Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TESIS

PENGARUH PROGRAM INTERVENSI KEPERAWATAN BERBASIS MODEL


KONSEPTUAL LEVINE TERHADAP PEMULIHAN PASIEN FRAKTUR
DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

HENRIANTO KAROLUS SIREGAR


177046041/KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Komisi Penguji
Ketua : Dr. Dudut Tanjung, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB.
Anggota : Nunung Febriany Sitepu, S.Kep.,Ns. MNS
Dr. dr. Ridha Dharmajaya, Sp. BS
Ns. Asrizal, M.Kep., RN., WOC(ET)N.,CHt.N

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN USU Jumat, 19 Juli 2019


BAB 1
PENDAHULUAN
• Fraktur
Di Indonesia bahwa kejadian fraktur
 5,6 juta orang meninggal disebabkan karena kecelakaan
mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu
 1,3 juta orang mengalamai kecacatan fisik secara permanen
yaitu:
 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma berat
 Tahun 2013 mengalami fraktur 8,2 %
 50 % akan memerlukan perawatan di rumah sakit.
 Tahun 2018 megalami fraktur 9,2%.
(Data WHO, 2011).
(Riskesdas, 2018)

Prevalensi kejadian fraktur di Sumatera Utara


Prevalensi Fraktur di RSUP H. Adam Malik Sebanyak 428
terdapat 864 orang yaitu:
orang yaitu :
 Fraktur ekstremitas bawah sebanyak 549 orang
 Fraktur tulang anggota gerak lainnya sebanyak 158 orang
(63,5%)
 Fraktur tulang muka dan tengkorak sebanyak 147 orang
 Fraktur ekstremitas atas sebanyak 250 orang
 Fraktur paha sebanyak 76 orang
(28,9%)
 Fraktur leher dan thoraks sebanyak 35 orang
 Fraktur panggul sebanyak 39 orang (4,5%)
 Disklokasi sebanyak 9 orang
 Fraktur tulang belakang sebanyak 26 orang
 Fraktur meliputi daerah badan multipel sebanyak 3 orang.
(3,1%).
(Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan, 2018).
(Moesbar, 2013).
Fraktur tersebut dapat menyebabkan perubahan yang signifikan pada
hidup seseorang sehingga mengalami pembatasan aktivitas, kecacatan, dan
kehilangan kemandirian. Maka harus segera dilakukan pemulihan fraktur.

• (Black & Hawks, 2014).

Pemulihan fraktur merupakan suatu tahap proses penyembuhan fraktur


yang akan dimulai sejak terjadinya proses fraktur sebagai usaha tubuh
untuk dapat memperbaiki kerusakan yang dialami oleh tubuh. Pemulihan
akibat trauma sangat membutuhkan waktu pemulihan yang berbeda-beda.

• (Whiteing, 2008).
• Pemulihan fraktur tergantung pada faktor usia dimana semakin tua usia seseorang
(Einhorn & maka semakin lama proses pemulihan fraktur tersebut.
Gerstenfeld,
2015).

(Potter,
• Pasien fraktur sering mengalami perubahan baik secara fisik maupun perubahan dari
Perry, psikologisnya.
Stockert, &
Hall, 2016).

• Perubahan psikologis yang dialami akibat fraktur adalah depresi yang dapat
(Alexiou,
Roushias, meningkatkan intensitas nyeri dan stres emosional. Hal ini dapat menghambat
Varitimidis, pemulihan pasien fraktur.
& Malizos,
2018).
• Faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan fraktur yaitu tingkat pemindahan,
(Corrarino,
stabilitas mekanik, integritas tulang, infeksi, usia, status nutrisi, dan komplikasi
2015). penyakit.
Prevalensi pemulihan fraktur di Amerika Serikat menyatakan
bahwa sekitar 7,9 juta individu mengalami fraktur yang terjadi
setiap tahun adalah 5-10% mengalami gangguan pemulihan (Buza
& Einhorn, 2016)

Di Swedia terdapat 61 orang


pemulihan fraktur secara normal
dengan waktu pemulihan dalam 17
Hal tersebut dipengaruhi
berbagai faktor yang dirasakan Pemulihan minggu, 27 orang pemulihan fraktur
yang lambat dengan waktu pemulihan
individu pada saat pengobatan
fraktur.
Fraktur 35 minggu dan 16 orang pemulihan
fraktur abnormal dengan waktu
pemulihan 69 minggu (Karladani et
al., 2001).

Di United Kingdom menyatakan kekuatan fisik individu yang kuat


dapat mempercepat pemulihan fraktur dengan rata-rata 30%
pemulihan dipercepat dalam waktu 12 minggu (Mirhadi, Ashwood, &
Karagkevrekis, 2013).
Individu yang mengalami fraktur sering mengalami masalah yang
kompleks seperti kelelahan, gangguan tidur, penurunan tonus otot,
adanya keterbatasan gerak, menurunnya kekuatan otot, nyeri,
keyakinan diri yang rendah, kecemasan, dan lamanya penyembuhan.

Untuk menjaga kemampuan individu dalam melawan rintangan,


melakukan adaptasi yang sesuai, dan menghadapi ketidakmampuan maka
digunakan model konsepetual konservasi Levine.

Model konseptual Levine ini bertujuan untuk dapat memelihara kebutuhan


individu yang akan menggunakan prinsip konservasi yang diharapkan dapat
berperan meningkatkan kemampuan individu melalui intervensi yang dilakukan
(Alligood & Tomey, 2014).
Model
Konseptual
Levine

Konservasi energi bertujuan untuk menghindari penggunaan energi yang
(Delmore, 2006).
berlebihan yang dapat mengakibatkan gangguan tidur.


Konservasi integritas struktural bertujuan untuk melakukan perawatan secara efektif, perawat berperan
(Klafke et al., 2015). sebagai conservator yang mendukung untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien tersebut.


Konservasi integritas pribadi bertujuan untuk meningkatkan keyakinan diri dan mengurangi
(Delmore, 2006). kecemasan yang dirasakan oleh pasien tersebut selama perawatan di rumah sakit.


Konservasi integritas sosial bertujuan untuk meningkatkan hubungan individu
(Leach, 2006).
dengan keluarga, dan masyarakat agar tercapai hubungan yang baik.
Tujuan Penelitian


Untuk mengidentifikasi pengaruh program intevensi keperawatan berbasis
Tujuan umum model konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H.
Adam Malik Medan.


Mengidentifikasi efektivitas pemulihan fraktur sesudah dilakukan program intervensi keperawatan berbasis model
konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.

Mengidentifikasi efektivitas pemulihan fraktur sesudah dilakukan program intervensi keperawatan berbasis
standar rumah sakit terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.
Tujuan khusus ●
Mengindentifikasi efektivitas pemulihan fraktur dibandingkan program intervensi keperawatan berbasis model
konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.

Mengindentifikasi hubungan pemulihan fraktur dengan program intervensi keperawatan berbasis model
konseptual Levine terhadap pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.

Hipotesis penelitian ini adalah meningkatakan efektifitas pada program
Hipotesis intervensi keperawatan berbasis model konseptual Levine terhadap
pemulihan pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan.


Pendidikan Keperawatan
Manfaat Penelitian ●
Pelayanan Keperawatan

Penelitian Keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Fraktur Konsep Pemulihan Konsep Pemulihan Konsep Model


Fraktur Konservasi Levine

 Pengertian  Pengertian  Pengertian  Pengertian


 Penyebab  Mekanisme  Proses pemulihan  Metaparadigma model
 Manifestasi klinis  Faktor yang fraktur konservasi Levine
 Klasifikasi mempengaruhi  Faktor-faktor yang  Teori keperawatan
 Komplikasi pemulihan. mempengaruhi  Intervensi keperawatan
 Penatalaksanaan pemulihan fraktur. model konservasi Levine
 Faktor-faktor yang
mempengaruhi fraktur
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen:
 Intervensi keperawatan: teknik relaksasi
benson Variabel Dependen
 Intervensi keperawatan: teknik relaksasi  Gangguan tidur
nafas dalam  Nyeri
 Intervensi keperawatan: relaksasi otot  Kecemasan
progresif  Dukungan keluarga
 Intervensi keperawaan: pendidikan
kesehatan

Faktor Perancu
 Umur
 Status nutrisi
 Komplikasi penyakit
BAB 3
METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel


- Seluruh pasien Fraktur yang di rawat di ruang RB 3 RSUP HAM
- 81 orang
Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
- Quasi Experiment
- RSUP HAM
- Metode Nonequivalent
- Agustus
Posts/d
Test
September
Only Control Group Design.
2019
Metode Pengumpulan Data

Tahap persiapan Tahap Intervensi Post test

Selama 30 menit, frekuensi 1 Penilaian dilakukan dengan


Informed Consent kali sehari dan interval waktu kuesioner Questionnaire about
selama 3 hari. the Process of Recovery (QPR).
Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Independen:
Teknik relaksasi Suatu tindakan terapi yang
benson mudah diterapkan dan
berfokus pada bentuk
ekspresi.
Teknik relaksasi napas Suatu bentuk latihan agar
dalam melakukan teknik
relaksasi napas dalam
Teknik relaksasi otot dengan baik.
progresif Memfasilitasi pelepasan
dan peregangan otot yang
Pendidikan Kesehatan menghasilkan sensasi.
Suatu cara yang
mengembangkan
pengalaman belajar yang
dapat memfasilitasi
perilaku individu.
Variabel dan Defenisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Dependen:
Gangguan tidur Suatu kebutuhan mental dan Sleep Quality Scale 0-27: kualitas tidur baik Interval
fisik bagi responden untuk 28-55: kualitas tidur cukup
memberikan kesempatan bagi 56-84: kualitas tidur buruk
otot untuk dapat beristirahat.

Nyeri Suatu pengalaman yang Numeric rating scale 0: tidak nyeri Interval
dirasakan baik pengalaman 2-3: nyeri ringan
sensori dan pengalaman 4-6: nyeri sedang
emosional. 7-10: nyeri berat.

Kecemasan Perasaan tidak nyaman yang Hamilton anxiety 0-17: kecemasan ringan Interval
disertai respon autonom. rating scale 18-24: kecemasan sedang
25-30: kecemasan berat.

Dukungan keluarga Dukungan keluarga adalah Family support scale 0-15: dukungan keluarga kurang Interval
peningkatan minat, tujuan, 16-31: dukungan keluarga cukup
dan nilai-nilai keluarga. 32-48: dukungan keluarga baik.
Metode Pengukuran

Instrument
Kuesioner:
Questionnaire Validitas
about the Process - Content
of Recovery validity Reliabilitas
(QPR), Sleep index (CVI) -Hasil uji
Quality Scale adalah 0.8. Instrumen
(SQS), Numeric - Uji valid menggunakan
Rating Scale, kepada cronbach’s alpha
Hamilton Anxiety 3 orang
Rating Scale, dan experts
Family support
scale
Metode Analisis Data

Pengolahan Data Analisa Univariat Analisa Bivariat

Editing Distribusi Frekuensi Uji Kolmogrov Smirnov.

Coding Persentasi Data Independent T-test

Entry

Cleaning

Prosesing
Pertimbangan Etik

Asas Manfaat (Beneficience)

Bebas Dari Kerugian dan Ketidaknyamanan

Bebas Dari Eksploitasi

Asas Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect For Human Dignity)

Hak untuk memperoleh informasi (the right to full disclosure)

Asas keadilan(justice)
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai