dan
penanganannya. Mengelola pengaduan atau permasalahan PMI yang dilaporkan melalui sistem
informasi PMI Daerah Provinsi; Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan P3MI serta
menyiapkan strategi penyelesaian masalah.

FASILITAS TERHADAP PEKERJA MIGRAN INDONESIA DALAM HAL TERTENTU

Gubernur melakukan fasilitasi kepada PMI dalam hal tertentu, meliputi: Fasilitasi pengurusan
pemulangan PMI dalam hal terjadi peperangan, bencana dan wabah penyakit; terhadap PMI yang
dideportasi; PMI yang bermasalah secara hukum; PMI yang hilang di negara penempatan; dan
fasilitasi rehabilitasi sosial dan reintegrasi sosial. Pemberian fasilitasi kepada PMI dalam hal tertentu
dikoordinasikan oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang tenaga
kerja.

Sinergitas

Pemerintah Daerah Provinsi mengembangkan sinergitas dalam rangka Pelindungan PMI dengan: a.
kementerian; b. lembaga; dan c. perwakilan Negara Republik Indonesia di negara penempatan atau
negara kapal berbendera asing

Pemerintah Daerah Provinsi mengembangkan kerja sama dalam rangka Pelindungan PMI dengan: a)
pemerintah daerah/negara bagian yang setara dengan provinsi di negara lain; b) kepolisian; c)
pemerintah daerah provinsi lainnya; d) pemerintah daerah kabupaten/kota di provinsi lain; e)
pemerintah daerah kabupaten/kota; f) pemerintah desa; g) otoritas bandara dan pelabuhan; dan h)
dunia usaha.

Sanksi Administratif
Pejabat yang menerbitkan perizinan di luar ketentuan dan pejabat pengawas ketenagakerjaan yang
melanggar norma pengawasan Pelindungan PMI, dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia

P3MI yang melanggar ketentuan, dikenakan sanksi administratif berupa teguran lisan dan tertulis,
pembekuan izin, pencabutan izin; dan denda administratif.

Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah yang membidangi urusan pemerintahan bidang tenaga kerja bersama-sama dengan
Perangkat Daerah yang membidangi urusan perizinan, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Anda mungkin juga menyukai