ABSTRAK
Body image merupakan bagian dari konsep diri. Body image adalah sikap seseorang
terhadap tubuhnya secara sadar dan tidar sadar (Stuart dan Sundeen, 2006). Tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui gambaran gangguan body image pada pemakaian skeletal traksi pada
klien fraktur femur di Ruang Bedah RSUD Labuang Baji Makassar. Desain penelitian ini adalah
kuantitatif bersifat deskriktif. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang memakai skeletal traksi
pada klien fraktur femur berjumlah 30 orang dengan tehnik non probability sampling (total sampling).
Pengumpulan data dengan kuesioner. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan
komputer program Microsoft excel dan program statistic (SPSS) versi 20.0. Analisis univariat pada
penelitian ini untuk mencari distribusi frekuensi data. Hasil analisis didapatkan gambaran body image
pada pemakaian skeletal traksi pada klien fraktur femur di Ruang Bedah RSUD Labuang Baji
Makassar menunjukkan bahwa responden yang memiliki body image terganggu sebesar 33,3% dan
tidak terganggu sebesar 66,7%). Kesimpulan dalam penelitian ini berarti pasien dengan body image
pada pemakaian skeletal traksi pada klien fraktur femur di Ruang Bedah RSUD Labuang Baji
Makassar yang tidak terganggu lebih banyak dibandingkan dengan yang terganggu.
7
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
(gambaran diri) dapat berupa realitas tubuh, pasien yang mengalami fraktur femur
ideal tubuh dan presentasi tubuh, tetapi tidak sebanyak 126 orang, dan tahun 2012 tercatat
semua fraktur femur dengan pemakaian sepuluh bulan terakhir (Januari-oktober)
skeletal traksi mengalami gangguan pasien yang mengalami fraktur femur
bodyimage. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sebanyak 78 orang dan pada pengambilan
faktor pendidikan, umur, pekerjaan, informasi data awal terdapat 30 pasien mengalami
pre operasi serta lama dirawat.Tujuan fraktur femur (rekam medis RSUD Labuang
penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah Baji Makassar 2012).
ada pengaruh antara faktor pendidikan, umur, Berdasarkan asumsi diatas maka
pekerjaan, informasi per operasi dan lama peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran
dirawat terhadap gangguan body image klien body image pada pemakaian skeletal traksi
pada fraktur femur dengan pemakaian skeletal pada klien fraktur femur di Ruang Bedah
traksi. (Jurnal, Muslimin Siraja,2002) RSUD Labuang Baji Makassar.
Badan kesehatan dunia (WHO)
mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7 juta BAHAN DAN METODE
orang meninggal dikarenakan insiden Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
kecelakaan dan sekitar 2 juta orang Jenis penelitian ini adalah penelitian
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup dilakukan dengan tujuan utama untuk
tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah membuat gambaran tentang body image pada
yakni sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan pasien dengan pemakaian skeletal traksi.
yang terjadi. Fraktur merupakan suatu Populasi diartikan sebagai wilayah
keadaan dimana terjadi disintegritas tulang. generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
Penyebab terbanyak adalah insiden yang mempunyai kualitas dan karakteristik
kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
kejadian fraktur (Depkes RI, 2009). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
Berdasarkan data dari Departemen atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,
Kesehatan RI tahun 2009 didapatkan sekitar 8 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah
juta orang mengalami kejadian fraktur dengan seluruh pasien fraktur femur di Ruang bedah
jenis fraktur yang berbeda dan penyebab yang RSUD Labuang Baji Makassar berjumlah 30
berbeda. Dari hasil survey tim Depkes RI Sampling dalam penelitian ini
didapatkan 25% penderita fraktur yang menggunakan non probability random
mengalami kematian, 45% mengalami cacat sampling yaitu teknik total sampling, yaitu cara
fisik, 15% mengalami stres psikologis karena pengambilan sampel dengan mengambil
cemas dan bahkan depresi, dan 10% semua anggota populasi menjadi sample.
mengalami kesembuhan dengan baik (Depkes Cara ini dilakukan bila populasinya kecil ,
RI, 2009). seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh
Di Sulawesi Selatan berdasarkan profil maka anggota populasi tersebut diambil
Dinas Kesehatan 2009, diperoleh dari 44 seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian
Rumah Sakit kabupaten/kota se-Sulawesi (Hidayat, 2010).
Selatan (Pemerintah dan Swasta) yang Kriteria Sampling:
melaporkan situasi Penyakit Tidak Menular Kriteria inklusi adalah karakteristik
tahun 2008 menunjukkan bahwa kasus yang umum subyek penelitian dari suatu populasi
terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas dan target dan terjangkau yang akan diteliti
cidera baik pada penderita rawat jalan (9.354 (Nursalam, 2008). Responden yang terpilih
penderita) maupun penderita rawat inap sebagai sampel dalam penelitian ini adalah :
(3.842 penderita) (Profil Dinas Kesehatan a) Pasien fraktur femur skeletal traksi
Provinsi Sulawesi Selatan, 2011). dengan keadaan sadar yang sedang
Dari hasil pengambilan data tanggal 20 dirawat diruang bedah RSUD Labuang
November 2012 di RSUD Labuang Baji Baji Makassar.
Makassar diperoleh data dalam dan beberapa b. Pasien fraktur femur skeletal traksi yang
tahun ini tercatat selama Tahun 2009- 2012 bersedia menjadi responden.
berbagai macam fraktur yang terjadi yang di
derita pasien, salah satu diantaranya adalah Pengumpulan data
fraktur femur. Pada Tahun 2009 tercatat Pengolahan data dilakukan secara
pasien yang mengalami fraktur femur manual (dengan mengisi koesioner yang
sebanyak 143 orang, tahun 2010 tercatat disediakan) selanjutnya menggunakan
pasien yang mengalami fraktur femur bantuan komputer.
sebanyak 156 orang, tahun 2011 tercatat
9
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
image tidak terganggu sebesar 20 pengalaman individu dapat merubah
(66,7%). gambaran diri secara dinamis (Keliat,2004).
Shodikin (2009) dalam penelitiannya
PEMBAHASAN yang berjudul analisis kualitatif rumusan
Pengukuran body image pasien diagnosa keperawatan pada pasien fraktur
dengan traksi melalui penelitian pada body ekstramitas bawah menunjukkan hasil dimana
image pada pemakaian skeletal traksi pada pengalaman pasien terhadap respon
klien fraktur femur di Ruang Bedah RSUD psikologik setelah mengalami fraktur adalah
Labuang Baji Makassar menunjukkan bahwa adanya kecemasan, ketakutan, dan gangguan
responden yang memiliki body image konsep diri. Temuan hasil penelitian
terganggu sebesar 33,3% dan tidak terganggu kecemasan dikarenakan kaki tidak dapat pulih
sebesar 66,7%. Hasil ini berarti pasien dengan seperti dulu. Kecemasan juga timbul
body image tidak terganggu lebih banyak dikarenakan kekhawatiran yang tidak realistis
dibandingkan dengan yang terganggu, tidak dan juga irasional dan tidak dapat dijelasskan
sejalan dengan pendapat Wald dan Alvaro dengan cara-cara yang jelas.
(2004) bahwa citra diri membangun sebuah Megawati (2008) dalam penelitiannya
kompleks yang didefinisikan sebagai persepsi, dengan judul ” gambaran status sosio ekonomi
pikiran dan perasaan mengenai pengalaman dan psikososial pasien fraktur rawat inap”
tubuh yang tertanam dan dibentuk dalam menyebutkan kondisi psikososial pasien
konteks sosial budaya, tidak hanya penderita fraktur cukup beraneka ragam.
menyediakan rasa diri, citra diri juga Umumnya (72%) pasien merasa cemas
mempengaruhi bagaimana cara berpikir, dengan keadaannya, sebanyak 14% pasien
bertindak dan berhubungan dengan orang lain mengaku takut karena penyakitnya.
yang tiba-tiba perubahan dalam suatu Sementara itu, sebanyak 12% pasien merasa
penampilan fisik sebagai hasil dari pekerjaan sedih dan hanya 2% yang merasa emosinya
yang berhubungan dengan patah tulang dapat labil. Data ini menunjukkan bahwa kondisi
hadir signifikan dan kompleks sebagai fraktur berdampak luas pada aspek
tantangan psikologis. psikososial pasien.
Kozier (2004) berpendapat bahwa Menurut peneliti pada pasien dengan
individu yang mempunyai gangguan body fraktur dapat terjadi perubahan-perubahan
image bisa tersembunyi atau tidak kelihatan baik perubahan fisik maupun perubahan
atau dapat juga meliputi suatu bagian tubuh psikologis. Perubahan fisik dalam tubuh dapat
yang berubah secara signifikan dalam bentuk menyebabkan perubahan citra diri, identitas,
struktur yang disebabkan oleh rasa trauma ideal diri dan harga diri. Perubahan tersebut
atau penyakit. Beberapa individu juga boleh merupakan pemicu terjadinya gangguan body
menyatakan perasaan ketidakberdayaan, image yang potensial dalam meningkatkan
keputusasaan dan kelemahan, dan juga boleh tingkat stress individu. Namun pada
menunjukkan prilaku yang bersifat merusak kenyataannya tidak semua pasien fraktur
terhadap dirinya sendiri. dengan skeletal traksi akan memiliki tingkat
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian level stress yang sama.hal ini menunjukkan
Muslimin (2008) yang menjelaskan bahwa bahwa setiap individu memiliki mekanisme
Klien dengan fraktur femur dengan pemakaian koping yang berbeda-beda sehingga
skeletal traksi dapat menimbulkan perasaan pandangan terhadap gambaran diri pasien ini
klien kurang sempurna, sehingga klien merasa bisa berbeda karena pengalaman dan
cemas dengan keadaanya dan merupakan persepsi baru gambaran tubuh yang diterima
salah satu kasus yang mempunyai masalah secara realistis akan meningkatkan keyakinan
gangguan konsep diri di RSUD Dr. Soetomo diri terhadap proses kembalinya keadaan
Surabaya pasien seperti sebelum sakit.
Penelitian ini juga tidak sejalan
dengan Riset Kesehatan Dasar Depkes RI KESIMPULAN
yang menyatakan 15% mengalami stres Gambaran body image pada
psikologis karena cemas dan bahkan depresi pemakaian skeletal traksi pada klien fraktur
(Depkes RI, 2009). femur di Ruang Bedah RSUD Labuang Baji
Namun penelitian ini di dukung oleh Makassar menunjukkan bahwa responden
teori yang menyatakan bahwa Individu yang yang memiliki body image terganggu sebesar
stabil, realistik dan konsisten terhadap 33,3% dan tidak terganggu sebesar 66,7%.
gambaran dirinya akan memperlihatkan Hasil ini berarti pasien dengan body image
mantap terhadap realisasi yang akan memacu tidak terganggu (20 responden) lebih banyak
sukses didalam kehidupan. Persepsi dan dibandingkan dengan yang terganggu (10
responden).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2002). Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika: Jakarta
Barbara C.L. (2002). Perawatan Medikal Bedah, Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Yayasan Ikatan
Alumni Mahasiswa Universitas Pajajaran, Bandung.
Keliat A. (2004). Gangguan Koping, Citra Tubuh dan Seksual pada Klien Kanker. EGC, Jakarta.
Muslimin Siraja,2002, Jurnal Study Tentang Gangguan Body image Pada klien Fraktur Femur dengan
Pemakaian Skeletal Traksi
Smeltzer & Bare, 2006, Fundamental of Nursing Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta
Stuart GW, Laraia, (2005). Princples and Practce of Psiciatric Nursing, 3rd, E.B The CV Mosby Company, St .
Louis
Stuart G. W, Sundeen SJ, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Ed. 3, EGC, Jakarta
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2183437-definisi-citra-tubuh-body-image/#ixzz2EFP9X3SX
diakses tanggal 25 November 2012
11
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721