Anda di halaman 1dari 9

Daftar isi tutup

1 Apa Itu Digital Agency?

2 Mengapa Memulai Bisnis Digital Agency?

2.1 1. Ditangani oleh Ahlinya

2.2 2. Bisnis Bisa Lebih Fokus

2.3 3. Perkembangan Digital Marketing yang Ngebut

3 Tips Komplit Memulai Digital Agency

3.1 1. Tentukan Jasa yang Ditawarkan

3.2 2. Pilih Niche Market

3.3 3. Tentukan Model Bisnis

3.3.1 Harga Tetap

3.3.2 Per Jam

3.3.3 Biaya Tetap Per Bulan

3.4 4. Tentukan Nilai Jual

3.5 5. Buat Website

3.6 6. Terapkan Digital Marketing

3.7 7. Jalankan Content Marketing

3.8 8. Manfaatkan Pekerja Freelance

3.9 9. Bergabung dengan Layanan Reseller Hosting

4 Ayo, Mulai Digital Agency Anda Sekarang!

Apa Itu Digital Agency?

Seperti namanya, digital agency adalah perusahaan yang membantu pemasaran digital suatu bisnis.
Mulai dari memikirkan strateginya, pembuatan konten, hingga eksekusinya di jagat maya itu sendiri.

Maka dari itu, tidak semua digital agency memiliki produk dan jasa yang sama. Tergantung dari niche
dan model bisnis yang dipilih. Apa itu niche dan model bisnis yang dimaksud? Kami akan membahas dua
hal ini lebih jauh di bawah.
Namun umumnya, digital agency menawarkan produk dan jasa sebagai berikut:

Pembuatan dan pengelolaan website

Search Engine Optimization (SEO)

Iklan online berbayar (SEM, banner, iklan media sosial)

Pembuatan aplikasi

Desain grafis

Content marketing

Social media marketing

Email marketing

Jasa fotografi

Produksi video

Mengapa Memulai Bisnis Digital Agency?

Jawabannya simpel: Karena digital marketing.

Hampir semua bisnis di muka bumi sudah menggunakan digital marketing. Tak peduli bisnis besar atau
kecil, pemasaran tradisional mulai ditinggalkan karena tak lagi efektif di zaman serba online ini.

Tak percaya? Buktinya, konsumen digital di Indonesia meningkat dari 119 juta tahun lalu menjadi 137
juta di tahun 2020 ini. Presentasenya pun juga melonjak dari 58% menjadi 68% dari total populasi.
Wow!

Namun sayangnya, tak semua bisnis bisa menerapkan digital marketing dengan optimal. Masih banyak
yang belum punya website, sosial media yang tak terurus, hingga sekedar foto produk yang kurang
mengunggah. Anda pasti sudah sering menemukan bisnis yang seperti ini.

Efeknya, dari satu juta UMKM yang mencoba merambah online, hanya 5% saja yang berhasil.
Kendalanya? 34% tak dapat menggunakan internet dan 23,8% karena kurang pengetahuan menjalankan
usaha secara online. Artinya, walaupun potensi konsumen di pasar digital itu sangatlah besar, tapi
timpang dengan sedikitnya jumlah UMKM yang go online.
Nah, disitulah celah yang bisa dimanfaatkan oleh digital agency Anda. Masih banyak UMKM dan bisnis
yang masih setengah-setengah dan belum optimal dalam menerapkan digital marketing. Mereka
membutuhkan Anda supaya produknya bisa mencolok di antara kompetitor dan memenangkan
persaingan.

Supaya lebih meyakinkan, berikut adalah beberapa alasan kenapa bisnis mengandalkan digital agency
untuk pemasarannya. Jadi, Anda bisa bernafas lega karena peluang digital agency ke depannya cukup
baik.

1. Ditangani oleh Ahlinya

Tidak semua bisnis digital ataupun perusahaan pada umumnya mempunyai divisi pemasarannya sendiri.
Apalagi jika bisnisnya masih seumur jagung dan berusaha menghemat gaji pegawainya. Kalau sudah
begitu, daripada pemasarannya tidak optimal, mending di serahkan saja kepada digital agency yang
sudah ahlinya, kan?

2. Bisnis Bisa Lebih Fokus

Pemasaran digital yang bagus itu membutuhkan tenaga dan waktu yang tak sedikit. Mulai dari
memikirkan strateginya, melakukan riset, menciptakan konten, mencari model untuk promosi produk,
dan lain sebagainya.

Kalau terlalu sibuk melakukan pemasaran digital, kapan bisa fokus menjalankan bisnis dan
mengembangkannya? Maka dari itu, bisnis memilih menggunakan digital agency agar bisa fokus pada
hal-hal lain yang lebih penting.

3. Perkembangan Digital Marketing yang Ngebut

Tahukah Anda kalau 76% orang menganggap dunia pemasaran itu lebih banyak berubah dalam dua
tahun terakhir dibanding 50 tahun kebelakang? Bukan suatu hal yang mengejutkan sebenarnya karena
internet memang berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Maka dari itu, banyak bisnis yang tak mampu mengikuti perubahan yang ngebut bak Valentino Rossi ini.
Efeknya, mereka akan mengandalkan digital agency supaya tak ketinggalan tren pemasaran dan tetap
relevan dengan audiensnya.

Tips Komplit Memulai Digital Agency

Sampai di sini, Anda sudah paham apa itu digital agency dan kenapa worth it untuk memulainya.
Sekarang, saatnya Anda belajar tips memulai digital agency supaya bisa sukses di masa kini. Ada
sembilan tips yang bisa dicoba dan semuanya sudah kami urutkan dari yang terpenting supaya
memudahkan Anda.
1. Tentukan Jasa yang Ditawarkan

Di awal mula terbentuknya digital agency, Anda tak perlu menawarkan banyak jasa, kok. Satu atau dua
sudah cukup. Anda bisa mulai dengan menawarkan jasa sesuai skill yang dimiliki dan jasa lain yang masih
berhubungan. Dengan begini, Anda bisa berhemat dan tak perlu merekrut banyak pegawai sekaligus.

Berikut kami berikan beberapa contohnya:

Jasa Utama Jasa Pendamping

Content Marketing Optimasi SEO

Content Marketing Copywriting

Membuat Website Optimasi Website

Membuat Website Desain Website

Desain Website Optimasi Website

Optimasi SEO Audit Website

Social Media Marketing Copywriting

Desain Grafis Iklan Grafis

Videographer Iklan Video

2. Pilih Niche Market

Niche market adalah segmentasi dari pasar yang lebih luas (mass market). Artinya, alih-alih mencari
klien dari berbagai jenis industri, digital agency Anda hanya menarget pasar yang spesifik dan lebih kecil.
Misalnya, niche market digital agency Anda adalah industri kuliner. Berarti, Anda hanya menarget klien
yang punya bisnis kuliner saja.

“Wah, kalau begitu nanti gak dapet banyak klien, dong?”

Memang menerima berbagai jenis klien di awal terbentuknya agency itu menggiurkan. Namun, menurut
praktik yang umum di dunia freelancer, tidak memiliki niche spesifik ternyata mempunyai kerugian
jangka panjang. Begitu juga saat diterapkan di digital agency.

Dikarenakan tidak punya niche, digital agency Anda tak akan memiliki nilai jual (USP). Efeknya, Anda
bakal susah membangun reputasi dan tampil mencolok di antara ratusan digital agency lainnya. Selain
itu, mengerjakan permintaan klien dari industri yang berbeda-beda juga boros tenaga dan biaya.
Lalu, bagaimana cara memilih niche market yang tepat untuk digital agency? Pertanyaan bagus! Berikut
beberapa tips yang bisa Anda coba:

Cari Niche Market Potensial

Sebagai permulaan, Anda bisa melakukan riset kata kunci untuk mencari niche market yang potensial.
Dengan begini, Anda akan mendapatkan ide tentang niche spesifik yang dibutuhkan oleh orang. Jadi,
potensi ke depannya memang bagus.

Anda bisa riset dengan tools kata kunci gratis seperti Ubersuggest, KWFinder, atau SEMrush.

Lakukan Riset Pasar

Setelah menemukan ide yang potensial, Anda perlu memastikan kalau ide tersebut memang layak
dijadikan bisnis. Bagaimana caranya? Dengan melakukan riset pasar! Anda bisa melakukan riset pasar ke
situs-situs freelance. Sebab, di sanalah biasanya orang-orang mencari jasa yang berhubungan dengan
digital marketing.

Jika Anda tak menemukan layanan yang serupa, kemungkinan besar ide Anda tak akan laku di pasaran.
Sebaliknya, jika Anda menemukan layanan yang sesuai dengan kata kunci, berarti niche market tersebut
bisa dicoba.

Uji Coba Niche Market

Terakhir, saatnya Anda melakukan uji coba niche market tadi. Pertama, Anda bisa membuat landing
page layanan tersebut di website digital agency Anda. Kemudian, jalankan campaign iklan seperti pay-
per-click dengan Google Ads. Tujuannya supaya digital agency Anda muncul di Google saat ada yang
mencari dengan kata kunci tersebut.

Lalu, perhatikan hasil uji coba Anda. Kalau hasilnya memuaskan berarti selamat! Anda sudah
menemukan niche market yang cocok. Namun, kalau hasilnya belum memuaskan, berarti saatnya
mengulang lagi dari awal sampai menemukan ide yang pas.

Oh ya, di atas hanyalah penjelasan menentukan niche market secara singkat.

3. Tentukan Model Bisnis

Model bisnis adalah bagaimana sistem pembayaran agensi Anda. Memilih model bisnis ini cukup penting
di tahap awal. Sebab, dengan model bisnis yang tepat Anda bisa menjalankan agency dengan efisien
sehingga lebih cepat berkembang.
Ada tiga jenis model bisnis yang umumnya digunakan oleh digital agency:

Harga Tetap

Seperti namanya, Anda sudah memberikan harga tetap untuk setiap jasa yang ditawarkan. Misalnya,
content marketing 10 artikel dengan harga 500 ribu rupiah atau pembuatan logo perusahaan seharga
750 ribu rupiah.

Model bisnis ini sangat populer di Indonesia karena sederhana dan mudah diterapkan. Klien juga suka
karena semua sudah jelas dari awal sehingga bisa mengatur anggarannya.

Namun, kekurangan model bisnis ini adalah setiap order itu berbeda-beda tingkat kesulitannya.
Misalnya, order A itu mudah sehingga Anda selesai lebih cepat dan untung besar. Tapi, order B ternyata
sangat sulit dan banyak revisi sehingga Anda mendapatkan profit lebih sedikit atau justru tombok.

Per Jam

Model bisnis ini jarang diterapkan di Indonesia, tapi cukup populer di luar negeri. Singkatnya, Anda
sudah memasang tarif per jamnya untuk semua jasa yang ditawarkan. Nantinya, klien akan membayar
sesuai waktu yang Anda habiskan untuk menyelesaikan ordernya tersebut. Misalnya, klien A order jasa
content marketing yang tarifnya 50 ribu per jam di agency Anda. Lalu, Anda menyelesaikan order
tersebut dalam 10 jam, berarti klien harus membayar 500 ribu. Kelebihan model bisnis ini adalah agency
Anda akan tetap untung tak peduli seberapa sulit ordernya. Sedangkan kekurangannya adalah klien
kadang merasa tak adil atau curiga dengan waktu yang sebenarnya Anda habiskan.

Biaya Tetap Per Bulan

Dengan model bisnis ini Anda akan menarik uang setiap bulannya sesuai jumlah yang disepakati sampai
proyek selesai. Model bisnis ini biasanya dibebankan pada proyek jangka panjang atau klien tetap.
Sebagai contoh, klien order content marketing dua artikel per hari selama setahun. Lalu, setelah tahu
tingkat kesulitannya Anda sepakat dengan biaya 2,5 juta rupiah per bulannya. Nah, itulah jumlah yang
harus dibayarkan klien setiap bulannya di tanggal yang sudah ditentukan. Keuntungan model bisnis ini
adalah jaminan pemasukan setiap bulannya bagi Anda. Klien juga bisa mengatur anggarannya dengan
leluasa karena semua sudah clear di awal. Sedangkan kekurangannya adalah Anda akan kesulitan
mendapatkan klien baru. Sebab, calon klien belum tahu bagaimana kinerja Anda, tapi sudah diharuskan
membayar per bulan dalam jangka waktu tertentu.

4. Tentukan Nilai Jual

Setelah menentukan model bisnis, Anda harus bisa menjawab pertanyaan ini tanpa berpikir lama: apa
yang membuat klien mau membayar Anda dibanding kompetitor? Jika masih butuh beberapa menit
untuk menjawabnya —atau bahkan tak bisa menjawabnya sama sekali— berarti digital agency Anda
butuh nilai jual. Lalu, Apa sih sebenarnya nilai jual itu? Nilai jual atau Unique Selling Point (USP) adalah
hal yang membedakan bisnis Anda dengan kompetitor. Dengan kata lain, USP inilah yang menjadi alasan
klien memilih Anda dan bukannya digital agency sebelah. Tanpa USP, digital agency Anda tak ada
bedanya dengan ratusan digital agency lain di Indonesia. Kalau sudah begini, kenapa klien harus repot-
repot memilih digital agency Anda?

Ambil contoh Diciri. Digital Creative Provider asal Bogor ini mempunyai USP yang cukup jarang dimiliki
agency lainnya. Mereka punya aplikasi sendiri dan menerapkan konsep “connecting idea” dengan
kliennya.

Keberadaan aplikasi yang berfungsi selayaknya marketplace memudahkan klien untuk melakukan order.
Sementara “connecting idea” mengajak klien untuk berdiskusi bersama dan mencari solusi terbaik atas
permasalahan yang ada.

Kedua hal tersebut tentu saja menjadi daya tarik yang cukup menggoda. Efeknya, klien tak akan
kesulitan memilih antara Diciri atau agency lain yang “biasa-biasa saja.” Cuan datang sendirinya karena
USP.

Maka dari itu, pastikan digital agency Anda memiliki USP. Tenang saja, USP tak perlu muluk-muluk, kok.
Berikut kami berikan beberapa ide USP untuk digital agency Anda:

Gratis konsultasi;

Diskon untuk order pertama;

Customer service ramah;

Revisi sepuasnya;

Garansi uang kembali jika lewat deadline;

Bonus bingkisan.

Jika ingin mempelajari USP lebih lengkap, Anda bisa membaca artikel → Apa Itu Unique Selling Point
(USP)? Bagaimana Cara Menentukannya untuk Bisnis Anda?

5. Buat Website

Website untuk digital agency itu bagaikan Spongebob dan Patrick; tak terpisahkan. Website bisa menjadi
media terbaik untuk memamerkan digital agency Anda ke dunia. Mulai dari apa jasa yang Anda
tawarkan, bergerak di niche market mana, apa nilai jual yang agency Anda miliki, portofolio yang pernah
dikerjakan, dan lain sebagainya. Jadi, calon klien bisa mengenal Anda dengan mudah tanpa harus cari
info ke sana kemari.
Oh ya, jangan lupa untuk menerapkan SEO di website Anda. Sehingga website Anda bisa muncul di posisi
atas Google saat orang mencari tentang digital agency. Lalu, pastikan juga bahwa website digital agency
Anda memiliki empat halaman ini:

Landing page — menampilkan semua jasa Anda disertai tombol untuk melakukan order (call to action);

Portofolio — menampilkan proyek-proyek yang sudah Anda selesaikan beserta testimoni klien;

About Us — menceritakan siapa Anda, apa saja pencapaiannya, serta visi dan misi yang dijunjung;

Contact Us — berisi informasi kontak yang bisa dihubungi calon klien. Mulai dari nomor telepon, email,
lokasi kantor, dan lain sebagainya.

6. Terapkan Digital Marketing

Hal ini sepertinya sangat jelas dan tak perlu dijelaskan panjang lebar. Anda pasti sudah paham betul
betapa pentingnya pemasaran digital di zaman sekarang. Jadi, menerapkannya ke bisnis sendiri pun
menjadi langkah wajib yang tak boleh dilewatkan Maka dari itu, untuk strategi dan penerapannya, kami
serahkan sepenuhnya kepada Anda. Mulai dari social media marketing, membuat Google Bisnisku,
content marketing, copywriting, dan lain sebagainya.

7. Jalankan Content Marketing

Anda pasti sudah familiar dengan content marketing, tapi apakah Anda sudah menerapkannya di digital
agency milik sendiri?. Berdasarkan pengamatan kami, content marketing masih sering dilewatkan oleh
digital agency pemula. Umumnya, karena tiga penyebabnya: pertama, terlalu sibuk mencari klien
sehingga tak punya waktu. Kedua, tak tahu cara membuat konten yang tepat untuk menarik audiens.
Dan terakhir, content marketing membutuhkan usaha cukup besar. Padahal, content marketing punya
segudang manfaat bagi bisnis. Mulai dari meroketkan brand awareness, mendapatkan kepercayaan
pelanggan, meningkatkan trafik ke website, hingga mengkonversi pelanggan.

Sayang sekali bukan jika digital agency Anda melewatkan semua manfaat tersebut? Maka dari itu, di
bawah ini adalah beberapa solusi yang bisa Anda coba:

Gunakan jasa freelance content writer yang khusus mengurus content marketing Anda. Dengan begini,
Anda bisa tetap fokus mencari klien dan di saat yang sama menghemat pengeluaran karena tak perlu
membayar gaji full time.

Buat konten dalam bentuk email. Umumnya, bentuk kontennya lebih singkat sehingga tak
membutuhkan banyak usaha dan waktu. Seperti email promosi, newsletter, pengumuman, dan lain-lain.

Bagikan konten di website ke media sosial. Jadi, Anda tak perlu membuat konten tambahan, tapi tetap
bisa mendapatkan manfaat penuh dari content marketing.
8. Manfaatkan Pekerja Freelance

Saat agency baru terbentuk, mungkin Anda akan kesulitan menggaji pegawai full-time. Terutama
pegawai dengan spesialisasi di bidang tertentu dan berhubungan dengan jasa yang Anda tawarkan.
Seperti SEO Specialist, Video Production Specialist, Social Media Specialist, dan lainnya.

Untungnya, sekarang banyak pekerja freelance dengan berbagai keahlian yang bisa Anda rekrut. Mulai
dari akuntan, content writer, admin media sosial, hingga para specialist dengan pengalaman bertahun-
tahun.

Anda bisa menemukan mereka di situs-situs freelance yang daftar lengkapnya sudah kami tulis di → 10+
Situs Freelance Terbaik dan Terpercaya

Biaya untuk mempekerjakan pekerja freelance tak semahal dengan pegawai full-time. Selain itu, Anda
tak perlu memikirkan tentang benefit yang biasanya diberikan ke pegawai tetap. Seperti uang makan
siang, uang transportasi, asuransi, dan lain sebagainya.

Anda juga bisa merekrut mereka jika ada order saja. Sehingga jika tak ada order, Anda tak perlu
mengeluarkan uang sepeserpun. Berbeda dengan pegawai full-time yang tak peduli ada order atau
tidak, Anda tetap harus membayar gaji bulanannya.Namun ingat, merekrut pegawai freelance tak bisa
Anda andalkan selamanya. Ini hanyalah solusi jangka pendek saja. Jadi, Anda wajib mempekerjakan
pegawai full-time saat keuangan stabil, ya!

9. Bergabung dengan Layanan Reseller Hosting.Apakah digital agency Anda menawarkan jasa
pembuatan website? Jika iya, berarti wajib hukumnya bagi Anda untuk bergabung dengan layanan
reseller hosting. Seperti namanya, reseller hosting adalah layanan yang memungkinkan Anda untuk
menjual kembali hosting ke klien dengan harga yang lebih tinggi. Jadi, Anda bisa mendapatkan cuan
tambahan dari sini.

Sudah banyak penyedia hosting di Indonesia yang menyediakan reseller hosting. Misalnya, Niagahoster
dengan layanan Niagahoster Partner (NiPa). Salah satu kelebihan NiPa adalah memudahkan manajemen
klien. Di mana Anda bisa mengelola banyak klien dari satu akun reseller area tanpa perlu login satu per
satu. Jadi, Anda bisa bekerja lebih efisien dan menghemat waktu.

Hebatnya lagi, semua itu bisa Anda dapatkan di NiPa tanpa biaya sepeserpun! Gratis daftar, tanpa
deposit, dan tak ada biaya bulanan. 100% free!

Anda mungkin juga menyukai