Anda di halaman 1dari 11

Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer

Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer


Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami,
S.KM, M.Kes3
123
Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang : Rumah sakit merupakan fasilitas dengan pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan fasilitas rawat jalan, rawat inap dan fasilitas penunjang kesehatan salah
satunya instansi radiologi. Radiologi dilakukan oleh radiografer untuk memberikan pelayanan
pemeriksaan dengan hasil berupa radiograf. Seorang radiografer memiliki tingkat risiko
ergonomi yang tinggi, dikarenakan radiografer melakukan sikap kerja yang kurang
ergonomis. Sikap kerja yang tidak ergonomis akan menimbulkan cedera dan gangguan
muskuloskeletal jika dilakukan terus menerus dalam jangka waktu lama
(Sulistiyo et al ,2018).
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Musculosceletal Disorder (MSDs) dan ergonomi kerja yang tepat untuk
mengurangi keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs) pada Radiografer.
Metode :Jenis penelitian ini adalah literature review, data – data yang diperoleh dianalisa
menggunakan metode survei analitik. Secara Cross sectional dalam mengumpulkan data
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Musculosceletal Disorder (MSDs) serta
ergonomis kerja yang tepat untuk radiografer mengurangi keluhan tersebut.
Hasil :Korelasi antara umur radiografer, masa kerja dan sikap kerja yang tidak tepat
menyebabkan seorang radiografer memiiki resiko tinggi MSDs. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mengurangi resiko radiografer terdampak gejala MSDs yakni dengan memperbaiki
ergonomi dalam bekerja
Simpulan : Faktor yang mempengaruhi terjadinya MSDs pada radiografer antara lain
umur/usia, masa kerja dan sikap kerja. Ergonomi kerja yang tepat di bidang radiologi untuk
mengurangi keluhan MSDs pada radiografer antara lain melakukan ergonomi exercise suatu
bentuk latihan fisik guna meregangkan otot-otot. Serta meredesain/memodifikasi pegangan
tabung sinar-X sesuai dengan diameter genggaman tangan radiografer.
Kata kunci : Radiografer, Ergonomi, Musculosceletal Disorder.
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Latar Belakang
Rumah sakit merupakan fasilitas dengan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan fasilitas rawat jalan, rawat inap dan fasilitas penunjang kesehatan lainnya
dengan pemberian layanan kesehatan secara jangka pendek maupun pada jangka panjang.
Layanan kesehatan tersebut terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif
sebagai pemulihan (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Pelayanan kesehatan tidak hanya
bersifat kuratif dan rehabilitatif saja namun juga bersifat promotif sebagai peningkatan
kesehatan dan preventif sebagai pencegahan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
pasien. Perkembangan rumah sakit yang kompleks menuntut rumah sakit untuk
melaksanakan manajemen rumah sakit dengan perencanaan yang efektif, efisien, produktif
dan dapat mencapai tujuan organisasi.
Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan pelayanan
pemeriksaan dengan hasil berupa radiograf yang dapat membantu dokter dalam merawat
pasien. Menurut Patel (2005), radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk
melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Paramedis yang bertugas melakukan
pemeriksaan radiologi ini adalah Radiografer.
Pekerjaan radiografer yang cukup berat kerap menyebabkan keadaan fisik radiografer
cepat lelah. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan, salah satunya yakni kurang ergonomis
dalam bekerja. Ergonomi adalah studi ilmiah yang mempelajari hubungan antara manusia dan
tempat kerja. Ergonomi memungkinkan desainer dan insinyur untuk membuat sistem kerja
yang tepat sesuai pengukuran dan evaluasi kemampuan manusia. Yanto dan Billy (2017)
menjelaskan bahwa ergonomi adalah pengaturan kerja (ergon-kerja dan nomos-aturan), maka
tentunya tujuan dari ergonomi adalah mengatur pekerjaan sehingga hasil yang ingin dicapai
dapat tercapai. Manusia sebagai pelaksana dari pekerjaan tersebut harus dipertimbangkan,
baik kemampuan maupun keterbatasannya. Risiko ergonomi dapat dipengaruhi oleh postur
kerja, durasi kerja, gerakan berulang, dan berat beban. Pekerja yang terpapar faktor risiko
ergonomi dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti Musculoskeletal Disorders
(MSDs).
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan gangguan pada otot, syaraf, tendon,


ligamen, tulang, dan sendi. Musculoskeletal Disorders diterjemahkan sebagai kerusakan
trauma kumulatif. Penyakit ini terjadi karena proses penumpukan cedera/kerusakan kecil-
kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang yang setiap kalinya tidak sempat
sembuh sempurna, sehingga membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa
sakit (Summer,2015). Kasus ini harus sangat diperhatikan oleh seluruh radiografer mengenai
ergonomi saat bekerja. Salah satu pra-medis yang harus bekerja dengan sikap kerja yang
tidak alamiah seperti membungkuk, menjinjit, mengangkat, mendorong, dan memuntir
tubuh. Radiografer melakukan sikap kerja membungkuk dalam memposisikan pasien untuk
dilakukan pemeriksaan radiologi, mengangkat pasien dan memasukan kaset atau film
radiologi, menjinjit dalam meraih tabung sinar-X lalu didorong atau ditarik untuk diletakan
pada objek yang akan disinari. Bekerja dengan tidak ergonomis seperti ini akan menimbulkan
cedera dan gangguan muskuloskeletal jika dilakukan terus menerus, berulang -ulang, dalam
jangka waktu lama (Sulistiyo et al ,2018).

Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Musculosceletal Disorder (MSDs) dan ergonomi kerja yang tepat untuk
mengurangi keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs) pada Radiografer.

Metode
Metode penelitian yang digunakan yakni literature review dengan cara mencari
referensi teori yang relevan dan atau berkorelasi dengan kasus atau permasalahan yang
ditemukan. Data – data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode survei
analitik. Penelitian jenis ini berupaya untuk menanggapi persoalan yang mugkin terjadi pada
kasus ergonomi dan gejala Musculosceletal Disorder (MSDs) dengan tajuk “mengapa”
(why). Survei analitik dibagi menjadi penelitian Case control (studi kasus kontrol), cohort
(studi prospektif), dan Cross sectional. Secara jelas penulis menggunakan survei analitik
Cross sectional untuk mengumpulkan data mengenai faktor yang mempengaruhi
Musculosceletal Disorder (MSDs) serta ergonomi yang tepat untuk radiografer mengurangi
keluhan Musculosceletal Disorder (MSDs). Variable risiko atau permasalahan yang terbentuk
pada objek penelitian dikonsentrasikan secara serentak. Variable risiko/sebab (independent
variable) danvariable akibat (dependent variable) tentang dilakukan bersamaan. .
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Hasil dan Pembahasan

I. Hasil dan Pembahasan Faktor penyebab terjadinya MSDs pada pekerja


(Radiografer).

Author Bahasa Sumber Artikel Tujuan Metode Penelitian Hasil/temuan


Menganalisis Faktor penyebab MSDs
permasalahan pada radiografer antara lain
ergonomi dan umur, masa kerja dan jenis
Publikasi Ilmiah musculosceletal kelamin. Terdapat
Fakultas disorder yang ada hubungan yang signifikan
Sulistyo, et al.
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review antara umur terhadap
(2018)
Universitas dengan hasil berupa keluhan MSDs. Sehingga
Sriwijaya faktor penyebab semakin bertambahnya usia
musculosceletal semakin tinggi keluhan
pada pekerja terhadap MSDs.
(Radiografer).
Menganalisis Penelitian nya menyatakan
permasalahan bahwa kategori usia
ergonomi dan didominasi oleh usia >37
musculosceletal tahun mempunyai keluhan
disorder yang ada MSDs yang tinggi.
Rahayu, et al
Indonesia Jurnal Kesehatan pada jurnal tersebut Literature Review
(2020)
dengan hasil berupa
faktor penyebab
musculosceletal
pada pekerja
(Radiografer).
Menganalisis Ditemukan pada variabel
permasalahan umur, sebanyak 20
ergonomi dan responden (57,1%) berada
musculosceletal pada kategori usia berisiko
Berita disorder yang ada (>30 tahun).
Sari dan Saufi
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review
(2017)
Masyarakat dengan hasil berupa
faktor penyebab
musculosceletal
pada pekerja
(Radiografer).
Umur menjadi salah satu
faktor terjadinya MSDs
Menganalisis
karena biasanya para
permasalahan
pekerja yang berusia lebih
ergonomi dan
muda ditempatkan pada
musculosceletal
bagian yang berat dibanding
Jurnal disorder yang ada
Santosa dan pekerja yang sudah berusia
Indonesia Kedokteran dan pada jurnal tersebut Literature Review
Ariska (2018) tua. Hal tersebutlah yang
Kesehatan dengan hasil berupa
kemungkinan berakibat
faktor penyebab
pada banyaknya keluhan
musculosceletal
responden yang berusia
pada pekerja
muda lebih banyak
(Radiografer).
mengalami keluhan MSDs
yang dirasakan
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Menganalisis Berbanding terbalik dengan


permasalahan temuan sebelumnya. tidak
ergonomi dan ada hubungan antara faktor
musculosceletal usia dengan keluhan MSDs
Balaputra dan disorder yang ada
Sutomo Indonesia Medisains pada jurnal tersebut Literature Review
(2017) dengan hasil berupa
faktor penyebab
musculosceletal
pada pekerja
(Radiografer).
Menyebutkan bahwa faktor
usia bukanlah faktor utama
Menganalisis yang menyebabkan keluhan
permasalahan MSDs, usia merupakan
ergonomi dan faktor kombinasi yang
musculosceletal menyebabkan terjadinya
disorder yang ada MSDs seperti LBP, CTS
Djaali dan Jurnal Ilmiah
Indonesia pada jurnal tersebut Literature Review dan sebagainya. Artinya
Utami (2019) Kesehatan
dengan hasil berupa usia tidak bisa berdiri
faktor penyebab sendiri untuk
musculosceletal mengakibatkan terjadinya
pada pekerja gangguan MSDs tersebut,
(Radiografer). namun ada faktor-faktor
lain yang mungkin lebih
dominan.
Selain usia, masa kerja juga
Menganalisis berpengaruh terhadap risiko
permasalahan ergonomi, mungkin karena
ergonomi dan kurangnya pengetahuan
Publikasi Ilmiah musculosceletal radiografer tentang risiko
Fakultas disorder yang ada ergonomi, bagaimana cara
Sulistyo, et al
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review duduk, mengangkat, dan
(2018)
Universitas dengan hasil berupa aktifitas lainnya yang harus
Sriwijaya faktor penyebab dilakukan dengan cara
musculosceletal ergonomis. Sehingga
pada pekerja terpapar risiko ergonomi
(Radiografer). yang berpengaruh terhadap
keluhan MSDs.
MSDs pada responden yang
memiliki masa kerja
berisiko (>5 tahun) lebih
kecil daripada proporsi
MSDs pada responden yang
Menganalisis
memiliki masa kerja tidak
permasalahan
berisiko (<5 tahun). Hal
ergonomi dan
tersebut terjadi karena
musculosceletal
sebagian besar responden
Berita disorder yang ada
Sari dan Saufi dengan masa kerja <5 tahun
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review
(2017) melakukan pekerjaan yang
Masyarakat dengan hasil berupa
menggunakan kekuatan otot
faktor penyebab
secara berlebih, gerakan
musculosceletal
yang dilakukan secara
pada pekerja
berulang, sikap kerja
(Radiografer).
menahan sesuatu yang
statis, sikap kerja dengan
posisi membungkukdan
menunduk, waktu istirahat
yang tidak menentu.
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Tidak terdapat hubungan


yang signifikan antara jenis
kelamin terhadap keluhan
MSDs pada radiografer.
Menganalisis
Menurutnya dari segi latar
permasalahan
pendidikan dan status sosial
ergonomi dan
ekonomi radiografer jenis
Publikasi Ilmiah musculosceletal
kelamin laki-laki dan
Fakultas disorder yang ada
Sulistyo, et al perempuan diasumsikan
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review
(2018) tidak jauh berbeda yaitu
Universitas dengan hasil berupa
sebagai pegawai negeri dan
Sriwijaya faktor penyebab
swasta dengan latar
musculosceletal
belakang pendidikan
pada pekerja
minimal DIII Radiologi dan
(Radiografer).
sebagai tenaga kesehatan
dapat menjaga kesehatan
yang berkaitan dengan
kemampuan dalam bekerja.
`Menganalisis Perempuan dan laki-laki
permasalahan mempunyai risiko yang
ergonomi dan sama untuk terjadinya
musculosceletal gangguan musculoskeletal
Balaputra dan disorder yang ada hingga usia 60 tahun
Sutomo Indonesia Medisains pada jurnal tersebut Literature Review
(2017) dengan hasil berupa
faktor penyebab
musculosceletal
pada pekerja
(Radiografer).
Deskripsi aktivitas
radiografer ketika
melakukan pemeriksaan
radiologi memperlihatkan
pekerjaan mengangkat,
mendorong, menggeser,
menarik, dan menjangkau
posisi janggal (awkward
posture). Aktivitas tersebut
yaitu duduk statis,
membawa kaset sinar-X,
memposisikan kaset sinar-
Menganalisis
X, memutar tabung sinar-X
permasalahan
ke posisi horizontal,
ergonomi dan
mengambil kaset sinar-X,
Publikasi Ilmiah musculosceletal
mengangkat pasien,
Fakultas disorder yang ada
Sulistyo, et al mengatur posisi pasien,
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review
(2018) menggeser tabung sinar-X
Universitas dengan hasil berupa
diatas meja pemeriksaan
Sriwijaya faktor penyebab
dan memposisikan tabung
musculosceletal
sinar-X diatas tempat tidur
pada pekerja
pasien. Dari semua aktivitas
(Radiografer).
tersebut hampir semua
diduga menyebabkan
radiografer terpapar risiko
ergonomi di lingkungan
kerja, kecuali aktivitas
membawa kaset sinar-X dan
menggeser tabung sinar-X
diatas meja pemeriksaan.
Jika terjadi berulang-ulang
akan menyebabkan
gangguan pada system
musculoskeletal pada
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

radiografer

Menganalisis Dalam penelitiannya


permasalahan menunjukkan adanya
ergonomi dan hubungan signifikan antara
musculosceletal sikap kerja dengan keluhan
Balaputra dan disorder yang ada gangguan muskuloskeletal.
Sutomo Indonesia Medisains pada jurnal tersebut Literature Review Postur kerja atau sikap kerja
(2017) dengan hasil berupa yang tidak ergonomis
faktor penyebab sangat rentan mengalami
musculosceletal gangguan muskuloskeletal.
pada pekerja
(Radiografer).
Menganalisis Adanya hubungan yang
permasalahan positif antara posisi kerja
ergonomi dan dengan banyaknya keluhan
musculosceletal MSDs (r: 0,642; p<0,01).
Jurnal disorder yang ada Semakin tinggi skor RULA
Santosa dan
Indonesia Kedokteran dan pada jurnal tersebut Literature Review maka semakin banyak pula
Ariska (2018)
Kesehatan dengan hasil berupa keluhan MSDs, atau posisi
faktor penyebab kerja yang beresiko akan
musculosceletal meningkatkan keluhan
pada pekerja MSDs pada pekerja batik.
(Radiografer).
Menganalisis Berdasarkan hasil uji
permasalahan statistik didapatkan bahwa
ergonomi dan p-value 0,041, sehingga
musculosceletal dapat disimpulkan adanya
disorder yang ada hubungan antara postur
Rahayu, et al
Indonesia Jurnal Kesehatan pada jurnal tersebut Literature Review kerja dengan keluhan
(2020)
dengan hasil berupa musculoskeletal disorders
faktor penyebab pada pegawai di Biro
musculosceletal Kepegawaian Kementerian
pada pekerja Kesehatan RI.
(Radiografer).
Indeks Masa Tubuh (IMT)
tidak berpengaruh terhadap
keluhan MSDs pada
Menganalisis radiografer. Dalam hasil
permasalahan penelitiannya hasil
ergonomi dan pengujian dengan
Publikasi Ilmiah musculosceletal menggunakan chi square p-
Fakultas disorder yang ada value (0,684)>0,05 maka
Sulistyo, et al
Indonesia Kedokteran pada jurnal tersebut Literature Review dapat disimpulkan bahwa
(2018)
Universitas dengan hasil berupa tidak terdapat hubungan
Sriwijaya faktor penyebab yang signifikan antara IMT
musculosceletal terhadap keluhan MSDs.
pada pekerja Karena radiografer adalah
(Radiografer). tenaga kesehatan maka nilai
IMT-nya baik, hal ini harus
terus dipertahankan karena
kesehatan dan kekuatan
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

fisik yang optimal sangat


diperlukan untuk
menunjang pekerjaan
radiogafer. Olahraga rutin 1
(satu) kali seminggu rutin di
lakukan di rumah sakit
negeri maupun swasta, dan
di berikan extra fooding.
Mungkin hal tersebut yang
menyebabkan tidak ada
hubungan antara IMT
dengan keluhan MSDs
radiografer.
Mayoritas pegawai di Biro
Kepegawaian dengan
kategori IMT tidak normal
mengalami keluhan MSDs
tinggi sebanyak 26 pegawai
atau (55,3%). Hasil uji
statistik didapatkan bahwa
p-value 0,066, maka dapat
disimpulkan yang
menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan
Menganalisis
antara IMT dengan keluhan
permasalahan
MSDs pada pegawai di Biro
ergonomi dan
Kepegawaian Kementerian
musculosceletal
Kesehatan RI. Hal yang
disorder yang ada
Rahayu, et al sama juga dinyatakan oleh
Indonesia Jurnal Kesehatan pada jurnal tersebut Literature Review
(2020) Djaali dan Utami (2019)
dengan hasil berupa
dalam hasil penelitiannya
faktor penyebab
sebesar 66.7% masuk
musculosceletal
kedalam IMT kategori
pada pekerja
berisiko dan mengalami
(Radiografer).
keluhan MSDs, sebanyak
64.6% karyawan yang
memiliki IMT kategori
tidak berisiko dan
mengalami keluhan MSDs.
Hasil uji statistik
menunjukkan tidak
terdapatnya hubungan
antara faktor indeks masa
tubuh yang dengan keluhan
MSDs.
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

II. Hasil dan Pembahasan Ergonomi kerja yang tepat di bidang radiologi untuk
mengurangi keluhan MSDs pada radiografer.

Metode
Author Bahasa Sumber Artikel Tujuan Hasil/temuan
Penelitian
Faktor kebiasaan olahraga

Menganalisis permasalahan menunjukkan terdapatnya hubungan


ergonomi dan musculosceletal yang signifikan terhadap keluhan

disorder yang ada pada jurnal MSDs dengan besar p-value adalah

tersebut dengan hasil Ergonomi 0,002. Seorang yang memiliki

Djaali dan Jurnal Ilmiah kerja yang tepat di bidang Literature kebiasaan olahraga kurang baik
Indonesia
Utami (2019) Kesehatan radiologi untuk mengurangi Review memiliki risiko untuk mengalami

keluhan MSDs pada pekerja keluhan MSDs 5 kali lebih tinggi

(Radiografer). dibandingkan dengan seorang


dengan kebiasaan olahraga yang
cukup baik.

Ketika sudah dilakukan ergonomi


exercise diperoleh data yaitu dari 15
responden sebagian besar (53%)
Menganalisis permasalahan
mengalami tingkat resiko sedang,
ergonomi dan musculosceletal yang mana sebelum dilakukan
ergonomi exercise sebagian besar
disorder yang ada pada jurnal
(67%) mengalami tingkat resiko
tersebut dengan hasil Ergonomi tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
ergonomi exercise merupakan suatu
Etika, et Nursing Science kerja yang tepat di bidang Literature
Indonesia bentuk latihan fisik pada sekelompok
al.(2019) Journal radiologi untuk mengurangi Review otot atau tendon untuk melenturkan
otot, meningkatkan elastisitas, dan
keluhan MSDs pada pekerja
memperoleh kenyamanan pada otot.
(Radiografer). Selain itu ergonomi exercise juga
digunakan sebagai terapi atau latihan
untuk mengurangi kram dengan hasil
peningkatan fleksibilitas,
peningkatan kontrol otot, dan rentang
gerak sendi.
Dalam ergonomi kerja tidak hanya
mengenai sikap tubuh tetapi juga
dalam desain. Pada bidang radiologi
untuk mengurangi keluhan MSDs
adalah dengan meredesain pegangan
Menganalisis permasalahan
tabung sinar-X. Keluhan paling besar
ergonomi dan musculosceletal
pada saat mengoperasikan tabung
disorder yang ada pada jurnal
sebelum perbaikan terjadi pada
tersebut dengan hasil Ergonomi
telapak tangan yang disebabkan oleh
Susanta Jurnal Ergonomi kerja yang tepat di bidang
Literature
Indonesia bentuk pegangan yang kecil. Ukuran
(2017) Indonesia Review
radiologi untuk mengurangi
pegangan tabung setelah perbaikan
keluhan MSDs pada pekerja
diameternya 4 cm dengan perbaikan
(Radiografer).
desain. Ukuran gagang alat tersebut
sesuai dengan diameter genggaman
tangan radiografer. Dengan adanya
perbaikan pegangan disertai
perbaikan desain yang sesuai dengan
antropometri tangan radiografer,
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

terjadi penurunan keluhan


muskuloskeletal dan kelelahan
umum terhadap radiografer yang
melakukan pelayanan radiologi
kepada pasien sehingga radiografer
merasa lebih nyaman pada saat
melakukan pemeriksaan radiologi.

Kesimpulan :

1. Faktor utama penyebab musculosceletal disorder pada radiografer adalah usia dan masa
serta sikap kerja. Usia yang semakin bertambah mempengaruhi tingkat kemampuan
seorang pekerja saat melakukan pekerjaan yang banyak pergerakan. Masa kerja serta sikap
kerja yang dilakukan berulang-ulang dengan waktu lama akan meningkatkan penumpukan
cedera/kerusakan kecil-kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang yang
setiap kalinya.
2. Ergonomi yang tepat untuk Radiografer mengurangi resiko Musculosceletal Disorder
diantar lainnya adalah ergonomi exercise suatu bentuk latihan fisik guna meregangkan
otot-otot. Minimal seminggu sekali guna memperlancar aliran darah sehingga otot tidak
kaku. Serta bagi rumah sakit ini bisa menjadi pertimbangan untuk
meredesain/memodifikasi pegangan tabung sinar-X sesuai dengan diameter genggaman
tangan radiografer.
Literature Review: Ergonomi MSDs pada Radiografer
Diah Ayu Septyandani 1* Fisnandiya Meita Atsari, S.Tr.Rad, M.Tr.ID*, Asih Puji Utami, S.KM, M.Kes3
123 Program Studi D3 Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Korespondensi : No HP : 082128932848, Email :Diahayuseptyandani@gmail.com

Daftar Pustaka

Balaputra, I., & Sutomo, A. H. (2017). Pengetahuan ergonomi dan postur kerja perawat pada
perawatan luka dengan gangguan muskuloskeletal di dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Berita Kedokteran Masyarakat, 33(9), 445-448.
Djaali, N. A., & Utami, M. P. (2019). Analisis Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Pada Karyawan Pt. Control System Arena Para Nusa. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(1),
80-87.
Etika, A. N., Audina, V. D., & Rahayu, K. I. N. (2019). Pengaruh Ergonomics Exercise
terhadap Tingkat Resiko Musculosceletal Disorder (MSDs) pada Karyawan di Pabrik
Pembalut Kain di Kediri Tahun 2017. Nursing Sciences Journal, 1(1), 22-29.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
Rahayu, PT, Setyawati, ME, Arbitera, C., & Amrullah, AA (2020). Hubungan Faktor
Individu dan Faktor Pekerjaan terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders pada
Pegawai. Jurnal Kesehatan,11 (3), 449-456.
Santosa, A., & Ariska, D. K. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
musculoskeletal disorders pada pekerja batik di kecamatan Sokaraja Banyumas.
MEDISAINS, 16(1), 42-46.
Sari, E. N., Handayani, L., & Saufi, A. (2017). Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja
dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 13(2), 183-194.
Sulistiyo, T. H., Sitorus, R. J., & Ngudiantoro, N. (2018). Analisis faktor risiko ergonomi dan
musculoskeletal disorders pada radiografer instalasi radiologi rumah sakit di kota
Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, 5(1), 26-37.
Susanta, I. P. A., Purnawati, S., & Adiatmika, I. P. G. (2017). Redesain Pegangan Tabung
Sinar-X Yang Ergonomis Di Radiologi Rsup Sanglah Menurunkan Keluhan
Muskuloskeletal, Mengurangi Kelelahan Umum Dan Meningkatkan Kecepatan
Pemeriksaan. Jurnal Ergonomi Indonesia (The Indonesian Journal of Ergonomic),
20503-1716.
Summer, K. (2015). Musculoskeletal Disorders, Workforce Health and Productivity in the
United States. The Centre of Workforce Health and Performance.
Wulandari, Restu and all. (2022). Analisa Ergonomi Ruangan Laboratorium Radiologi di
Itkm Widya Cipta Husada. Jurnal Health Care Media, 2089-4228.
Yanto, Billy Ngaliman. (2017). Ergonomi Dasar-Dasar Studi Waktu & Gerakan untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai