RINGKASAN
TANGGUNG JAWAB OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) PROVINSI
NTB DALAM MENGATASI PERMASALAHAN INVESTASI DIGITAL
ILEGAL YANG MERUGIKAN KONSUMEN DI LOMBOK
(Studi di PT FEC Shopping Indonesia)
Oleh: Maelavae Una Yukuri
Pembimbing: Kurniawan Dan Diman Ade Mulada
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tanggung jawab Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Provinsi NTB dalam mengatasi permasalahan investasi digital
illegal yang merugikan konsumen di Lombok. Jenis penelitian ini yakni penelitian
hukum normative empiris. Adapun hasil penelitian bahwa pengaturan
perlindungan hukum bagi konsumen atas kerugian dalam melakukan investasi
digital ilegal menurut peraturan perundang-undangan Indonesia diatur pada
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Konsumen, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor I1 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Keputusan
Dewan Komisioner OJK Nomor: 01/KDK.04/2013 tentang Satuan Tugas
Waspada Investasi dan Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB dalam mengatasi kasus
investasi digital ilegal PT FEC Shopping Indonesia yang merugikan konsumen di
Lombok dilakukan dengan aktif menyebarkan informasi bahwa PT FEC Shopping
Indonesia merupakan investasi digital ilegal melalui akun media sosial resminya
dan menyedikan sarana penyelsaian sengketa melalui Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistem barter tidak digunakan lagi sehingga ditemukanlah sistem pembayaran baru yaitu
dengan uang sebagai alat tukar dan pembayaran. Tetapi sistem pembayaran dengan uang
juga memiliki kelemahan dalam bertransaksi dengan negara lain yang memiliki mata
masyarakat juga semakin meningkat dari hari ke hari sehingga masyarakat memerlukan
dana yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Karena hal tersebut maka
keuntungan yang besar dimasa yang akan datang. Terutama investasi online banyak
digandrungi masyarakat karena dianggap lebih efisien dari segi waktu dan cara
smartphone.
Investasi merupakan menempatkan suatu dana pada satu atau lebih jenis aset pada
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai
penanaman aset atau dana yang bertujuan untuk mengembangkan atau melipatgandakan
1
Amalia Nuril Hidayati, “Investasi: Analisis dan Relevansinya Dengan Ekonomi Islam”, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 8 No. 2, 2017, hal. 228-229.
3
harta.2 Investasi bertujuan untuk mendapat keuntungan di masa depan dan meningkatkan
Penghimpunan dana dari masyarakat diawasi oleh OJK dengan edukasi dan perlindungan
bagi masyarakat sebagai konsumen dari jasa keuangan, perlindungan yang diberikan
untuk menjaga masyarakat dari hal-hal yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri.
keuangan secara menyeluruh. Otoritas Jasa Keuangan, sebagai lembaga negara yang
bebas dari campur tangan pihak lain yang berfungsi sebagai sistem pengaturan dan
mempunyai peranan penting dalam kasus investasi ilegal yang sedang berkembang saat
ini.
terjadinya penghimpunan dana secara ilegal, tetapi masih banyak korban yang
mengalami kerugian atas praktik ilegal tersebut. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan atau
sekecil-kecilnya. Masyarakat tidak mencari informasi apakah bentuk investasi seperti itu
2
Mardhiyah Hayati, “Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,
Vol. 1 No. 1, 2016, hal. 67
4
sektor keuangan telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa
keuangan di dalam sistem keuangan.3 Investasi dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:
berinvestasi akan diminta sejumlah uang untuk menanamkan modal dalam suatu
perusahaan yang sesungguhnya tidak pernah ada. Investasi ilegal atau yang sering
disebut dengan investasi bodong dilakukan dengan menjanjikan keuntungan yang sangat
besar kepada masyarakat tetapi prosedur maupun izinnya tidak sesuai dengan peraturan
kalangan masyarakat. Dari sekian banyak orang yang berinvestasi, tujuan utamanya yaitu
ingin meraih keuntungan atau paling tidak mempertahankan kekayaan mereka kepada
pelaku bisnis. Namun tidak semua dapat meraih keuntungan tetapi malah menjadi korban
Salah satu kasus investasi online ilegal yang terjadi di NTB adalah PT FEC
Juli 2023 yang kantornya bertempat di Praya, Lombok Tengah. PT FEC Shopping
hal tersebut tidak sesuai dengan izin usaha yang dimilikinya. PT FEC diketahui sebagai
3
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, cet, I (Yogyakarta, 2003) hal. 5.
4
Henry Faizal Noor, Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Penegmbangan Ekonomi
Masyarakat, (Jakarta: Indeks, 2009) hal. 4.
5
Al Vionita Vivin Novarina, skripsi: “Upaya Polisi dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penipuan
Berkedok Investasi Melalui Sistem Online” (Yogyakarta: UNY, 2014) hal. 1.
5
perusahaan penanaman modal asing dan mengajukan izin sebagai pedagang eceran yang
dimana hal tersebut tergolong risiko rendah. Hal ini sudah melanggar ketentuan Undang-
untuk berinvestasi di FEC dengan deposit mulai dari 200 ribu rupiah dan mendapatkan
keuntungan jutaan rupiah dalam waktu singkat hanya dengan menggunakan smartphone.
Pihak yang ingin berinvestasi ditawarkan melakukan deposit 200 ribu rupiah untuk
membeli akun kemudian ditawarakan lagi membeli toko pada aplikasi tersebut sekitar
300 ribu rupiah agar mendapatkan keuntungan lebih besar dalam waktu yang singkat.
perusahaan melainkan dari uang investor itu sendiri dan investor berikutnya dengan
informasi ada sebanyak 80 ribu warga NTB yang menjadi korban investasi FEC dengan
Pada tanggal 6 September 2023, Satgas PAKI mencabut izin usaha PT FEC
Sopping Indonesia dan kepastian pembekuan izin usaha PT FEC Shopping Indonesia
telah didapat setelah PT FEC diduga melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan izin
apakah FEC ini merupakan situs resmi atau sudah memilliki izin dari OJK atau tidak dan
membuka kesempatan bagi mafia investasi untuk menghimpun dana tak berizin.
6
M Haeruddin, “80 Ribu Warga NTB Jadi Korban Investasi FEC” (https://radarlombok.co.id/80-ribu-
warga-ntb-jadi-korban-investasi-fec.html, diakses pada 15 Oktober 2023)
6
Dalam suatu investasi, tanggung jawab OJK sangat diperlukan untuk melindungi
investor dari risiko yang harus ditanggung. Dalam undang-undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pada Pasal 9 ayat (3) hanya dijelaskan tugas dan
perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan sebagaimana
sudah ada hukum yang mengatur perlindungan terhadap konsumen atau investor yang
dimana korban akan mendapatkan perlindungan hukum berupa ganti kerugian atas
Tahun 2014, tetapi masih saja banyak korban yang belum mendapatkan perlidungan
yang layak atau ganti kerugiannya. Sehingga dalam penelitian ini, penulis juga akan
penelitian dengan judul “Tanggung Jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB
Di Lombok”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
2. Bagaimana tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB dalam mengatasi
Lombok?
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui pengaturan perlindungan hukum bagi konsumen atas kerugian
Indonesia.
b) Untuk mengetahui tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB dalam
konsumen di Lombok.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat akademis
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu hukum pada Fakultas
b) Manfaat Teoritis
c)Manfaat Praktis
dengan latar belakang permasalahan maka perlu diberi batasan-batasan ruang lingkup
8
permasalahan yang ada, sehingga dibatasi dengan mengkaji dan menganalisis pengaturan
ilegal dan tanggungjawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap kasus investasi ilegal
E. Orisinalitas Penelitian
Adapun penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan landassan yaitu dari hasil
Persamaan i
Rendi Pradita
i jawab Otoritas Ahmad Rendi Pradita, i
i i i perlindungan hukumnya.
i
i Sedangkan i dalam
“Tanggung Jawab perlindungan i penelitian ini membahas
i i i
Memberikan i
Otoritas i
Perlindungan
i
i i bagaimana perlindungan i
i i hukum konsumen i
Efek Indonesia.”7
i
Indonesia?
i i
i menurut peraturan
i i
perundang-undangan.
i
mahasiswa
7
Lalu Ahmad Rendi Pradita, Tanggung Jawab Otoritas Jasa Keuangan Dalam Memberikan
Perlindungan Hukum Terhadap Investor Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas
Mataram, Mataram, 2018.
9
Perlindungan
i Negara i korban investasi online. i i
8
Online Binomo.” penghambat
i i bagaimana tanggung
dalam jawab OJK terhadap i
Universitas i
dengan
i Judul hukum terhadap i aplikasi pinjaman online i
Penelitian “Peran
i i
konsumen atas i
Keuangan Dalam
i
Perlindungan
i
Online.”9 pada
i
PT FEC Shopping i
8
Muhammad Iqbal, Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Korban Investasi Online Binomo, Skripsi,
Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Lampung, 2023.
9
Rizki Adhyaksa, Peran Dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perlindungan Data Pribadi
Konsumen Pada Aplikasi Pinjaman Online, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara, Medan, 2022.
10
Indonesia.
i
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
i i i i i i i i
perbuatannya yang disengaja atau yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
i i i i i i i i
berbuat sebagai perwujudan kesadaran atau kewajiban. Tanggung jawab itu adalah
i i i i i i i i i i i
kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung
i i i i i i i i i
jawab adalah ciri manusia yang beradab, manusia merasa bertanggung jawab karena ia i i i i i i i
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari bahwa pihak lain
i i i i i i i i
tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
i i i i i i i i i
jawab juga berarti perbuatan sebagai wujud dari kesadaran akan kewajibannya. Tanggung
i i i i i i i i i i
jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
i i i i i i i i
terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak
i i i i i i i i
mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggu ng jawab
i i i i i
terhadap kewajibannya.11
i i
10
Julista Mustamu, Pertanggungjawaban Hukum Pemerintah, Sasi: Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, Vol. 20 No. 2, 2014, hlm. 22.
11
Vinny Sara Gosal, Sofia E. Pangemanan, Dan Donald K. Monintja, Akuntabilitas Kepala Desa
Dalam Mencegah Penularan Pandemi Covid 19 Di Desa Tombatu 3 Selatan Kecamatan Tombatu Kabupaten
Minahasan Tenggara, Jurnal Governance, Vol. 1 No. 1, 2021, hlm. 6.
12
Tanggung jawab secara umum dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
i i i i i i
berlaku. Sedangkan liability merupakan tanggung jawab hukum menurut hukum perdata,
i i i i i i i i i i i i i i
dimana kewajiban untuk membayar ganti rugi atas kerugian atau penderitaan yang diderita
i i i i i i i i i i i
1. Tanggung Jawab Atas Dasar Kesalahan (Based on Fault Liability), yaitu siapa i i i i i
saja yang telah melakukan kesalahan yang berakibat kerugian bagi orang lain, i i i i i i i
maka harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut dengan memberikan ganti i i i i i i i i i i i
rugi yang diderita oleh pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan harus
i i i i i i
gugatannya. i
yaitu siapa saja yang dianggap bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
i i i i i i i
pihak lain, kecuali apabila ia dapat me mbuktikan bahwa kerugian itu bukan i i i i i i i i
Sederhananya, tanggung jawab ini tidak perlu dibuktikan kenyataannya atau tidak,
i i i i i i i i
yang penting ada pihak yang dirugikan atas perbuatan pihak lain maka ia harus i i i i i
bertanggung jawab.13 i i
“Otoritas Jasa Keuangan, aadalah lembaga yang independen dan bebas dari i i i i i i i
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
i i i i i i i
12
K. Martono, Kamus Hukum Dan Regulasi Penerbangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm.
306-307.
13
Sudiarto, Tanggung Gugat Pengangkut Terhadap Penumpang Dalam Kecelakaan Pesawat Udara
Pada Penerbangan Domestik, Pustaka Bangsa, Mataram, 2012, hlm. 24-25.
13
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu lembaga negara yang dibentuk i i i i i i i i
Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pemerintah
i i i i i i i
selambat-lambatnya akhir tahun 2010 dengan nama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
i i i i i
lembaga ini bertugas mengawasi industri perbankan, asuransi, dana pensiun, pasar modal,
i i i i i i i i i
stabil; dan
3. Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat. i i i i i i i
Awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berawal dari adanya keresahan i i i i i i i i
dari beberapa pihak dalam fungsi pengawasan bank Indonesia. Beberapa hal yang
i i i i i i i
dan amanat Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang i i i i i
dimana Undang-Undang ini merupakan respon dari krisis Asia terjadi pada 1997-1998
i i i i i i
Secara perorangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki masa jabatan yang
i i i i i
tidak dapat diberhentikan kecuali memenuhi alasan yang diatur dalam undang-undang i i i i i i i i i i
14
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2014, hlm. 38.
14
tentang lembaga jasa keuangan yang bergantung pada mekanisme seleksi transparan,
i i i i i i i i i i
akuntabel dan melibatkan partisipasi publik melalui suatu panitia seleksi yang unsur-
i i i i i i i i i i i i
unsurnya terdiri dari pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor jasa keuangan.
i i i i i i i i i
Untuk melakukan tugas dan wewenangnya, lembaga jasa keuangan memiliki asas-
i i i i i i i i i i i
fungsi, tugas, dan wewenang dengan tetap bertujuan pada peraturan perundang-
i i i i i i i i i i i i i
c. Asas kepentingan umum, yaitu dalam asas ini membela dan melindungu i i i i i i i i i i
masyarakat.
d. Asas keterbukaan, yaitu terbuka pada hak masyarakat untuk memperoleh i i i i i i i i i i i
informasi yang benar, jujur, dan tidak membedalan dalam melakukan Otoritas i i i i i i i
Jasa Keuangan, dengan memperhatikan has asasi pribadi dan golongan, se rta i i i i i i
perundang-undangan. i i i
tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan dan tetap berlandaskan pada kode
i i i i i i i i
f. Asas integritas, yaitu dimana asas ini mengacu pada nilai moral dalam setiap i i i i i
g. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan setiap kegiatan dan hasil akhir i i i i i i i
Sesuai dengan asas-asas diatas, lembaga jasa keuangan harus tersusun dengan
i i i i i i i i i i i
prinsip “check and balance”. Hal ini dapat terwujud dengan melakukan pemisahan yang i i i i i i i i i
jelas antara fungsi dan wewenang serta pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
i i i i i i i i i
Komisioner melalui pembagian tugas yang jelas pencapaian terbentuknya lembaga jasa
i i i i i i i i i i i
keuangan. Tugas Dewan Komisioner antara lain terkait dengan kode etik, pengawasan
i i i i i i i i i i
internal melalui mekanisme dewan audit, edukasi perlindungan konsumen serta fungsu,
i i i i i i i i i i i i i i i i
15
tugas, dan wewenang pengawasan untuk sektor perbankan, pasar modal, peransuransian,
i i i i i i i i i i
atau modal dalam suatu perusahaan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Sornarajah
i i i i i i i i i i i i i i
mengartikan penanaman modal sebagai: the transfer of tangible or intangible assets from
i i i i i i i i
one country into another for the purpose of their use in that country to guarantee wealth
i i i i i i i i i i i i i i
“Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
i i i i i i i
penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan
i i i i i i i i i i
pemerintah terhadap investasi yang harus sesuai dengan tujuan nasional dan juga hak dan
i i i i i i i i i i i
kewajiban untuk melindungi investor dan investasi yang dijelaskan melalui ketentuan
i i i i i i i i i i i i i
hukum investasi.17
i i i
Menengah. i i
15
Lalu Ahmad Rendi Praditia, Op.Cit, hlm. 23-24.
16
Mas Rahmah, Hukum Investasi, Prenada Media Group, Jakarta, 2020, hlm. 1.
17
Ibid, hlm. 21.
18
Ibid, hlm. 30.
16
a. Investor i
Subjek hukum dari investor berupa individu (natural person) dan badan hukum
i i i i i i i i i i i i
keuntungan secara cepat. Saat ini, investasi asing banyak dilakukan oleh
i i i i i i i i
berbadan hukum yang terdiri dari perusahaan asing dan perusahaan afiliasi
i i i i i i i i
perusahaan lain yang ada di negara lain. Sedangkan perusahaan afiliasi asing
i i i i i i
negara penerima investasi lebih dari 50 persen saham dengan hak suara i i i i i i i i i
memiliki hak suara sebagai pemegang sahan tidak lebih dari 50 persen. i i i i i i i i
seperti IMF dan bank dunia untuk menarik bantuan, pinjaman atau fasilitas lain
i i i i i i i i
bahwa negara memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan kepada publik dan i i i i i i i i i i
sektor tersebut tidak diambil alih ole h swasta namun dinikmati oleh negara
i i i i i i i i
Investasi di Indonesia telah berkembang dalam waktu kurang lebih 50 (lima puluh)
i i i i i i i i i i
tahun, dimana selama waktu tersebut kegiatan investasi di Indonesia dari investasi asing
i i i i i i i i i i
sampai dalam negeri telah berkembang dan memberikan kontribusi dalam mendukung i i i i i i i i i i i
19
Ibid, hlm. 33-36.
17
untuk mendanai sebuah perusahaan melalui online. Hal ini dapat dilakukan hanya dengan
i i i i i i i i i i i i
cara registrasi data diri dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Karena perkembangan
i i i i i i i i
teknologi, maka investasi secara online ini banyak yang tertarik dikarenakan efisien dari
i i i i i i i i
ini ingin berinvestasi, tetapi masih terkendala dengan prosedur yang rumit dan bingung i i i i i i i i i i
menginvestasikan uangnya dalam bentuk apa. Salah satu kemudahan dalam investasi
i i i i i i i i i
digital adalah mudahnya diakses melalui smartphone. Investasi secara digital ini bisa i i i i i i i
diakses melalui website atau aplikasi secara online. Hal ini dapat lebih praktis daripda
i i i i i i i i i
dampak negatif pada konsumen. Karena investasi digital ini dilakukan tanpa bertemu atau
i i i i i i i i i i
tanpa tatap muka langsung dan tidak saling mengenal antara investor dengan perusahaan i i i i i i i i
Ilegal adalah suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
i i i i i i i i i i i i
undangan yang berlaku. Ilegal merujuk pada perbuatan melanggar hukum yang dapat
i i i i i i i i i i i i
1. Fitech Ilegal i i
Fitech ilegal adalah financial teknologi/pinjaman online dalam fitur online yang tidak
i i i i i i
2. Ilegal Fishing i
Ilegal fishing adalah suatu tindakan pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan atau
i i i i i i i i i
kapal yang tidak sah atau tidak memiliki izin, termasuk nelayan atau kapal asing. Hal i i i i i i
ini diatur dalam peraturan Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jo
i i i i i i i
3. Ilegal Loggin i
penjualan kayu maupun hasil olahan kayu yang tidak sah dan tidak memiliki izin dari
i i i i i i i
otoritas setempat. Hal ini diatur dalam peraturan Undang-Undang Nomor 18 Tahun i i i i i i i i
4. Ilegal Dumping i i
daerah yang tidak memiliki izin. Hal ini diatur dalam Pasal 104 Undang-Undang
i i i i i
5. Human Trafficking i
Human trafficking adalah perdagangan manusia yang dilakukan oleh oknum tertentu.
i i i i i i i i i
Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan i i i i i i i
Konsumen adalah orang yang menggunakan atau mengonsumsi suatu barang atau
i i i i i i i i i i
“konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
i i i i i i i
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun i i i i i i i
Sri Handayani menyatakan bahwa konsumen secara harfiah berarti seseorang yang i i i i i i i
membeli barang atau menggunakan jasa atau seseorang atau sesuatu perusahaan yang
i i i i i i i i i i i i i i
membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu, juga sesuatu atau seseorang
i i i i i i i i i i i i i i i i i i
20
Adv. Chyntya, “ILEGAL”, Diakses Pada
Https://Konspirasikeadilan.Id/Artikel/Ilegal6807#:~:Text=Ilegal%20Adalah%20Suatu%20tindakan%20%2F
%20perbuatan,Dengan%20perundang%2Dundangan%20yang%20berlaku, 8 Oktober 2023.
21
Vefiana Mafikasari, Minat Konsumen Pada Aksesoris Kalung Dari Limbah Kulit Swalan, Jurnal
Online Tata Busana, Vol. 06 No. 02, 2017, hlm. 8.
19
Pada intinya, konsumen merupakan setiap orang yang memakai barang dan/atau i i i i i i i
jasa yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa i i i i i i i i i i
diperdagangkan kembali.
i i
kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan dan masalah di berbagai pihak yang i i i i i
bagi konsumen itu sendiri. Oleh karena itu, konsumen perlu membaca dan i i i i i i i i i i i i
meneliti label, etiket, kandungan barang dan jasa, serta tata cara
i i i i i i i
penggunaannya. i i
Dengan beritikad yang baik, kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa
i i i i i i i i
membayar barang dan/atau jasa yang telah digunakan atau dibeli dengan nilai
i i i i i i i
patut. Ketika ada keluhan terhadap barang dan/atau jasa yang telah didapat,
i i i i i i i
damai. Jika tida ada titik te ngah pada permasalahan tersebut, cara hukum dapat i i i i i i i
22
Novia Widya Utami, “Pengertian Konsumen, Perilaku, Hak, Dan Kewajibannya”, Diakses Pada
Https://Ajaib.Co.Id/Pengertian-Konsumen-Perilaku-Hak-Dan-Kewajibannya/, 8 Oktober 2023.
23
Dr. Kurniawan, SH,M.Hum, Hukum Perlindungan Konsumen (UB Press, 2011) hal. 42.
24
Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Transmedia Pusaka, Jakarat, 2008, hlm. 27.
20
Kewajiban diatas sangat berguna bagi konsumen untuk selalu waspada atau hati-
i i i i i i i i i i
hati dalam melakukan transaksi. Dengan cara itu, konsumen dapat terlindungi dari i i i i i i i i
pentingnya.
i
sesuatu yang bernilai kepada pihak lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan mereka.
i i i i i i i i i i i i i i i i
Dalam pembelian uang ditukan dengan produk atau jasa yang ingin digunakan. Semua
i i i i i i i i i i
yang dilakukan produsen atau pemasar dapat diadaptasikan sesuai dengan permintaan
i i i i i i i i i
berikut:
i i
1) Pendekatan interpretif. i i i i
2) Pendekatan Tradisional i i
dengan survei yang bertujuan untuk menguji hipotesa penelitian yang berkaitan
i i i i i i i i i i i i i i
pengaruh sosial terhadap perilaku konsumen tersebut. Hal ini bertujuan untuk
i i i i i i i i i i i i i i i
mengembangkan teori dan metode yang relatif yang akan digunakan untuk
i i i i i i i i i
konsumen. i i
berisi tentang hierarki kebutuhan manusia yang kemudian diuji coba dengan
i i i i i i i i i i i
21
analysis atau pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi.25
i i i i i i i
Ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan oleh pemilik bisnis atau perusahaan.
i i i i i i i i i i i i
pemahaman menganai perilaku konsumen. Semuanya tergantung dari jenis masalah yang
i i i i i i i i i i i
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selain sebagai konstitusi politik juga
i i i i i i i i i
disebut sebagai konstitusi ekonomi, yaitu konstitusi yang mengandung ide negara
i i i i i i i i i i i
belas.26
i
25
M. Anang Firmansyah, Perilaku Konsumen (Sikap Dan Pemasaran), Budi Utama, 2018, hlm. 18.
26
Dr. Kurniawan, SH.M.Hum, Op.Cit, hal. 4.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
secara nyata tentang hal yang diperlukan guna menemukan jawaban atas permasalahan
i i i i i i i i i
yang diangkat. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan-kegiatan i i i i i i i i i i
A. Jenis Penelitian
empiris. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang mencakup tentang
i i i i i i i i i i i i
konsepsi hukum, asas hukum, dan kaidah hukum.27 Sedangkan penelitian hukum
i i i i i i i i i i i i
berdasarkan konsep dan teori hukum untuk melihat secara langsung kenyataan di
i i i i i i i i i i i
lapangan.28 Oleh karena itu, pada penelitian normatif empiris ini, penulis akan i i i i i i i i
dan tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan NTB dalam mengatasi kasus investasi
i i i i i i
B. Metode Pendekatan
27
Willa Wahyuni, “Tiga Jenis Metodologi Untuk Penelitian Skripsi Jurusan Hukum”, Diakses Pada
Https://Www.Hukumonline.Com/Berita/A/Tiga-Jenis-Metodologi-Untuk-Penelitian-Skripsi-Jurusan-Hukum-
Lt6458efc23524f/, 11 Oktober 2023.
28
Amirudin Dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2020, hlm. 133.
23
a) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan i i i i i i i i
b) Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang bukan berupa peraturan i i i i i i i i i i i i
29
Ibid., hlm. 164.
30
Ibid, hlm. 166.
31
Ibid, hlm. 166.
24
c) Bahan hukum tersier adalah bahan hukum berupa penjelasan dari bahan i i i i i i i i i i
hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia,
i i i i i i i i i i i i i i i
dan internet. i i
a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti i i i i i i i i
sebagai obyek penulisan. Data primer ini diperoleh langsung dengan cara
i i i i i i i i i
pada penelitian ini adalah pihak yang me wakili Otoritas Jasa Keuangan
i i i i i
Lombok.
b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan yang bersifat
i i i i i i i i i i i
mendukung data primer dalam bentuk dokumen atau literatur yang diperoleh
i i i i i i i i i i i i i
undangan,
i buku-buku, i i i i dan literatur-literatur i i i i yang menyangkut i i dengan i
lapangan (field research) yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara seperti
i i i i i i i i i i
pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta pihak-pihak yang terkait dengan i i i i i
hukum di atas, maka analisis yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif, yaitu
i i i i i i i i i
BAB IV
Salah satu peran utama hukum adalah memberikan perlindungan kepada warga
i i i i i i i i i i
masyarakat, khususnya kepada mereka yang berada dalam posisi yang lebih rentan akibat
i i i i i i i i
ketidakseimbangan dalam hubungan hukum atau kedudukan sosial. Hal ini juga berlaku
i i i i i i i i i i i i i
dalam ranah hukum internasional, di mana tujuan utamanya adalah melindungi subjek
i i i i i i i i i i
hukum privat dari potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah dalam suatu
i i i i i i i i i i i i
oleh pihak berwenang. Terutama, hal ini terkait dengan upaya untuk menjaga
i i i i i i i i i i i
hukum publik yang memiliki wewenang. Dengan demikian, aspek perlindungan dalam
i i i i i i i i i i i
untuk menjamin hak-hak individu dan subjek hukum privat, sehingga mereka tidak
i i i i i i i i i i i
diberikan kepada subjek hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
i i i i i i i i i i i i i i i i
Perlindungan ini memiliki dimensi yang luas, mencakup aspek preventif dan represif,
i i i i i i i i i i i i
serta dapat dinyatakan secara tertulis maupun tidak tertulis.32 Dengan kata lain, konsep
i i i i i i i i i i
perlindungan hukum mencerminkan gambaran yang kaya akan fu ngsi hukum dalam
i i i i i i i i i
kemanfaatan, dan menciptakan kedamaian bagi segala kepentingan yang ada dalam
i i i i i i
masyarakat. 33
hukum yang adil, berkeadilan, dan berkepastian, yang pada gilirannya dapat me mberikan
i i i i i i i i
hukum, diharapkan segala bentuk kepentingan masyarakat dapat terlindungi dengan baik,
i i i i i i i i i i
sehingga tercipta harmoni dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
i i i i i i i i
hukum itu sendiri diberikan kepada subjek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu
i i i i i i i i i i i i i i i i i
bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik secara tertulis maupun tidak
i i i i i i i i i i i i i
36
tertulis.
i i Dengan kata lain perlindungan hukum diartikan sebagai suatu gambaran
i i i i i i i i
32
Wahyu Simon Tampubolon, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau Dari Undang-
Undang Perlindungan Konsumen, Jurnal Ilmiah Advokasi, Vol. 04 No. 1, Maret 2016, hlm. 53.
33
Ibid.
34
Ibid., hlm. 54.
35
Sri Wahyuni S, Perlindungan Hukum Internet Service Provider Terhadap Penyalahgunaan Sistem
Secure Socket Sheel Oleh Pengguna Layanan Jasa Telekomunikasi, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, Makassar, 2016, hlm. 17.
36
Wahyu Simon Tampubolon, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau Dari Undang-
Undang Perlindungan Konsumen, Jurnal Ilmiah Advokasi, Vol. 04 Nomor 1, 2016, hlm. 53.
27
tersendiri dari fungsi hukum yang memiliki konsep memberikan suatu keadilan,
i i i i i i i i i i i i
Hubungan hukum antara satu orang dengan orang lain akan menimbulkan suatu
i i i i i i i i i i
hak dan kewajiban yang berlawanan, di mana dalam hal ini perlindungan hukum sangat i i i i i i
diperlukan guna mengurangi konflik antar pihak. Dalam kaitannya de ngan proses jual
i i i i i i i i
beli suatu barang dan/atau jasa, di mana posisi konsumen dianggap masih sangat lemah,
i i i i i i i
maka hukum perlindungan konsumen sangat diperlukan guna melindungi hak-hak para
i i i i i i i i i i i
konsumen yang sangat memungkinkan menjadi korban dari para pelaku usaha yang
i i i i i i i i
makin dirasa sangat penting, mengingat semakin majunya ilmu pengetahuan dan i i i i i i i i
teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktifitas dan efisiensi produsen
i i i i i i i i i i
atas barang dan/atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha. i i i
Dalam rangka mencapai tujuannya maka secara sadar maupun tidak sadar i i i i i i
berlaku di Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dasar
i i i i i i i i i i i
hukum yang pasti memberikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen agar dapat
i i i i i i i i i
Konsumen atau yang selanjutnya disebut sebagai UUPK. Berdasarkan Pasal 1 angka 1
i i i i i i i i i i i
37
Rosalinda Elsina Latumahina, Aspek Hukum Pelindungan Data Pribadi Di Dunia Maya, Jurnal Gema
Aktulita, Vol. 3, No.2, 2014, hlm.4.
28
khusus, memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-wenang yang
i i i i i i i i i i i
38
selalu merugikan hak-hak konsumen.
i i i i i i Perlindungan konsumen yang dijamin oleh
i i i i i
konsumen. Kepastian hukum itu meliputi segala upaya berdasarkan hukum untuk
i i i i i i i i i i i i i i i
dan/atau jasa yang merupakan kebutuhannya serta mempertahankan dan membela hak-
i i i i i i i i i i i
perlindungan hukum, agar terciptanya rasa aman dan tenang dalam melakukan suatu
i i i i i i i i i i
hukum mengenai hak dan kewajiban yang diperuntukkan bagi para pihak baik itu
i i i i i i i i i
pelaku usaha maupun pihak konsumen. Hukum memiliki tujuan untuk menjamin
i i i i i i i i i i i i i i i
adanya kepastian, kemanfaatan dan kepastian. Tanpa adanya hukum tujuan dari i i i i i i i
keamanan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak akan
i i i i i i i i
tercapai, oleh karena penting adanya perlindungan hukum bagi para pihak termasuk
i i i i i i i i i i
signifikan adalah kegiatan investasi. Konsep investasi, seperti yang dijelaskan oleh i i i i i i i i
Jogiyanto, melibatkan penundaan konsumsi saat ini untuk digunakan dalam produksi i i i i i i i i
yang efisien selama suatu periode tertentu. 40 Selanjutnya, pemahaman investasi yang
i i i i i i i i i i i i i i
38
Yusuf Shofie, Pelaku Usaha, Konsumen Dan Tindak Pidana Korporasi, Ghalia Indonesia,
Jakarta,2002, hlm. 31.
39
Gunawan Widjaya Dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Pustaka Gramedia
Utama, Jakarta, 2003, hlm. 98.
40
Jogiyanto, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Cet. 1, Ed. III, BPFE, Yogyakarta, 2003, hlm. 5
29
sejumlah dolar pada saat ini u ntuk mendapatkan nilai dolar yang le bih besar di masa
i i i i i i i
depan. 41 i
Menurut Sukirno, yang dikutip oleh Chairul Nizar dan kawan-kawan, kegiatan
i i i i i i i i
investasi yang dilakukan secara berkelanjutan oleh masyarakat memiliki dampak positif
i i i i i i i i
yang cukup luas. Selain meningkatkan kegiatan ekonomi, investasi juga berkontribusi
i i i i i i i i i i i
bahwasanya perlindungan hukum yang kuat dalam konteks investasi menjadi sangat i i i i i i i i
kebijakan perlindungan hukum yang baik, investasi dapat menjadi salah satu pendorong
i i i i i i i i i
Dalam aktivitas investasi pada umumnya dikenal dua bentuk investasi yaitu: i i i i i i i i i
Dalam konteks dua bentuk investasi tersebut, maka hal ini memperkuat i i i i i i i i i i i
bersifat nyata, sedangkan pada perekonomian modern, trennya beralih lebih ke arah
i i i i i i i i i
investasi keuangan. 44 i i i
yang mengatur terkait perlindungan hukum bagi para pihak. Bentuk perlindungan
i i i i i i i i i i i
hukum yang paling nyata adalah adanya institu si-institusi penegak hukum seperti
i i i i i i i i i i
41
William F Sharpe, At All, Investasi, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005, hlm. 11.
42
Ibid., hlm. 12.
43
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 55.
44
Sharpe, Op.Cit, hlm.7.
30
litigasi) lainnya. Hal ini sejalan dengan pengertian hukum menurut Soedjono i i i i i i i i i i
masyarakat dan salah satu yang paling nyata dari pengertian tentang hukum adalah i i i i i i
mencapai keadilan. Maka dari itu adanya perlindungan hukum merupakan salah satu
i i i i i i i i i i
ekonomi khususnya pasar modal. Penegakan hukum dalam bentuk perlindungan hukum
i i i i i i i i i i i i i
dalam kegiatan ekonomi bisnis khususnya pasar modal tidak bisa dilepaskan dari aspek
i i i i i i
pasar modal melibatkan para pihak pelaku pasar modal terutama pihak emiten, investor i i i i i i i i
dan lembaga-lembaga penunjang kegiatan pasar modal yang mana para pihak te rsebut
i i i i i i i i
didominasi oleh subjek hukum berupa badan hukum berbentuk perseroan terbatas.47 i i i i i i i i i i i i i i i
Subjek hukum dalam hukum perdata terdapat dua subjek hukum, yaitu subjek
i i i i i i i i i i i i i i i i
hukum orang pribadi dan subjek hukum berupa badan hukum.Subjek hukum orang
i i i i i i i i i i i i i i
pribadi atau natuurlijke persoon adalah orang atau manusia yang telah dianggap cakap
i i i i i i i i
menurut hukum. Orang sebagai subjek hukum merupakan pendukung atau pembawa
i i i i i i i i i i i i i i i i i
hak sejak ia dilahirkan hidup sampai ia mati walaupun ada pengecualian bahwa bayi
i i i i i i i
yang masih dalam kandungan ibunya dianggap telah menjadi sebagai subjek hukum i i i i i i i i i
45
Made Dan Dwi Juliana, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Bila Terjadi Insider Trading Dalam
Pasar Modal, Kertha Wicara, Vol. 2 No. 8 2013, hlm. 1–5.
46
Sutantya R. Hadhikusuma Dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk
Perusahaan Yang Berlaku Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 5-8.
47
Ibid.
48
Liana E Susanti, Economic Law Creation Beautiful Global Indonesia, Bestuur, Vol. 7 No.1 2019,
hlm. 47–53
31
Selanjutnya, subjek hukum dalam hukum perdata lainnya adalah badan hukum
i i i i i i i i i i i
atau rechts persoon. Badan hukum merupakan kumpulan manusia pribadi atau pula
i i i i i i i i i i i i
dapat merupakan kumpulan dari badan hukum. Pembagian badan hukum ada dua
i i i i i i i i i i
bentuk, yaitu badan hukum publik atau Publiek Rechts Persoon dan badan hukum
i i i i i i i i i i i i i
privat atau Privaat Rechts Persoon. Menurut Satjipto Rahardjo, hukum melindungi
i i i i i i i i i i
maka dalam beberapa aturan hukum yang ada di Indonesia terdapat pengaturan hukum i i i i i i i i i i i
yang mengatur mengenai perlindungan hukum bagi para investor terkait dengan
i i i i i i i i i i i
pengaturan hukum terkait dengan keuangan yang ada di Indonesia. Otoritas Jasa
i i i i i i i i i
menyatakan bahwa: i
meliputi : i i
49
Dian Husna Fadlia Dan Yunanto, Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dalam Perlindungan Hukum
Bagi Investor Atas Dugaan Investasi Fiktif, Law Reform, Vol. 11 No. 2 2015, hlm. 207.
32
perlindungan hukum yang bersifat preventif dapat dilihat pada Pasal 29 U ndang-
i i i i i i i i
Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, OJK melakukan
i i i i i i i
oleh OJK terhadap konsumen bersifat preventif dan represif, sejalan dengan tugas
i i i i i i i i i i i i
OJK sebagai regulator dan pengawas sektor jasa keuangan. Dalam konteks
i i i i i i i i
Pasal ini juga memungkinkan OJK untuk mengambil tindakan represif, terutama i i i i i i i i i i
mencabut izin usaha perusahaan yang terlibat dalam investasi digital ilegal dan
i i i i i i i i
memberikan sanksi guna mencegah kerugian masyarakat secara lebih luas. Dengan
i i i i i i i i i i i
demikian, peran OJK dalam memberikan perlindungan hukum tidak hanya terfokus
i i i i i i i i i i
pada edukasi dan pencegahan, tetapi juga melibatkan tindakan tegas untuk menjaga
i i i i i i i i i i i
Konsumen (UUPK) memiliki peran yang sangat signifikan dalam merinci dan
i i i i i i i
ketentuannya, UUPK menyusun aturan hukum secara cermat yang mencakup aspek
i i i i i i i i i i i i i i i i
Wajud nyata dari diaturnya perlindungan hukum represif dalam UUPK bagi
i i i i i i i i i i
konsumen adalah dengan diaturnya hak-hak konsumen pada ketentuan Pasal 4 yang
i i i i i i i i i
barangdan/atau jasa; i
2) Hak untuk memilih dan mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai
i i i i i i i i
3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan i i i i i i
4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
i i i i i i i
digunakan; i
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak i i i i i i i i i i
diskriminatif;
8) hak untuk mendapatkan kompensai, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila
i i i i i i i
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak i i i i i i i
sebagaimana mestinya;
i i
perlindungan hukum yang bersifat preventif ini diketahui dengan adanya penegasan
i i i i i i i i i i i i
dalam UUPK terkait dengan adanya tangggung jawab dari pelaku usaha apabila
i i i i i i i i
konsumen dirugikan saat mengkonsumsi jasa atau produknya khususnya dalam hal
i i i i i i i i i
ini produk investasi digital ilegal sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPK yang
i i i i i i i
menyatakan:
i
(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, i i i i i i i i i i
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayang (1) dapat berupa i i i i i
yang berlaku. i i
(3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
i i i i i i i
(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
i i i i i
umum” i i
penyelesaian sengketa yang dapat digunakan oleh konsumen apabila pelaku usaha
i i i i i i i i i i i i
tidak melakukan ganti rugi sebagaimana diatur pada Pasal 19 UUPK tersebut. Dalam
i i i i i i i i i i
hal ini, pengguna aplikasi atau konsumen dapat melakukan gugatan ganti rugi
i i i i i i i i i
UUPK.
i i
aplikasi investasi digital ilegal yang telah dirugikan tetapi tidak memperoleh haknyai i i i i i i i
litigasi. BPSK, sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menangani dan i i i i i i i i
mengenai hal ini terdapat dalam Keputusan Menperindag No. 350 Tahun 2001
i i i i i i i i i
tentang Tugas dan Wewenang BPSK. Dalam keputusan tersebut, mediasi diartikan
i i i i i i i i i i i
berperan sebagai penasehat, dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak yang
i i i i i i i i i i
perbedaannya terletak pada peran BPSK yang hanya mempertemukan para pihak
i i i i i i i i i
Pasal 49 hingga Pasal 58 UUPK No. 8 Tahun 1999. Menurut Pasal 49 ayat (1), i i i i i i
pengadilan. Badan ini berperan sebagai peradilan kecil atau Small Claim Court,
i i i i i i i i
sederhana, dan mengurangi biaya sejalan dengan prinsip peradilan. Keputusan harus
i i i i i i i i i i i
dihasilkan dalam waktu maksimal 21 hari kerja (sesuai Pasal 55 UUPK) dan tidak i i i i i i
ada proses banding yang dapat memperlambat pelaksanaan keputusan (sesuai Pasal
i i i i i i i i i
56 dan Pasal 58 UUPK). Para pihak yang terlibat dalam sengketa dapat secara i i i i i i
50
Arif Rahman, Penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK) Kota Serang, AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, 2018, hlm. 26.
36
(BPSK) dapat berupa perdamaian antara konsumen dan pelaku usaha, penolakan i i i i i i i i i
praktik kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha. Proses penyelesaian sengketa
i i i i i i i i i i i i i
persidangan, serta biaya yang tinggi. Dengan memilih BPSK sebagai alternatif
i i i i i i
efisien dan efektif. Selain itu, melalui BPSK, konsumen memiliki akses yang lebih
i i i i i i i i i i i i i
mekanisme yang ramah konsumen, dengan prosedur yang sederhana dan jelas. Hal
i i i i i i i i i i
dengan cara yang lebih terjangkau dan dapat diakses oleh semua pihak.52
i i i i i i i i
yang independen dan netral. Keputusan yang dikeluarkan oleh BPSK didasarkan
i i i i i i i i i i
pada fakta-fakta yang diajukan oleh konsumen dan pelaku usaha, serta berdasarkan i i i i i i i i i
51
Rida Ista Sitepu Dan Hana Muhamad, Efektifitas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (Bpsk)
Sebagai Lembaga Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Indonesia, Jurnal Rechten: Riset Hukum Dan Hak
Asasi Manusia, Vol.3 No.2, 2021, hlm.11.
52
Hanum Rahmaniar Helmi, Eksistensi BPSK Dalam Memutus Sengketa Konsumen Di Indonesia,
JURNAL ADHAPER, Vol. 1, No. 1, 2015, hlm.15.
37
53
didasarkan pada keadilan dan kepastian hukum. i i i i Dengan demikian, penyelesaian
i i i i i
kecurangan dalam hubungan konsumen-pelaku usaha. Proses yang mudah dan cepat,
i i i i i i i i i i i i
serta biaya yang lebih terjangkau menjadikan BPSK sebagai alternative yang
i i i i i i i i
dibatasi untuk melakukan penyesaian sengketa hanya pada Lembaga BPSK ini i i i i i i i i i
gugatan ganti rugi pada wilayah hukum pengadilan negeri pengguna investasi digital
i i i i i i i i i i
ilegal (konsumen). Hal ini menegaskan bahwa ada beberapa jalur penyelesaian
i i i i i i i i i i i
sengketa yang dapat diambil oleh konsumen, yang mencakup opsi melalui lembaga
i i i i i i i i i i
khusus seperti BPSK atau melalui proses litigasi di pengadilan negeri yang
i i i i i i i i i i i
berkompeten.
i i i
informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik dan/ atau hasil cetaknya i i i i i i i i i
merupakan alat bukti hukum yang sah. Dan ditegaskan kembali dalam Pasal 5 ayat
i i i i i i i
(2) UU ITE bahwa informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/ atau
i i i i i i i i i i i
hasil cetaknya merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum
i i i i i i i i i i i
53
Ibid., hlm.16.
38
Acara yang berlaku di Indonesia. Di dalam Pasal 9 UU ITE juga telah disebutkan i i i i i i i i i i
salah satu kewajiban pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem i i i i i i i i i i
Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan
i i i i i i i i i
syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. Mengenai asas itikad baik i i i i i
ayat (1) wajib beritikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran i i i i i i i
berlangsung.”
i i
UU ITE, salah satunya dalam Pasal 30 ayat (2) yang menyatakan bahwa:
i i i i i
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
i i i i i i i i i
komputer dan/ atau sistem elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan i i i i i i i i i i i
Lebih lanjut terkait dengan upaya yang dapat dilakukan oleh para pihak
i i i i i i i
yang dirugikan akibat dari penyelenggaraan sistem elektronik dapat dilihat pada
i i i i i i i
atas, para investor yang mengalami kerugian akibat praktik investasi digital ilegal i i i i i i
yang dijalankan melalui sistem elektronik memiliki hak dan kewajiban untuk i i i i i i i i i
mengajukan gugatan secara perdata, sebagaimana diperinci dalam Pasal 39 ayat (1)
i i i i i i i
UU ITE. Proses penyelesaian konflik melalui gugatan perdata ini dirancang untuk
i i i i i i i i i i i i i
memberikan solusi hukum yang memadai dan memulihkan hak investor yang
i i i i i i i i i
terdampak.
i
39
Selain itu, pada Pasal 39 ayat (2) mengamanatkan bahwa pihak-pihak yang
i i i
pihak dalam memilih metode penyelesaian yang paling sesuai dengan dinamika i i i i i i i i i
sengketa yang efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan hukum dalam
i i i i i i i i i i
dasar hukum dibentuknya Satuan Tugas Waspada Investasi yang merupakan forum
i i i i i i i i i i
Kementerian/Lembaga yaitu:
i i i i i
b. Bank Indonesia; i
Indonesia i
Modal; dan
l. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
i i i i
Investasi. i
adalah dengan cara represif yang mana Satgas Waspada Investasi tidak hanya
i i i i
41
investasi bodong namun juga sebagai lembaga pengaduan masyarakat yang telah
i i i i i i i i
dirugikan akibat praktek semacam ini. Satgas Waspada Inve stasi memiliki
i i i i i
investor, tentunya hal ini telah termasuk dalam suatu tindak pidana penipuan.
i i i i i i i i i i
Pengertian pokok tindak pidana penipuan, yang rumusannya dapat dilihat dalam
i i i i i i
orang lain dengan maksud melawan hak , baik dalam memakai nama palsu i i i i i
atau keadaan palsu, baik akal dan tipu muslihat, maupun dengan karangan-
i i i i i i i i
tahun. “ i
1) Menggerakkan; i i
2) Orang lain;
3) Untuk menyerahkan suatu barang atau benda; i i i i i i i i
1) Dengan maksud; i i
54
Tongat, Hukum Pidana Materiil, UMM Press, Malang, 2003, hlm. 72.
42
Mengacu pada Pasal 378 KUHP unsur-unsur esensial dari tindak pidana
i i i i i i i i i
daya upaya seperti nama palsu, merendahkan martabat, tipu muslihat, dan i i i i i i i i
sendiri atau orang lain, dan dilakukan secara melawan hukum. Dengan
i i i i i i i i
yang jelas untuk menilai dan menindak tindak pidana penipuan dengan i i i i i i i i
Berdasarkan beberapa aturan hukum yang telah diuraikan di atas, investor yang
i i i i i i i i i
terlibat dalam investasi digital ilegal memiliki dasar hukum yang dapat memberikan
i i i i i i i i
perlindungan terhadap kerugian yang mungkin mereka alami. Perlindungan hukum ini
i i i i i i i i i i i i
dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasai i i i i i
Keuangan (OJK) memberikan kewenangan kepada OJK untuk mengawasi dan mengatur
i i i i i i i i i i i i
sektor keuangan, termasuk investasi. Selain itu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
i i i i i i i i i i i
Elektronik turut memberikan aspek hukum terkait investasi digital ilegal yang dilakukan
i i i i i i i i i i i i i
Tugas Waspada Investasi memberikan landasan tindakan preventif dan penegakan hukum
i i i i i i i i i i
dalam menghadapi praktik investasi digital ilegal. Terakhir, dalam Pasal 378 Kitab
i i i i
43
Undang-Undang Hukum Pidana, yang memberikan dasar bagi penuntutan tindak pidana
i i i i i i i i i
peraturan hukum yang telah dijelaskan sebagai dasar utama untuk memperoleh
i i i i i i i i i i i i i
perlindungan terhadap potensi kerugian yang mungkin timbul akibat terlibat dalam
i i i i i i i i i
investasi digital ilegal. Dalam konteks ini, pembentukan kerangka hukum menjadi suatu
i i i i i i i i i i i i
upaya yang komprehensif yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab negara, dengan
i i i i i i i i i i
melibatkan beragam aspek regulasi yang dirancang untuk memberikan kepastian hukum
i i i i i i i i i i i i
sekaligus perlindungan hukum yang maksimal bagi para pe laku investasi. Dengan
i i i i i i i i i i
demikian, kesinambungan aturan-aturan tersebut menjadi landasan yang kuat dan kokoh,
i i i i i i i i i i
yang telah ditetapkan dan dengan demikian mengurangi risiko kerugian yang mungkin
i i i i i i i i i
terjadi.
i
Selain pentingnya aturan hukum yang dapat dijadikan dasar untuk memberikan
i i i i i i i i i
perlindungan hukum bagi investor, terdapat beberapa langkah menurut penulis yang dapat
i i i i i i i i i i i i i
dilakukan oleh semua masyarakat sebagai upaya terhindar dari tindakan penipuan yang
i i i i i i i i i
Dalam rangka mencegah tindakan penipuan yang sering terkait dengan investasi i i i i i i i i
digital ilegal, di bawah ini disajikan beberapa langkah yang dapat diambil oleh semua
i i i i i i
1) Penelitian Mendalam i i i
analisis terkait opsi investasi yang hendak diminati. Hal ini tentunya dapat i i i i i
dilakukan dengan memeriksa riawat dan rekam jejak perusahaan atau individu
i i i i i i i i i i
dilakukan melalui platform aplikasi yang baru -baru ini muncul, maka kehati-
i i i i i i i i
hatian menjadi aspek yang esensial dan harus menjadi prioritas utama yang i i i i i i i
didasarkan pada informasi yang dapat dipe rcaya dan mendasar, sehingga i i i
potensi risiko dapat diminimalkan dan hasil inve stasi dapat dicapai dengan
i i i
2) Verifikasi Legalitas
i i
yang akan dijalankan telah memperoleh izin resmi dari lembaga otoritas yang i i i i i i
yang terlalu besar atau tidak realistis dalam jangka waktu singkat. Tindakan
i i i i i i
karena seringkali hal tersebut dapat menjadi indikasi potensial adanya risiko
i i i i i i i
45
atau praktik investasi yang kurang etis. Oleh karena itu, sebaiknya selalu
i i i i i i i i i i
secara publik melalui situs web resmi OJK. Oleh karena itu, para investor
i i i i i i i i i i i
digital ilegal yang diidentifikasi dan diberikan status ilegal oleh otoritas i i i i i i
efektif untuk menjaga investor agar tetap terinformasi dan waspada terhadap
i i i i i i i i i
potensi risiko serta kebijakan terkini yang berkaitan dengan investasi di pasar
i i i i i i i
keuangan. Melalui upaya ini, OJK tidak hanya berperan sebagai penegak
i i i i i i i i i i
dalam melindungi masyarakat dari risiko potensi penipuan yang terkait dengan praktik
i i i i i i i
dengan tujuan utama untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang mungkin timbul
i i i i i i i i i i i i i i
akibat terlibat dalam investasi yang tidak sah. Dengan pemahaman yang mendalam
i i i i i
dapat lebih berwaspada dan cerdas dalam mengambil keputusan investasi, sehingga
i i i i i i i i i
dapat meningkatkan tingkat keamanan dan kestabilan finansial masyarakat dalam jangka
i i i
panjang.
B. Tanggung Jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB Dalam Mengatasi Kasus
Lombok
Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
i i i i i
dinamika perekonomian negara ini. Sejak awal, pembentukan OJK dipicu oleh i i i i i i i i i
ketidakpuasan beberapa pihak terhadap fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bank
i i i i i i i i i
karakteristik sebagai super body, seperti yang diwujudkan dalam bentuk Otoritas Jasa
i i i i i i i i i i
Keuangan (OJK), dipengaruhi oleh fakta bahwa fungsi pengawasan perbankan yang
i i i i i i i i
55
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2014, hlm. 37.
47
Bank Indonesia. Harapan timbul bahwa reformasi di sektor hukum perbankan akan i i i i i i i
berfungsi sebagai solusi untuk mengatasi krisis tersebut dan sekaligus menciptakan
i i i i i i i i i i i i i
Rencana pendirian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebenarnya sudah terselip sejak
i i i i i i i i i i
tahun 1999. Gagasan ini muncul sebagai tanggapan terhadap perintah yang tertera dalam
i i i i i i i i
berdiri pada tahun 2002, realisasinya baru terlaksana pada tanggal 22 November 2011,
i i i i i i i
yakni setelah berlalunya 12 tahun. Penundaan ini terjadi karena terdapat perbedaan
i i i i i i i i i i i i
superbody.57
i i
Harapan timbul dengan lahirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa tidak akan i i i i
ada lagi permainan saling lempar tanggung jawab dalam pengawasan, seperti yang i i i i i i
terjadi pada kasus Bank Century dan Anta Boga Sekuritas antara Bank Indonesia dan
i i i i i i i
Bapepam-LK. Keterbukaan dan kepastian akan diwujudkan melalui OJK, yang terbentuk
i i i i i i i i i i i i
Undang tersebut secara tegas menetapkan peralihan fungsi pengaturan dan pengawasan
i i i i i i i i i i i i i
perbankan dari Bank Indonesia ke OJK mulai 31 Desember 2013, sementara tugas dan
i i i i i i i i i i
demikian, OJK menjadi lembaga yang memiliki otoritas tunggal dalam melakukan
i i i i i i i
56
Ibid.
57
Iswi Hariyani, et.all, Capital Market Top Secret Ramuan Sukses Bisnis Pasar Modal Indonesia, Andi,
Yogyakarta, 2017, hlm. 79.
58
Ibid, hlm. 80.
48
independen di luar lingkup pemerintahan dan Bank Indonesia. Oleh karena itu, OJK
i i i i i i i i i i i
tidak tergabung dalam struktur pemerintah dan Bank Indonesia. Meski demikian, perlu
i i i i i i i i i i i
Bank Indonesia tidak dapat diabaikan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada i i i i
hakikatnya, OJK bertindak sebagai otoritas di sektor jasa keuangan yang memiliki i i i i i i
hubungan erat dan keterkaitan dengan otoritas lain, khususnya otoritas fiskal yang
i i i i i i i i
diwakili oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan, serta keterkaitan dengan otoritas i i i i i i i i i i i i i
Penempatan pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berasal dari unsur
i i i i i i i i
kolaborasi, dan penyelarasan kebijakan di sektor fiskal, moneter, dan jasa keuangan. i i i i i i i i
kesepakatan internasional. Hal ini juga mendukung kebutuhan akan koordinasi yang
i i i i i i i i i i
efektif dan pertukaran informasi guna menjaga serta memelihara stabilitas sistem
i i i i i i i i i i
Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan sebuah entitas lembaga yang bersifat i i i i i i i i i
independen dengan fungsi, tugas, dan wewenang yang luas dalam mengatur, mengawasi,
i i i i i i i i i i i i
Wilayah tanggung jawab OJK mencakup sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, i i i i i i i
dana pensiun, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Sebagai sebuah lembaga yang berdiri
i i i i i i i i i i
independen, OJK memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas, integritas, dan
i i i i i i i i
59
Aulina Putri Prasafi, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Yang Menginvestasikan Dananya Pada
Perusahaan Investasi Yang Tidak Terdaftar Di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Jember, Jember, 2020, hlm. 22.
60
Ibid, hlm. 22.
49
transparansi dalam sistem keuangan Indonesia. 61 Dengan tugas dan tanggung jawabnya i i i i i i i
yang komprehensif, OJK memainkan peran penting sebagai pengawas dan pengatur i i i i i i i i i
dalam memastikan berfungsinya sektor jasa keuangan secara efisien dan sesuai dengan
i i i i i i i i i i i i
pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh kegiatan yang terdapat dalam sektor jasa
i i i i i i i i i i
pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya. 62 Dengan demikian, OJK berperan sebagai i i i i i i i i
entitas pengawas yang komprehensif, memastikan bahwa semua aspek dalam sektor jasa
i i i i i i i i i
Lembaga Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan memegang peran utama dalam
i i i i i i i i i
jawab untuk melakukan pengawasan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku di
i i i i i i i i i i i i i
lingkungan forum stabilitas keuangan. Fungsi ini mencakup pemantauan dan evaluasi
i i i i i i i i i i i
terhadap aturan main yang diterapkan dalam konteks stabilitas keuangan secara
i i i i i i i
keseluruhan. 63
i i i i
stabilitas sistem keuangan. Tugas ini mencakup upaya-upaya preventif dan responsif i i i i i i i i i i i
untuk mencegah atau mengatasi potensi ketidakstabilan yang dapat timbul di dalam
i i i i i i i i i
sistem keuangan. 64 Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan diberi tanggung jawab untuk
i i i i i i i i i i i i
61
Azhary Hamzah Nasution, Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kejahatan Perbankan,
Skripsi, Fakultas Hukum Airlangga, Surabaya, 2018, hlm. 10.
62
Masyithoh, Peranan OJK Dalam Pengawasan Perbankan Syariah Di Kota Jambi, Skripsi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2018, hlm. 14.
63
Ibid, hlm. 15.
64
Ibid, hlm. 16.
50
stabilitas tersebut. i i i
sektor pasar modal, perbankan, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
i i i i i i i i
65
berbagai lembaga jasa keuangan lainnya.
i i i i Dengan demikian, Otoritas Jasa Keuangan
i i i i
memastikan bahwa setiap kegiatan di berbagai sektor tersebut berlangsung sesuai dengan
i i i i i i i i i i i i i
ketentuan peraturan yang berlaku, dengan tujuan utama menjaga integritas dan kestabilan
i i i i i i i i i i i i i i
Selain peran, tujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat diketahui melalui
i i i i i i i i i i
Pasal 4 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Pasal i i i i i i
tersebut secara tegas menyatakan bahwa pembentukan OJK bertujuan untuk menjamin
i i i i i i i i i i i i i i i
agar keseluruhan aktivitas di sektor jasa keuangan dapat berjalan dengan tertib, adil,
i i i i i i i i i i
transparan, dan akuntabel. Lebih lanjut, OJK berkomitmen untuk menciptakan sistem i i i i i i i i i i
keuangan yang dapat berkembang secara berkelanjutan dan stabil, sekaligus memberikan
i i i i i i i i i i i i
Mengacu pada bunyi Pasal 4 di atas, diketahui bahwasanya visi dari pemerintah
i i i i i i i
dalam pembentukan OJK adalah menciptakan lingkungan keuangan yang sehat, teratur,
i i i i i i i i i i
dan adil, dengan tujuan agar masyarakat dapat mempercayai dan merasa aman dalam i i i i i i
berpartisipasi dalam kegiatan keuangan. Pasal tersebut menunjukkan fokus OJK tidak
i i i i i i i i i i i
hanya pada aspek pengaturan dan pengawasan, tetapi juga pada aspek perlindungan i i i i i i i i i
Tidak hanya itu, sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam melindungi i i i i i i i i
konsumen di sektor keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki wewenang yang
i i i i i i i i i i
65
Ibid, hlm. 16.
51
Adapun rincian wewenang OJK dalam mengawasi investasi dapat dilihat pada kedua
i i i i i i i
sektor tersebut.
i i i i
1. Sektor Perbankan i i
tugas dan tanggung jawab dalam tiga aspek utama, yaitu aspek kelembagaan,
i i i i i i i i
2. Sektor Keuangan i i i
keuangan. i i
Eksekutif. i i i
dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau pihak i i i i i i i
pihak tertentu. i i i
OJK berperan aktif dalam menjaga stabilitas, integritas, dan kepatuhan terhadap
i i i i i i i
dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kinerja sektor
i i i i i i i i i i
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni i i i i i i
kantor Regional dan kantor OJK yang tersebar di seluruh Indonesia. Sesuai dengan
i i i i i i i i i i
66
Bambang Murdadi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang Memiliki
Kewenangan Penyidikan, Jurnal Value Added, Vol. 8 No. 2 2012, hlm. 34.
52
kepala kantor regional dilantik dan bekerja sesuai dengan amanat undang-undang, serta
i i i i i i i i i i
bertanggung jawab atas fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan yang sebelumnya
i i i i i i i i i i
dilakukan oleh Bank Indonesia. Kantor OJK secara keseluruhan telah mendirikan 33
i i i i i i i i i i
Pada dasarnya, setiap kantor OJK yang berjumlah 33 Kantor OJK (KOJK) i i i
memiliki fungsi, tugas, dan peran yang serupa, yaitu menyelenggarakan sistem
i i i i i i i i i i i
keuangan. Tugas utama setiap kantor OJK mencakup pengaturan, pengawasan, dan
i i i i i i i i i i
asuransi, dana pensiun, pengadaian, perusahaan pinjaman kredit daerah (jamkrida), dan
i i i i i i i i
OJK ini memiliki mandat untuk melindungi konsumen, dan kantor OJK di daerahi i i i i i i i
Tidak hanya itu, keberadaan kantor OJK di daerah juga juga sebagai langkah untuk i i i i i i i i i
Bank Pembangunan Daerah dan BPR milik Pemerintah daerah. Secara umum, setiap
i i i i i i i i i i
kantor OJK memiliki fungsi dan peran yang serupa, yaitu melaksanakan pengaturan dan i i i i i i i i i
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, dan
i i i i i i i
sektor IKNB, serta memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
i i i i i i i i i i i i
konsumen.69 i i
67
Admin OJK, Kontak Kami, Diakses Pada Https://Ojk.Go.Id/Id/Contact.Aspx 29 Januari 2024 Pukul
10:00 Wita.
68
M. Rizal Afriandani, Kedudukan Dan Peran Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Perwakilan Nusa
Tenggara Barat (NTB) Dalam Menanggulangi Investasi Ilegal, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Mataram,
2023, hlm.57.
69
Ibid., hlm.58.
53
Kantor OJK yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian skripsi ini adalah i i i i i
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang terletak di i i i i i i
Jalan Yos Yudarso No.4 Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat i i i i
(NTB). Fokus penelitian ini tertuju pada peran dan fungsi Kantor OJK Provinsi NTB i i i i i i i i
dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengawas dan pengatur di sektor jasa
i i i i i i i i
Walaupun pada dasarnya kewenangan dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi
i i i i i i
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah mengawasi pelaksanaan kegiatan keuangan yang ada
i i i i i i i
di wilayah NTB telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga meminimalisir i i i i i i i i i i i
terjadinya kerugian-kerugian yang dialami oleh konsumen. Akan tetapi, hal ini ada
i i i i i i i i i
kegiatan investasi digital ilegal yang digunakan berbasis aplikasi yang salah satu
i i i i i i
contonya baru-baru ini terjadi pada aplikasi PT. FEC Shoping Indonesia. i i i i i
yang memiliki izin usaha sebagai pedagang eceran dengan Klasifikasi Baku Lapangan
i i i i i i i i
Usaha Indonesia (KLBI). Dalam deskripsi izin usaha FEC di sebutkan bahwa FEC
i i i i i i i i
memperdagangkan berbagai perlengkapan rumah tangga dari tekstil, peralatan listrik dan
i i i i i i i i
berkedok investasi ini merupakan suatu tindakan illegal, hal ini dikarenakan aktivitas ini
i i i i i i i i i
tidak sesuai dengan izin usaha yang dimiliki oleh FEC. Oleh karenanya, berdasarkan
i i i i i i i i i
analisa penulis didapatkan bahwa FEC seolah menawarkan investasi Mata Uang Digital
i i i i i i i
(Cryptocurrency). i i
70
Admin OJK, Kontak Kami, Diakses Pada Https://Ojk.Go.Id/Id/Contact.Aspx 29 Januari 2024 Pukul
10:00 Wita.
71
Kurniawan Eka Mulyana, Satgas Pemberantasan Izin Ilgela Cabut Izin PT.FEC Shooping, Diakses
Pada Https://Www.Kompas.Tv/Ekonomi/445109/Satgas-Pemberantasan-Aktivitas-Keuangan-Ilegal-Cabut-Izin-
Usaha-Pt-Fec-Shopping-Ini-Sebabnya?Page=All 22 Februari 2024 Pukul 22:00 Wita.
54
Perlu digaris bawahi bahwa penyimpulan jenis investasi yang penulis sebutkan di
i i i i i i i i i i
atas berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari korban investasi illegal ini. Salah
i i i i i
satu korban yang berhasil penulis wawancarai berinisial MB dan berasal dari Lombok
i i i i i i
Tengah, berdasarkan hasil wawancara penulis terkait kasus ini menyatakan bahwa:
i i i i i i i
“ Kasus ini awalnya bermula dari saya yang ditawari te man untuk melakukan
i i i i i i i i
investasi pada sebuah aplikasi yang bernama PT. FEC Shoping Indonesia, awalnya
i i i i i i
saya hanya memasukkan uang sebesar Rp.5.000.000 ( Lima Juta Rupiah) dan i i i i i i i
belum satu minggu saya sudah menerima bunga atau keuntungan yang kurang
i i i i i i i i i i i i i
lebih mencapai Rp.2.000.000. Hal ini lantas me mbuat saya memasukkan uang
i i i i i i i
lebih banyak lagi dan bisa dikatakan uang tabungan saya waktu itu saya masukkan
i i i i i i
semua. Kemudian saya mengetahui bahwa apabila membawa orang untuk join ke
i i i i i i i i i i i
dalam investasi ini, maka kita akan memperoleh keuntungan yang sangat besar i i i i i i i i
pula, sehingga saya mengajak teman dan juga keluarga untuk bergabung. Tetapi
i i i i i i i i i i i i
belum sampai 1 bulan saya serta yang saya ajak bergabung, investasi ini telah
i i i i i i i i
menipu kami dan merugikan kami dengan total kurang lebih sebesar Rp.
i i i i i i i i i
teknologi dengan dasar Blockchain yang digunakan sebagai mata uang digital, mata uang
i i i i i i
ini tidak memiliki bentuk fisik dan berbasis block data serta diikat oleh Hash sebagai
i i i i i i i
72
Hasil Wawancara Dengan Bapak MB, Responden Pertama, Wawancara Dilakukan Pada Kediaman
Bapak MB Lombok Tengah, Tanggal 6 Januari 2024 Pukul 10:00 Wita.
55
validasinya serta tidak memiliki Underlaying assets serta tidak adanya kontrol dari i i i i i i
Dalam jenis investasi ini investor hanya harus melakukan pembelian mata uang
i i i i i i i i i
asing tanpa harus mendapatkan protofolio seperti dalam investasi pasar modal (Saham)74 i i i i i
atau utang surat dalam investasi obligasi (terdapat underlying assets).75 Selain itu waktu
i i i i i i i i i i i
return benefit dari korban dalam kasus ini terbilang sangat cepat. Hal ini hanya dapat
i i i i i i i
terjadi apabila investor melakukan investasi cryptocurrency yang mana mata uang yang
i i i i i i i i
dimiliki dapat dijaul kapanpun ketika investor merasa bahwa dengan menjual asetnya i i i i i i i i i
dapat mendatangkan keuntungan. Dalam investasi lain seperti invetasi waralaba uatu
i i i i i i i i i i
deposito return benefit hanya dapat didapatkan dalam waktu yang cukup lama.76
i i i i i i i i
keanehan dalam investasi illegal yang dijalankan oleh PT. FEC jika memang investi
i i i i i i i i
yang dilakukan adalah cryptocurrency. Seperti yang penulis jabarkan sebelumnya dalam
i i i i i i i i i i
investasi cryptocurrency terdapat suatu tahapan dimana investor dapat menjual asetnya
i i i i i i i i i i
secara individu kapanpun investor menghendaki. Akan tetapi, dalam kasus ini korban
i i i i i i i i
Oleh karenanya, seolah ada pihak lain yang memonopoli investasi dari korban dan
i i i i i
menciptakan fatamorgana bahwa investasi dari korban dikelola secara otomatis dalam
i i i i
invetasi yang penulis duga adalah cryptocurrency tanpa melibatkan korban, yang
i i i i i i i
Pada daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) investasi online PT. FEC telah menarik
i i i i i i i i
perhatian masyarakat. Awalnya, bisnis ini dipromosikan se bagai peluang investasi yang
i i i i i
73
Wu, J., Liu, J., Zhao, Y., dan Zheng, Z, Analysis of cryptocurrency transactions from a network
perspective: An overview, Journal of Network and Computer Applications, Vol.1 No.11, 2021, hlm.190.
74
K Pakpahan, Strategi Investasi Di Pasar Modal, The Winners, Vol.4 No.2, 2003, hlm.138-147.
75
T Sitorus, Pasar Obligasi Indonesia: Teori dan Praktik, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2023,
hlm.10.
76
Rahadi, D. R., dan Stevanus, Y, Persepsi Dan Pengambilan Keputusan Milenial Terhadap Instumen
Investasi Masa Depan: Studi Literatur. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, Vol.3 No.2,
2020, hlm.163.
56
muncul, dan banyak anggota masyarakat mengalami kesulitan dalam menarik dana yang
i i i i i i
mereka investasikan melalui aplikasi bisnis online tersebut. Sehingga hal ini
i i i i i i i i i i
menyebabkan para korban melaporkan kasus ini kepada Polda NTB, dengan dua orang
i i i i i i i
tersangka yakni pembesar yang merupakan mentor dan pembesar dari PT FEC Shopping
i i i i i i i i i
Dalam konteks kasus ini, jumlah korban yang terkena dampak mencapai sekitar i i i i i i i
94.000 orang. 78 Namun, untuk menentukan secara pasti total kerugian yang dialami oleh i i i i i i i i i i
seluruh korban di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), belum dapat dipastikan dengan
i i i i i i i i
akurat. Hal ini karena data tersebut belum dikeluarkan melalui laporan berita, dan juga
i i i i i i i i i i i i i
belum tersedia data resmi yang dikeluarkan oleh Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi
i i i i i i i i i i
Nusa Tenggara Barat (NTB). Meskipun demikian, dapat diakui bahwa kerugian yang
i i i i i i i i
dihadapi oleh para korban dari kasus ini tentunya tidak sedikit. Selain korban Bapak i i i i i i
MB, terdapat korban lainnya yang merupakan responden kedua penulis yang bernama
i i i i i i i i i i
“ Pada kasus ini saya memang tergiur karena keuntungan yang ditawarkan oleh i i i i i i i i i
investasi tersebut sangat besar, terlebih lagi apabila kita mengajak orang-orang
i i i i i i i i
untuk ikut. Hal inilah yang membuat orang-orang menganggap saya sebagai pelaku
i i i i i i i i i
tetapi pada kenyataanya saya juga korban dan mengalami kerugian sekitar Rp.
i i i i i i i
800.000.000 (Delapan Ratus Juta Rupiah). Sehingga kita sedang melakukan upaya i i i i i i i i i
hukum kepada polda NTB, agar kasus ini dapat selesai dan kita semua sebagai
i i i i i i i i i
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan korban investasi PT. FEC
i i i i i i i
didapatkan bahwa kasus investasi pada PT. FEC Shopping Indonesia telah menimbulkan i i i i i i i
dampak serius terhadap masyarakat yang menjadi korban. Awalnya, Bapak MB tergoda i i i i i
77
Idham Halik Dan Andi Hartik, ASN Di Lombok Tengah Jadi Korban Bisnis Investasi FEC, Rugi Rp
394 Juta, Diakses Pada Https://Regional.Kompas.Com/Read/2023/09/11/150105278/Asn-Di-Lombok-Tengah-
Jadi-Korban-Bisnis-Investasi-Fec-Rugi-Rp-394-Juta?Page=Al 10 Januari 2024 Pukul 20:00 Wita.
78
Admin,Negara Harus Bertanggungjawab Atas Kasus Penipuan Fec Shopping Indonesia, Diakses Pada
Https://Lombokfokus.Com/Negara-Harus-Tanggung-Jawab-Kasus-Penipuan-Fec-Shopping-Indonesia 16
Januari 2024 Pukul 11:00 Wita.
79
Hasil Wawancara Dengan Bapak DH, Responden Kedua Wawancara Dilakukan Pada Kediaman
Bapak DH,Tanggal 30 Desember 2023 Pukul 16:40 Wita.
57
uang tabungannya dan mengajak orang lain bergabung, ia dan orang-orang yang ia ajak
i i i i i
menyatakan bahwa meskipun dianggap sebagai pelaku, ia juga sebenarnya korban dan
i i i i i i i i i
mengalami kerugian sekitar Rp. 800.000.000. Keduanya sedang berupaya hukum kepada
i i i i i i i i i i i i
Polda NTB agar kasus ini dapat selesai dan hak-hak mereka sebagai korban dapat i i i i i i
dipulihkan. i
skema penipuan serupa. Kerugian finansial yang signifikan ini menunjukkan dampak
i i i i i i i i i i
serius dari kasus ini terhadap masyarakat yang menjadi korban. Selain itu kasus ini
i i i i i i i i
Perlu diingat bahwa investasi (legal infestation) merupakan suatu tindakan yang beresiko
i i i i i i i i i i i
karena itu pengetahuan mendalam (indepth knowledge) merupakan suatu modal penting
i i i i i i i i i i i i i i
yang wajib dimiliki oleh setiap orang yang ingin terjuan dalam dunia investasi. i i i i i i
Pada kasus yang peneliti kaji diatas, terlihat bahwa kerugian yang dialami oleh
i i i i i i i
para korban yang menyentuh diangka yang pantastis, maka hal ini te ntunya i i i i i
membutuhkan bentuk tanggung jawab dari Kantor Otoritas Jasa Ke uangan Provinsi Nusa
i i i i i i i i i
Tenggara Barat (NTB) sebagai Lembaga perwakilan Otoritas Jasa Keuangan. Untuk
i i i i i i i i
Tenggara Barat (NTB) dalam mengatasi permasalahan investasi digital ilegal yang ada di
i i i i i
wilayah NTB Rico Rinaldy selaku kepala Kantor OJK Nusa Tenggara Barat yang i i i i i
mengatakan bahwa:i
58
Barat, kami mengakui bahwa permasalahan investasi digital ilegal yang merugikan i i i i i i i
Kantor OJK Nusa Tenggara Barat telah mengimplementasikan dua strategi utama, i i i i i i i i i
yaitu upaya preventif dan upaya represif. Upaya preventif kami fokus pada
i i i i i i i i i i i
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami berupaya i i i i i i i i
praktik investasi digital ilegal tersebut dan mengambil langkah pencegahan yang i i i i i i i i
diperlukan. Sosialisasi dan edukasi ini dianggap sebagai langkah awal yang krusial
i i i i i i
investasi digital ilegal. Di sisi lain, upaya represif yang kami lakukan melibatkan
i i i i i i i
memberikan wadah bagi masyarakat yang merasa dirugikan akibat investasi digital
i i i i i
menyediakan fasilitas ini, kami berharap dapat memberikan solusi yang efektif dan
i i i i i i i i
efisien dalam menanggapi permasalahan yang timbul akibat investasi digital ilegal.
i i i i i i i
Selain itu, kami juga aktif terlibat dalam penyelesaian kasus investasi digital ilegal
i i i i i i i i i i
secara keseluruhan, bertindak sebagai mitra penegak hukum dan lembaga terkait
i i i i i i i i i i i i i
untuk mengatasi masalah ini secara tuntas. Melalui kombinasi upaya preventif dan
i i i i i i i i i i
dampak negatif investasi digital ilegal dan memberikan perlindungan hukum yang i i i i i i i i i
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mengatasi i i i i i
Nusa Tenggara Barat (NTB), Kantor Otoritas Jasa Ke uangan (OJK) telah memfokuskan
i i i i i i i
utama ini, Kantor OJK Provinsi NTB berupaya memberikan pemahaman yang mendalam
i i i i i i i
kepada masyarakat terkait karakteristik investasi bodong. Pendekatan ini sejalan dengan
i i i i i i i i
80
Hasil Wawancara Dengan Rico Rinaldy, Kepala Kantor OJK Nusa Tenggara Barat, Wawancara
Dilakukan Pada Kantor OJK Nusa Tenggara Barat Tanggal 17 Januari 2024 Pukul 15:10 Wita.
59
produk di sektor jasa keuangan. Meskipun demikian, implementasi upaya preventif ini
i i i i i i i i i i i i
masih dihadapkan pada berbagai kendala, yang menyebabkan investasi digital ilegal i i i i i i
terus merugikan masyarakat NTB. Sebagai tanggapan terhadap tantangan ini, OJK terus
i i i i i i i i
sosialisasi dan edukasi yang telah diterapkan. Dengan demikian, OJK berharap dapat i i i i i i i
mencapai hasil yang lebih signifikan dalam melibatkan masyarakat dalam upaya
i i i i
Selain berperan dalam aspek preventif, kehadiran peran represif Kantor Otoritas
i i i i i i i i i i
Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB menjadi semakin penting ketika investasi bodong
i i i i i i i
menimbulkan kerugian yang signifikan bagi masyarakat. Se bagai bagian dari upaya
i i i i i i
represif, fasilitas penyelesaian sengketa menjadi sarana yang sangat relevan, memberikan
i i i i i i i i i i i i
wadah bagi individu atau kelompok masyarakat yang merasa dirugikan untuk i i i i i i i
Adanya fasilitas penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh Kantor Otoritas Jasa i i i i i i i
Keuangan (OJK) Provinsi NTB sejalan dengan amanat yang ditetapkan oleh Pasal 30 UU
i i i i i i i i
b. Mengajukan gugatan: i i i
jasa keuangan. i i
(2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud ayat 91) huruf b angka 2 hanya i i i i i i
Selain itu, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB juga aktif terlibat
i i i i i i
dalam penanganan kasus investasi bodong bersama Tim Satuan Tugas Pemberantas
i i i i i i i i
Aktiviasi Keuangan Ilegal (Satgas PAKI) yang sebelumnya Bernama Satuan Tugas
i i i i i i i i i
Waspada Investasi. Proses ini melibatkan berbagai tahapan, termasuk analisis mendalam i i i i i i i
juga menjadi bagian integral dari upaya penanganan, di mana OJK bekerja sama dalam
i i i i i i i
mengumpulkan bukti dan informasi terkait. Jika dalam tahap penyelidikan terbukti
i i i i i i i i i
bahwa kegiatan usaha lembaga jasa keuangan tersebut merugikan masyarakat, OJK
i i i i i i i i i i
Lebih jauh, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB melakukan upaya
i i i i i i i
pencegahan melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk mencegah terjadinya
i i i i i i i i i i i i i
1. Penyuluhan Publik i i i i
pemahaman tentang investasi yang legal dan aman serta mengenali tanda-tanda
i i i i i i i
OJK menerbitkan berbagai materi edukasi seperti brosur, buku, dan leaflet i i i i i i i i i i i i i
yang dapat diakses oleh masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang i i i i i i i
OJK juga mengadakan pelatihan dan workshop khusus untuk para investor,
i i i i i i i i
agen penjual, dan masyarakat umum agar mereka memahami risiko investasi
i i i i i i i i i
digital ilegal dan cara melapor jika menemui investasi yang mencurigakan. 81 i i i i i i i i
perlindungan yang holistik dan efektif bagi masyarakat terkait risiko investasi digital
i i i i i i
ilegal. Secara keseluruhan, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB
i i i i i i i i
melibatkan peran preventif dan represif. Meskipun tantangan dan keterbatasan masih
i i i i i i i i i i
yang kuat, menciptakan kepercayaan masyarakat pada sektor jasa keuangan, dan
i i i i i i i
Hal menarik yang banyak menjadi pertanyaan masyarakat dalam kasus yang
i i i i
menjadi objek penelitian skripsi ini yakni kasus Investasi digital ilegal PT. FEC Shoping
i i i i i i i i
Indonesia adalah kenapa OJK tidak dapat mengantisipasi investasi illegal ini.
i i i i i
Berdasarkan analisa penulis hal ini dikarenakan oleh tipe investasi illegal yang
i i i i i i i i
Cryptocurrency yang merupakan mata uang digital tidak memiliki bentuk fisik dan
i i i i i i i i
81
Admin OJK, Puncak Bulan Inklusi Keuangan Di NTB. Diakses Pada https://ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/siaran-pers/Pages/Puncak-Bulan-Inklusi-Keuangan-di-NTB.aspx 22 Februari 2024 Pukul 10:00 Wita.
62
berbasis block data serta diikat oleh hash sebagai validasinya serta tidak memiliki
i i i i i i
Underlaying assets,82 sehingga hal ini tidak terkontrol oleh Lembaga resmi seperti OJK.
i i i i i i i i i i
Selain itu izin usaha dari PT. FEC juga bukan merupakan izin untuk pengumpulan dana
i i i i i i i i i i i i i
Namun demikian Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB tetap
i i i i i
memberikan tanggung jawab dalam kasus ini. Tanggungjawab yang dilakukan oleh
i i i i i i i
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB atas kasus ini sebagaimana i i i i
diungkapkan oleh Rico Rinaldy selaku kepala Kantor OJK Nusa Tenggara Barat yang
i i i i i i i
mengatakan bahwa: i
“ Terkait kasus PT. FEC Shoping Indonesia yang pada September 2023 tidak hanya
i i i i i i i
terjadi di wilayah NTB saja, tetapi kasus juga terjadi lain seperti di Provinsi
i i i i i i i
aduan dari masyarkat, maka OJK dan Satu an Tugas Pembantasan Aktivitas
i i i i
Keuangan Ilegal (PAKI) harus turun tangan dan menutup operasional PT FEC
i i i i i i i i i i i
Shopping Indonesia pada hari Senin, tanggal 4 September 2023. Sehingga, sebagai i i i i i i i
bentuk Lembaga perwakilan OJK di daerah, langkah yang dilakukan oleh Kantor
i i i i i i i
OJK Nusa Tenggara Barat adalah dengan aktif melakukan penyebaran informasi i i i i i i i
melalui akun media sosial resmi OJK NTB bahwa PT. FEC Shoping Indonesia
i i i i i i i
jawab yang diberikan kepada Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB dalam i i i i
menangani kasus investasi digital ilegal PT. FEC Shopping Indonesia tidak hanya
i i i i i i
diemban dengan serius, tetapi juga dengan upaya yang terukur dan strategis. Upaya ini
i i i i i i i i i i i i i
mencakup kegiatan proaktif dalam menyebarkan informasi melalui akun media sosial
i i i i i i i i i
82
Wu, J., Liu, J., Zhao, Y., dan Zheng, Z, Analysis of cryptocurrency transactions from a network
perspective: An overview, Journal of Network and Computer Applications, Vol.1 No.11, 2021, hlm.190.
83
Hasil Wawancara Dengan Rico Rinaldy, Kepala Kantor OJK Nusa Tenggara Barat, Wawancara
Dilakukan Pada Kantor OJK Nusa Tenggara Barat Tanggal 17 Januari 2024 Pukul 15:10 Wita.
63
Informasi yang disampaikan melalui media sosial Kantor OJK Provinsi NTB i i i
memiliki tujuan utama untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada
i i i i i i i i i i i i
masyarakat mengenai karakteristik investasi digital ilegal yang dilakukan oleh PT FEC i i i i i i i i
merupakan investasi digital ilegal, Kantor OJK Provinsi NTB NTB berkomitmen untuk
i i i i i i i i
Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK) kepada konsumen yang merasa dirugikan
i i i i i i i i i i
sengeketa yang dapat dilakukan oleh konsumen yakni Lembaga Alternatif Penyelesaian
i i i i i i i i i i i i
Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK), hal ini se bagaimana juga telah diatur pada
i i i i i i i i i
Keuangan, terkait penyelesaian sengketa oleh lembaga atau badan penyelesaian sengketa
i i i i i i i i i i i i i i i i
yang mendapat persetujuan dari otoritas sektor keuangan, yang dalam hal ini adalah
i i i i i i i i
LAPS SJK.84
LAPS SJK berkedudukan di wilayah Jakarta Selatan dan dibentuk oleh tiga i i i i i i i i
asosiasi di sektor jasa keuangan dengan tujuan untuk menyediakan sarana penyelesaian i i i i i i i i i i i i i
sengketa alternatif. LAPS SJK telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa
i i i i i i i i i i i
Keuangan (OJK) pada tanggal 29 Desember 2020 untuk menjalankan fungsinya. Selain
i i i i i i i i i i
itu, LAPS SJK juga tunduk pada pengawasan yang dilakukan oleh OJK.85
i i i i i i i
Susunan organisasi OJK terdiri dari beberapa entitas, pertama Rapat Umum
i i i i i i i i i
Anggota (RUA) yang terdiri dari Rapat Umum Anggota Tahunan (RUAT) dan Rapat i i i i i i
84
Admin OJK, Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa, Diakses pada
https://ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/pages/lembaga-alternatif-penyelesaian-
sengketa.aspx 12 Maret 2024 Pukul 12:00 Wita.
85
Ibid.
64
Umum Anggota Luar Biasa (RUALB), yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
i i i i i i i i i i i
dalam struktur LAPS SJK. Kedua, Dewan Pengawas memiliki tanggung jawab i i i i i i i i
mengawasi tindakan kepengurusan yang dilakukan oleh Pengurus LAPS SJK, yang
i i i i i i i i i i
jumlahnya 10 orang dan menjabat secara ex officio karena jabatannya sebagai Direktur
i i i i i i i i
Utama SRO atau Ketua/Ketua Umum Asosiasi. Ketiga, Pengurus LAPS SJK yang terdiri
i i i i i i i i i i i i i
dari 3 orang yakni Himawan E Subuantoro sebagai Ketua, Tri Legono Yanuarachmari i i i i i i i i
sebagai Sekretaris dan Erdianto Sigit Cahyono sebagai Bendahara, yang bertugas
i i i i i i i i
menjalankan operasional sehari-hari dibantu oleh pegawai Sekretariat LAPS SJK dengan
i i i i i i i i i
fungsinya masing-masing. Keempat, Komite Etik yang saat ini sedang dalam proses
i i i i i i i
pengangkatan anggota, bertugas mengawasi perilaku Mediator dan Arbiter agar sesuai
i i i i i i i i i i
dengan Kode Etik yang telah ditetapkan. Kelima, Mediator dan Arbiter yang masing-
i i i i i i i i
masing berjumlah 50 orang dan 12 orang untuk sektor konvensional serta 39 orang dan
i i i i i i i
12 orang untuk sektor syariah, memiliki peran penting dalam penyelesaian sengketa.86
i i i i i i i i i i i
Konstruksi (LAPS SJK) berlokasi di Jakarta, namun sebagai bagian dari inisiatif untuk
i i i i i i
daring (Online Dispute Resolution). Hal ini memungkinkan konsumen dan Pusat i i i i i i i i i i
Informasi dan Konsultasi Jasa Konstruksi (PUJK) di seluruh Indonesia untuk mengakses i i i i i i i i i i i
layanan penyelesaian sengketa yang disediakan oleh LAPS SJK. Di samping itu , LAPS
i i i i i i i i
SJK juga membuka peluang untuk melakukan penyelesaian sengketa langsung di daerah,
i i i i i i i i i i i i i i i i
Dalam penyelesaian sengketa di LAPS SJK ini, terdapat tiga cara metode i i i i i i i i
penyelesaian sengketa yang dilakukan yakni mediasi, arbitrase, dan pemberian pendapat
i i i i i i i i i i i
86
Admin LPAS SJK, Struktur Organisasi, Diakses pada https://lapssjk.id/struktur-organisasi/ 12 Maret
2024 Pukul 12:00 Wita.
87
Admin OJK, Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa, Diakses pada
https://ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/pages/lembaga-alternatif-penyelesaian-
sengketa.aspx 12 Maret 2024 Pukul 12:00 Wita.
65
yang mengikat. Mediasi, sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa, melibatkan pihak
i i i i i i i i i i
ketiga yang disebut mediator, yang bertugas membantu para pihak yang bersengketa
i i i i i i i i i i i
peradilan, yang didasarkan pada perjanjian tertulis antara pihak-pihak yang bersengketa
i i i i i i i
untuk menyelesaikan sengketa melalui putusan yang diberikan oleh arbiter setelah
i i i i i i i i i i i i i i i i
permintaan dari pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian untuk mendapatkan
i i i i i i i i
pandangan resmi atau pendapat hukum tentang suatu masalah yang berkaitan dengan i i i i i i i i i i
ketentuan perjanjian tersebut, seperti penafsiran ketentuan yang ambigu atau perubahan
i i i i i i i i i i i i i i i i i
pada ketentuan yang terkait dengan peristiwa-peristiwa baru yang timbul dalam
i i i i i i i i i
pelaksanaan perjanjian.89
i i
beberapa tahapan yang harus dilalui oleh konsumen, yang dijelaskan pada gambar
i i i i i i i i
sebagai berikut:
i i i
Sumber: https://ojk.go.id/id.
88
Ibid.
89
Ibid.
66
dilakukan dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja. Selanjutnya, berdasarkan ketentuan
i i i i i i i i i i i i
LAPS SJK, penyelesaian sengketa melalui mediasi harus diselesaikan dalam waktu 30 i i i i i i i i i i i i
(tiga puluh) hari setelah kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan mediasi di LAPS
i i i i i i i i i i i i
SJK. Sedangkan untuk arbitrase, penyelesaiannya memakan waktu 180 (seratus delapan
i i i i i i i i i i i i
puluh) hari setelah arbiter tunggal ditunjuk atau majelis arbitrase terbentuk. Namun,
i i i i i i i i i i i i i i i
periode tersebut dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
i i i i i i i i i i i i i i i
LAPS SJK.90
bersifat mengikat bagi pihak yang terlibat dalam sengketa tersebut. Kemudian, pada
i i i i i i i i i i
metode penyelesaian sengketa melalui arbitrase, dihasilkan dua jenis putusan, yaitu
i i i i i i i i i i i i i i i
putusan arbitrase yang merupakan keputusan akhir dari proses arbitrase dan akta van
i i i i i i i i i i
dading yang merupakan kesepakatan tertulis antara para pihak yang terlibat dalam i i i i i i i
Sementera itu, pada praktiknya terdapat beberapa kriteria yang telah ditetapkan
i i i i i i i i i i
oleh OJK terkait dengan permasalahan apa saja yang dapat diselesaikan di LAPS SJK
i i i i i i
yang mencakup beberapa faktor. Pertama, pengaduan harus telah mengalami upaya
i i i i i i i i i i i
penyelesaian oleh Pusat Informasi dan Konsultasi Jasa Konstruksi (PUJK), namun
i i i i i i i i i
ditolak oleh konsumen atau belum mendapatkan tanggapan dari pihak yang diadu kan.
i i i i i i i i
90
Ibid.
67
Kedua, sengketa yang diajukan tidak sedang dalam proses penyelesaian atau belum
i i i i i i i i i i i i i
penyelesaian sengketa lainnya. Ketiga, sengketa yang ditangani oleh LAPS SJK harus
i i i i i i i i i i
bersifat keperdataan. Namun, LAPS SJK juga dapat menangani sengketa lain yang telah
i i i i i i i i i
Dengan adanya penjebatan antara konsumen yang dirugikan atas kasus FEC
i i i i i i i i
dengan LAPS SJK yang dilakukan oleh OJK Provinsi NTB, merupakan langkah tersebut
i i i i i i i i
diambil sebagai upaya konstruktif dan responsif dari Kantor OJK Provinsi NTB untuk
i i i i i i
terkait kasus investasi digital ilegal PT FEC Shopping Indonesia. Dengan menyediakan
i i i i i i i i i
sarana penyelesaian sengketa, Kantor OJK Provinsi NTB berharap dapat memberikan
i i i i i i i i
solusi yang adil dan efektif bagi para pihak yang te rdampak, sekaligus menunjukkan
i i i i i i i i i
ilegal. i
91
Ibid.