Anda di halaman 1dari 9

Nama: Reisyal Pandapotan Silalahi

Kelas: X IPA 2
SEJARAH 5 BANK DI INDONESIA
1. BANK BCA
Sejarah berdirinya Bank BCA dimulai pada 21 Februari 1957. Soedono Salim atau yang
juga dikenal dengan Liem Sioe Liong merupakan pendiri bank BCA. Namun cikal bakal
BCA berdiri terbentuk pada 1955 yang merupakan NV Perseroan Dagang dan Industri
Semarang Knitting Factory (Pabrik rajut). Setelah beroperasi selama dua tahun, NV
Perseroan Dagang dan Industri mengubah nama dan bisnis perusahaannya menjadi
perbankan dengan nama NV Bank Central Asia. Setelah mengubah namanya, Soedono Salim
memindahkan kantor pusat yang sebelumnya di Semarang ke Asemka, Jakarta tahun 1957.
Kemudian pada 2 September 1975 nama NV Bank diubah permanen menjadi PT Bank
Central Asia.
Selanjutnya pada 1977 Bank BCA melakukan merger atau penggabungan dengan dua
bank lain. Salah satunya Bank Gemari milik Yayasan Kesejahteraan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia. Merger ini membuat BCA menjadi bank devisa. Status bank devisa lalu
dimanfaatkan BCA pada 1980-an dengan mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia
agar mendapat izin mengeluarkan dan mengedarkan kartu kredit atas nama BCA yang
berlaku internasional. Di satu sisi, BCA juga memperluas jaringan kantor cabang dan
mengembangkan berbagai produk dan layanan. Untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,
BCA juga mengembangkan sistem teknologi informasi. Program Tabungan Hari Depan atau
Tahapan BCA lahir pada tahun 1980-an. Pengembangan sistem teknologi tersebut berupa
Anjungan Tunai Mandiri atau ATM. Pemaksimalan penggunaan ATM dilakukan dengan
cara kerja sama BCA dan PT Telkom. Kerja sama berupa pembayaran tagihan telepon dapat
dilakukan dari ATM BCA. Selain itu, BCA juga bekerja sama dengan Citibank untuk
memudahkan para pengguna kartu Citibank dalam membayarkan tagihannya melalui ATM
BCA.
Kemudian, krisis moneter yang terjadi pada 1998 juga menghantam keras BCA. BCA
sempat mengalami bank rush atau penarikan besar-besaran uang nasabah karena dianggap
tidak akan dapat beroperasi lagi. Situasi dan kondisi tersebut membuat BCA masuk dalam
program rekapitalisasi dan restrukturisasi BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
Rekapitulasi tersebut menghasilkan pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8
persen saham BCA. Pembelian saham tersebut sebagai bentuk Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia. Awal tahun 2000 nilai saham pemerintah berkurang menjadi 70,3 persen. Hal itu
terjadi setelah BPPN melakukan divestasi sebesar 22,5 persen dari seluruh saham BCA
melalui IPO atau Penawaran Saham Publik Perdana. Nilai kepemilikan saham pemerintah
terus menurun sampai pada 2005 dengan nilai kepemilikan saham sebesar 5,02 persen. Pada
awal 2000 saat proses rekapitulasi terjadi, BCA telah mengembangkan banyak sistem bisnis
miliknya. Hal ini terlihat pada tahun 2007 BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz dan mulai
menjajal layanan mobile banking, debit, tunai, internet banking, dan sebagainya.
Pengembangan bisnis juga mencakup kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk
penyaluran kredit mobil dan kredit kepemilikan rumah melalui anak perusahaannya yakni
BCA Finance. Melansir laman resminya, kini Bank BCA telah memiliki 8 anak perusahaan
perbankan yang mencakup berbagai sektor.

2. BANK BRI
Bank Rakyat Indonesia atau yang di singkat BRI termasuk kedalam golongan salah satu
bank tertua di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Hindia Belanda
pada tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja. PT Bank Rakyat
Indonesia (persero), Tbk ini berpusat di Jakarta, Indonesia. Awal perjalanan berdirinya Bank
Rakyat Indonesia ini dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Hoofden atau yang berarti Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto,
yakni suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang pribumi atau yang berkebangsaan
Indonesia saja. Lembaga tersebut berdiri tepat ditanggal yang saat ini dijadikan sebagai hari
kelahiran BRI (16 Desember 1895). Diketahui bahwa Purwokerto merupakan penerus ibu
kota Karesidenan Banyumas dan kemudian pendopo Si Panji beralih tempat dari Kota
Banyumas ke Kota Purwokerto. Sedangkan, pendiri Bank Rakyat Indonesia (Raden Bei Aria
Wirjaatmadja) ialah keturunan asli dari Kota Banyumas yang berbakti dan dipercaya oleh
colonial Belanda. Makadari itu, untuk membantu pengoperasian rakyat Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia (BRI) pun didirikan.
Setelah kemerdekaan Negara Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.1 tahun
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia.
Selama Bank Rakyat Indonesia berdiri, sempat berhenti untuk sementara waktu dikarenakan
masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948. Kemudian aktif kembali
setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat
Indonesia Serikat.
Melalui PERPU No. 41 tahun 1960, dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam
Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah
berjalan satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal
dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru tersebut, Bank Indonesia
Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara
Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II
bidang Ekspor Impor (Exim).
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun
2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga
menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Beberapa anak perusahaan yang dimiliki oleh
Bank Rakyat Indonesia antara lain,Bank BRI Syariah, Bank BNI Agroniaga, BRI Life, Bri
Remittance, Danareksa Sekuritas, BRI Ventures, BRINS, dan yang terakhir ada BRI Finance.

3. BANK MANDIRI
Bank Mandiri didirikan di Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1998. Pada saat itu,
pemerintah sedang berusaha menanggulangi krisis ekonomi regional sejak tahun 1997. Salah
satu caranya adalah Pemerintah Republik Indonesia melakukan restrukturisasi bank, baik
bank umum, swasta, ataupun pemerintah dengan bantuan International Monetary Fund
(IMF), Bank Dunia, dan Asia Development Bank (ADB). Bank Mandiri juga mengalami
restrukturasi dimana empat bank pemerintah yang berbeda digabungkan bersama dalam satu
bank. Penggabungan atau merger empat bank tersebut dengan Bank Mandiri akhirnya
dilakukan pada tanggal 31 Juli 1999.
Keempat bank yang digabungkan bersama Bank Mandiri merupakan bank-bank yang
memiliki sejarah yang cukup panjang dan turut membentuk riwayat perbankan di Indonesia.
Bank tersebut merupakan Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor
Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia yang memiliki sejarah lebih dari 100 tahun
lamanya. Setelah menyelesaikan proses penggabungan, proses berikutnya dalam sejarah
berdirinya Bank Mandiri adalah proses penyesuaian pasca penggabungan seperti sejarah
Bank Islam di Indonesia. Bank Mandiri melakukan proses konsolidasi dimana bank
mengalami proses yang panjang untuk menyesuaikan budaya maupun teknologi antar bank.
Proses ini mengakibatkan pengurangan pegawai sebanyak 8.980 orang dan penutupan cabang
sebanyak 194 unit. Kegiatan penyesuaian ini dilakukan secara perlahan selama 5 hingga 7
tahun dengan pembentukan tim khusus yaitu Tim Internalisasi Budaya yang ada hingga
sekarang.
Selain itu, Bank Mandiri juga mewarisi 9 core banking system berbeda dari keempat
bank yang digabung bersama. Setelah berinvestasi untuk melakukan konsolidasi awal dari
sistem yang berbeda, Bank Mandiri selanjutnya melakukan program pergantian platform
yang berjalan selama 3 tahun dengan investasi sebesar $200 juta.  Program pergantian
platform ini difokuskan untuk kegiatan consumer banking dan meningkatkan kemampuan
penetrasi di segmen retail banking. Pada sektor usaha, nasabah-nasabah Bank Mandiri
kebanyakan bergerak di sektor yang sama seperti makanan, minuman, pertanian, konstruksi,
kimia, dan tekstil. Maka, persetujuan kredit dan pengawasan untuk usaha dilaksanakan
dengan cara terpisah dari kegiatan pemasaran dan business unit, Pada akhirnya, dalam masa
transisi menyatukan semua sistem, sistem Bank Exim dipilih untuk digunakan pada tahun
1999 hingga 2001. Pada tahun 2003 – 2004, sistem tersebut diubah lagi menjadi sistem Bank
Mandiri saat semua sistem telah disatukan.

Dan sekarang, Bank Mandiri telah menjadi salah satu perusahaan dan tempat kerja
terbaik di dunia. Bank ini telah memberikan lapangan kerja bagi 36.737 karyawan dengan
457 kantor cabang dan 7 kantor cabang / perwakilan / perusahaan anak di luar negeri sampai
Desember 2015. Selain itu, bank ini juga memiliki layanan distribusi yang dilengkapi dengan
388 ATM, 957 ATM dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima, dan Visa /
Plus, 861 mesin Electronic Data Capture (EDC)Jaringan elektronik yang terdiri dari Internet
Banking, SMS Banking, dan Call Center.

4. BANK BNI
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau “Bank”) pada
awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia”
berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5
Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan
menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara.
Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi
rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun
1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi
Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero,
dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H.,
yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11
September 1992 Tambahan No. 1A.
BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi
perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di
tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain
proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun
2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.
Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007
tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian
tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah
Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609
tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
103 tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No. 29015. Perubahan terakhir Anggaran Dasar
BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai
dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat
keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.
Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan
40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing.
BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total
kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu,
BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance,
BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. BNI menawarkan layanan
penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah,
maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan
nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

5. BANK BTN
Seperti banyak BUMN pada umumnya, sejarah BTN berawal dari masa kolonial
Belanda. Cikal bakal BTN adalah Postpaarbank yang didirikan pemerintah Hindia Belanda
pada 1897 di Batavia. Pendirian bank ini bertujuan untuk memopulerkan budaya menabung
di kalangan masyarakat. Bisnis Postpaarbank terus berkembang. Hingga tahun 1939, bank
milik pemerintah kolonial ini telah memiliki empat cabang, di Jakarta, Medan, Surabaya, dan
Makassar. Pada 1940, kegiatan perbankan sempat terganggu akibat penyerbuan Jerman ke
negeri Belanda. Akibatnya, nasabah ramai-ramai menarik simpanannya dan terjadilah rush
money. Namun kondisi ini berhasil diatasi pada 1941. Pada era penjajahan Jepang,
Postpaarbank dibubarkan dan diganti menjadi Tyokin Kyoku. Setelah Indonesia merdeka,
Tyokin Kyoku lantas diambil alih pemerintah dan berganti nama menjadi Kantor Tabungan
Pos RI. Kantor Tabungan Pos RI pun mendapat tugas perdana yakni menukarkan seluruh
uang Jepang dengan Oeang RI (ORI) saat itu. 
Kegiatan Kantor Tabungan Pos RI ini hanya berlangsung singkat karena pada 1946
terjadi agresi militer Belanda.  Lantas pada 1950, pemerintah mengubah Kantor Tabungan
Pos RI menjadi Bank Tabungan Pos RI. UU Darurat pada 1950 menuangkan keputusan
pemerintah RI untuk mengubah Postpaarbank in Indonesia menjadi Bank Tabungan Pos.
Tanggal penerbitan UU ini, 9 Februari 1950 dijadikan hari berdirinya Bank Tabungan
Negara sampai saat ini. 
Pada 1963, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU nomor 4 tahun
1963. Beleid ini mengubah lagi nama Bank Tabungan Pos menjadi BTN seperti namanya
saat ini.  Penamaan BTN juga dikuatkan melalui UU nomor 2 tahun 1964. Mulai tahun 1974
BTN mulai melayani pembiayaan kredit rumah bagi masyarakat umum. Penugasan ini
diberikan langsung oleh pemerintah melalui Surat Menteri Keuangan nomor
B-49/MK/I/1974. BTN berperan sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan. Realisasi
penyaluran kredit perumahan ini pertama kali terjadi pada 10 Desember 1976. Tanggal inilah
yang akhirnya dijadikan BTN sebagai 'Hari KPR'.  Sejak saat itu, BTN bertransformasi
menjadi satu-satunya bank yang fokus layanannya adalah kredit perumahan melalui KPR
BTN. Di sejumlah daerah banyak bermunculan perumahan yang disebut sebagai "Perumahan
BTN" karena pembiayaan rumah itu dilakukan oleh BTN. Sampai saat ini, BTN konsisten
menjalankan bisnis sebagai bank dengan bisnis utama berupa pembiayaan KPR.
Tahun 2009, BTN menawarkan saham perdananya (IPO) dengan kode emiten BBTN.
Harga saham pada saat IPO sebesar Rp 800 per lembar. Setelah 12 tahun IPO, harga saham
BBTN terus meningkat. Pada awal Juni 2021, harga BBTN telah mencapai level Rp1.500an.
Kapitalisasi pasar BBTN sendiri mencapai lebih dari Rp16 triliun.
LEMBAGA JASA KEUANGAN DAN NON BANK
1. LEMBAGA KEUANGAN DAN JENISNYA
Menurut SK (Surat Keputusan) Menteri Keuangan RI No.792 Tahun 1990, pengertian
lembaga keuangan dijelaskan sebagai berikut “Lembaga Keuangan adalah semua badan
yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.
Kemudian dalam pelaksanaannya, lembaga keuangan hanya dapat didirikan dan
dijalankan setelah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan, serta mendapatkan
pengawasan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dengan payung hukum dan peraturan
pemerintah tersebut lembaga keuangan dapat dipastikan keamanannya bagi masyarakat.
Lembaga ini terbagi menjadi dua jenis yaitu, lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan non-bank. Lembaga berbasis bank memberikan jasa-jasa keuangan dan
menarik dana masyarakat secara langsung seperti deposito, giro, dan tabungan.
Sedangkan lembaga berbasis non-bank dalam proses penghimpunan dana dilakukan oleh
masing-masing lembaga. Pembahasan mengenai lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan non-bank akan dijelaskan lebih lengkap pada ulasan di bawah selanjutnya.

2. LEMBAGA KEUANGAN BANK


Seperti yang diketahui, lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang
memberikan fasilitas (jasa perbankan) bagi masyarakat umum secara langsung seperti
penyimpanan, pembayaran, dan pinjaman atau kredit. Lembaga keuangan bank dibagi
menjadi tiga jenis yakni, Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat.
Berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.

a. Bank Sentral

Seperti yang dilansir dalam laman resmi Bank Indonesia, ditulis bahwa dalam
kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan
memelihara stabilitas nilai rupiah. Stabilitas nilai rupiah yang dimaksud mengandung dua
aspek yakni, kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain atau secara global. Aspek pertama dapat terlihat pada
kondisi atau perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral dapat tercapai
dengan tiga bidang tugas yang dituangkan dalam tiga pilar berikut ini.
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. Stabilitas sistem keuangan.

b. Bank Umum

Jenis yang kedua ini melaksanakan jasa perbankan secara langsung ke masyarakat
dengan memberikan fasilitas dan produk seperti, menghimpun dana dalam bentuk
simpanan atau tabungan, pemberian pinjaman, menyimpan barang dan surat berharga,
menerbitkan surat pengakuan hutang, dan yang lainnya.
Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya lembaga bank umum sebagai lembaga
perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana berlebih dengan pihak yang
membutuhkan dana. Bank umum adalah lembaga keuangan yang melakukan kegiatan
jasa perbankan, baik secara konvensional maupun syariah.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Merujuk pada penjelasan di laman resmi OJK, Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional maupun syariah,
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum
karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR:
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

3. Lembaga Keuangan Non-Bank


Lembaga keuangan non-bank tidak dapat memberikan berbagai jasa keuangan
dan menghimpun dana dari masyarakat secara langsung atau depository. Tujuan dari
lembaga keuangan non-bank ini adalah untuk mendorong pasar modal dan
pengembangan pasar uang serta membantu permodalan untuk perusahaan yang memiliki
ekonomi rendah.
Adapun beberapa contoh lembaga keuangan non-bank antara lain, asuransi,
pegadaian, leasing, pasar modal, dan koperasi simpan pinjam. Kelima lembaga keuangan
non-bank tersebut akan diulas lebih lengkap di penjelasan selanjutnya ini.
a) Asuransi
Asuransi adalah lembaga keuangan non bank yang memiliki kegiatan dalam
memberikan proteksi atas kerugian keuangan yang disebabkan oleh kejadian yang tak
terduga. Asuransi menghimpun dana melalui penarikan premi atau sejumlah dana setiap
bulannya selama periode waktu tertentu, sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Ketika terjadi suatu risiko kepada Anda (sebagai nasabah), Anda akan mendapat klaim
ganti rugi berupa dana yang jumlahnya berbeda-beda, tergantung dari besaran premi dan
polis yang dibayarkan.
b) Pegadaian
Lembaga keuangan non bank berikut ini termasuk salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang memiliki kegiatan dalam menyalurkan kredit dengan
menggunakan mekanisme gadai.
Masyarakat dapat menggadaikan barang seperti mobil, motor, perhiasan, hingga
sertifikat dan mendapatkan dana sesuai nilai yang barang gadai tersebut. Tujuan dari
lembaga keuangan non bank pegadaian ini adalah sebagai alternatif lain dalam membantu
masyarakat yang membutuhkan saluran dana kredit atau pinjaman.
c) Leasing
Perusahaan multifinance atau leasing merupakan jenis lembaga keuangan non bank
yang menawarkan pinjaman atau kredit untuk masyarakat dan juga perusahaan dalam
membeli motor ataupun mobil pada umumnya.
Sistem atau mekanisme yang digunakannya adalah pembelian secara angsuran
digabung dengan kontrak sewa. Beberapa perusahaan leasing yang dimaksud antara lain,
PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk, PT. Summit Oto Finance, PT. Astra Credit
Companies (ACC), PT. BFI Finance, PT. Federal International Finance (FIF), serta PT.
Indomobil Finance Indonesia.
d) Pasar Modal
Lembaga keuangan non bank selanjutnya adalah pasar modal atau disebut juga bursa
efek, yakni tempat jual beli berbagai surat berharga jangka panjang seperti saham,
obligasi, ekuitas, dan surat pengakuan hutang.
Lembaga pasar modal memiliki payung hukum yang legal dari pemerintah dalam
menjalankan kegiatan tersebut. Dengan adanya lembaga keuangan non bank ini,
perusahaan bisa mendapatkan dana dari investor melalui penjualan surat berharga seperti
saham dan obligasi.
e) Koperasi Simpan Pinjam
Kemudian yang terakhir ialah koperasi simpan pinjam yaitu, lembaga keuangan non
bank yang dapat memberikan pinjaman dana dengan mekanisme atau sistem
keanggotaan.
Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi masyarakat jika ingin mengajukan
pinjaman ke koperasi simpan pinjam antara lain, formulir peminjaman, lampiran fotokopi
KTP, slip gaji, agunan, dan rekening listrik. Tujuan dari lembaga keuangan non bank ini
adalah untuk membantu dan menyejahterakan para anggotanya.
Demikian ulasan mengenai lembaga keuangan yang sangat penting untuk Anda
ketahui. Dengan penjelasan informasi tersebut mulai dari pengertian lembaga keuangan,
peran dan fungsi, hingga jenis-jenisnya diharapkan dapat membantu Anda dalam
mengatur perencanaan keuangan seperti menabung, investasi, dan pengajuan pinjaman
seperti KPR rumah dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai