Anda di halaman 1dari 4

SP 34/DHMS/OJK/VIII/2021

No.23/216/DKom.
SP Polri
No. 295/HM/KOMINFO/08/2021
B-236/KUKM/SM.3.1/HM.00/VIII/2021

SIARAN PERS BERSAMA


PERNYATAAN BERSAMA OJK, BANK INDONESIA, KEPOLISIAN RI, KOMINFO DAN
KEMENKOP UKM DALAM PEMBERANTASAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL

Jakarta, 20 Agustus 2021. Menanggapi banyaknya informasi dari masyarakat yang


dirugikan oleh pinjaman online ilegal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI),
Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik
Indonesia (Kominfo) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia (Kemenkop UKM) memberikan pernyataan bersama komitmen memperkuat
langkah-langkah pemberantasan pinjaman online ilegal.
Pernyataan bersama oleh lima kementerian dan lembaga ini dilakukan pada hari Jumat
secara virtual dan dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Gubernur
BI Perry Warjiyo, Kapolri Jendral Listyo Sigit Pranowo yang diwakili oleh Kabareskrim
Komjen Agus Andrianto, Menteri Kominfo Johnny G. Plate, dan Menteri Koperasi dan UKM
Teten Masduki.
Pernyataan bersama ini ditujukan untuk meningkatkan tindakan nyata dari masing-
masing kementerian dan lembaga dalam memberantas pinjaman online ilegal sesuai
kewenangannya untuk melindungi masyarakat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan OJK selama ini telah
melakukan berbagai kebijakan untuk memberantas pinjaman online ilegal melalui Satgas
Waspada Investasi (SWI), termasuk menjalankan berbagai program edukasi kepada
masyarakat untuk menggunakan fintech lending yang terdaftar atau berizin di OJK dan
mencegah masyarakat memanfaatkan pinjaman online ilegal. OJK juga mengapresiasi
upaya-upaya yang telah dilakukan oleh anggota SWI lainnya, di antaranya melakukan
cyber patrol, melakukan pemblokiran rutin situs dan aplikasi pinjol ilegal, menertibkan
koperasi simpan pinjam yang menawarkan pinjaman online, melakukan pelarangan
payment gateway, dan melakukan proses hukum terhadap pinjol ilegal.
OJK juga telah mendapatkan respon positif dari Google atas permintaan kerja sama
mengenai syarat aplikasi pinjaman pribadi di Indonesia yang sering disalahgunakan oleh
pinjaman online ilegal. Terhitung sejak tanggal 28 Juli 2021, Google menambahkan
persyaratan tambahan kelayakan bagi aplikasi pinjaman pribadi antara lain berupa
dokumen lisensi atau terdaftar di OJK.
“Upaya-upaya preventif dan kuratif dalam penanganan pinjaman online ilegal tidak boleh
berhenti sampai disini. Seluruh anggota SWI harus membangun suatu sistem yang
terintegasi dan terstruktur untuk melawan masifnya penawaran pinjaman online ilegal.
Pinjaman online ilegal harus kita basmi bersama karena pelaku pinjaman online ilegal
membebani dan merugikan masyarakat. Ke depannya, OJK, BI, Kominfo, Kemenkop UKM
dan Polri harus menerapkan strategi yang lebih efektif, terstruktur dan terarah untuk
membasmi pinjaman online ilegal, yang kami wujudkan bersama dalam Pernyataan
Bersama ini,” tegas Wimboh Santoso.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI berkomitmen dan mendukung penuh
setiap upaya dan langkah bersama untuk menjaga agar sektor keuangan dapat terus
tumbuh secara sehat dan berkontribusi positif dan efektif terhadap pemulihan ekonomi. BI
juga terus berkomitmen untuk selalu menjadi mitra strategis dalam sinergi antarotoritas
dalam mentransmisikan kebijakan, tanpa terganggu oleh adanya praktik bisnis yang tidak
sehat seperti pinjaman online ilegal. Dukungan penuh BI selaku otoritas di bidang Sistem
Pembayaran antara lain : i) menekankan penerapan aspek kehati-hatian oleh Penyedia Jasa
Pembayaran (PJP) nonbank dalam menjalankan bisnisnya dan menjalankan kewajiban Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) termasuk menerapkan
prinsip Know Your Customer; ii) melarang PJP nonbank, yaitu untuk tidak bekerja sama
dengan atau memfasilitasi penyelenggara pinjaman online ilegal; dan iii) memperkuat
literasi keuangan dan melakukan program komunikasi secara aktif dan menyeluruh untuk
meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penawaran pinjaman online ilegal.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate menyatakan kemajuan sektor teknologi finansial (tekfin)
terutama peer-to-peer lending fintech atau platform pinjaman online, merupakan suatu hal
yang membanggakan.
"Namun kita tetap harus berhati-hati karena sejak tahun 2018 sampai 17 Agustus 2021,
Kementerian Kominfo telah memutus akses 3.856 konten terkait fintech yang melanggar
peraturan perundangan, termasuk platform pinjaman online tanpa izin/ilegal," ujarnya.
Menteri Johnny mengapresiasi inisiatif pernyataan bersama untuk meningkatkan
komitmen pemberantasan aktivitas pinjaman online ilegal serta memperkuat perlindungan
konsumen di Indonesia.
"Kami mengajak dan tentu siap untuk bersama-sama kementerian dan lembaga terkait
secara khusus OJK, BI, Kemenkop UMKM, dan Kepolisian RI dan pemangku kepentingan
dari sektor privat untuk mewujudkan ekosistem pinjaman online yang kondusif dan aman
yang bermanfaat bagi masyarakat yang mendorong perekonomian nasional," tandasnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, aktivitas pinjaman online ilegal
yang mengatasnamakan/berkedok Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dapat memperburuk
citra koperasi. Kementerian Koperasi dan UKM, juga telah bekerjasama dengan Satgas
Waspada Investasi, guna menghentikan aktivitas bisnis pinjaman online ilegal yang
mengatasnamakan/berkedok KSP. Kementerian Koperasi juga telah melakukan beberapa
program edukasi kepada gerakan koperasi ataupun masyarakat luas untuk mengantisipasi
pinjaman online ilegal mengatasnamakan/berkedok koperasi, seperti Penguatan Fungsi
Pembinaan Koperasi, Penguatan Fungsi Pengawasan Koperasi dan Peningkatan Literasi
KSP. Hal ini bertujuan agar masyarakat tahu nilai – nilai yang dimiliki oleh koperasi.
“Pinjaman online ilegal sudah semakin marak terjadi dan mengakibatkan kerugian besar
bagi masyarakat, utamanya di tengah situasi pandemi Covid-19. Melalui Komitmen
bersama ini, merupakan langkah konkrit sinergi Kementerian/Lembaga untuk
pencegahan, penanganan, pengaduan, dan penegakan hukum dalam pemberantasan
pinjaman online ilegal,” kata Teten Masduki.
Kapolri Jendral Listyo Sigit Pranowo mengatakan bahwa pada periode tahun 2018 s.d 2021,
Polri telah melakukan 14 penegakan hukum pinjaman online ilegal dengan berbagai modus
operandi yang merugikan masyarakat. Menindaklanjuti hal tersebut, dibutuhkan pedoman
bagi para pihak untuk melaksanakan kerja sama dalam rangka melindungi masyarakat
dari penawaran pinjaman online ilegal dan memperkuat upaya pemberantasan pinjaman
online ilegal.
“Pernyataan bersama ini merupakan salah satu wujud kehadiran negara di tengah-tengah
masyarakat guna memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang
mengalami tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” kata Kapolri.
Pernyataan Bersama
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas penawaran pinjaman online
ilegal dan memperkuat upaya pemberantasan pinjaman online ilegal, serta berdasarkan
Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Pencegahan dan Penanganan Dugaan Tindakan
Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi,
Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia menyampaikan Pernyataan Bersama
sebagai berikut:
A. Pencegahan
1. Memperkuat literasi keuangan dan melakukan program komunikasi secara aktif
dan menyeluruh untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas penawaran
pinjaman online ilegal.
2. Memperkuat program edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kehati-
hatian dalam melakukan pinjaman online dan menjaga data pribadi.
3. Memperkuat kerja sama antarotoritas dan pengembang aplikasi untuk mencegah
penyebaran pinjaman online ilegal melalui aplikasi dan penyedia jasa telepon seluler
untuk menyebarkan informasi kewaspadaan masyarakat atas penawaran pinjaman
online ilegal.
4. Melarang perbankan, Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) nonbank, aggregator, dan
koperasi bekerja sama atau memfasilitasi pinjaman online ilegal, dan wajib
mematuhi prinsip mengenali pengguna jasa (Know Your Customer) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Penanganan Pengaduan Masyarakat
1. Membuka akses pengaduan masyarakat.
2. Melakukan tindak lanjut atas pengaduan masyarakat sesuai dengan kewenangan
masing-masing Kementerian/Lembaga dan/atau melaporkan kepada Kepolisian
Negara Republik Indonesia untuk dilakukan proses hukum.
C. Penegakan Hukum
1. Melakukan proses hukum terhadap pelaku pinjaman online ilegal sesuai
kewenangan masing-masing Kementerian/Lembaga.
2. Melakukan kerja sama internasional dalam rangka pemberantasan operasional
pinjaman online ilegal lintas negara.
Tindak lanjut Pernyataan Bersama ini akan diwujudkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS)
tentang Pemberantasan Pinjaman Online Ilegal yang akan memuat langkah-langkah dari
masing-masing Kementerian/Lembaga yang terkoordinasi dalam Satuan Tugas Waspada
Investasi.
Upaya ini tentunya memerlukan peran serta masyarakat dalam membantu memutus mata
rantai jebakan pinjaman online ilegal dan hanya menggunakan fintech lending yang
terdaftar di OJK.
Masyarakat diminta melaporkan atau mengadukan kasus pinjaman online ilegal melalui
Kepolisian lewat website https://patrolisiber.id dan info@cyber.polri.go.id atau Kontak OJK
157 (WA 081157157157), email konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id,
laman web aduankonten.id, email aduankonten@kominfo.go.id atau WA 08119224545.
Sementara informasi mengenai daftar fintech lending yang terdaftar di OJK dapat diakses
pada https://bit.ly/daftarfintechlendingOJK

***
Narahubung OJK:
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik - Anto Prabowo
Telp. 021.29600000. Email humas@ojk.go.id

Narahubung Bank Indonesia:


Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono
Telp 021.131. Email bicara@bi.go.id

Narahubung Polri:
Divisi Humas Polri
Telp 021.110. Email info@cyber.polri.go.id

Narahubung Kemenkominfo:
Dedy Permadi
email: humas@kominfo.go.id

Narahubung Kemenkop UKM:


Kepala Bagian Humas Anang Rachman
Telp 02152992798. Email humas@kemenkopukm.go.id

Anda mungkin juga menyukai