Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan
di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bai Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerkertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank bantuan
dan simpanan milik kaum priyai purwokerto , suatu lembaga keuangan yang
melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut
berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari
kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.
7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% ditangan
Poemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan
publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1
disebutkan BRI sebagai Bank Pemerintah pertama yang didirikan di Republik
Indonesia. Karena adanya situasi perang untuk mempertahankan kemerdekaan
pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru
mulai diaktifkan kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan
perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui
PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)
yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM).Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9
tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan
keluarlah Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank
tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank
Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan
1

nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi
Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).Berdasarkan UndangUndang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13
tahun 1968 tentang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang ada di Indonesia dan Bank Negara Indonesia
Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipecahkan menjadi dua Bank yaitu Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan
Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI
sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang
perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992
status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang
kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. PT. BRI (Persero) yang
didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai
sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus memberian fasilitas kredit kepada
golongan pengusaha kecil atau rakyat miskin.
Hal ini tercermin pada setiap perkembangan penyaluran KUK pada tahun
1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada
tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September 1999 sebesar
Rp. 20.466 milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin
pesat maka sampai dengan saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja
yang berjumlah cukup banyak, yaitu 4.447 buah Unit Kerja diselurul Indonesia.

1.2

Rumusan Masalah

1) Apa saja Produk, Jasa dan Layanan Bank BRI ?


2) Apa saja surat-surat berharga yang di keluarkan oleh Bank BRI ?
3) Apa kendala dalam bertransaksi dengan surat-surat berharga?

1.3

Tujuan

1) Bertujuan Untuk mengetahui Produk, Jasa dan Layanan Bank BRI


2) Bertujuan untuk mengetahui surat-surat berharga apa saja yang di
keluarkan oleh bank BRI
3) Bertujuan untuk mengetahui kendala dalam bertransaksi dengan suratsurat berharga

1.4

Manfaat

1) Pemahaman Produk, Jasa dan Layanan Bank BRI


2) Pemahaman surat-surat berharga apa saja yang di keluarkan oleh bank
BRI
3) Pemahaman kendala dalam bertransaksi dengan surat-surat berharga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

PRODUK, JASA DAN LAYANAN BANK BRI

A.

PRODUK SIMPANAN Bank BRI


Fasilitas Tabungan BRI terdiri dari beberapa produk, antara lain:
1. Tabungan BritAma, produk tabungan ini didukung dengan fasilitas ebanking dan sistem real time online. Dengan fasilitas tersebut, nasabah
dapat melakukan transaksi tanpa mengenal ruang dan waktu. Artinya dapat
dilakukan dimanapun dan kapanpun.
2. Simpedes, produk tabungan dengan mata uang rupiah. Pelayanan
simpedes dapat dilakukan di berbagai kantor BRI, baik Kantor Cabang
Khusus BRI, Kanca BRI, KCP BRI, BRI Unit, maupun Teras BRI. Jumlah
setoran dan pengambilan juga tidak dibatasi. Program ini tentu sangat
membantu masyarakat pedesaan yang memiliki keterbatasan dalam
mengakses bank.
3. Simpedes TKI, produk ini diselenggarakan khusus untuk TKI yang
bekerja di luar negeri, sehingga TKI dapat melakukan transaksi keuangan
dengan mudah, termasuk untuk menampung dan menyalurkan gaji
mereka.
4. Tabungan Haji, produk ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin
menunaikan ibadah haji di tanah suci.
5. Tabungan BritAma Dollar, fasilitas produk ini hampir sama dengan
Tabungan BritAma, hanya saja mata uang yang digunakan adalah UD
Dolla. Bank BRI menyelenggarakan produk ini untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang ingin menyimpan dananya dalam mata uang
asing.

6. BritAma Bisnis, fasilitas produk ini sangat luas, dengan kemudahan dan
kecepatan dalam bertransaksi, termasuk dalam pencatatan atau
pelaporannya, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendukung
aktivitas bisnis nasabah.
7. BritAma Rencana, tabungan ini merupakan investasi dengan setoran
tetap setiap bulannya serta fasilitas asuransi jiwa bagi nasabah. Boleh
dibilang tabungan ini merupakan produk yang cocok untuk karyawan yang
ingin menabung untuk hari tuanya.
8. BritAma Valas, produk yang dikeluarkan oleh Bank BRI untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang akan menyimpan dananya dalam mata uang
asing. Tersedia lima jenis mata uang dengan nilai tukar kopetitif, yaitu
USD, AUD, SGD, CNY, dan EUR.
9. BritAma Junio, yaitu produk tabungan yang dikeluarkan oleh Bank BRI
dengan sasaran penabung anak-anak. Produk ini juga dilengkapi dengan
fitur-fitur menarik bagi anak-anak.
10. Tabunganku, yaitu produk tabungan perorangan dengan berbagai
kemudahan persyaratannya. Produk ini juga dikeluarkan oleh bank-bank
lain di Indonesia untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya
menabung bagi masyarakat.

B.

PRODUK PINJAMAN Bank BRI

Deposito BRI
Terdiri dari tiga produk utama, yaitu Deposito Rupiah, Deposito Valas, dan
Deposito On Call (DOC) BRI. Bank BRI mengeluarkan produk DOC dengan
fasilitas invesment gain yang cukup tinggi.
Giro BRI
Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) mengeluarkan produk giro dalam dua jenis,
yaitu GiroBRI Rupiah, produk ini ditujukan untuk transaksi dalam mata uang
rupiah dan GiroBRI Valas untuk mata uang asing.
Fasilitas Kredit/Pinjaman Bank BRI
Beberapa produk pinjaman di Bank BRI antara lain Pinjaman Mikro, Pinjaman
Ritel, Pinjaan Menengah, Kredit Program, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pinjaman Mikro BRI
5

Produk Pinjaman Mikro yang dikeluarkan oleh Bank BRI adalah KUPEDES,
yaitu fasilitas kredit dengan bunga sangat ringan yang ditujukan untuk perorangan
dan dapat dilayani di BRI Unit maupun Teras BRI.

Pinjaman Ritel BRI


1. Kredit Agunan Kas, yaitu produk pinjaman dengan jaminan uang kas
(fully cash collateral).
2. Kredit Investasi, yaitu fasilitas kredit jangka menengah dan jangka
panjang untuk membiayai aktiva tetap perusahaan.
3. Kredit Modal Kerja, produk yang ditawarkan kepada pelaku usaha untuk
membiayai operasional perusahaan atau kegiatan usahanya.
4. KMK Ekspor, fasilitas kredit yang ditujukan kepada nasabah yang
mealakukan kegiatan usaha negosiasi wesel ekspor atau dikenal juga
dengan istilah post ekspor financing. Fasilitas kredit ini juga bertujuan
membiayai pembelian barang-barang untuk diekspor atau dikenal juga
dengan istilah pre-ekspor financing.
5. KMK Konstruksi, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai
kegiatan usaha jasa konstruksi.
6. KMK Konstruksi BO I, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk
membiayai kegiatan usaha jasa konstruksi yang pembiayaannya bersumber
dari APBN.
7. Kredit BRIGuna, fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang
memiliki penghasilan tetap dalam bentuk gaji atau pensiunan.
8. Kredit Waralaba, yaitu fasilitas kredit untuk membiayai kegiatan usaha
waralaba yang diberikan dalam bentuk modal kerja maupun investasi.
9. Kredit SPBU, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk kegiatan usaha
SPBU Pertamina, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi.
10. Kredit Resi Gudang, yaitu salah satu produk kredit Bank BRI dengan
jaminan Resi Gudang.

11. Kredit Kepemilikan Gudang, yaitu fasilitas kredit investasi yang ditujukan
untuk pemilik bangunan gudang untuk mendukung kegiatan usahanya.
12. KMK Talangan SPBU, fasilitas kredit ini hampir sama dengan fasilitas
Kredit SPBU
13. Kredit Batubara, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan
penambangan batubara.
14. Kredit Waralaba Alfamart, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai
kegiatan usaha minimarket alfamart.
15. Kredit Pola Angsuran Tetap, yaitu fasilitas kredit modal kerja dan investasi
dengan pola angsuran tetap dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Produk Pinjaman Menengah Bank BRI
Produk pinjaman ini berupa kredit Agribisnis, yaitu fasilitas kredit yang diberikan
untuk kegiatan pertanian dalam arti luas, baik untuk menunjang kegiatan on-farm
maupun off-farm.
Kredit Program Bank BRI
Kredit Program Bank BRI terdiri dari tiga jenis, yaitu KPEN-RP atau Kredit
Pengembangan Energi Nabati & Revitalisasi Perkebunan; KKPE-Tebu atau Kredit
Ketahanan Pangan & Energi untuk tanaman tebu; dan KKPE untuk tanaman
pangan, hortikulturan, peternakan, perikanan, dan pengadaan alat dan mesin.
KUR BRI
KUR atau Kredit Usaha Rakyat yang dikeluarkan oleh Bank BRI yaitu KUR BRI
dan KUR TKI BRI.

C.

JASA BANK BRI

1).

Jasa bisnis

a) Jasa Bank Garansi


Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan yang diberikan oleh Bank BRI kepada
rekanan nasabah. Rekanan nasabah atau pihak ketiga akan mendapatkan kepastian
bahwa nasabah Bank BRI bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya kepada

pihak ketiga. Dalam menerbitkan Bank Garansi, Bank BRI tidak mengenakan
biaya bunga.
Fasilitas Jasa Bank Garansi terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Garansi Umum,
diberikan kepada nasabah sebagai jaminan bahwa nasabah bersangkutan dapat
memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran suatu produk, dan Bank
Garansi Konstruksi yang diberikan kepada kontraktor yang terkait dengan kredit
konstruksi.
b) Jasa Kliring Bank BRI
Fasilitas ini merupakan proses penyampaian surat berharga kepada Bank Tertarik,
hingga adanya pengesahan oleh Bank Tertarik melalui lembaga kliring, yang
dinyatakan dalam mata uang rupiah.
c) Remittance Bank BRI
Fasilitas ini merupakan bentuk layanan kepada nasabah yang akan melakukan
pengiriman maupun penerimaan dalam bentuk valas, baik ditujukan kepada bank
di dalam negeri maupun bank luar negeri.

d) Jasa SKBDN BRI


Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan pembayaran yang diajukan oleh pembeli
untuk menjamin pembayaran produk kepada pihak penjual.
2).

Jasa keuangan

a) Bill Payment adalah sarana pembayaran tagihan publik dengan memanfaatkan


fasilitas ATM dan layanan di Teller Bank BRI. Seperti : Tagihan PLN dan tagihan
telepon
b) Penerimaan Setoran adalah sarana yang memanfaatkan fasilitas Teller Bank BRI
melayani setiap nasabah Bank BRI yang hendak menyetorkan kredit yang di
pinjam nasabah di BRI atau menyetorkan untuk menabung.
c) Transaksi Online adalah Transaksi yang di lakukan penjual dan pembeli secara
online melalui media internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan
penjual.
d) Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana
tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk
8

keuntungan seseorang yang di tunjuk sebagai penerima transfer, baik transfer


uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang
bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang mengkredit.
e) LLG (lalu lintas giro) adalah layanan transfer dalam kota yaitu jasa pemindahan
dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal.
D.
a)

JASA LAYANAN Bank BRI


Layanan Ekspor adalah Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan ekspor
berupa postshipment financing. Layanan ini diberikan dalam bentuk
Negosiasi wesel ekspor sight dan Diskonto wesel ekspor berjangka.

b) Layanan Import adalah Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan impor,


berupa penyediaan fasilitas kredit impor. Produk layanan ini diberikan dalam
bentuk Preshipment Import Financing dalam rangka penyediaan Penangguhan
Jaminan Impor dan Postshipment Impor Financing dalam rangka penebusan
dokumen impor.
Aplikasi yang digunakan pada Bank BRI
BRI MOBILE
BRI Mobile adalah suatu aplikasi yang mengintegrasikan beberapa
aplikasi e-banking BRI yang dapat diakses melalui smartphone (iPhone,
BlackBerry, dan Android) beserta aplikasi tambahan lainnya. Aplikasi yang
terdapat dalam BRI Mobile di antaranya adalah Mobile Banking BRI, Internet
Banking BRI, Call BRI, serta Info BRI.
Core Banking System (CBS)
Aplikasi real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit
BRI yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Selama tahun 2007 telah
dilakukan penambahan unit kerja online yaitu dengan mengimplementasi aplikasi
Core Banking System yang disebut aplikasi BRINETS pada 720 BRI Unit.
Dengan implementasi ini jumlah BRI Unit yang terhubung secara real time online
pada tahun 2007 bertambah sebanyak 720 lokasi menjadi 1.690 lokasi, tersebar di
tiga wilayah waktu.
Electronic Banking (E-Banking)

Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara
terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan
electronic banking. Melalui media elektronik memungkinkan nasabah untuk
memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi
perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan mobile
phone. Dengan menggunakan BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi tunai
dan non tunai di lebih dari 1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama, ATM
Prima dan ATM Link, ratusan ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard. Kemudian
ada ATM BRI, SMS Banking BRI , Phone Banking BRI, Internet Banking BRI, eBUZZ, KIOSK BRI , Mini ATM BRI , BRIZZI MoCash

2.2 SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIKELUARKAN


BANK BRI
Surat berharga merupakan suatu dokumen yang diterbitkan oleh
penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang
sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah
untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak
yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya maupun pihak ketiga kepada siapa
surat berharga tersebut telah dialihkan.
Surat berharga ini digunakan sebagai pengganti uang yang selama ini telah
digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan khususnya oleh kalangan
pebisnis atau para pengusaha. Hal ini disebabkan karena menggunakan surat
berharga dianggap lebih aman, praktis, dan merupakan suatu prestise tersendiri
(lebih bonafit), sedang menjadi mode atau trend , surat berharga sudah menjadi
komoditi dalam kegiatan bisnis atau objek perjanjian, sehingga lebih
menguntungkan dan lebih bervariasi.
Surat berharga yang di keluarkan Bank BRI , seperti :
A. Alat pembayaran
1) Cek
Cek adalah surat berharga yang mempunyai sifat sebagai alat
pembayar.Cek adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat

10

penerbitnya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar
kepada pihak pihak pemegang atau pembawanya.
2) Wesel
Wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh penarik
kepada yang kena tarikyang harus melakukan pembayaran itu kepada
pemegangnya.

3) Bilyet Giro
Bilyet Giro Adalah surat perintah nasabah yang telah di standarisasi
bentuknya, kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana
dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya. Dengan demikian
pembayaran dana billet giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak
dapat dipindahkan melalui endosemen. Kedudukan Bilyet Giro dengan cek
hampir sama, hanya bedanya cek adalah alat pembayaran tunai sedangkan bilyet
giro merupakan alat pembayaran yang bersifat giral, dengan cara
memindahbukukan sejumlah dana dari si penerbit. Berdasarkan surat edaran yang
telah dikemukakan dari BI tersebut diketahui pegertian Bilyet Giro adalah
perintah nasabah yang telah distandarisasikan bentuknya, kepada bank penyimpan
dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya kepada bank yang sama atau
kepada bank lainnya.
B.

Surat Bukti Investasi

4) Surat Saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut.

5) Obligasi

11

Obligasi adalah pernyataan berutang kepada pemegang dan menyanggupi


untuk membayar/mengembalikan jumlah pokok dengan bunga tertentu
sebagaimana yang disebutkan dalam surat utang itu. Bukti pengakuan utang
tersebut dapat dikeluarkan oleh pemerintah/negara atau oleh perusahaan. Jadi,
apabila orang membeli obligasi, berarti orang tersebut telah memberi pinjaman
uang untuk jangka waktu tertentu dengan bunga tertentu dan pinjaman tersebut
akan dibayar lunas sesuai jangka waktu yang tercantum dalam obligasi.
Obligasi adalah bukti utang dari Emiten yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang
dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal
emisi. (Pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1548/KMK.013.1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991).

C.

Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)

Legitimasi Surat Berharga


Asas Legitimasi ini digunakan untuk memperlancar peredarannya dalam
lalu lintas pembayaran sesuai dengan fungsi dan penerbitan surat berharga. Ada 2
(dua) jenis surat legitimasi menurut KUHD:
1.

Legitimasi Formil

Legitimasi Formil dalah bukti bahwa surat berharga itu dianggap sebagai orang
yang berhak atas tagihan yang tersebut di dalamnya. Dikatakan dianggap karena
bila pemegang tidak dapat menunjukkan bukti secara formil diatur oleh UU maka
ia tidak dapat dikatakan sebagai pemegang sah.
Dalam pasal 115 ayat (1) KUHD untuk surat wesel, Pasal 176 KUHD untuk surat
sanggup, Pasal 196 untuk surat cek. Menurut pasal-pasal tersebut barang siapa
memegang surat berharga itu, ia harus dianggap sebagai pemegang yang sah
apabila ia dapat membuktikan haknya dengan memperlihatkan suatu deretan tidak
terputus segala endosemen surat itu, walaupun sekira-kiranya endosemen yang
terakhir dilakukan dalam blanko.
2.

Legitimasi Materiil

12

Legitimasi materiil adalah bukti bahwa pemegang surat berharga itu


sesungguhnya adalah orang yang berhak atas tagihan yang tersebut didalamnya.
Asas legitiamasi materiil diatur dalam pasal 115 ayat (2) KUHD untuk surat wesel
dan surat sanggup dan pasal 198 KUHD untuk surat cek.

2.3

KENDALA BERTRANSAKSI DENGAN SURAT


BERHARGA
1). Kendala atau pengaturan dalam menggunakan cek sebagai berikut :
a) Masing-masing surat berharga mengandung perintah untuk membayar.
b) Masing-masing surat dapat diendosir atatu dipindahkan kepada orang lain.

Sedangkan perbedaan cek dan wesel yaitu cek merupakan alat


pembayaran, dan wesel merupakan alat penagihan dan alat kredit. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh pembuat cek terdapat dalam pasal 187 KUHD, yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)

Nama cek harus jelas tertulis.


Harus ada perintah membayar sesuatu jumlah uang tertentu.
Harus disebutkan nama badan hokum ataubank yang harus membayar.
Harus ditetapkan tempat dan tanggal pembayaran dan temp mengeluarkan.
Harus ada tanda tangan atau ditanda tangani oleh yang mengeluarkan cek
tersebut.
Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka surat berharga ini tidak
merupakan cek yang sah. Cek itu dapat dikeluarkan secara atas nama, atas
tunjuk atau perintah, dan atas bawa.
13

2). Dalam menggunakan wesel memiliki Syarat-syarat yang ditentukan dalam


Pasal 100 KUHD antara lain :
a) Kata wesel harus jelas tertulis pada kertas tersebut.
b) Perintah yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang yang
telah ditentukan.
c) Nama orang yang harus membayarnya.
d) Ketentuan tanggal pembayaran.
e) Ketentuan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.
f) Nama orang yang harus menerima uangnya.
g) Tanggal dan tempat surat wesel tersebut ditariknya.
h) Tanda tangan yang mengeluarkan wesel (penarik).
Pasal 101 KUHD menegaskan bahwa jika ada salah satu syarat yang tidak
terpenuhi maka surat tersebut tidak berlaku sebagai surat wesel, kecuali jika
didapat hal-hal berikut :
a) Hari/tanggal bayar yang tidak ditentukan dalam wesel, dianggap
pembayaran harus dilakukan pada hari/tanggal ditunjukkannya wesel.
b) Dalam hal tidak adanya ketentuan khusus, maka tempat yang tertulis di
samping nama tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran dan tempat di
mana tertarik berdomisili.
c) Surat wesel yang tidak menerangkan tempat ditariknya, hal ini harus
dianggap ditandatangani di tempat yang tertulis di samping penarik.
Tentang hak regres atau hak meminta pertanggungjawaban tercantum
dalam pasal 142 KUHD yang bunyinya adalah :Pemegang surat wesel
bisa melaksanakan hak regresnya kepada penarik dan kepada para debitor
wesel lainnya, pada hari bayarannya, apabila pembayaran tidak telah
terjadi,
bahkan
sebelum
hari
bayarannya.
Macam-macam wesel serta ketentuan atau pasal KUHD yang mengaturnya
adalah sebagai berikut :
1) Wesel kepada order sendiri, diatur dalam pasal 102 KUHD yaitu
penarikannnya sendiri menyebut sebagai payee (harap dibayar
kepada saya atau order).
2) Wesel Rekta, diatur dalam pasal 101 KUHD yaitu wesel atas nama
seseorang harus dinyatakan pada wesel tidak pada order.
3) Wesel domisili, ditur dalam pasal103 KUHD yaitu wesel yang
dapat dibayar pada tempat tinggal pihak ketiga,
4) Wesel inkaso diatur dalam pasal 102a KUHD yaitu wesel yang
ditambah dengan kata Untuk Ditagih, misalnya pada bank atau
kantor inkaso untuk menagihnya.
5) Wesel Berdokumen Sendiri diatur dalam pasal 102b KUHD yaitu
wesel yang disertai dengan surat dokumen, misalnya faktur,

14

konosemen,
dan
lain-lain.
Ketentuan tentang tanggal pembayaran wesel atau tanggal
penarikan wesel, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Payable
after
sight
of
Bill
of
Exchange
Wesel yang harus dibayar setelah diperlihatkan oleh
pembawanya kepada tertarik setelah melampaui waktu atau
tanggal yang ditentukan, yang tertera pada wesel tersebut.
b. Payable
of
demand
of
Bill
of
Exchange
Wesel yang harus dibayar kepada pembawanya setelah
diperlihatkan dalam waktu setahun setelah tanggal
pembayarannya
diminta
oleh
pembawanya
itu.
Surat berharga ini banyak dipergunakan dalam lalu lintas
pembayaran, baik dalam negeri maupun luar negeri.
3). Bilyet Giro, beberapa yang harus di perhatikan pengertian tentang Bilyet Giro
yang disebutkan , maka jelas bahwa:
1.

BG adalah surat perintah dari Penarik kepada Tertarik untuk


memindahbukukan sejumlah dana dari rekening Penarik yang bersangkutan
kepada rekening Pemegang yang disebutkan namanya dalam surat perintah
tersebut;

2.

Penarik adalah Pemilik Rekening yang memerintahkan Tertarik melakukan


pemindahbukuan sejumlah dana atas beban Rekeningnya kepada pihak yang
disebutkan namanya dalam surat perintah tersebut;

3.

Tertarik adalah bank yang menerima perintah pemindahbukuan dana dari


penarik;

4.

Pemegang adalah nasabah yang namanya disebut dalam BG untuk


memperoleh pemindahbukuan dana sebagaimana diperintahkan oleh Penarik
kepada Tertarik;

5.

Bank Penerima adalah bank yang melakukan penagihan BG kepada tertarik


untuk kepentingan Pemegang;

6.

BG tidak dibayar dengan uang secara tunai, tetapi hanya merupakan


pemindahbukuan;

7.

BG berbentuk atas nama (op naam);

8.

BG tidak dipindahtangankan atau diendosemenkan ;


15

9.

BG tidak dapat diperdagangkan;

10. Penerima BG baru dapat menerima pemindahbukuan / menikmati hak yang


tercantum dalam BG tersebut apabila memiliki rekening bank.
4). Karakteristik Obligasi atau ketentuan dari obligasi :
a) Nilai Penerbitan Obligasi ( Jumlah pinjaman dana)
Dalam penerbitan obligasi maka pihak Emiten akan dengan jelas
menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi.
Istilah yang ada yaitu dikenal dengan jumlah emisi obligasi. Apabila perusahaan
membutuhkan dana Rp. 400 milyar maka dengan jumlah yang sama akan
diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah
penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja
bisnisnya.
b) Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo (maturity). Masa
jatuh tempo obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 (lima) tahun. Untuk obligasi
pemerintah bisa berjangka waktu lebih dari 5 (lima) tahun sampai 10 (sepuluh)
tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh
investor karena dianggapnya resikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo
pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi
tersebut.
c) Tingkat Suku Bunga
Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif
berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17%, 18% per tahunnya.
Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan
tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi
biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed
rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor.
d) Jadwal Pembayaran Suku Bunga
Kewajiban pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi) dilakukan
secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan atau
semesteran. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam
menjaga reputasi penerbit obligasi.
e) Jaminan
16

Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan


mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam penerbitan
obligasi kewajiban penyediaan jaminan tidak harus mutlak. Apabila yang
memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang
perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.
5).

Saham

Jenis-jenis saham :
1.

Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim


a.

Saham Biasa (common stock)


Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya,
jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung
oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham
tersebut.

b.

Saham Preferen (Preferred Stock)


Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti
yang dikehendaki investor.
Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran
saham tersebut; dan membayar deviden.
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan
aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari
saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan
(convertible) dengan saham biasa.

2.

Ditinjau dari cara peralihannya


a.

Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

17

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah


dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam
RUPS.
b.

Saham Atas Nama (Registered Stocks)


Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama
pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur
tertentu.

3.

Ditinjau dari kinerja perdagangan


a.

Blue Chip Stocks


Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen.

b.

Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang
lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.

c.

Growth Stocks
Saham saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi (Well Known).
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock (Lesser Known)
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.

d.

Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
18

mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa


mendatang, meskipun belum pasti.
e.

Counter Cyclical Stockss


Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum.
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana
emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang
tinggi pada masa resesi.

6).

Beberapa hal yang penting dari adanya legitimasi bahwa:


a. Pemegang surat berharga secara formil adalah orang yang
mempunyai hak tagih yang sah, tanpa mengesampingkan
kebenaran materiilnya.
b. Debitur tidak diwajibkan meneliti apakah pemegang surat
berharga itu benar-benar orang yang berhak.
c. Debitur wajib meneliti syarat-syarat yang terdapat pada surat
berharga yang disodorkan kepadanya ketika meminta
pembayaran.
d. Undang-undang mengutamakan legitimasi formal untuk
menjamin fungsi dan tujuan surat berharga.
BAB III
KESIMPULAN
1. PINJAMAN , PRODUK,JASA, DAN LAYANAN Bank BRI meliputi :
PRODUK SIMPANAN yang berupa Tabungan BritAma,
Simpedes, Simpedes TKI, Tabungan Haji, Tabungan BritAma Dollar, Britama
Bisnis, dll. dan PRODUK Jasa dan Layanan antara lain: Jasa Bisnis, Jasa
Keuangan, Layanan Ekspor dan Layanan Impor.
2. Surat-surat berharga yang di keluarkan Bank BRI
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Cek
Wesel
Bilyet Giro
Saham
Obligasi
Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)

19

3. Kendala bertransaksi dengan surat berharga


Namun pada setiap unit-unit Bank BRI tidak mengeluarkan suratsurat berharga seperti yang sudah dijelaskan di atas, tetapi yang
mengeluarkan surat-surat berharga hanyalah cabang-cabangnya Bank BRI
saja, karena surat-surat tersebut sangat di jaga ketat pengeluarannya.

SUMBER-SUMBER
Wawancara (interview) di Bank BRI Unit Adiwerna I
http://id.wikipedia.org/wiki/BRI
http://www.bri.co.id/TentangKami/VisidanMisi/tabid/60/language/idID/Default.aspx
http://www.bri.co.id/JasaLayanan/InvestmentBanking/JasaKustodian/tabi
s/338/Defaul.aspx
http://www.bri.co.id/JasaLayanan/InvestmentBanking/JasaWaliAmanat/t
abid/336/Default.aspx
http://www.bri.co.id/JasaLayanan/InvestmentBanking/ORISR/tabid/208/
Default.aspx

20

http://www.bri.co.id/JasaLayanan/InvestmentBanking/DPLK/tabid/135/D
efault.aspx
http://www.anneahira.com/bank-bri.htm

21

Anda mungkin juga menyukai