Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas pada industri Makanan selain menekankan pada produk yang
dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan, yang
terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir,
melainkan proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (Work in
Process), sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki.
Dengan demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat
dan tidak ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal karena produk tersebut
harus dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang.
Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk barang dan jasa yang
meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dalam produk
barang dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan
Kualitas menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan konsumen
sebelum membeli barang atau jasa. Akibatnya, kualitas merupakan faktor utama
dalam keberhasilan suatu produk dipasaran. Kontrol kualitas sangat diperlukan
dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan kualitas. Kualitas
suatu produk ditentukan oleh cirri-ciri produk itu sendiri. Segala cirri yang
mendukung produk yang memenuhi persyaratan disebut karakteristik kualitas.
Ciri-ciri itu seperti ukuran, sifat kimia, sifat fisika dan yang lainnya.
Dalam hampir 2 tahun ini Indonesia bahkan seluruh dunia sedang dilanda
pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada seluruh perkembangan ekonomi
saat ini, salah satu yang terdampak adalah perusahaan kuliner yaitu berupa
penuruan omset penjualan diikuti oleh terhambatnya kegiatan operasional dan
finansial perusahaan.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti pengendalian kualitas yang
akan dilakukan perusahaan CV. Royal Jamur adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang kuliner produksi olahan makanan salah satunya kecap jamur

1
untuk dikonsumsi, pihak manajemen perlu merumuskan strategi dalam
pengembangan dan pengawasan terhadap produksi. untuk keperluan perusahaan,
hal paling penting adalah seberapa tinggi market share perusahaan Market share
yang tinggi hanya mungkin dicapai jika kualitas kecap jamur yang dihasilkan
memenuhi kriteria-kriteria sebagaimana dalam proses produksi sampai dengan
pembungkusan yang selama ini masih terdapat ketidaksesuaian yang akan
mengakibatkan produk tersebut tidak dapat dikirim kebagian pemasaran dan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan jika dibiarkan terus menerus
Diketahui bahwa produk cacat dalam proses produksi sampai dengan
produk jadi yang ada di CV Royal Jamur berfluktuatif setiap waktunnya, pada
tabel 1.1 dapat dilihat jumlah produksi dan juga jumlah produk cacat.
Tabel 1.1 Jumlah Produk, Produk Cacat pada periode 2020
Batas Maksimum
Periode Produksi (Kg) Produk Cacat (Kg) Persentase (%)
Produk Cacat (%)
Januari 9,200 1,190 8.7% 3%
Februari 8,800 951 7.0% 3%
Maret 6,120 765 5.6% 3%
April 8,600 779 5.7% 3%
Mei 15,150 1,574 11.5% 3%
Juni 17,500 1,862 13.7% 3%
Juli 8,500 988 7.2% 3%
Agustus 9,800 1,009 7.4% 3%
September 6,300 902 6.6% 3%
Oktober 8,100 1,018 7.5% 3%
November 9,750 924 6.8% 3%
Desember 15,500 1,678 12.3% 3%
TOTAL 123,320 13,640 100%
Sumber : CV Royal Jamur
Tabel 1.1 menujukan bahwa tingkat kecacatan pada perusahaan ini sangat
besar dan yang tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 13.7% dan tingkat produk
cacat terendah pada bulan Maret 5.6% berarti perusahaan seharusnya mampu
melakukan proses produksi dengan tingkat cacat yang terendah, dalam proses
produksi CV Royal Jamur melaukan pengendalian kualitas dengan menetapkan
batas maksimum toleransi kerusahaan oleh perusahaan sebesar 3%

2
Berdasarkan data jumlah produk cacat penelitian menampilkan data apa
yang menjadi penyebab kerusakan produk akhir Kecap Jamur dapat dilihat pada
tabel 1.2
Tabel 1.2 Jumlah Penyebab Kerusakan Produk CV Royal Jamur
Jenis Kecacatan Produk
Periode Produk Cacat (Pcs)
Cacat Goresan Cacat Tutup Botol Cacat Penyok Cacat Lebel Cacat Bocor
Januari 1,190 376 165 285 252 112
Februari 951 341 189 169 134 118
Maret 765 336 118 118 104 89
April 779 312 146 118 109 94
Mei 1,574 543 294 351 228 158
Juni 1,862 577 268 445 379 193
Juli 988 314 173 178 169 154
Agustus 1,009 306 113 244 211 135
September 902 318 132 177 162 113
Oktober 1,018 333 143 223 201 118
November 924 395 199 136 115 79
Desember 1,678 580 231 376 320 171
TOTAL 13,640 4,731 2,171 2,820 2,384 1,534

Sumber : CV Royal Jamur


Keterangan pada tabel diatas tentang penyebab produk cacat :
1. Cacat goresan pada botol jamur kecap
2. Cacat tutup botol seperti tali penutup putus
3. Cacat penyok pada botol
4. Cacat lebeling pada botol
5. Cacat bocor pada bagian atas botol.

Berdasarkan uraian di atas banyaknya karakterisiti cacat pada produk


kecap jamur maka dilakukan penelitian terhadap produk cacat Agar dalam
produksinya dapat optimal dan berjalan sebaik mungkin dengan cara mengurangi
produk cacat yang terjadi, Karena pentingnya persoalan kualitas produk terkait
dengan Market Share yang ingin dicapai, untuk kualitas produk harus dapat
dicapai dan atau ditingkatkan. Salah satu teknik yang dikenal di bidang industri
dalam merencanakan, memonitor, mengevaluasi, mengendalikan kualitas
melibatkan seluruh stakeholder dalam pelaksanaannya adalah metode Six Sigma
Metode ini secara komprehensif melakukan seluruh fungsi, mulai dari
merencanakan, mengukur, mengevaluasi menganalisis meningkatkan kualitas

3
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan menggunakan metode Six
Sigma. Dengan demikian adalah sangat dimungkinkan bagi CV Royal Jamur
untuk dapat mencapai Market share yang stabil jika pabrik tersebut memiliki
langkah-langkah sebagimana yang dikerjakan dalam Six Sigma
Identifikasi ini berdasarkan pada jurnal penelitian :

1. Jurnal Pengendalian Kualitas Proses Pengemasan Gula Dengan


Pendekatan Six Sigma
Hasil Penelitian :
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui
periode Oktober 2015 – September 2016 mempunyai nilai rata – rata
DPMO sebesar 162,4532 unit dengan nilai rata – rata sigma sebesar 5,1
. kap a bilitas perusahaan
sudah terbilang baik namun harus dipertahankan dengan sebaik
mungkin dan juga sebisa mungkin meningkatkan lagi upaya
meminimalisir produk reject yang berdampak pada kerugian yang
dialami perusahaan, serta nantinya akan dapat mencapai tingkat
sigma industri kelas dunia. Penyebab terjadinya cacat pada produksi
gula adalah kurangnya ketelitian operator dalam melakukan pekerjaan
dan pengalaman yang berbeda - beda . Selain itu, adanya ket
idakstabilan kecepatan conveyor dan mesin jet, kondisi kebersihan
mesin, kekurangakuratan mesin timbang , metode perawatan, dan
pengontrolan yang belum efektif
2. Jurnal Peningkatan Pengendalian Kualitas Melalui Metode Lean Six
Sigma
Hasil Peneltian :
Coca-Cola 1000 ml diproduksi sebanyak 15 kali pada tahun
2016 dengan jumlah produksi boxsebanyak 145.118 atau setara
dengan 1.744.527 pcs. Dari 1.744.527 pcs Coca-Cola 1000 ml
yang diproduksi, 6.661 pcs adalah produk cacat. Proporsi cacatyang
terjadi pada produksi Coca-Cola 1000 ml pada tahun 2016 adalah
sebesar 0,49 persen. Penyebabcacatdari Coca-Cola 1000 ml terdiri
atas cap cacat, cap quality cacat, serta underfill cacat dengan proporsi

4
terbesar terjadi pada keadaan underfill dengan prosentase61,21%,
diikuti dengan cap cacat22,97%, dan cap quality cacat15,82%. Terdapat
beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam produksi Coca-Cola 1000
ml, diantaranya aspek manusia, mesin, metode, material, serta
aspek lingkungan.
Setelah dilakukan penelitian ini, ada beberapa tindakan yang
dapat dilakukan oleh PT.CCAI untuk mengurangi cacat pada Coca-Cola
1000ml. PT. CCAI Semarang harus memberikan pelatihan-pelatihan
mengenai manajemen waktu pada karyawan-karyawannya,
terutama pada karyawan-karyawan baruserta memberikan seorang
partnerkaryawan lama kepada karyawan baru. Hal ini dilakukan agar
karyawan-karyawan baru PT. CCAI Semarang dapat melakukan
adaptasi terhadap pembagian shiftyang ada di PT. CCAI lebih cepat.
Selain itu, PT. CCAI Semarang harus melakukan pengecekan
mesin lebih rutin dan lebih teliti agar mampu meninimalisir
kerusakan yang terjadi.PT. CCAI Semarang disarankan untuk lebih
memperhatikan lingkungan area produksi. Hal ini dilakukan agar
kegiatan produksi dalam PT. CCAI lebihresik.Kekurangan dari
penelitian ini adalah data yang didapatkan terlalu sedikit, yakni hanya
15 data dalam satu tahun. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menggunakan data yang lebih banyak sehingga penelitian lebih
terpercaya. Selain itu, diharapkan pula dalam penelitian selanjutnya
untuk mengidentifikasi penyebab cacat selain underfill.
3. Jurnal Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma
pada CV Makmur Tani
Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan yaitu
pertama tahap define mengumpulkan data baik kuantitatif maupun
kualitatif sehingga diketahui terdapat 3 jenis kecacatan yang terdapat pada
CV Makmur Tani antara lain kulit rusak, kacang gosong, dan warna
merah. Kedua tahap measure, tahapan ini melakukan pengukuran diagram
kontrol dengan menggunakan rumus dari Central Limit, Upper Control

5
Limit (UCL), dan Lower Control Limit (LCL) serta pengukuran DPMO
dan nilai sigma. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sigma sebesar 3,22
atau berada pada tingkat sigma 3, dengan kecacatan 42.336 DPMO.
Ketiga, tahap analyze yaitu menganalisa persentase dari total kerusakan
dan faktor-faktor penyebabnya. Penyabab paling utama kecacatan yaitu
kulit yang rusak dengan persentase dari total kecacatan adalah 59,76%.
Penyebab lainnya yaitu kacang gosong dan warna kulit kacang
yang merah dengan persentase masingmasing 27,44% dan 12,8%.
Keempat, tahap improve yaitu melakukan pelatihan dan memberikan
usulan tindakan perbaikan kepada pihak perusahaan. Melakukan
pengawasan bagi karyawan produksi, memberikan intruksi kerja yang
lebih jelas, membuat SOP dalam pabrik, memberikan penanganan bagi
karyawan yang lalai. Dan tahap terakhir yaitu control, dalam tahap ini
adalah penyebar luasan dari usulan yang telah dibuat dan melakukan
perawatan serta membersihkan mesin dan alat-alat yang digunukan setiap
kali selesai produksi.
4. Jurnal Pengendalian Kualitas Pengalengan Jamur dengan Metode Six
Sigma di PT Y, Pasuruan, Jawa Timur
Hasil Penelitian :
Berdasar penelitian disimpulkan: 1. Nilai DPMO jamur kaleng 4 oz di PT
Y adalah 25000 dengan nilai sigma 3,46, sehingga perusahaan di atas rata-
rata industri di Indonesia, namun di bawah industri dunia. Nilai final yield
sebesar 97,5% dan indeks kapabilitas proses (Cp) sebesar 1,15. 2. Jenis
cacat produk kaleng terbanyak adalah knocked down flange (KDF) yaitu
34,6% selama 6 bulan. Jenis cacat ini disebabkan pekerja kurang teliti,
pekerja kurang memahami SOP, baseplate mesin seamer tidak stabil,
komponen mesin seamer aus, kesalahan setting up mesin, bahan kaleng
rusak, dan area produksi tidak nyaman. 3. Usulan perbaikan dengan Five
M Checklist memberi arahan pada pekerja, melakukan training SOP untuk
pekerja, merawat mesin seamer dan menjadwal penggantian komponen
mesin seamer, mengawasi serta memberi pelatihan pada operator mesin,

6
memeriksa kaleng lebih ketat dan menambah turbine ventilator di area
produksi

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka terdapat
masalah-masalah yang terjadi dalam melakukan perencanaan penyediaan produk,
yaitu :
1. Belum diketahu faktor faktor apa saja yang menyebabkan
kecacatan/kerusahakan pada kecap jamur di CV Royal Jamur
2. Belum diterapkannya sistem pengendalian kulitas di CV Royal Jamur
3. Banyaknya produk cacat pada botol kecap jamur dengan persentase
tertinggi 13.7 % dan yang terendah 5.6% yang melewati batas toleransi
yang diberikan perusaahan sebesar 3% di CV Royal Jamur

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas. Maka
terdapat rumusan masalah yang dibuat, diantaranya :
1. Apa saja faktor – faktor yang menyebabkan kecacatan/kerusakan pada
kecap jamur di CV Royal Jamur
2. Bagaimana cara menerapkan metode Six Sigma untuk mengendalikan
kulitas pada CV Royal Jamur ?
3. Bagaimana mengurangi produk cacat pada CV Royal Jamur dengan
menggunakan metode Six Sigma ?

1.4 Batasan Masalah


Untuk menghindari terlalu luasnya permasalahan, maka diperlukan
batasan- batasan masalah dalam penelitian ini agar tidak melebar ke
permasalahan lainnya. Diantaranya :
1. Penelitian tentang kualitas kecap jamur

7
2. Data produk yang diambil hanya jumlah produk dan jumlah produk
cacat.
3. Data produk periode 2020
4. Metode yang digunakan adalah Six Sigma.

1.5 Tujuan Penelitian


Untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat dari universitas ke dalam
dunia industri, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah
1. Untuk menerapan metode Six Sigma pada CV Royal Jamur
2. Untuk mengurahi produk cacat produk kecap jamur pada CV Royal
Jamur
3. Untuk mengetahi faktor apa saja yang menyebabkan produk cacat/rusak

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa,
universitas dan perusahaan. Adapun kegunaannya adalah:

A. Bagi Mahasiswa
Sebagai wadah pembelajaran dan pengaplikasian ilmu yang sudah didapat
dimasa perkuliahan.
1. Mengetahui metode untuk mengurangi produk cacat
2. Mampu menjadi problem solving bagi perusahaan, ketika mengamati,
mempelajari, menemukan dan melaporkan masalah-masalah yang terjadi
di CV Royal Jamur

B. Bagi Perusahaan
1. Adanya kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
2. Adanya masukan dan saran yang diberikan oleh mahasiswa sehingga
perusahaan bisa mengevaluasi kesalahan yang terjadi.
C. Bagi Universitas
1. Sebagai bahan bacaan atau informasi yang baru tentang persediaan
produk.
2. Terjalinnya kerja sama antara universitas dengan perusahaan.

8
3. Universitas dapat meningkatkan kualitas kelulusan yang baik dan siap
bekerja.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dalam memberikan gambaran tentang isi penelitian
ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menyajikan pengantar terhadap masalah yang akan
dibahas yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menyajikan tinjauan pustaka yang berisikan
teoriteori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan serta
pemecahan masalah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang bagaimana data penelitian
diperoleh serta bagaimana menganalisa data. Oleh karena itu pada
bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, teknik pengumpulan
data, diagram alir dan analisa.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi hasil penelitian serta pengolahan atau
perhitungan data dan analisa terhadap hasil-hasil yang telah
diperoleh pada bab-bab sebelumnya.
BAB V : PENUTUP ( KESIMPULAN DAN SARAN )
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan, analisis
data serta saran-saran yang bisa diberikan berdasarkan penelitian
yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai