Anda di halaman 1dari 1

Menurut Anda apakah selama ini konsumen sudah terlindungi ?

Jelaskan jawaban Anda dengan


menyebutkan dasar hukum dan contoh- contoh kasusnya! Lalu diskusikan dengan teman-teman Anda

Menurut pendapat saya, seiring dengan perkembangan global dan peningkatan perekonomian yang juga
berpengaruh pada transaksi jual beli di Indonesia, sejauh ini konsumen sudah cukup terlindungi. Hal ini dapat
dilihat dengan beberapa peraturan dan perundang-undangan yang disahkan oleh pemerintah untuk
melindungi konsumen. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang dijadikan payung yang memayungi dan mengintegrasikan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan konsumen di Indonesia. UUPK bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan perlindungan kepentingan antara konsumen dan pelaku usaha, yang dilaksanakan melalui
pemberian kepastian hukum yang menjamin diperolehnya hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
UUPK ini membawa angin segar bagi konsumen yang memiliki permasalahan terkait dengan transaksi jual
beli baik yang dilakukan secara langsung maupun secara online (e-commerce). Selain itu, ada lembaga-
lembaga yang juga dapat membantu melindungi konsumen jika dalam transaksi jual beli timbul permasalahan
yang mengakibatkan kerugian atau ketidaknyamanan bagi konsumen. Salah satunya adalah Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di tingkat pusat, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
ditingkat kabupaten/kota dan lembaga perlindungan konsumen lainnya di Indonesia. Dengan adanya
peraturan perundang-undangan dan lembaga-lembaga yang memberikan perlindungan terhadap konsumen
tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah telah secara khusus memberi fokus dalam memberikan
kenyamanan dan perlidungan kepada konsumen saat melakukan transaksi jual beli.

Contoh kasus : Binomo yang sepanjang 2022 ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Binomo
sendiri adalah sebuah platform trading saham dan mata uang asing yang dilakukan oleh broker yang
menggunakan sistem binary option. Lewat sebuah iklan yang menampilkan pria bernama Budi Setiawan yang
mengaku bisa menghasilkan $1.000 dari rumah pada 2019 lalu, platform tersebut langsung viral di
kalangan netizen. Dalam pelaksanaannya ada afiliator (orang yang bertugas mempromosikan bisnis digital di
internet dengan media sosial atau link tertentu) yang menjadi aktor pendukung dalam kerugian yang dialami
oleh para korban dalam hal ini adalah konsumen, affiliator lewat aksi pamer harta kekayaan mereka lewat
media sosial yang membuat korban tergiur untuk mencoba binomo. Akibat dari banyaknya korban yang
membuat laporan terkait dengan kerugian yang dialami oleh para korban saat mengikuti trading tersebut.
Melalui Otoritas Jasa Keuangan dan Bappebti, pemerintah selalu melakukan pemeriksaan secara berkala
terhadap entitas-entitas yang meresahkan seperti Binomo dan melakukan penutupan akses maupun
pemblokiran terhadap entitas-entitas serupa karena tidak memiliki izin operasional, menawarkan keuntungan
yang tidak wajar, iklan yang manipulatif dan berkali-kali kembali meski sudah di blokir. Selain pemblokiran,
Keberadaan seorang afiliator pun dianggap melanggar ketentuan hukum, salah satunya Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 9 ayat (1) UUPK yang berbunyi “Pelaku usaha
dilarang menawarkan, mempromosikan, megiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar, seolah-
olah menawarkan suatu mengandung janji yang belum pasti.” Jelas bahwa investasi bodong yang berkedok
trading saham tersebut telah melanggar ketentuan Pasal 9 ayat (1) UUPK. Oleh sebab itu, sebagai langkah
tegas pemerintah melalui OJK sebagai perlindungan konsumen di Sektor Jasa Keuangan, affiliator-affiliator
trading saham diantaranya Indra Kenz dan Doni Salmanan pun telah dilporkan ke pihak kepolisian. Dan oleh
pihak kepolisian para affiliator tersebut telah ditahan guna mencegah timbulnya lebih banyak konsumen yang
rugi akibat dari investasi bodong berkedok trading saham tersebut.

Contoh kasus diatas merupakan bukti nyata bahwasanya konsumen di Indonesia telah terlindungi
sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang diatur dalam Undang-Undang No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK) dengan ketentuan Perlindungan Konsumen secara
khusus diatur dalam Bab VI mengenai Perlindungan Konsumen dan Masyarakat, mulai Pasal 28 s.d. Pasal
31 UU OJK.

Sumber Referensi:
- Dajaan, Susilowati. Suwandono, Agus.dkk. Hukum Perlindungan Konsumen. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2021.
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
- Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK).

Anda mungkin juga menyukai