Anda di halaman 1dari 6

MERGER , KONSOLIDASI , DAN AKUISI

Tugas 2
HUKUM BISNIS

Dibuat oleh :
Eka Desi Indrayanti (20022000267)
S1 Manajemen Sore semester 6

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2023

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN MERGER , KONSOLIDASI DAN AKUISI


A) MERGER

PT CIMB Niaga Tbk resmi mengumumkan penggabungannya dengan PT Bank

Lippo Tbk. Merger ini dilakukan setelah CIMB Group Sdn Bhd membeli 51%

saham LippoBank dari Santubong Investment BV pada tanggal 28 Oktober

kemarin. Pembelian tersebut kemudian diikuti dengan penukaran saham

LippoBank dan saham Bank CIMB Niaga. Dengan begitu, mulai hari ini, saham

LippoBank tidak lagi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

Direktur Utama Bank CIMB Niaga yang baru yaitu Arwin Rasyid bilang, merger

Niaga dan Lippo ini merupakan merger pertama yang menjalankan kebijakan

single Presence Policy yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). "Kekuatan
bank hasil merger ini ada pada keunggulan bank CIMB Niaga di bidang kredit

kepemilikan rumah (KPR) dan perbankan korporasi. Sedangkan LippoBank

mempunyai kekuatan di ritel dan proses pembayaran," tuturnya hari ini di

Jakarta (3/11).

Dengan adanya merger ini, kekuatan CIMB Niaga secara otomatis

terdongkrak dengan nilai aset sebesar Rp 95,1 triliun, kredit sebesar Rp 63,3

triliun serta penghimpunan dana masyarakat sebesar Rp 78,1 triliun. Selain

itu, posisi Loan to Deposit Ratio (LGR) CIMB Niaga pun menjadi 87,78%.

Keputusan untuk melakukan merger ini dimulai pada bulan Desember 2007.

Saat itu CIMB Group melapor ke BI dan Bapepam-LK. Pada akhirnya, izin

merger efektif dikeluarkan oleh Bapepam pada tanggal 30 Juni 2008. Pada 15

Oktober 2008, BI memberikan persetujuan dan tanggal 28 Oktober Ijin dari

Departemen Hukum dan HAM keluar. Dengan begitu CIMB Niaga dan Lippo

Bank resmi bergabung.

B) KONSOLIDASI

Bank Mandiri, h
asil konsolidasi 
dari Bank Bumi 
Daya (BBD), Ba
nk Dagang Neg
ara (BDN), Ban
k Ekspor Impor 
Indonesia (Bank 
Exim), Bank Pe
mbangunan Ind
onesia (Bapindo
PT Bank Mandiri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri
pada tanggal 2 Oktober 1998. Berawal dari pengambilalihan kepemilikan saham atas empat
bank pemerintah, Bank Mandiri akhirnya memiliki aset, pinjaman, dan deposito terbesar di
Indonesia.

Kepala Museum Mandiri, Budi Trinovari mengatakan sejarah panjang dari empat bank
bergabung, yakni Bank Ekspor Impor Indoneaia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN),
Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dapat menggali lebih
dari 180 tahun lalu, sebelum akhirnya dilakukan merger pada 31 Juli 1999.

Pasca penggabungan, Bank Mandiri mengalami berbagai proses panjang dalam penyesuaian
budaya maupun teknologi. Bahkan, penarikan pegawai sebanyak 8.980 orang dan kantor
cabang sebanyak 194 unit, juga dilakukan guna menciptakan konsolidasi baru.

"Penyesuaiannya sekitar 5-7 tahun pelan-pelan. Sekarang komposisinya lebih banyak pegawai
baru sudah hampir tidak terasa budaya yang lama. Makanya sampai dibentuk tim khusus
namanya Tim Internalisasi Budaya, yang sampai sekarang masih ada untuk pengenalan
budaya," jelas dia.

Selain itu, Bank Mandiri juga meningkatkan sembilan sistem perbankan dari keempat bank
tersebut. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri
mulai melaksanakan program pergantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di
mana program pengganti tersebut fokus untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen
perbankan ritel.

Kala penggabungan, Budi, Muljohardjoko yang sebelumnya merupakan Direktur Utama PT


Taspen sejak 1996, diangkat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pertama. Karena
penggabungan empat bank pemerintah, Bank Mandiri otomatis menjadi BUMN saat
dilakukan merger.
Kini Bank Mandiri telah mempekerjakan sekitar 36.737 karyawan dengan 2.457 kantor
cabang dan 7 kantor cabang/perwakilan/perusahaan anak di luar negeri, hingga Desember
2015. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 17.388 ATM, dan 53.957
ATM dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, 286.861
Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan elektronik yang meliputi Internet Banking,
SMS Banking dan Call Center.

C) AKUISI

PT AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan


perusahaan AMDK muncul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina pada awal tahun
1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika
Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang
disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa
tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang telah
direbus, tetapi air yang telah disterilkan.

Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke
mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap
mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium,
potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama AQUA, merupakan orang pertama
yang memperbaiki sistem distribusi AQUA. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery
door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung AQUA. Konsep
pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang
didesain khusus membuat penjualan AQUA Secara konsisten menanjak hingga akhirnya
angka penjualan AQUA mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto
sebagai pemilik AQUA Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo, menjual
sahamnya kepada Danonepada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah
beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan AQUA dari ancaman pesaing
baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA
sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) terbesar di Indonesia. Pada tahun
2000, selaras dengan pergantian milenium, AQUA meluncurkan produk berlabel Danone-
AQUA.
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%,
sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group. AQUA
menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.

2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September, AQUA


memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone
hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.

2006-2008 Danone berusaha untuk membuat pabrik di Serang, namun karena Danone didemo
oleh warga sekitar, Bupati, DPRD dan LSM, dan terlebih lagi kasus ini sudah sampai
Gubernur Banten yang bukan rahasia merupakan Putri dari 'penguasa' Banten maka Danone
terpaksa ' kalah' atau membatalkan atau mundur dari pembuatan Pabrik di Serang.

Alasan AQUA menjual sahamnya kepada Danone adalah karena kondisi keuangan
Perusahaan yang kacau sepeninggalan Tirto Utomo dan mulai banyaknya merek AMDK yang
baru muncul menambah ketat persaingan AMDK, sehingga Lisa melakukan upaya
penyelesaian masalah dengan bekerja sama dengan cara menjual saham ke Grup
Danone. Langkah ini berpengaruh pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan
AQUA sebagai produsen AMDK terbesar di Indonesia saat itu. Akan tetapi hal tersebut
menjadikan adanya kepemilikan yang dilakukan Danone dan kepemimpinan pun berubah.

Danone yang merupakan perusahaan multinasional yang bisnisnya fokus pada bidang
AMDK, franchise, dan Minuman Ringan adalah perusahaan multinasional yang memiliki tiga
eksplanasi yaitu profit, product life cycle, dan teknologi. Danone Melakukan Eksplanasi
Keuntungan yaitu dengan cara mengakuisisi produk-produk yang bekerjasama dengannya
dengan menggunakan diversifikasi Horizontal. Sehingga terjadi pembagian keuntungan antara
Danone dan AQUA sendiri. Kemudian Danone melakukan Eksplanasi Product Life
Cycle. dengan memahami bahwa ada beberapa fase daur hidup produk AQUA, Danone
membuat inovasi seperti membuat AQUA Splash of Fruit dan Mizone.

Anda mungkin juga menyukai