Anda di halaman 1dari 177

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.13. Menganalisis pembuatan benda kerja 3.13.1. Merinci pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja
dengan memiringkan meja mesin mesin untuk pembuatan rack miring.(C4)
untuk pembuatan rack miring 3.13.2. Menyimpulkan pembuatan benda kerja dengan
memiringkan meja mesin untuk pembuatan rack
miring.(C5)
3.13.3. Merencanakan pembuatan benda kerja dengan
memiringkan meja mesin untuk pembuatan rack
miring.(C6)
4.13. Menentukan pembuatan benda kerja 4.13.1. Mendesain pembuatan benda kerja dengan memiringkan
dengan memiringkan meja mesin meja mesin untuk pembuatan rack miring.
untuk pembuatan rack miring. 4.13.2. Mengelola pembuatan benda kerja dengan memiringkan
meja mesin untuk pembuatan rack miring.
4.13.3. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan
meja mesin untuk pembuatan rack miring.

A. TUJUAN
1. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

C. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT


Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.13. Menganalisis pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring
4.13. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring.

Roda gigi helik dapat digunakan untuk menghubungkan poros yang sejajar atau untuk poros
yang menyudut. Gigi-gigi penyusunnya dibuat menyudut dengan poros roda gigi. Roda
gigi ini dipakai untuk menguhubungkan poros yang sejajar, atau pada kecepatan yang tinggi.
Contoh penggunaannya seperti pada gearbox(synchromesh), valve timing gears.
Beberapa keuntungan menggunakan roda gigi helik antara lain :
a. roda gigi helik dapat dioperasikan pada kecepatan tinggi daripada pada rodagigi lurus
b. roda gigi helik lebih mudah pengoperasiannya daripada roda gigi lurus
c. perbedaan senter dapat diatur sesuai dengan sudut gigi
d. roda gigi helik lebih kuat daripada rodagigi lurus
Namun demikian kelemahannya adalah pembuatan roda gigi helik lebih mahaldaripada pembuatan r
oda gigi lurus

Gambar Roda Gigi Helix

Roda Gigi Rack dan Pinion


Roda gigi rack merupakan roda gigi dengan gigi-gigi yang dipotong lurus. Sedangkan roda gigi
penggeraknya dinamakan pinion. Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak puitar roda gigi menjadi
gerak lurus. Pinion pada umumya mempunyai jumlah gigi dan ukuran yang lebih kecil dengan gigi lurus
ataupun helik. Beberapa contoh penggunaan rack dan pinion ini adalah: pada penggerak eretan di mesin
bubut, mekanisme kecepatan pada mesin planning, dan pengatur ketinggian pada mesin bor.

Gambar Roda Gigi Rack dan Pinion

Pengefraisan Roda Gigi Rack Untuk pengefraisan roda gigi rack diperlukan langkah-langkah tertentu agar
pembuatan roda gigi yang dikerjakan pada mesin frais sesuai dengan rencana yang ditentukan.
Langkah-langkah pembuatan roda rack akan meliputi:
1. Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi
2. Pemasangan Benda kerja
3. Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
4. Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan
5. Pemotongan

1. Penyiapan Benda kerja


Pengefraisan roda gigi lurus dilakukan pada benda kerja dengan bentuk persegi. Proses
pembuatan roda gigi merupakan kelanjutan dari pekerjaan frais terutama daklam menbuat bahan
dasarnya (blank). Oleh karena itu diperlukan langkah cermat dalam menyiapkan bahasn dasar
melalui proses frais.
Dalam proses pembuatan bahan awal rack, factor penting yang haris diperhatikan adalah
kelrataan, kelurusan dan ketegaklurusan masingmasing bidang . Ukuran bahan awal dari roda
gigi rack sangat tergantung Gambar di atas. Roda Gigi Rack 23 dari fungsi dan kegunaannya,
sehingga dimungkinkan vareasi yang amat banyak.
Untuk pembuatan roda gigi rack dapat digunakan mesin frais horizontal, maupun universal.
Mesin tersebut harus dilengkapi dengan beberapa kelengkapan antara lain:
 pisau frais dengan modul yang sama dengan modul giginya
 alat-alat penjepit, klem dan alat-alat pembawa
 alat-alat ukur, jangka sorong, jangka bengkok, penyiku dan lainnya
 blok gores dan semacamnya
2. Pemasangan Benda Kerja
Dalam pengefraisan gigi rack, pencekaman benda kerja dapat dilakukan dengan menjepit benda
kerja pada ragum, menggunakan fixture dan dapat pula diklem langsung di meja mesin.
Pada pencekaman dengan ragum, benda kerja dicekam melintang sebessar 90 0 terhadap meja.
Sedangkan untuk pengefraisan dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan
fixture guna mengurangi waktu setting. Pencekaman dengan klem dapat dilakukan dnegan dua
klem yang didikatkan pada alur T meja mesin frais. Dicekam di Ragum Diklem Langsung Gambar
13. Pemasangan Benda Kerja dalam Pengefraisan Rack
3. Pemilihan, pemasangan dan pensetingan pisau frais
Dalam pemilihan, pemasangan dan pensetingan pisau pada pengefraisan rack pada dasarnya
sama dengan pemilihan, pemasangan maupun pensetingan pisau pada pengefraisan roda gigi
lurus.
4. Penentuan kedalaman pemotongan
Kedalaman pemotongan harus ditentukan dan merupakan bahan pertimbangan dalam menseting
pisau frais. Pada umunya kedalaman pemotongan untuk system modul dan Diametral pitch dapat
dihitung sebagi berikut: Kedalaman pemotongan = 2,25 x modul Sedangkan untuk system
diametral pitch:
Kedalaman Pemotongan = DP 2,157
Cara menseting kedalaman pemotongan
a. Gerakkan meja hingga benda kerja yang telah dicekam pada tempatb yang akan disayat
berada pada posisis tengah di bawah pisau.
b. Tempelkan kertas tipis yang telah dibasahi pada permukaan benda kerja
c. Hidupkan mesin hingga pisau frais berputar dan siap menyayat
d. Dekatkan benda kerja menuju pisau frais hingga menyentuh kertas tipis.
e. Bila pisau telah menyentuh kertas tipis, hentikan mesin dan setinglah ukuran pada angka nol
f. Bebaskan benda kerja dengan menggerakkan lurus dan naikkan sesuai jedalaman yang
disyaratkan
g. Lakukan pemakanan hingga tercapai kedalaman yang ditentukan dan jumlah gigi yang
ditentukan
5. Pemotongan Gigi
Setelah pemasangan benda kerja, pengecekan kelurusan pahat, penentuan speed dan feed,
setting dalam pemotoingan, siap maka langkah selanjutnya adalah operasional pemotongan.
a. sayatlah gigi pertama dengan poemakanan otomatis dan aturlah langkah meja sehingga akan
berhenti apabila pahat telah sdsmapi di ujung benda kerja
b. Setelah satu kalim openyeyatan telitilah ketepatan profil maupun ketepatan nukuran agar dapat
dilakukan perbaikan bila masih kurang
c. Lakukan pemakana npada gigi ke tiga dan selanjutnya hingga selesai.
Pitch pada pengefraisan rack pada dasarnya sama dengan pitch pada penegfraisan rooda gigi
lurus. Pitch dapat dihitung dengan rumusan berikut:
Pitch = m x π mm
Contoh:
Tentukan pergeseran meja frais pada pengefraisan rack (pitch) pada rack modul 2 Penyelesaian:
Pitch = m x π = 2 x 3,14 = 6,28 mm
sedangkan untuk system diametral pitch, pitch dapat dihitung dengan rumus:
Pitch = DP phi 26
Contoh
Tentukan pergeseran meja frais pada pengefraisan rack (pitch) pada rack 12 DP Penyelesaian:
Pitch = DP phi Pitch = 12 3,14 = 0,261 inchi (6,65 mm)
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.13 KD. 3.14 KD. 3.15 Nilai


No Nama
dan 4.13 dan 4.14 dan 4.15 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.13. Menganalisis Pertemuan Ke 1 3.13.1. Siswa Testulis 1. Jelaskan cara
pembuatan benda 3.13.1. Merinci mampu pemasangan
kerja dengan pembuatan benda menjelaskan benda kerja
kerja dengan pemasangan benda pada ragum
memiringkan meja
memiringkan meja kerja pada ragum mesin frais!
mesin untuk mesin untuk mesin frais. (Skor 100)
pembuatan rack pembuatan rack
miring miring

Pertemuan Ke-2
2. Jelaskan
3.13.2. 3.13.2. Siswa perbedaan
Menyimpulkan mampu pembuatan
pembuatan benda menjelaskan rack lurus dan
kerja dengan perbedaan rack rack miring!
memiringkan meja lurus dan rack
mesin untuk miring.
pembuatan rack
miring

Pertemuan Ke-3 3. Jelaskan


3.13.3. Merencanakan langkah-
pembuatan benda 3.13.3. Siswa mampu langkah
menerapkan pengefraisan
kerja dengan
proses rack miring.
memiringkan meja pengefraisan rack (skor 100)
mesin untuk miring.
pembuatan rack
miring.

Jawaban :

1. Cara pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais:


a. Ukur dimensi benda kerja awal
b. Bersihkan permukaan ragum presisi dengan majun
c. Letakkan paralel pad pada mulut ragum untuk mengganjal supaya benda kerja berada di
atas pemukaan mulut ragum.
d. Kencangkan hendel ragum sekitar 80% kekencangan
e. Pukul benda kerja dengan palu karet pda bagian tengah benda kerja, supaya dasar benda
kerja bener-benar menempel dasar permukaan.
f. Kencangkan ragum hingga maksimal.
g. Lakukan pekerjaan mesin frais.

2. Perbedaan pembuatan rack lurus dengan rack miring adalah pada penempatan sudut pada ragum
presisi disetting sesuai perhitungan sudut rack miring. Cara pengaturannya adalah dengan cara
mengendorkan baut pengunci ragum presisi yang berada di sebelah bawah kanan dan kiri cekam
ragum dengan menggunakan kunci pas atau ring. Atur kemiringan ragum sesuai dengan
perhitungan rumus rack miring diletakkan pada skala sudut yang berada di bawah mulut ragum.
Kencangkan kedua mur pengunci dengan kunci pas atau kunci ring.
3. Langkah-langkah pengefraisan rack miring adalah :
a. Penyiapan benda kerja
b. Pemasangan benda kerja
c. Pemilihan, Pemasangan, dan Pengesetan Pisau Frais Pada dasarnya, pemilihan, pemasangan,
dan pengesetan pisau pada pengefraisan rack sama dengan pemilihan, pemasangan, maupun
pengesetan pisau pada pengefraisan roda gigi lurus.
d. Penentuan Kedalaman Pemotongan
Cara mengeset kedalaman pemotongan
1) Gerakkan meja hingga benda kerja yang telah dicekam pada tempatyang akan disayat
berada pada posisi tengah bawah pisau.
2) Tempelkan kertas tipis yang telah dibasahi pada permukaan benda kerja.
3) Hidupkan mesin hingga pisau frais berputar dan siap menyayat.
4) Dekatkan benda kerja menuju pisau frais hingga menyentuh kertas tipis.
5) Jika pisau telah menyentuh kertas tipis, hentikan mesin dan atur ukuran pada angka nol.
6) Bebaskan benda kerja dengan digerakkan lurus dan naikkan sesuai kedalaman yang
disyaratkan.
7) Lakukan pemakanan hingga tercapai kedalaman dan jumlah gigi yang ditentukan.

e. Prosedur Pemotongan
Pemotongan gigi rack lurus pada mesin frais dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Pelajari gambar kerja.
2) Persiapan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk pembuatan roda gigi lurus.
3) Pasang blank gigi rack pada ragum yang telah terpasang sebelumnya.
4) Setting pisau pada sisi benda kerja dan selanjutnya geser pisau.
5) Atur kedalaman pemakanan.
6) Setelah dipastikan bahwa posisi cutter pada posisi yang benar, lakukan pemotongan pada
gigi pertama.
7) Selanjutnya, lakukan pemotongan gigi kedua dengan menggeser meja.
8) Ukurlah tebal gigi dengan gear tooth vernier. Jika ternyata ada kekurangan, atur kembali
depth of cut (h).
9) Selanjutnya, lakukan pemotongan hingga selesai dengan menggunakan gerakan meja
secara otomatis/manual.
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 100
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 100
IPK
3. 3 3 x 100 NA Esay = (1000/1200) x 100 = 83,33

Jumlah 1000
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.13. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin
untuk pembuatan rack miring.

IPK :
Pertemuan Ke-1
4.13.1. Mengatur pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais.
4.13.2. Melakukan proses penyeyatan rata muka siku dan sejajar dan samping benda kerja

Pertemuan Ke-2
4.13.3. Menerapkan penyayatan roda gigi rack miring pada salah satu perukaan balok segi empat.
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.13. Menentukan Mengefrais rata, siku XII/ 5 1. Disajikan berbagai pekerjaan 1
pembuatan dan sejajar dalam penyayatan menggunakan
benda kerja membuat benda mesin frais untuk membuat
dengan kerja balok segi benda kerja berbentuk balok
memiringkan empat, dilanjutkan segi empat yang presisi dengan
meja mesin mengefrais roda gigi mempertimbangkan kerataan,
untuk rack miring. kesejajaran dan kesikuan
pembuatan 2. Disajikan berbagai pekerjaan
rack miring. penyayatan menggunakan
mesin frais untuk membuat
benda kerja berbentuk roda gigi
rack miring
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman
Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat rack miring
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
1. Penggunaan alat
10
pendukung Bobot
2. Proses Kerja
2. Penggunaan paralel pad 10 40%
3. Pemasangan benda kerja 10
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Panjang balok 125 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Lebar balok 15 mm 10
40%

3. Tebal balok 15 mm 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.13. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja
mesin untuk pembuatan rack miring.
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 9,0-10
dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 7,0-7,9
1.1. Perencanaan langkah
dengan gambar kerja dan masih ada
kerja (WP)
koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat
0 – 4,9
sesuai dengan gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 9,0-10
kerja dan dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 8,0-8,9
dan dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 7,0-7,9
dan dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai dengan
0 – 4,9
keperluan
II Proses Kerja
1.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai 9,0-10
pendukung prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.2. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
1.3. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
3.1.Panjang 125 mm Pengecekan pemakanan permukaan dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan pemakanan permukaan masih
0 – 4,9
goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum kurang 7,0-7,9
3.2.Lebar 15 mm
lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang ragum masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan arah melintang ragum masih
0 – 4,9
goyang
1.3. Tebal 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
4.1. Penggunaan APD Menunjukkan menggunakan APD kurang 7,0-7,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak
0 – 4,9
memperhatikan standar operasi.
Menunjukkan usaha sungguh-sungguh 9,0-10
dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh- 8,0-8,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.2. Melaksanakan K3
Menunjukkan usaha kurang sungguh- 7,0-7,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh- 5,0 – 6,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung jawab 9,0-10
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung jawab 8,0-8,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.3. Tanggung jawab Menunjukkan usaha kurang tanggung 7,0-7,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung jawab 5,0 – 6,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung jawab. 0 – 4,9
Menunjukkan usaha bekerja sama dengan 9,0-10
4.4. Bekerja sama
kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama dengan 8,0-8,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama dengan cukup 7,0-7,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja sama 5,0 – 6,9
dengan kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
4.5. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang
kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan 5,0 – 6,9
dalam menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik dan 9,0-10
benar
Selesai tepat waktu dengan hasil kurang 8,0-8,9
baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik 7,0-7,9
dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan kurang 5,0 – 6,9
baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.14.Menerapkan prosedur teknik mengefrais 3.13.1. Mengklasifikasikan prosedur teknik mengefrais roda gigi
roda gigi miring miring
3.13.2. Menjelaskan prosedur teknik mengefrais roda gigi miring
3.13.3. Mengnalisis perencanaan dan prosedur teknik mengefrais
roda gigi miring
3.13.4. Menyimpulkan prosedur teknik mengefrais roda gigi miring
3.13.5. Merancang prosedur teknik mengefrais roda gigi miring
4.14. Membuat roda gigi miring 4.14.1. Menerapkan pembuatan roda gigi miring.
4.14.2. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi miring.
4.14.3. Mengembangkan pembuatan roda gigi miring.
4.14.4. Menentukan pembuatan roda gigi miring.
4.14.5. Mendesain pembuatan roda gigi miring.

B. TUJUAN
1. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

E. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.14. Menerapkan prosedur teknik mengefrais roda gigi miring


4.14. Membuat roda gigi miring

Roda gigi helik atau roda gigi miring dapat digunakan untuk menghubungkan poros yang sejajar atau
untuk poros yang menyudut. Gigi-gigi penyusunnya dibuat menyudut dengan poros roda
gigi. Rodagigi ini dipakai untuk menguhubungkan poros yang sejajar, atau.pada.kecepatan yang tinggi.
Contoh penggunaannya seperti pada gearbox(synchromesh), valve timing gears.
Beberapa keuntungan menggunakan roda gigi helik antara lain :
a. roda gigi helik dapat dioperasikan pada kecepatan tinggi daripada pada rodagigi lurus
b. roda gigi helik lebih mudah pengoperasiannya daripada roda gigi lurus
c. perbedaan senter dapat diatur sesuai dengan sudut gigi
d. roda gigi helik lebih kuat daripada rodagigi lurus
Namun demikian kelemahannya adalah pembuatan roda gigi helik lebih mahaldaripada pembuatan r
oda gigi lurus

Gambar Roda Gigi Helix

Roda Gigi Rack dan Pinion


Roda gigi rack merupakan roda gigi dengan gigi-gigi yang dipotong lurus. Sedangkan roda gigi
penggeraknya dinamakan pinion. Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak puitar roda gigi menjadi
gerak lurus. Pinion pada umumya mempunyai jumlah gigi dan ukuran yang lebih kecil dengan gigi lurus
ataupun helik. Beberapa contoh penggunaan rack dan pinion ini adalah: pada penggerak eretan di mesin
bubut, mekanisme kecepatan pada mesin planning, dan pengatur ketinggian pada mesin bor.

Gambar Roda Gigi Rack dan Pinion

Pengefraisan Roda Gigi Rack Untuk pengefraisan roda gigi rack diperlukan langkah-langkah tertentu agar
pembuatan roda gigi yang dikerjakan pada mesin frais sesuai dengan rencana yang ditentukan.
Langkah-langkah pembuatan roda rack akan meliputi:
1. Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi
2. Pemasangan Benda kerja
3. Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
4. Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan
5. Pemotongan

5. Penyiapan Benda kerja


Pengefraisan roda gigi lurus dilakukan pada benda kerja dengan bentuk persegi. Proses
pembuatan roda gigi merupakan kelanjutan dari pekerjaan frais terutama daklam menbuat bahan
dasarnya (blank). Oleh karena itu diperlukan langkah cermat dalam menyiapkan bahasn dasar
melalui proses frais.
Dalam proses pembuatan bahan awal rack, factor penting yang haris diperhatikan adalah
kelrataan, kelurusan dan ketegaklurusan masingmasing bidang . Ukuran bahan awal dari roda
gigi rack sangat tergantung Gambar di atas. Roda Gigi Rack 23 dari fungsi dan kegunaannya,
sehingga dimungkinkan vareasi yang amat banyak.
Untuk pembuatan roda gigi rack dapat digunakan mesin frais horizontal, maupun universal.
Mesin tersebut harus dilengkapi dengan beberapa kelengkapan antara lain:
 pisau frais dengan modul yang sama dengan modul giginya
 alat-alat penjepit, klem dan alat-alat pembawa
 alat-alat ukur, jangka sorong, jangka bengkok, penyiku dan lainnya
 blok gores dan semacamnya
6. Pemasangan Benda Kerja
Dalam pengefraisan gigi rack, pencekaman benda kerja dapat dilakukan dengan menjepit benda
kerja pada ragum, menggunakan fixture dan dapat pula diklem langsung di meja mesin.
Pada pencekaman dengan ragum, benda kerja dicekam melintang sebessar 90 0 terhadap meja.
Sedangkan untuk pengefraisan dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan
fixture guna mengurangi waktu setting. Pencekaman dengan klem dapat dilakukan dnegan dua
klem yang didikatkan pada alur T meja mesin frais. Dicekam di Ragum Diklem Langsung Gambar
13. Pemasangan Benda Kerja dalam Pengefraisan Rack
7. Pemilihan, pemasangan dan pensetingan pisau frais
Dalam pemilihan, pemasangan dan pensetingan pisau pada pengefraisan rack pada dasarnya
sama dengan pemilihan, pemasangan maupun pensetingan pisau pada pengefraisan roda gigi
lurus.
8. Penentuan kedalaman pemotongan
Kedalaman pemotongan harus ditentukan dan merupakan bahan pertimbangan dalam menseting
pisau frais. Pada umunya kedalaman pemotongan untuk system modul dan Diametral pitch dapat
dihitung sebagi berikut: Kedalaman pemotongan = 2,25 x modul Sedangkan untuk system
diametral pitch:
Kedalaman Pemotongan = DP 2,157
Cara menseting kedalaman pemotongan
a. Gerakkan meja hingga benda kerja yang telah dicekam pada tempatb yang akan disayat
berada pada posisis tengah di bawah pisau.
b. Tempelkan kertas tipis yang telah dibasahi pada permukaan benda kerja
c. Hidupkan mesin hingga pisau frais berputar dan siap menyayat
d. Dekatkan benda kerja menuju pisau frais hingga menyentuh kertas tipis.
e. Bila pisau telah menyentuh kertas tipis, hentikan mesin dan setinglah ukuran pada angka nol
f. Bebaskan benda kerja dengan menggerakkan lurus dan naikkan sesuai jedalaman yang
disyaratkan
g. Lakukan pemakanan hingga tercapai kedalaman yang ditentukan dan jumlah gigi yang
ditentukan
5. Pemotongan Gigi
Setelah pemasangan benda kerja, pengecekan kelurusan pahat, penentuan speed dan feed,
setting dalam pemotoingan, siap maka langkah selanjutnya adalah operasional pemotongan.
a. sayatlah gigi pertama dengan poemakanan otomatis dan aturlah langkah meja sehingga akan
berhenti apabila pahat telah sdsmapi di ujung benda kerja
b. Setelah satu kalim openyeyatan telitilah ketepatan profil maupun ketepatan nukuran agar dapat
dilakukan perbaikan bila masih kurang
c. Lakukan pemakana npada gigi ke tiga dan selanjutnya hingga selesai.
Pitch pada pengefraisan rack pada dasarnya sama dengan pitch pada penegfraisan rooda gigi
lurus. Pitch dapat dihitung dengan rumusan berikut:
Pitch = m x π mm
Contoh:
Tentukan pergeseran meja frais pada pengefraisan rack (pitch) pada rack modul 2 Penyelesaian:
Pitch = m x π = 2 x 3,14 = 6,28 mm
sedangkan untuk system diametral pitch, pitch dapat dihitung dengan rumus:
Pitch = DP phi 26
Contoh
Tentukan pergeseran meja frais pada pengefraisan rack (pitch) pada rack 12 DP Penyelesaian:
Pitch = DP phi Pitch = 12 3,14 = 0,261 inchi (6,65 mm)
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.13 KD. 3.14 KD. 3.15 Nilai


No Nama
dan 4.13 dan 4.14 dan 4.15 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

7. Mandiri
8. Tanggung jawab
9. Bekerja sama
10. toleran
11. disiplin
12. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.
Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.14. Menerapkan 3.14.1. Mengklasifikasi 3.14.1. Siswa Testulis 4. Apakah
prosedur teknik kan prosedur mampu keguanaan
mengefrais roda gigi teknik mengklasifikasika roda gigi helik
mengefrais n prosedur teknik atau roda gigi
miring
roda gigi miring mengefrais roda miring dalam
3.14.2. Menjelaskan gigi miring komponen
prosedur teknik 3.14.2. Siswa trasmisi?
mengefrais roda mampu (Skor 20)
gigi miring menjelaskan
3.14.3. Mengnalisis prosedur teknik 5. Sebutkan
perencanaan mengefrais roda langkah
dan prosedur gigi miring pembuatan
teknik 3.14.3. Siswa mampu roda gigi
mengefrais roda mengnalisis miring?
gigi miring perencanaan dan (Skor 20)
3.14.4. Menyimpulkan prosedur teknik
prosedur teknik mengefrais roda 6. Sebutkan
mengefrais roda gigi miring keuntungan
gigi miring 3.14.4. Siswa mampu roda gigi
3.14.5. Merancang menyimpulkan miring/helix?
prosedur teknik prosedur teknik (skor 20)
mengefrais roda mengefrais roda
gigi miring gigi miring 7. Sebutkan
3.14.5. Siswa mampu prosedur
merancang proses
prosedur teknik pemotongan
mengefrais roda
gigi miring?
gigi miring
(skor 20)
8. Tentukan
pergeseran
meja frais
pada
pengefraisan
rack (pitch)
pada rack 12
DP (Skor 20)

Jawaban :
1. Roda gigi helik atau roda gigi miring dapat digunakan untuk menghubungkan poros yang sejajar
atau untuk poros yang menyudut. Gigi-gigi penyusunnya dibuat menyudut dengan poros roda
gigi. Roda gigi ini dipakai menghubungkan poros yang sejajar atau pada kecepatan yang tinggi.
2. Langkah-langkah pembuatan roda rack akan meliputi:
1) Penyiapan benda kerja termasuk penentuan dimensi
2) Pemasangan Benda kerja
3) Pemilihan, pemasangan dan setting pisau frais
4) Penentuan pitch dan kedalaman pemotongan
5) Pemotongan
3. Beberapa keuntungan menggunakan roda gigi helik antara lain :
1) roda gigi helik dapat dioperasikan pada kecepatan tinggi daripada pada rodagigi lurus
2) roda gigi helik lebih mudah pengoperasiannya daripada roda gigi lurus
3) perbedaan senter dapat diatur sesuai dengan sudut gigi
4) roda gigi helik lebih kuat daripada rodagigi lurus
4. Proses pemotongan gigi dilakukan setelah pemasangan benda kerja, pengecekan kelurusan pahat,
penentuan speed dan feed, setting dalam pemotoingan, siap maka langkah selanjutnya adalah
operasional pemotongan.
a. sayatlah gigi pertama dengan poemakanan otomatis dan aturlah langkah meja sehingga akan
berhenti apabila pahat telah sdsmapi di ujung benda kerja
b. Setelah satu kalim openyeyatan telitilah ketepatan profil maupun ketepatan nukuran agar dapat
dilakukan perbaikan bila masih kurang
c. Lakukan pemakana npada gigi ke tiga dan selanjutnya hingga selesai. Pitch pada pengefraisan
rack pada dasarnya sama dengan pitch pada penegfraisan rooda gigi lurus.
5. Penyelesaian:
Pitch = m x π = 2 x 3,14 = 6,28 mm
sedangkan untuk system diametral pitch, pitch dapat dihitung dengan rumus:
Pitch = DP phi
Pitch = 12 3,14 = 0,261 inchi (6,65 mm)

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


5. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
6. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
7. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
8. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 20
2. 2 3 x 20 Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
3. 3 3 x 20 IPK
4. 4 4 x 20 NA Esay = (360/400) x 100 = 90
5. 5 4 x 20
Jumlah 360
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.14. Membuat roda gigi miring.

IPK :
Pertemuan Ke-1
4.15.1. Menerapkan pembuatan roda gigi miring.
4.15.2. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi miring.

Pertemuan Ke-2

4.15.3. Mengembangkan pembuatan roda gigi miring.


4.15.4. Menentukan pembuatan roda gigi miring.

Pertemuan Ke-3

4.15.5. Mendesain pembuatan roda gigi miring.


KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.14 Membuat Konsep: XII/ 5 1. Disajikan berbagai 1
roda gigi  Mengklasifikasikan pekerjaan penyayatan
miring. prosedur teknik mengefrais menggunakan mesin frais
roda gigi miring untuk membuat benda
 Menjelaskan prosedur kerja berbentuk roda gigi
teknik mengefrais roda gigi rack miring
miring
 Mengnalisis perencanaan
dan prosedur teknik
mengefrais roda gigi
miring
 Menyimpulkan prosedur
teknik mengefrais roda gigi
miring
 Merancang prosedur teknik
mengefrais roda gigi
miring
Prosedural :
 Menerapkan K3 dan
berlaku santun, teliti dan
penuh rasa tanggung
jawab saat praktik.
 Menerapkan prosedur
pembuatan roda gigi
miring.
Metakognitif :
 Mendemonstrasikan
prosedur pembuatan roda
gigi miring pada mesin
frais.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


f. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

g. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

h. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

i. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

j. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman
Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK

SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :


Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat roda gigi miring
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
4. Penggunaan alat
10
pendukung Bobot
2. Proses Kerja
5. Penggunaan paralel pad 10 40%
6. Pemasangan benda kerja 10
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Panjang gigi 125 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Lebar gigi 15 mm 10
40%

3.Tinggi gigi 6,65 mm 10


N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.14. Membuat roda gigi miring.
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 9,0-10
dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 7,0-7,9
1.3. Perencanaan langkah
dengan gambar kerja dan masih ada
kerja (WP)
koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat
0 – 4,9
sesuai dengan gambar kerja
1.4. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 9,0-10
kerja dan dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 8,0-8,9
dan dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 7,0-7,9
dan dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai dengan
0 – 4,9
keperluan
II Proses Kerja
1.4. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai 9,0-10
pendukung prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.5. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
1.6. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan permukaan dan 9,0-10
3.1.Panjang 125 mm
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan pemakanan permukaan masih
0 – 4,9
goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum kurang 7,0-7,9
3.2.Lebar 15 mm
lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang ragum masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan arah melintang ragum masih
0 – 4,9
goyang
1.4. Tebal 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
8.1. Penggunaan APD Menunjukkan menggunakan APD kurang 7,0-7,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak
0 – 4,9
memperhatikan standar operasi.
Menunjukkan usaha sungguh-sungguh 9,0-10
dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh- 8,0-8,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
8.2. Melaksanakan K3
Menunjukkan usaha kurang sungguh- 7,0-7,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh- 5,0 – 6,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung jawab 9,0-10
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung jawab 8,0-8,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
8.3. Tanggung jawab Menunjukkan usaha kurang tanggung 7,0-7,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung jawab 5,0 – 6,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung jawab. 0 – 4,9
Menunjukkan usaha bekerja sama dengan 9,0-10
8.4. Bekerja sama kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama dengan 8,0-8,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama dengan cukup 7,0-7,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja sama 5,0 – 6,9
dengan kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
8.5. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang
kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan 5,0 – 6,9
dalam menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik dan 9,0-10
benar
Selesai tepat waktu dengan hasil kurang 8,0-8,9
baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik 7,0-7,9
dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan kurang 5,0 – 6,9
baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.15. Memahami teknik mengefrais roda gigi 3.13.6. Mengklasifikasikan teknik mengefrais roda gigi
konis/payung konis/payung
3.13.7. Menjelaskan teknik mengefrais roda gigi konis/payung
3.13.8. Mengnalisis teknik mengefrais roda gigi konis/payung
3.13.9. Menyimpulkan teknik mengefrais roda gigi konis/payung
3.13.10. Merancang teknik mengefrais roda gigi
konis/payung
4.15. Merancang pembuatan roda gigi 4.15.1. Menerapkan pembuatan roda gigi miring.
konis/payung 4.15.2. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi miring.
4.15.3. Mengembangkan pembuatan roda gigi miring.
4.15.4. Menentukan pembuatan roda gigi miring.
4.15.5. Mendesain pembuatan roda gigi miring.

C. TUJUAN
1. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

G. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.15. Memahami teknik mengefrais roda gigi konis/payung


4.15. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung

Pengertian Roda Gigi Payung


Roda gigi payung (bevel gear) adalah roda gigi dengan bentuk kerucut terpancung (konis). Roda gigi ini
berfungsi untuk mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lainnya yang saling bersinggungan dan
membentuk sudut. Poros yang dimaksud biasanya saling bersinggungan dalam keadaan tegak lurus atau
bersudut 90°. Namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi dengan sudut lebih besar atau
pun kecil dari 90°.

Jenis-Jenis Roda Gigi Payung


1. Roda gigi payung gigi lurus (bevel gear)

Roda gigi jenis ini berbentuk seperti payung atau kerucut. Berfungsi untuk mentransmisikan putaran /
gaya antara dua poros yang berpotongan pada satu titik. Roda gigi payung memiliki pitch berbentuk
kerucut, sehingga pemotongan giginya dilakukan sepanjang putaran kerucut. Roda gigi payung yang
memiliki profil gigi lurus. Jenis roda gigi ini tidak memiliki beban aksial. Ketika dua roda gigi bevel
bersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner terletak pada satu titik dan aksis poros yang
bersinggungan. Sudut yang terbentuk antara kedua roda bisa berapa saja kecuali 0° dan 180°.
2. Roda gigi payung gigi spiral (spiral bevel gear)
Roda gigi payung yang memiliki profil gigi dengan jalur kurva. Roda gigi ini memiliki rasio yang lebih
tinggi dibanding dengan yang bergigi lurus. Sehingga lebih efisien, kuat, getarannya lebih rendah dan
kebisingannya juga rendah. Namun dalam pembuatannya cukup rumit. Karena bentuk giginya yang
melengkung. Bentuk giginya yang melengkung menyebabkan timbulnya gaya dorong aksial.

3. Roda gigi spiral / hypoid

Merupakan roda gigi payung dengan gigi spiral namun kedua aksisnya tidak berpotongan. Roda gigi ini
memiliki gigi melengkung dengan sudut yang memungkinkan kontak gigi menjadi halus. Hal ini yang
membuat suara yang dihasilkan lebih pelan(tidak bising).
4. Roda gigi mitre (mitre gear)

Roda gigi payung yang memiliki pasangan dengan rasio 1. Artinya kedua roda gigi tersebut memiliki
ukuran yang sama persis. Digunakan untuk mengubah arah transmisi tanpa mengubah kecepatan. Profil
giginya dapat dibuat lurus maupun helix. Umumnya posisi poros untuk kedua roda gigi mitre memiliki
sudut 90°. Namun juga ada yang membentuk sudut lainnya yang disebut roda gigi mitra sudut.

5. Roda gigi mahkota (crown gear)


Merupakan roda gigi bevel yang bentuk profil giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk
roda giginya menyerupai mahkota. Hanya dapat dipasangkan secara akurat dengan roda gigi lurus atau
roda gigi bevel.

Rumus Roda Gigi Payung


Dalam pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaanya harus selalu dibuat berpasangan. Karena
roda gigi tidak akan berfungsi jika tidak dipasangkan dengan pasangannya. Pasangan roda gigi payung
yang direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga pasti memiliki suatu perbandingan tertentu. Mulai
dari besar sudut antara kedua porosnya, jumlah giginya, diameternya, dan masih banyak lagi.
Jika dilihat dari sistem pembentukan profil gigi dari dasar-dasar pengukurannya, roda gigi payung ini
sama halnya dengan roda-roda gigi lainnya, yaitu dibentuk dengan 2 sistem :

1. Sistem Metrik (MM)


Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk roda-roda gigi
lurus yaitu :

1.Diameter Tusuk ( Dt ) :
Dt = Z x M
2.Tinggi kepala gigi ( Ha )
Ha = 0,8 x M
3.Tinggi kaki gigi ( Hi )
Hi = 1 xM
4.Tinggi gigi ( Hg )
Hg = 1,8 x M
Tetapi aja juga yang menggunakan ketentuan :
Ha = 1 x M
Hi = 1,66 x M
Hg = 2,66 x M
Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90° , maka :
Untuk roda gigi I

Untuk roda gigi II


Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala ( ϫ =β + ᵟ )
Sudut potong = Sudut tusuk – Sudut kaki ( λ = β – € )
Sudut miring samping = 90° – Sudut tusuk ( 90° – β )

2. Sistem Diametral Pitch (DP)


Sebelum masuk ke rumusnnya alangkah lebih baik kamu memahami dahulu arti darisimbol-
simbol berikut :
Dk = Diameter kepala
Dt = Diameter tusuk
R = Jari-jari penjuru
b = Lebar gigi
Ha = Tinggi kepala gigi
Hi = Tinggi kakia gigi
α = Sudut poros
β = Sudut tusuk
ϫ = Sudut mika
λ = Sudut potong
ᵟ = Sudut kepala
€ = Sudut kaki
θ = Sudut miring samping

Contoh Soal Perhitungan Roda Gigi Payung


1. Hitunglah dimensi / ukuran suatu roda gigi payung, jika diketahui jumlah gigi yang
dibuat adalah : Z = 24 buah, Modul yang digunakan Modul M 2,75 dan sudut tusuknya
adalah β = 45º
JAWAB :
1. Diameter Tusuk (Dt)
Dt = Z x M
Dt = 24 x 2,75
Dt = 66 mm
2. Diameter Kepala (Dka)
Dka = Dt + 1,6 x M Cos β
Dka = 66 + 1,6 x 2,75 x Cos 45º
Dka = 66 + 4,4 x 0,7071
Dka = 69 mm
3. Tinggi Kepala Gigi (Ha)
Ha = 0,8 x M
Ha = 0,8 x 2,75
Ha = 1,76 mm
4. Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Hi = 1 x M
Hi = 1 x 2,75
Hi = 2,75 mm
5. Tinggi Gigi (Hz)
Hz = Ha + Hi
Hz = 1,76 + 2,75
Hz = 4,51 mm
6. Panjang Penjuru (R)

7. Lebar Gigi (B)

8. Sudut Kepala Gigi

9. Sudut kaki Gigi

10. Sudut Muka (Ϫ )


Ϫ= β + α
Ϫ = 45º + 2 º 9’
Ϫ = 47 º 91’
11.Sudut Potong (λ)
λ= β + η
λ= 45º + 3 º 22’
λ= 41 º 38’
12. Sudut miring samping
θ= 90º – 45º
θ= 45º

13 PUTARAN POROS ENGKOL KEPALA PEMBAGI

Jadi putaran poros engkol kepala pembagi adalah 1 (satu) putaran ditambah 12 lubang
pada kedudukan (posisi) lubang piring pembagi berjumlah 18.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.13 KD. 3.14 KD. 3.15 Nilai


No Nama
dan 4.13 dan 4.14 dan 4.15 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama
dalam kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.15. Memahami Pertemuan Ke 1 3.15.1. Siswa mampu Testulis 9. Jelaskan
teknik mengefrais 3.15.1. Merinci menjelaskan pengertian
roda gigi pembuatan benda pengertian roda gigi
kerja dengan roda gigi payung!
konis/payung
memiringkan meja payung. (Skor 25)
mesin untuk
pembuatan rack
miring

Pertemuan Ke-2
3.15.2. Siswa
3.15.2. mampu 10. Jelaskan
Menyimpulkan menguraikan yang
pembuatan benda jenis-jeis roda dimaksud
kerja dengan gigi payung. jenis-jenis
memiringkan meja roda gigi
mesin untuk payung!
pembuatan rack (Skor 25)
miring

3.15.3. Siswa mampu


Pertemuan Ke-3 merencana 11. Buatlah
3.15.3. Merencanakan dengan perencanaan
pembuatan benda perhitungan roda gigi
kerja dengan pembuatan
payung
roda gigi
memiringkan meja dengan
payung.
mesin untuk difinisi
pembuatan rack sebagai
miring. berikut : Z
= 24 buah,
Modul yang
digunakan M
odul M 2,75
dan sudut
tusuknya
adalah β =
45º
(Skor 50)

Jawaban :

1. Roda gigi payung (bevel gear) adalah roda gigi dengan bentuk kerucut terpancung (konis). Roda
gigi ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lainnya yang saling
bersinggungan dan membentuk sudut. Poros yang dimaksud biasanya saling bersinggungan
dalam keadaan tegak lurus atau bersudut 90°. Namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan
roda gigi dengan sudut lebih besar atau pun kecil dari 90°.
2. Jenis-jenis roda gigi payung adalah sebagai berikut :
a. Roda gigi payung gigi lurus (bevel gear)
b. Roda gigi payung gigi spiral (spiral bevel gear)
c. Roda gigi spiral / hypoid
d. Roda gigi mitre (mitre gear)
e. Roda gigi mahkota (crown gear)
12. Diketahui : Z = 24 buah,
M 2,75
β = 45º
Ditanya : Perancangan roda gigi payung :

JAWAB :

1. Diameter Tusuk (Dt)


Dt = Z x M
Dt = 24 x 2,75
Dt = 66 mm
2. Diameter Kepala (Dka)
Dka = Dt + 1,6 x M Cos β
Dka = 66 + 1,6 x 2,75 x Cos 45º
Dka = 66 + 4,4 x 0,7071
Dka = 69 mm
3. Tinggi Kepala Gigi (Ha)
Ha = 0,8 x M
Ha = 0,8 x 2,75
Ha = 1,76 mm
4. Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Hi = 1 x M
Hi = 1 x 2,75
Hi = 2,75 mm
5. Tinggi Gigi (Hz)
Hz = Ha + Hi
Hz = 1,76 + 2,75
Hz = 4,51 mm
6. Panjang Penjuru (R)

7. Lebar Gigi (B)

8. Sudut Kepala Gigi

9. Sudut kaki Gigi

10. Sudut Muka (Ϫ )

Ϫ= β + α
Ϫ = 45º + 2 º 9’
Ϫ = 47 º 91’

11.Sudut Potong (λ)

λ= β + η
λ = 45º + 3 º 22’
λ = 41 º 38’

12. Sudut miring samping

θ= 90º – 45º
θ= 45º

13. PUTARAN POROS ENGKOL KEPALA PEMBAGI

Jadi putaran poros engkol kepala pembagi adalah 1 (satu) putaran ditambah 12 lubang pada kedudukan
(posisi) lubang piring pembagi berjumlah 18.

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


9. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
10. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
11. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
12. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25
4. 4 3 x 25
Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.15. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung

IPK :
Pertemuan Ke-1
4.15.1. Mengatur pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais.
4.15.2. Mengatur sudut kemiringan pada kepala pembagi

Pertemuan Ke-2
4.15.3. Menerapkan penyayatan roda gigi payung
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 2
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.15. Merancang Mengefrais alur XII/ 5 1. Disajikan berbagai pekerjaan 1
pembuatan roda gigi dengan penyayatan menggunakan mesin
roda gigi memiringan frais untuk membuat benda kerja
konis/payung cekam kepala berbentuk trapezium.
pembagi untuk 2. Disajikan berbagai pekerjaan
membuat roda penyayatan menggunakan mesin
fifi payung. frais dan pisau modul untuk
membuat benda kerja berbentuk
roda gigi payung.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


I. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

II. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

III. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

IV. Keselamatan Kerja


1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

V. Langkah Kerja
Langkah-langkah kerja pemotongan roda gigi lurus ini antara lain sbb :
1. Mempersiapkan mesin dan peralatan bantu lainnya yang diperlukan seperti : kepala
pembagi, mandrel, kepala epas, cutter gear, alat ukur, dsb

2. Pasang/ikatlah kepala pembagi dan kepala lepas di atas meja fris periksa kedudukan antara
keduanya (kelurusannya terhadap mesin dan jarak antara kedua senter, supaya benda kerja
dapat diikat antara kepala pembagi dengan lepas)

3. Pasang benda pada mandrel dan jepit/ikat pada kepala pembagi dengan di tumpu kepala
lepas, serta hati/hati dalam menempatkan benda kerja diantara keduanya jangan smpai saat
pemotongan terjadi benturan antara cutter gear dengan kedua alat tsb. ( kepala pembagi
dan kepala lepas )

4. Persiapkan pembagian kepala pembagi ( mengatur letak puncak engkol pemutar kepala
pembagi pada lobang plat pembagi dan mengatur jarak pembatas putaran ), misalnya gigi
yang akan dibuat sebanyak 15 buah gigi, maka engkol pemutar kapala pembagi harus
diputar setiap selesai satu gigi = 40/15 = 2 2/3 putaran. Untuk mendapatkan yang 2/3
putaran dengan tepat dan cepat, digunakan lobang-lobang pembagi yang terdapat pada plat
pembagi yaitu lobang yang berangka dapat dibagi dengan 3, yang terdapat pada plat
pembagi. Misalnya lobang yang berangka 27, maka 2/3 putaran = 2/3 x 27 = 18 bagian ( 19
lobang ). Jadi setiap selesai satu gigi engkol pemutar diputar 2 kali putaran penuh ditambah
18 bagian ( 19 lobang ) pada lobang plat pembagi yang berangka 27 ( puncak engkol dalam
berputar segaris lingkaran dengan lingkaran lobang 27 , untuk tidak selalu menghityng
penambahan 18 bagian ( 19 lobang ) diaturlah jangka pembatas sejarak 18 bagian ( 19
lobang )

5. Pasangkan/ikat cutter gear pada arbor mesin dengan baik dam kuat, dan periksa
kedudukannya terhadap senter kepala pembagi/kepala lepas, sehingga kedudukannya
segaris.

6. Aturlah/stel kedudukan benda kerja terhadap cutter yaitu : dimana jarak antara mata potong
cutter dengan benda kerja setebal kertas, dan cutter berada tepat di puncak garis tengah
bakal roda gigi. ( untuk mendapatkan kadudukan cutter tepat di puncak garis tengah benda
kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara dan salah satu cara dengan bantuan height
gauge ( alat ukur ketinggian ) dengan langkah-langkah sbb : tempatkan height gauge di atas
meja mesin. Atur ujung penggires height gauge setinggi garis senter kepala pembagi/kepala
lepas lalu goreskan terhadap benda kerja dalam kedudukan tetap di atas meja mesin.
Selanjutnya pindahkan letak height gauge. Setelah itu putar kepala pembagi 10 putaran
penuh sehingga goresan yang terdapat pada benda kerja disebabkan ujung penggores
height gauge berada di puncak. Atur/stel ujung mata potong cutter tepat pada garis goresan
tsb.

7. Geser meja mesin hingga benda kerja kedudukannya berada diuar cutter, dan tempatkan
garis pengukur tebal penyayatan ( mokrometer dial ) yang terdapat pada engkol pemutar
gerakan meja vertikal pada angka nol.

8. Naikan meja mesin untuk mendapatkan tebal penyayatan gigi ( dalam gigi ) dengan
berpedoman ada mikrometer dialnya. Dalam penentuan tebal penyayatan tergantung kapada
kondisi mesin, cutter, dan bahan benda kerja berdasarkan hasil pengalaman prakteknya,
sebaiknya penyayatan dalam pembuatan gigi dengan mesin fris dilakukan dua kali
penyayatan dengan tebal penyayatan yanng pertama max ½ dari tunggi gigi yang akan
dibuat.

9. Keraskan semua mur pengikat gerak meja arah vertiakal dan melintang. Setelah itu pastikan
coolant bekerja dan atur kecepatan putaran mesisn ( putaran cuttar dan gerakan meja untuk
pemotongan/feeding ).

10. Hidupkan dan jalankan mesin dan mulailah melakukan penyayatan/pemotongan pertama
dengan gerakan meja secara otomatis ( feeding ). Jika gigi pertama telah selesai disayat,
kembalikan posisisi benda kerja kearah awal penyayatan ( pada posisi langkah 7 ) dengan
menggerakkan meja dengan menekan tombol otomatis atau dengan cara manual.
Selanjutnya putar engkol pemutar kepala pembagi sebanyak yang telah ditentukan
sebelumnya ( langkah 4 ) untuk penyayatan gigi kedua. Dan sayatlah gigi kedua ini dengan
cara yang sama dengan gigi pertama, demikian pula gigi yang lainnya, sehingga semuanya
tersayat.

11. Kendorkan mur pengikat/penahan gerakan meja vertikal agar meja dapat bergerak keatas
untuk menambah tebal penyayatan berikutnya. Naikanlah meja mesin setinggi dalam gigi
yang sebenarnya tercapai. Selanjutnya keraskan kembali mur pengikat/penahan gerakan
meja vertikal.

12. Mulailah/lakukanlah penyayatan kedua ( penyayatan terakhir ) dengan cara yang sama
seperti panyayatan pertama sampai semua gigi tersayat semuanya.

Catatan : selama penfraisan gigi tersebut, cutter fris hendaknya selalu diberikan cairan pendingin
( coolant ) agar mata potong cutter fris tidak cepat tumpul.
GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK

SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :


Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat roda gigi payung
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
7. Penggunaan alat
10
pendukung
Bobot
2. Proses Kerja 8. Penggunaan kepala
10 40%
pembagi
9. Pemasangan benda kerja 10
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1. Diameter Tusuk 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Tinggi Gigi (H) 10
40%

3. Jumlah gigi (Z) 10


N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.13. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat 9,0-10
sesuai dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat 7,0-7,9
1.5. Perencanaan langkah kerja
sesuai dengan gambar kerja dan masih
(WP)
ada koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat
0 – 4,9
sesuai dengan gambar kerja
1.6. Peresiapan peralatan kerja Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 9,0-10
dan dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 8,0-8,9
dan dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 7,0-7,9
dan dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai
0 – 4,9
dengan keperluan
II Proses Kerja
1.7. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai 9,0-10
pendukung. prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.8. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai 9,0-10
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai 9,0-10
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
1.9. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan permukaan 9,0-10
dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan 8,0-8,9
cukup lurus dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
3.1.Tinggi Gigi (H) Pengecekan pemakanan permukaan 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan 5,0 – 6,9
masih miring
Pengecekan pemakanan permukaan
0 – 4,9
masih goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum 8,0-8,9
cukup lurus dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
3.2.Putaran piring pembagi
Pengecekan arah melintang ragum 5,0 – 6,9
masih miring
Pengecekan arah melintang ragum 1 –
masih goyang
4
,
9
3.3. Sudut kemiringan gigi Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 7,0-7,9
kurang sesuai dengan standar operasi.
4.1. Penggunaan APD
Menunjukkan menggunakan APD tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak 0
memperhatikan standar operasi.

Menunjukkan usaha sungguh-sungguh 9,0-10


dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh- 8,0-8,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang sungguh- 7,0-7,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
4.2. Melaksanakan K3
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh- 5,0 – 6,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan

Menunjukkan usaha tanggung jawab 9,0-10


4.3. Tanggung jawab
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung 8,0-8,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang tanggung 7,0-7,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung 5,0 – 6,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung
0 – 4,9
jawab.
Menunjukkan usaha bekerja sama 9,0-10
dengan kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama 8,0-8,9
dengan kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue /
konsisten
4.4. Bekerja sama Menunjukkan bekerja sama dengan 7,0-7,9
cukup kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue /
konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja 5,0 – 6,9
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
4.5. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi
kurang kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan 5,0 – 6,9
dalam menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik 9,0-10
dan benar
Selesai tepat waktu dengan hasil 8,0-8,9
kurang baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil 7,0-7,9
baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan 5,0 – 6,9
kurang baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.16. Menganalisis prosedur teknik frais roda 3.16.1. Mengklasifikasikan prosedur teknik frais roda gigi payung
gigi payung 3.16.2. Menjelaskan prosedur teknik frais roda gigi paying
3.16.3. Mengnalisis prosedur teknik frais roda gigi paying
3.16.4. Menyimpulkan prosedur teknik frais roda gigi paying
3.16.5. Merancang prosedur teknik frais roda gigi payung
4.16. Menentukan pembuatan roda gigi 4.16.1. Menerapkan pembuatan roda gigi konis/payung
konis/payung 4.16.2. Mendemonstrasikan pembuatan roda gigi konis/payung
4.16.3. Mengembangkan pembuatan roda gigi konis/payung
4.16.4. Menentukan pembuatan roda gigi konis/payung
4.16.5. Mendesain pembuatan roda gigi konis/payung

D. TUJUAN
1 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3 Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
2. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

3. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.16. Menganalisis prosedur teknik frais roda gigi payung


4.16. Menentukan pembuatan roda gigi konis/payung

Untuk pembuatan suatu roda gigi dengan mempergunakan mesin perkakas pada umumnya
langkah-langkah pengerjaannya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok kegiatan yaitu :
1. Perencanaan roda gigi ( menghitung harga-harga dimensi dari roda gigi yang akan
dibuat, dan membuat gambar kerjanya/job sheetnya )
2. Membuat bakal roda gigi dengann mesin bubut ( membuat kontruksi roda gigi yang
akan dibuat dengan ukuran-ukuran sesuai dengan yang direncanakan )
3. Membuat/memotong profil gigi pada bakal roda dengan mesin perkakas ( membuat
roda gigi )

Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah pengerjaan pembuatan roda gigi dengan
mesin fris, sbb .

Prosedur Menfrais Roda Gigi Payung (Bevel Gear)


Prinsip kerja pembuatan / pemotongan roda gigi payung ini sama persis dengan roda gigi
lurus atau gigi helik, yaitu benda kerja bergerak horizontal dibawa meja mesin dengan gerakan
memanjang menuju cutter gear yang berputar pada arbor/ sumbu mesin. Perbedaannya hanya
terletak pada posisi/ kedudukan kepala pembaginya. Kepala pembaginya dimiringkan sebesar
sudut potong dari roda gigi payung yang akan dibuat. Jadi langkah kerja pembuatan roda gigi
payung disamping persis sama dengan langkah kerja pembuatan roda gigi lurus ditambah satu
langkah kerja lagi yaitu memiringkan kepala pembagi sebesar sudut potong roda gigi payung
akan dibuat. Disamping penambahan langkah kerja memiringkan kepala pembagi masih ada
pengerjaan lanjutan dalam pembuatan roda gigi payung ini yaitu pengerjaan merapikan profil gigi
roda gigi payung (memotong kedua sisi dari masing-masing profil gigi). Pengerjaan memotong
kedua sisi profil-profil gigi itu dimaksudkan supaya antara lembah dan gunung dari roda gigi
payung simetris dan dengan demikian baru akan dapat bekerja berpasangan.
Pengerjaan merapikan profil gigi roda gigi payung dilakukan setelah selesai pemotongan
profil gigi itu sedalam yang direncanakan (Hg) secara keseluruhan, dengan langkah kerja sebagai
berikut:
1. Setelah pemotongan semua profil gigi sedalam Hg siap dilaksanakan, jauhkan cutter
dari benda kerja, lepaskan/ longarkan mur penggunci gerakkan meja mesin arah
melintang, kemudian nolkan mikrimeter dial yang terdapat pada engkol pemutar meja
arah melintang tersebut.

2. Geser meja mesin arah melintang sejauh secara praktis 1/7 dari tebal profil gigi.
Misalnya jika tebal profil gigi 1,5708 mm, maka meja mesin digeser arah melintang
(menjauhi / mendekati operator) = 1/7 x 1,5707 mm = 0,24 mm.

3. Dekatkan kembali benda kerja terhadap cutter, kemudian longgarkan ikatan chuck
kepala pembagi terhadap benda kerja. Aturlah / paskan kembali ujung mata potong
cutter gear tepat pada alur (lembah) dari roda gigi yang dibuat pada ujungnya (pada
bagian profil gigi yang kecil). Selanjutnya kencangkan kembali ikatan/jepitan chuck
terhadap benda kerja, dan jauhkan benda kerja dari cutter.

4. Kencangkan kembali terlebih dahulu mur penahan gerakkan meja arah melintang.
Selanjutnya hidupkan mesin lakukan pemotongan sisi pertama dari profil gigi ini. Dan
untuk pemotongan sisi pertama dari profil gigi berikutnya putar engkol kepala
pembagi sebanyak putaran pembuatan profil gigi terdahulu (sebelum pekerjaan
merapikan profil gigi)

5. Setelah semua sisi pertama profil gigi roda gigi dipotong. Lanjutkan pemotongan sisi
kedua (sisi profil gigi lainnya) dengan cara bebaskan benda kerja dari cutter,
longarkan kembali mur penahan gerakan meja arah melintang. Selanjutnya geser
meja arah melintang ini berlawanan arah penggeseran pemotongan sisi pertama profil
gigi sejuah 2/7 dari lebar gigi. Kemudian lakukan kembali pengepasan cutter pada alur
(lembah) gigi seperti langkah 3 tersebut di atas. Setelah itu lakukan pemotongan sisi
kedua dari profil gigi sebagaimana pemotongan sisi pertama (seperti langkah 4
tersebut di atas).
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.16 KD. 3.17 KD. 3.18 Nilai


No Nama
dan 4.16 dan 4.17 dan 4.18 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.16. Menganalisis 3.16.1. Merinci 3.16.1. Siswa mampu Testulis 13. Bagaimanaka
prosedur teknik frais pembuatan benda menjelaskan h langkah
roda gigi payung kerja dengan pemasangan benda alur
memiringkan meja kerja pada ragum
pembuatan
mesin untuk mesin frais.
pembuatan rack roda gigi
miring payung?
(Skor 100)

Jawaban :

Langkah-langkah pembuatan roda gigi payung

1. Setelah pemotongan semua profil gigi sedalam Hg siap dilaksanakan, jauhkan cutter dari benda kerja,
lepaskan/ longarkan mur penggunci gerakkan meja mesin arah melintang, kemudian nolkan
mikrimeter dial yang terdapat pada engkol pemutar meja arah melintang tersebut.

2. Geser meja mesin arah melintang sejauh secara praktis 1/7 dari tebal profil gigi. Misalnya jika tebal
profil gigi 1,5708 mm, maka meja mesin digeser arah melintang (menjauhi / mendekati operator) =
1/7 x 1,5707 mm = 0,24 mm.

3. Dekatkan kembali benda kerja terhadap cutter, kemudian longgarkan ikatan chuck kepala pembagi
terhadap benda kerja. Aturlah / paskan kembali ujung mata potong cutter gear tepat pada alur
(lembah) dari roda gigi yang dibuat pada ujungnya (pada bagian profil gigi yang kecil). Selanjutnya
kencangkan kembali ikatan/jepitan chuck terhadap benda kerja, dan jauhkan benda kerja dari cutter.

4. Kencangkan kembali terlebih dahulu mur penahan gerakkan meja arah melintang. Selanjutnya
hidupkan mesin lakukan pemotongan sisi pertama dari profil gigi ini. Dan untuk pemotongan sisi
pertama dari profil gigi berikutnya putar engkol kepala pembagi sebanyak putaran pembuatan profil
gigi terdahulu (sebelum pekerjaan merapikan profil gigi)

5. Setelah semua sisi pertama profil gigi roda gigi dipotong. Lanjutkan pemotongan sisi kedua (sisi
profil gigi lainnya) dengan cara bebaskan benda kerja dari cutter, longarkan kembali mur penahan
gerakan meja arah melintang. Selanjutnya geser meja arah melintang ini berlawanan arah
penggeseran pemotongan sisi pertama profil gigi sejuah 2/7 dari lebar gigi. Kemudian lakukan
kembali pengepasan cutter pada alur (lembah) gigi seperti langkah 3 tersebut di atas. Setelah itu
lakukan pemotongan sisi kedua dari profil gigi sebagaimana pemotongan sisi pertama (seperti
langkah 4 tersebut di atas).

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


13. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
14. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
15. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
16. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 3 x 100
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
IPK
NA Esay = (300/400) x 100 = 75

Jumlah 300
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.16. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung

IPK :
Pertemuan Ke-1
4.15.1. Mengatur pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais.
4.15.2. Mengatur sudut kemiringan pada kepala pembagi

Pertemuan Ke-2
4.15.3. Menerapkan penyayatan roda gigi payung
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 2
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.16. Merancang Mengefrais alur XII/ 5 1. Disajikan berbagai pekerjaan 1
pembuatan roda gigi dengan penyayatan menggunakan mesin
roda gigi memiringan frais untuk membuat benda kerja
konis/payung cekam kepala berbentuk trapezium.
pembagi untuk 2. Disajikan berbagai pekerjaan
membuat roda penyayatan menggunakan mesin
fifi payung. frais dan pisau modul untuk
membuat benda kerja berbentuk
roda gigi payung.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


1. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

2. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

3. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

4. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

5. Langkah Kerja
Langkah-langkah kerja pemotongan roda gigi lurus ini antara lain sbb :
1. Mempersiapkan mesin dan peralatan bantu lainnya yang diperlukan seperti : kepala
pembagi, mandrel, kepala epas, cutter gear, alat ukur, dsb

2. Pasang/ikatlah kepala pembagi dan kepala lepas di atas meja fris periksa kedudukan antara
keduanya (kelurusannya terhadap mesin dan jarak antara kedua senter, supaya benda kerja
dapat diikat antara kepala pembagi dengan lepas)

3. Pasang benda pada mandrel dan jepit/ikat pada kepala pembagi dengan di tumpu kepala
lepas, serta hati/hati dalam menempatkan benda kerja diantara keduanya jangan smpai saat
pemotongan terjadi benturan antara cutter gear dengan kedua alat tsb. ( kepala pembagi
dan kepala lepas )

4. Persiapkan pembagian kepala pembagi ( mengatur letak puncak engkol pemutar kepala
pembagi pada lobang plat pembagi dan mengatur jarak pembatas putaran ), misalnya gigi
yang akan dibuat sebanyak 15 buah gigi, maka engkol pemutar kapala pembagi harus
diputar setiap selesai satu gigi = 40/15 = 2 2/3 putaran. Untuk mendapatkan yang 2/3
putaran dengan tepat dan cepat, digunakan lobang-lobang pembagi yang terdapat pada plat
pembagi yaitu lobang yang berangka dapat dibagi dengan 3, yang terdapat pada plat
pembagi. Misalnya lobang yang berangka 27, maka 2/3 putaran = 2/3 x 27 = 18 bagian ( 19
lobang ). Jadi setiap selesai satu gigi engkol pemutar diputar 2 kali putaran penuh ditambah
18 bagian ( 19 lobang ) pada lobang plat pembagi yang berangka 27 ( puncak engkol dalam
berputar segaris lingkaran dengan lingkaran lobang 27 , untuk tidak selalu menghityng
penambahan 18 bagian ( 19 lobang ) diaturlah jangka pembatas sejarak 18 bagian ( 19
lobang )

5. Pasangkan/ikat cutter gear pada arbor mesin dengan baik dam kuat, dan periksa
kedudukannya terhadap senter kepala pembagi/kepala lepas, sehingga kedudukannya
segaris.

6. Aturlah/stel kedudukan benda kerja terhadap cutter yaitu : dimana jarak antara mata potong
cutter dengan benda kerja setebal kertas, dan cutter berada tepat di puncak garis tengah
bakal roda gigi. ( untuk mendapatkan kadudukan cutter tepat di puncak garis tengah benda
kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara dan salah satu cara dengan bantuan height
gauge ( alat ukur ketinggian ) dengan langkah-langkah sbb : tempatkan height gauge di atas
meja mesin. Atur ujung penggires height gauge setinggi garis senter kepala pembagi/kepala
lepas lalu goreskan terhadap benda kerja dalam kedudukan tetap di atas meja mesin.
Selanjutnya pindahkan letak height gauge. Setelah itu putar kepala pembagi 10 putaran
penuh sehingga goresan yang terdapat pada benda kerja disebabkan ujung penggores
height gauge berada di puncak. Atur/stel ujung mata potong cutter tepat pada garis goresan
tsb.

7. Geser meja mesin hingga benda kerja kedudukannya berada diuar cutter, dan tempatkan
garis pengukur tebal penyayatan ( mokrometer dial ) yang terdapat pada engkol pemutar
gerakan meja vertikal pada angka nol.

8. Naikan meja mesin untuk mendapatkan tebal penyayatan gigi ( dalam gigi ) dengan
berpedoman ada mikrometer dialnya. Dalam penentuan tebal penyayatan tergantung kapada
kondisi mesin, cutter, dan bahan benda kerja berdasarkan hasil pengalaman prakteknya,
sebaiknya penyayatan dalam pembuatan gigi dengan mesin fris dilakukan dua kali
penyayatan dengan tebal penyayatan yanng pertama max ½ dari tunggi gigi yang akan
dibuat.

9. Keraskan semua mur pengikat gerak meja arah vertiakal dan melintang. Setelah itu pastikan
coolant bekerja dan atur kecepatan putaran mesisn ( putaran cuttar dan gerakan meja untuk
pemotongan/feeding ).

10. Hidupkan dan jalankan mesin dan mulailah melakukan penyayatan/pemotongan pertama
dengan gerakan meja secara otomatis ( feeding ). Jika gigi pertama telah selesai disayat,
kembalikan posisisi benda kerja kearah awal penyayatan ( pada posisi langkah 7 ) dengan
menggerakkan meja dengan menekan tombol otomatis atau dengan cara manual.
Selanjutnya putar engkol pemutar kepala pembagi sebanyak yang telah ditentukan
sebelumnya ( langkah 4 ) untuk penyayatan gigi kedua. Dan sayatlah gigi kedua ini dengan
cara yang sama dengan gigi pertama, demikian pula gigi yang lainnya, sehingga semuanya
tersayat.

11. Kendorkan mur pengikat/penahan gerakan meja vertikal agar meja dapat bergerak keatas
untuk menambah tebal penyayatan berikutnya. Naikanlah meja mesin setinggi dalam gigi
yang sebenarnya tercapai. Selanjutnya keraskan kembali mur pengikat/penahan gerakan
meja vertikal.

12. Mulailah/lakukanlah penyayatan kedua ( penyayatan terakhir ) dengan cara yang sama
seperti panyayatan pertama sampai semua gigi tersayat semuanya.

Catatan : selama penfraisan gigi tersebut, cutter fris hendaknya selalu diberikan cairan pendingin
( coolant ) agar mata potong cutter fris tidak cepat tumpul.
GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat roda gigi payung
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
10. Penggunaan alat
10
pendukung
11. Penggunaan kepala Bobot
2. Proses Kerja 10
pembagi 40%
12. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1. Diameter Tusuk 10
Bobot
3. Hasil Kerja 2. Tinggi Gigi (H) 10
40%

3. Jumlah gigi (Z) 10


N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.16. Merancang pembuatan roda gigi konis/payung
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 9,0-10
dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 7,0-7,9
1.1. Perencanaan langkah kerja
dengan gambar kerja dan masih ada
(WP)
koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat
0 – 4,9
sesuai dengan gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan kerja Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 9,0-10
dan dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 8,0-8,9
dan dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan 7,0-7,9
dan dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai dengan
0 – 4,9
keperluan
II Proses Kerja
1.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai 9,0-10
pendukung. prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.2. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
1.3. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
3.1.Tinggi Gigi (H) Pengecekan pemakanan permukaan dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan 8,0-8,9
cukup lurus dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan 5,0 – 6,9
masih miring
Pengecekan pemakanan permukaan
0 – 4,9
masih goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum 7,0-7,9
kurang lurus dan sejajar
3.2.Putaran piring pembagi
Pengecekan arah melintang ragum masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan arah melintang ragum masih 2 –
goyang
4
,
9
3.3. Sudut kemiringan gigi Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
5.1. Penggunaan APD Menunjukkan menggunakan APD kurang 7,0-7,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak
0 – 4,9
memperhatikan standar operasi.
Menunjukkan usaha sungguh-sungguh 9,0-10
dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh- 8,0-8,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
16.1. Melaksanakan K3
Menunjukkan usaha kurang sungguh- 7,0-7,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh- 5,0 – 6,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung jawab 9,0-10
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung 8,0-8,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
16.2. Tanggung jawab
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang tanggung 7,0-7,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung 5,0 – 6,9
jawab dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung jawab. 0 – 4,9
Menunjukkan usaha bekerja sama dengan 9,0-10
kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama 8,0-8,9
dengan kompak dalam menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue /
konsisten
16.3. Bekerja sama Menunjukkan bekerja sama dengan cukup 7,0-7,9
kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue /
konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja 5,0 – 6,9
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
16.4. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi
kurang kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan 5,0 – 6,9
dalam menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik dan 9,0-10
benar
Selesai tepat waktu dengan hasil kurang 8,0-8,9
baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil 7,0-7,9
baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan kurang 5,0 – 6,9
baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.17. Memahami pengefraisan alur melingkar 3.17.1. Mengklasifikasikan pengefraisan alur melingkar
menggunakan rotari table menggunakan rotari table
3.17.2. Menerapkan pengefraisan alur melingkar menggunakan
rotari table
3.17.3. Mengnalisis pengefraisan alur melingkar menggunakan
rotari table
4.17. Merancang pembuatan menggunakan 4.17.1. Menerapkan pembuatan menggunakan rotari table
rotari table 4.17.2. Mendemonstrasikan pembuatan menggunakan rotari table
4.17.3. Mengembangkan pembuatan menggunakan rotari table

E. TUJUAN
1 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3 Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

5. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.17. Memahami pengefraisan alur melingkar menggunakan rotari table


4.17. Merancang pembuatan menggunakan rotari table
Meja putar (Rotary Table) adalah salah satu jenis perlengkapan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk lingkaran/ radius, membagi jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak
beraturan atau tidak beraturan dengan nilai sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada
pusat sumbu.

Gambar Rotary table

1. Macam-macam Meja Putar


Terdapat beberapa jenis meja putar yang digunakan dalam pencekaman pada mesin frais,
diantaranya:
a. Meja Putar Horisontal (Horizontal Rotary Table)
Meja putar horisontal pada saat digunakan diletakkan pada meja mesin frais pada posisi
horisontal/mendatar. Untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat,
pemasangan benda kerja posisi titik sumbunya harus sepusat dengan titik sumbu meja
putar.
b. Meja Putar Horisontal/Vertikal (Horizontal/ Vertical Rotary Table)
Meja putar horisontal/ vertikal dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais
pada posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertikal. Sebagaimana meja putar horisontal,
untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat, pemasangan benda kerja posisi
titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja putar.
c. Meja Putar Universal Miring (Universal Tilting Rotary Table)
Meja putar universal miring dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais pada
posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertical dengan sudut tertentu, yaitu dengan
mengatur kemiringan mejanya sesuai tuntutan dan kebutuhan pekerjaan. Sebagaimana
meja putar jenis lainnya, untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat,
pemasangan benda kerja posisi titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja
putar.
2. Pemasangan Meja Putar
Untuk mendapatkan hasil pengefraisan yang sepusat dengan sumbu senter meja putar,
pemasangan meja putar pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
a. Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua
kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
b. Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah
meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut
pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.
c. Pengecekan kesepusatan meja putar
Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil pekerjaannya tidak
dituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan kesepusatannya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengarah.
Jika hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil kepresisian yang
tinggi, pengecekan kesepusatan dilakukan dengan menggunakan dial indicator atau
dengan pupitas.
d.Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar posisinya tidak
berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat.

3. Pencekaman benda kerja pada meja putar


Jika sebuah benda kerja berbentuk bulat, pengikatan benda kerja dapat dilakukan
menggunakan cekam (chuck) yang terpasang pada meja putar. Jika benda kerjanya
berbentuk persegian atau empat persegi panjang, dapat dilakukan dengan cara pengikatan
benda kerjanya langsung diatas meja putar menggunakan klem mesin
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.16 KD. 3.17 KD. 3.18 Nilai


No Nama
dan 4.16 dan 4.17 dan 4.18 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.17. Menganalisis 3.17.1. Mengklasifikasik 3.17.1 Siswa mampu Testulis 14. Sebutkan
pembuatan benda an pengefraisan mengklasifikasika macam-
kerja dengan alur melingkar n pengefraisan macam meja
menggunakan alur melingkar putar?
memiringkan meja
rotari table menggunakan (Skor 25)
mesin untuk 3.17.2. Menerapkan rotari table
pembuatan rack pengefraisan
miring alur melingkar 3.17.2 Siswa mampu
menggunakan menerapkan 15. Bagaimana
rotari table pengefraisan alur kah angkah
3.17.3. Mengnalisis melingkar melakukan
pengefraisan menggunakan pengefraisan
alur melingkar rotari table alur
melingkar?
menggunakan
3.17.3 Siswa mampu (skor 25)
rotari table menjelaskan
proses
pengefraisan alur
melingkar 16. Bagaimanaka
menggunakan h prosedur
rotari table . melakukan
meja putar
pada meja
frais?
(Skor 50)

Jawaban :

1. Macam-macam Meja Putar


Terdapat beberapa jenis meja putar yang digunakan dalam pencekaman pada mesin frais,
diantaranya:
a. Meja Putar Horisontal (Horizontal Rotary Table)
Meja putar horisontal pada saat digunakan diletakkan pada meja mesin frais pada posisi
horisontal/mendatar. Untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat, pemasangan
benda kerja posisi titik sumbunya harus sepusat dengan titik sumbu meja putar.
b. Meja Putar Horisontal/Vertikal (Horizontal/ Vertical Rotary Table)
Meja putar horisontal/ vertikal dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais
pada posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertikal. Sebagaimana meja putar horisontal,
untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat, pemasangan benda kerja posisi
titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja putar.
c. Meja Putar Universal Miring (Universal Tilting Rotary Table)
Meja putar universal miring dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais pada
posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertical dengan sudut tertentu, yaitu dengan mengatur
kemiringan mejanya sesuai tuntutan dan kebutuhan pekerjaan. Sebagaimana meja putar
jenis lainnya, untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat, pemasangan benda
kerja posisi titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja putar.
2. Meja putar (Rotary Table) adalah salah satu jenis perlengkapan mesin frais yang digunakan
untuk membentuk lingkaran/ radius, membagi jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang
segi banyak beraturan atau tidak beraturan dengan nilai sudut tertentu dalam satu keliling
lingkaran pada pusat sumbu.

3. Pemasangan Meja Putar


Untuk mendapatkan hasil pengefraisan yang sepusat dengan sumbu senter meja putar,
pemasangan meja putar pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
a. Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua
kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
b. Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah
meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut
pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.
c. Pengecekan kesepusatan meja putar
Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil pekerjaannya tidak
dituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan kesepusatannya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengarah.
Jika hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil kepresisian yang
tinggi, pengecekan kesepusatan dilakukan dengan menggunakan dial indicator atau
dengan pupitas.
d.Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar posisinya tidak
berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat.

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


17. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
18. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
19. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
20. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25

Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.17. Merancang pembuatan menggunakan rotari table

IPK
:
Pertemuan Ke-1
4.17.1. Menerapkan pembuatan menggunakan rotari table
4.17.2. Mendemonstrasikan pembuatan menggunakan rotari table

Pertemuan Ke-2

4.17.3. Mengembangkan pembuatan menggunakan rotari table


KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.17. Menentukan Prosedural : XII/ 5 1. Disajikan berbagai 1
pembuatan  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
benda kerja berlaku santun, teliti dan menggunakan mesin
dengan penuh rasa tanggung frais untuk membuat
memiringkan benda kerja alur
jawab saat praktik.
meja mesin melingkar
untuk  Menerapkan
pembuatan pengefraisan alur
rack miring. melingkar menggunakan
rotari table.
Metakognitif :
 Menerapkan
pengefraisan alur
melingkar menggunakan
rotari table.
 Mendemonstrasikan
pengefraisan alur
melingkar menggunakan
rotari table.
 Mengembangkan
pengefraisan alur
melingkar menggunakan
rotari table.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


1. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

2. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

3. Bahan
Alumunium kotak Φ 50 mm x 50 mm x 25 mm

4. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

5. Langkah Kerja
1) Berdo'alah sebelum melakukan aktivitas di workshop agar diberi keselamatan dan kelancaran
dalam melakukan praktikum
2) Susun dahulu prosedur kerja (WP) secara lengkap dan rinci sesuai dengan formar WP
3) Lakukan pengecekan kondisi mesin frais beserta kelengkapan termasuk alat potong yang
akan digunakan.
4) Lakukan pengecekan ukuran bahan dan alat-alat tangan yang akan dipergunakan
5) Ukur dimensi benda kerja, dan kikir bagian sisa pemotongan agar tidak mengganggu pada
saat proses pencekaman
6) Besrsihkan ragum dan pastikan ragum dalam keadaan bersih
7) Pasang pisau frais pada mesin frais
8) Pasang benda kerja pada ragum, gunakan paralael sebagai alas. ) Pastikan benda kerja
tercekam dengan baik dan sejajar dengan ragum dengan cara memukul benda kerja dengan
palu plastik
10) Lakukan seting nol benda kerja dengan pisau frais menggunakan kertas basah. 11) Lakukan
pemakanan finishing pada bidang 1 sedalam 0,7 mm 12) Lepas benda kerja, dan bersihkan
sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan dengan menggunakan kikir.
13) Cekam kembali benda kerja dengan posisi sisi bidang 1 benda kerja sejajar/ menempel pada
rahang tetap ragum. Hal ini bertujuan agar bidang satu dan bidang 2 memiliki kesikuan yang
baik.
14) Lakukan pengetahuan finishing pada bidang, 2 medalım 0,7 mm (tanpa mesta podiet plonu
frals)

15 Lepas benda kerja dan bersihkan sittajam yang diakibarkan beram Bankas pengerasan dengan
menggunakan alle
16) Celum kembali benda kerja dengan ponidi bidang satu menempel pada atslet dan bidang 2
menempel pada rahang tetap ragum.
17) Pastikan benda kerja tercekam dengan baik dan sejajar dengan ragum dengan cara memukul
benda kerja dengan palu plastik
18) Lakukan pengefrakan roghing pada bidang 3 hingga dimensi benda kerja 48,3 mm
19) Lakukan pengefralsan finishing hingga ukuran 48mm
20) Lepas benda kerja, dan bersihkan slal tajam yang diakibatkan beram bekas pengefrainan
dengan menggunakan kaldir.
21) Cekam kembali benda kerja dengan posisi bidang 4 pada bagian yang akan di
22) Lakukan pengefrainan roghing pada bidang 4 hingga dimensi benda kerja 48,3 mm
23) Lakukan pengefraisan finishing hingga ukuran 48 mm
24) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefrainan
dengan menggunakan kikir .
25) Cekam beda kerja dengan posisi berdiri, pastikan benda kerja pada posisi siku dengan alas
ragum, gunakan siku presisi untuk menyetting pencekaman benda kerja.
26) Lakukan pngefraisan finishing 0,7 mm
27) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan
dengan menggunakan kilir.
28) Cekam kembali benda kerja dalam posisi terbalik. Cek keregak lurusan dengan penyiku.
29) Lakukan pengefraisan roughing hingga ukuran 20,3
30) Lakukan pengefraisan finishlug hingga ukuran 20 mm
31) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan
dengan menggunakan kikir.
32) Lepaskan ragum dari meja frais
33) Bersihkan meja frais dari beram sisa hasil pengefraisan
34) Pasang rotary table yang telah dilengkapi dengan cekam rahang 4 pada meja frais
35) Patikan rotary table terpasang dengan benar pada meja mesin
36) Pasang benda kerja sesuai dengan gambar kerja pada rotary table
37) Gunakan bantuan dial indicator untuk memastikan pencekaman dengan rahang 4 tepat sesuai
senter rotary table
38) Ganti endmill dengan endmill Ø 6 mm
39) Posisikan endmill pada posisi tengah benda kerja (senter) melintang dan memanjang.
40) Geser meja pada arah melintang sejauh 17 mm.
41) Kunci meja pada arah
42) Lakukan pengefraisan alur melingkar dengan memutar rotary table sesuai dengan gambar
kerja.
43) Lepas benda kerja dari cekam table. rotary
44) Lakukan deburing pada semua sisi dan sudut 45) Bersihkan benda kerja, bubuhkan nama
dengan menggunakan stamping 46) Nilaikan benda kerja kepada guru atau instruktur.

Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.
GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat Alur Melingkar
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
13. Penggunaan alat
10
pendukung
14. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
15. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Jarak pusat ujung alur 12
10
mm
Bobot
3. Hasil Kerja 2. Diameter alur 14 mm 10
40%

3. Pekerjaan N7 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.17. Merancang pembuatan menggunakan rotari table
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub Kriteria Skor


komponen Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat 9,0-10
sesuai dengan gambar kerja dan
detail
Perencanaa langkah kerja dibuat 8,0-8,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat 7,0-7,9
1.3. Perencanaan langkah
sesuai dengan gambar kerja dan
kerja (WP)
masih ada koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat 5,0 – 6,9
tidak sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak
dibuat sesuai dengan gambar 0 – 4,9
kerja
1.4. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan 9,0-10
kerja keperluan dan dalam kondisi baik
rapi
Alat disiapkan sesuai dengan 8,0-8,9
keperluan dan dalam kondisi
seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan 7,0-7,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai
0 – 4,9
dengan keperluan
II Proses Kerja
1.4. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung 9,0-10
pendukung sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan tapi
masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.5. Penggunaan paralel Penggunaan paralel pad sesuai 9,0-10
pad prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih
eksentris
Penggunaan paralel pad tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
1.6. Pemasangan benda Pemasangan benda kerja sesuai 9,0-10
kerja prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih
eksentris
Pemasangan benda kerja tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan benda kerja masih
0 – 4,9
goyang
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan 9,0-10
permukaan dan sejajar sesuai
prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan 8,0-8,9
permukaan cukup lurus dan
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
3.1. Jarak pusat ujung alur
Pengecekan pemakanan 7,0-7,9
12 mm
permukaan kurang lurus dan
sejajar
Pengecekan pemakanan 5,0 – 6,9
permukaan masih miring
Pengecekan pemakanan
0 – 4,9
permukaan masih goyang
Pengecekan arah melintang lurus 9,0-10
dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
Pengecekan arah melintang 8,0-8,9
ragum cukup lurus dan sejajar
sesuai prosedur pekerjaan
3.2. Diameter alur 14 mm
Pengecekan arah melintang 7,0-7,9
ragum kurang lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang ragum 5,0 – 6,9
masih miring
Pengecekan arah melintang ragum
a. – 4,9
masih goyang
3.3 Permukaan N7 Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD 9,0-10
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 8,0-8,9
cukup sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 7,0-7,9
4.1. Penggunaan APD kurang sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 5,0 – 6,9
tidak sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD
tidak memperhatikan standar 0 – 4,9
operasi.
Menunjukkan usaha sungguh- 9,0-10
sungguh dalam malaksanakan K3
dalam menyelesaikan tugas
4.2. Melaksanakan K3
praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung 9,0-10
jawab dengan sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
tanggung jawab dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
4.3. Tanggung jawab
tanggung jawab dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
tanggung jawab dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung
0 – 4,9
jawab.
Menunjukkan usaha bekerja sama 9,0-10
dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama 8,0-8,9
dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik dan
mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama 7,0-7,9
4.4. Bekerja sama
dengan cukup kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik tetapi
kurang kontinue / konsisten.
Tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
bekerja sama dengan kompak
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan 8,0-8,9
dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue /
konsisten
menunjukkan ada sikap sopan 7,0-7,9
4.5. Sopan
dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue /
konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap 5,0 – 6,9
sopan dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil 9,0-10
baik dan benar
Selesai tepat waktu dengan hasil 8,0-8,9
Waktu
kurang baik namun benar
Selesai tidak tepat waktu dengan 7,0-7,9
hasil baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan 5,0 – 6,9
kurang baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudasono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/5
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.18. Menganalisis pengefraisan alur 3.18.1. Mengklasifikasikan pengefraisan alur melingkar
melingkar menggunakan rotari table menggunakan rotari table.
3.18.2. Menerapkan pengefraisan alur melingkar menggunakan
rotari table.
3.18.3. Mengnalisis pengefraisan alur melingkar menggunakan
rotari table
3.18.4. Merancang pengefraisan alur melingkar menggunakan
rotari table
4.18. Menentukan pembuatan alur melingkar 4.18.1. Menerapkan pembuatan menggunakan rotari table
menggunakan rotari table 4.18.2. Mendemonstrasikan pembuatan menggunakan rotari table
4.18.3. Mengembangkan pembuatan menggunakan rotari table
4.18.4. Mendesain pembuatan menggunakan rotari table

I. TUJUAN
2 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
3 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
4 Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik (melalui Whattsapp
group, atau media daring lainnya)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

III. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.18. Menganalisis pengefraisan alur melingkar menggunakan rotari table


4.18. Menentukan pembuatan alur melingkar menggunakan rotari table

Menggunakan Meja Putar


Meja putar dapat digunakan untuk membuat busur dan lingkaran. Misalnya, lingkaran T-slot di dasar
putar untuk catok dapat dibuat menggunakan meja putar. Meja putar juga dapat digunakan untuk
pengindeksan, di mana benda kerja harus diputar jumlah yang tepat antara operasi. Anda dapat
membuat roda gigi di penggilingan mesin menggunakan meja putar. Membagi pelat membuat
pengindeksan dengan meja putar lebih mudah.Ada satu penyesuaian yang harus dilakukan sebelum
menggunakan meja putar. Mengikuti langkah-langkah ini untuk menyesuaikan indikator derajat penuh.
1. Putar roda tangan ke tanda derajat penuh 0 derajat sejajar dengan 60- tanda kedua pada
vernier.
2. Sesuaikan indikator derajat penuh agar sejajar dengan garis mana pun pada indeks di sekitar
meja
3. Longgarkan sekrup kunci rakitan cacing.
4. Putar warna vernier searah jarum jam sampai tanda indeks tunggal sejajar dengan indikator pada
badan meja putar.
5. Kencangkan sekrup kunci rakitan cacing.
6. Longgarkan sekrup pengunci rakitan cacing.
7. Putar warna vernier berlawanan arah jarum jam sampai tanda indeks berdekatan dengan garis
vernier dengan indikator pada badan meja putar.
8. Kencangkan sekrup kunci rakitan cacing.
Penggunaan normal meja putar tidak mengharuskan tidak ada permainan di worm menyetir. Jika Anda
selalu memutar roda tangan ke arah yang sama, mainkan di worm drive tidak akan mempengaruhi
pekerjaan Anda. Namun, ada beberapa operasi di mana serangan balik dapat mempengaruhi
pekerjaan. Di dalam kasus ini, ikuti prosedur ini untuk meminimalkan pemutaran di drive worm.
1. Longgarkan sekrup kunci rakitan cacing.
2. Putar warna vernier berlawanan arah jarum jam sehingga tanda indeks berdekatan ke vernier
sedikit ke kiri indikator di meja putar tubuh. Jika Anda memindahkannya terlalu jauh, drive worm
akan mengikat. Temukan titik dimana ada minimum bermain namun worm drive bekerja dengan
lancar dan gratis.
3. Kencangkan sekrup kunci rakitan cacing
Saat Anda membuat potongan, ada baiknya untuk mengunci posisi meja agar memastikan bahwa
kekuatan pemotongan tidak memindahkannya. Kencangkan sekrup tutup kepala soket di dua klem
pengunci meja untuk mengunci meja pada posisinya

Ada tiga skala yang menunjukkan posisi meja.


• Skala di sekitar meja dapat dibaca hingga satu derajat.
• Skala pada roda tangan dapat dibaca hingga dua menit.
• Skala vernier yang berdekatan dengan roda tangan dapat dibaca hingga 10 detik.
Ikuti prosedur ini untuk membaca posisi meja putar saat Anda memutar roda tangan searah jarum jam:
Baca jumlah derajat penuh dari skala di sekitar meja. Rekam nilai ini. Gunakan indikasi derajat penuh
pada roda tangan untuk membantu dalam hal ini membaca. Baca jumlah menit dengan mengidentifikasi
baris pertama di sebelah kiri kiri 0 indeks pada skala nonius.
Identifikasi garis di vernier yang berbaris persis dengan garis di tangan roda. Baris ini menunjukkan
jumlah detik. Jika nilainya di atas 60, tambahkan satu dengan jumlah menit dan kurangi 60

Gambar Rotary table

Meja putar (Rotary Table) adalah salah satu jenis perlengkapan mesin frais yang digunakan untuk
membentuk lingkaran/ radius, membagi jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang segi banyak
beraturan atau tidak beraturan dengan nilai sudut tertentu dalam satu keliling lingkaran pada pusat
sumbu.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.16 KD. 3.17 KD. 3.18 Nilai


No Nama
dan 4.16 dan 4.17 dan 4.18 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/5
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama
dalam kegiatan praktik.
IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.18. Menganalisis 3.18.1. Mengklasifikasik 3.18.1 Siswa mampu Testulis 1. Sebutkan
pengefraisan alur an pengefraisan mengklasifikasikan macam-
melingkar alur melingkar pengefraisan alur macam meja
menggunakan melingkar putar?
menggunakan rotari
rotari table. menggunakan (Skor 25)
table 3.18.2. Menerapkan rotari table.
pengefraisan 3.18.2 Siswa
alur melingkar mampu
menggunakan menggunakan 2. Bagaimanakah
rotari table. meja putar. angkah
3.18.3. Mengnalisis 3.18.3 Siswa melakukan
pengefraisan mampu pengefraisan
alur melingkar menjelaskan proses alur
menggunakan pengefraisan alur melingkar?
rotari table melingkar (skor 25)
3.18.4. Merancang menggunakan
pengefraisan rotari table
alur melingkar 3.18.4 Siswa mampu
menggunakan merancang 3. Bagaimanaka
rotari table. pengefraisan alur h prosedur
melingkar melakukan
menggunakan rotari meja putar
table.
pada meja
frais?
(Skor 50)

Jawaban :

1. Macam-macam Meja Putar


Terdapat beberapa jenis meja putar yang digunakan dalam pencekaman pada mesin frais,
diantaranya:
a. Meja Putar Horisontal (Horizontal Rotary Table)
Meja putar horisontal pada saat digunakan diletakkan pada meja mesin frais pada posisi
horisontal/mendatar. Untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat,
pemasangan benda kerja posisi titik sumbunya harus sepusat dengan titik sumbu meja
putar.
b. Meja Putar Horisontal/Vertikal (Horizontal/ Vertical Rotary Table)
Meja putar horisontal/ vertikal dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais
pada posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertikal. Sebagaimana meja putar horisontal,
untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat, pemasangan benda kerja posisi
titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja putar.
c. Meja Putar Universal Miring (Universal Tilting Rotary Table)
Meja putar universal miring dalam menggunakannya diletakkan pada meja mesin frais pada
posisi horisontal/mendatar dan tegak/vertical dengan sudut tertentu, yaitu dengan
mengatur kemiringan mejanya sesuai tuntutan dan kebutuhan pekerjaan. Sebagaimana
meja putar jenis lainnya, untuk mendapatkan hasil pembagian sudut yang sepusat,
pemasangan benda kerja posisi titik sumbunya juga harus sepusat dengan titik sumbu meja
putar.
2. Meja putar (Rotary Table) adalah salah satu jenis perlengkapan mesin frais yang digunakan
untuk membentuk lingkaran/ radius, membagi jarak-jarak lubang/alur, dan membagi bidang
segi banyak beraturan atau tidak beraturan dengan nilai sudut tertentu dalam satu keliling
lingkaran pada pusat sumbu.

3. Pemasangan Meja Putar


Untuk mendapatkan hasil pengefraisan yang sepusat dengan sumbu senter meja putar,
pemasangan meja putar pada meja mesin frais harus mengikuti prosedur yang benar yaitu:
a. Pembersihan meja mesin dan landasan meja putar
Sebelum meja putar dipasang pada meja mesin, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bagian atas meja mesin dan permukaan bagian bawah landasan meja putar dari semua
kotoran agar benar-benar posisinya datar tidak ada yang mengganjal
b. Posisi pemasangan meja putar
Pemasangan meja putar pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah
meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal dengan pengencangan baut
pengikat yang tidak terlalu kencang agar mudah disetel.
c. Pengecekan kesepusatan meja putar
Dalam melakukan pengecekan kesepusatan meja putar, jika hasil pekerjaannya tidak
dituntut kesepusatan dengan hasil kepresisian yang tinggi pengecekan kesepusatannya
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengarah.
Jika hasil pekerjaannya dituntut kesepusatan sumbunya dengan hasil kepresisian yang
tinggi, pengecekan kesepusatan dilakukan dengan menggunakan dial indicator atau
dengan pupitas.
d.Jika pengecekan/ penyetelan kesepusatan meja mesin sudah selesai, agar posisinya tidak
berubah kencangkan baut pengikat dengan kuat.

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25

Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 5
Kompetensi dasar : 4.18. Menentukan pembuatan alur melingkar menggunakan rotari table

IPK
:
Pertemuan Ke-1
4.18.1. Menerapkan pembuatan menggunakan rotari table
4.18.2. Mendemonstrasikan pembuatan menggunakan rotari table

Pertemuan Ke-2

4.18.3. Mengembangkan pembuatan menggunakan rotari table


4.18.4. Mendesain pembuatan menggunakan rotari table
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.18. Menentukan Prosedural : XII/ 5 1. Disajikan berbagai 1
pembuatan  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
alur melingkar berlaku santun, teliti menggunakan mesin frais
menggunakan dan penuh rasa untuk membuat benda kerja
rotari table berbentuk alur melingkar
tanggung jawab saat
praktik.
 Menerapkan prosedur
teknik frais roda gigi
payung.
Metakognitif :
 Menerapkan
pengefraisan alur
melingkar
menggunakan rotari
table.
 Mendemonstrasikan
pengefraisan alur
melingkar
menggunakan rotari
table.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Berdo'alah sebelum melakukan aktivitas di workshop agar diberi keselamatan dan kelancaran
dalam melakukan praktikum
2) Susun dahulu prosedur kerja (WP) secara lengkap dan rinci sesuai dengan formar WP
3) Lakukan pengecekan kondisi mesin frais beserta kelengkapan termasuk alat potong yang akan
digunakan.
4) Lakukan pengecekan ukuran bahan dan alat-alat tangan yang akan dipergunakan
5) Ukur dimensi benda kerja, dan kikir bagian sisa pemotongan agar tidak mengganggu pada saat
proses pencekaman
6) Besrsihkan ragum dan pastikan ragum dalam keadaan bersih
7) Pasang pisau frais pada mesin frais
8) Pasang benda kerja pada ragum, gunakan paralael sebagai alas. ) Pastikan benda kerja
tercekam dengan baik dan sejajar dengan ragum dengan cara memukul benda kerja dengan
palu plastik
10) Lakukan seting nol benda kerja dengan pisau frais menggunakan kertas basah. 11) Lakukan
pemakanan finishing pada bidang 1 sedalam 0,7 mm 12) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi
tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan dengan menggunakan kikir.
13) Cekam kembali benda kerja dengan posisi sisi bidang 1 benda kerja sejajar/ menempel pada
rahang tetap ragum. Hal ini bertujuan agar bidang satu dan bidang 2 memiliki kesikuan yang
baik.
14) Lakukan pengetahuan finishing pada bidang, 2 medalım 0,7 mm (tanpa mesta podiet plonu
frals)

15 Lepas benda kerja dan bersihkan sittajam yang diakibarkan beram Bankas pengerasan dengan
menggunakan alle
16) Celum kembali benda kerja dengan ponidi bidang satu menempel pada atslet dan bidang 2
menempel pada rahang tetap ragum.
17) Pastikan benda kerja tercekam dengan baik dan sejajar dengan ragum dengan cara memukul
benda kerja dengan palu plastik
18) Lakukan pengefrakan roghing pada bidang 3 hingga dimensi benda kerja 48,3 mm
19) Lakukan pengefralsan finishing hingga ukuran 48mm
20) Lepas benda kerja, dan bersihkan slal tajam yang diakibatkan beram bekas pengefrainan
dengan menggunakan kaldir.
21) Cekam kembali benda kerja dengan posisi bidang 4 pada bagian yang akan di
22) Lakukan pengefrainan roghing pada bidang 4 hingga dimensi benda kerja 48,3 mm
23) Lakukan pengefraisan finishing hingga ukuran 48 mm
24) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefrainan
dengan menggunakan kikir .
25) Cekam beda kerja dengan posisi berdiri, pastikan benda kerja pada posisi siku dengan alas
ragum, gunakan siku presisi untuk menyetting pencekaman benda kerja.
26) Lakukan pngefraisan finishing 0,7 mm
27) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan
dengan menggunakan kilir.
28) Cekam kembali benda kerja dalam posisi terbalik. Cek keregak lurusan dengan penyiku.
29) Lakukan pengefraisan roughing hingga ukuran 20,3
30) Lakukan pengefraisan finishlug hingga ukuran 20 mm
31) Lepas benda kerja, dan bersihkan sisi tajam yang diakibatkan beram bekas pengefraisan
dengan menggunakan kikir.
32) Lepaskan ragum dari meja frais
33) Bersihkan meja frais dari beram sisa hasil pengefraisan
34) Pasang rotary table yang telah dilengkapi dengan cekam rahang 4 pada meja frais
35) Patikan rotary table terpasang dengan benar pada meja mesin
36) Pasang benda kerja sesuai dengan gambar kerja pada rotary table
37) Gunakan bantuan dial indicator untuk memastikan pencekaman dengan rahang 4 tepat sesuai
senter rotary table
38) Ganti endmill dengan endmill Ø 6 mm
39) Posisikan endmill pada posisi tengah benda kerja (senter) melintang dan memanjang.
40) Geser meja pada arah melintang sejauh 17 mm.
41) Kunci meja pada arah
42) Lakukan pengefraisan alur melingkar dengan memutar rotary table sesuai dengan gambar
kerja.
43) Lepas benda kerja dari cekam table. rotary
44) Lakukan deburing pada semua sisi dan sudut 45) Bersihkan benda kerja, bubuhkan nama
dengan menggunakan stamping 46) Nilaikan benda kerja kepada guru atau instruktur.

Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.
GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat Alur Melingkar
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
16. Penggunaan alat
10
pendukung
17. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
18. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Jarak pusat ujung alur 12
10
mm
Bobot
3. Hasil Kerja 2. Diameter alur 14 mm 10
40%

3. Pekerjaan N7 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.18. Menentukan pembuatan alur melingkar menggunakan rotari table
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 9,0-10
dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
1.1. Perencanaan langkah Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 7,0-7,9
kerja (WP) dengan gambar kerja dan masih ada koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak sesuai 5,0 – 6,9
dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat sesuai
0 – 4,9
dengan gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 9,0-10
kerja dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 8,0-8,9
dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 7,0-7,9
dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan keperluan 5,0 – 6,9
dan dalam kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai dengan
0 – 4,9
keperluan
II Proses Kerja
1.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai prosedur 9,0-10
pendukung pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.2. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai prosedur 7,0-7,9
pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
1.3. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan permukaan dan 9,0-10
3.1. Jarak pusat ujung alur 12
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
mm
Pengecekan pemakanan permukaan cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan kurang 7,0-7,9
lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan pemakanan permukaan masih
0 – 4,9
goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan sejajar 9,0-10
sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum kurang 7,0-7,9
3.2. Diameter alur 14 mm
lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang ragum masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan arah melintang ragum masih
0 – 4,9
goyang
Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
3.3 Permukaan N7 ± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
4.1. Penggunaan APD Menunjukkan menggunakan APD kurang 7,0-7,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak sesuai 5,0 – 6,9
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak
0 – 4,9
memperhatikan standar operasi.
Menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam 9,0-10
malaksanakan K3 dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh-sungguh 8,0-8,9
dalam malaksanakan K3 dalam menyelesaikan
tugas praktik.
4.2. Melaksanakan K3
Menunjukkan usaha kurang sungguh-sungguh 7,0-7,9
dalam malaksanakan K3 dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh-sungguh 5,0 – 6,9
dalam malaksanakan K3 dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung jawab dengan 9,0-10
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung jawab 8,0-8,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.3. Tanggung jawab Menunjukkan usaha kurang tanggung jawab 7,0-7,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung jawab 5,0 – 6,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung jawab. 0 – 4,9
Menunjukkan usaha bekerja sama dengan 9,0-10
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik.
4.4. Bekerja sama
Menunjukkan sudah bekerja sama dengan 8,0-8,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama dengan cukup 7,0-7,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja sama 5,0 – 6,9
dengan kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
4.5. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang
kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan dalam 5,0 – 6,9
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik dan 9,0-10
benar
Selesai tepat waktu dengan hasil kurang baik 8,0-8,9
namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik 7,0-7,9
dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan kurang baik 5,0 – 6,9
dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Juli 2023


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/Semester : XII/6
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.19. Menerapkan prosedur teknik 3.19.1. Mengklasifikasikan prosedur teknik mengefrais alur spiral.
mengefrais alur spiral 3.19.2. Menerapkan prosedur teknik mengefrais alur spiral.
3.19.3. Mengnalisis prosedur teknik mengefrais alur spiral
3.19.4. Merencanakan prosedur teknik mengefrais alur spiral
3.19.5. Merancang prosedur teknik mengefrais alur spiral
4.19. Membuat alur spiral 4.19.1. Menerapkan pembuatan alur spiral
4.19.2. Mendemonstrasikan pembuatan alur spiral
4.19.3. Mengembangkan pembuatan alur spiral
4.19.4. Mendesain pembuatan alur spiral
4.19.5. Merancang pembuatan alur spiral

A. TUJUAN
1 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
2 Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
3 Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

C. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Januari 2024
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.19. Menerapkan prosedur teknik mengefrais alur spiral


4.19. Membuat alur spiral.

Rotary table atau disebut meja putar adalah salah satu aksesori atau alat bantu dalam proses
pemesinan logam khususnya digunakan pada mesin frais. Rotary table ini dapat digerakkan melingkar
360 derajat dengan sistem penggerak roda dan poros cacing. Oleh sebab itu, penggunaan rotary table
memungkinkan operator untuk membuat suatu kontur melingkar atau pembuatan lubang dengan sumbu
melingkar yang tetap atau sering disebut PCD (pitch center diameter) dan dengan pembagian sudut
yang teliti (sampai dengan 10 detik).

Fungsi utama rotary table pada mesin frais sebagai berikut.

a. Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui Ke bushing dan Kelly.
b. Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pip bor dilakukan.
Kecepatan meja putar diatur oleh seorang driller man dengan beberapa handel yang ada di
drawwork.

Pada dasarnya, rotary table memiliki berbagai macam bagian. Berikut ini bagianbagian rotary table
mesin frais.

a. Morse taper center hole


b. T-slot
c. Oller
d. Mounting slot
e. Table locking clamp
f. Degree indicator
g. Hand wheel
h. Worm assembly position indicator i. Worm assembly lock screw

Mengefrais Alur Melingkar dengan Rotary Table

Berikut ini merupakan contoh langkah-langkah mengefrais alur lingkaran dengan menggunakan rotary
table.

1. Peralatan

a. Mesin frais

b. Alat pengukur

c. Rotary table

d. Benda kerja

2. Proses pengefraisan alur lingkar dengan menggunakan rotary table

a. Sebelum melakukan proses mengefrais, tandai dan ukur benda kerja yang akan difrais.
b. Letakkan titik pinggi pada titik tengah meja putar

c. Masukkan mata bor pada titik radius pada titik tengah meja putar.

d. Setting pemakanan yang diinginkan

e. Putar rotary table secara manual untuk mendapatkan alur yang diinginkan.
f. Setelah cutter sampai pada titik alur, kembalilah pada titik awal untuk mendapatkan alur
lingkaran yang sesuai.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 6
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.22
KD. 3.19 KD. 3.20 KD. 3.21 Nilai
dan 4.22
No Nama dan 4.19 dan 4.20 dan 4.21 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/6
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama
dalam kegiatan praktik.
IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 5
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.19. Menganalisis 3.19.1. Mengklasifikasik 3.19.1 Siswa mampu Testulis 4. Jelaskan
pembuatan benda an prosedur mengklasifikasikan pengertian
kerja dengan teknik prosedur teknik rotary table!
mengefrais alur mengefrais alur (Skor 20)
memiringkan meja
spiral. spiral.
mesin untuk 3.19.2. Menerapkan 3.19.2 Siswa mampu 5. Jelaskan fungsi
pembuatan rack prosedur teknik menerapkan dari rotary
miring mengefrais alur prosedur teknik table!
spiral. mengefrais alur (Skor 20)
3.19.3. Mengnalisis spiral.
prosedur teknik 3.19.3 Siswa mampu 6. Sebutkan
mengefrais alur mengnalisis macam-macam
spiral prosedur teknik bagian dari
3.19.4. Merencanakan mengefrais alur rotary table?
prosedur teknik spiral (skor 20)
mengefrais alur 3.19.4 Siswa mampu
spiral. merencanakan 7. Sebutkan
3.19.5. Merancang prosedur teknik macam-macam
prosedur teknik mengefrais alur peralatan yang
mengefrais alur spiral. digunakan
spiral 3.19.5 Siswa mampu
untuk
merancang
prosedur teknik melakukan
mengefrais alur pekerjaan
spiral membuat alur
meingkar?
(Skor 20)
8. Sebutkan
langkah-
langkah
pembuatan
alur melingkar
dengan
mengunakan
rotary
table?(skor 20)

Jawaban :

1. Rotary table atau disebut meja putar adalah salah satu aksesori atau alat bantu dalam proses
pemesinan logam khususnya digunakan pada mesin frais. Rotary table ini dapat digerakkan
melingkar 360 derajat dengan sistem penggerak roda dan poros cacing.
2. Fungsi utama rotary table pada mesin frais sebagai berikut.
a. Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui Ke bushing dan Kelly.
b. Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pip bor dilakukan.
Kecepatan meja putar diatur oleh seorang driller man dengan beberapa handel yang ada di
drawwork.
3. Bagian-bagian rotary table adalah sebagai berikut :
a. Morse taper center hole
b. T-slot
c. Oller
d. Mounting slot
e. Table locking clamp
f. Degree indicator
g. Hand wheel
h. Worm assembly position indicator i. Worm assembly lock screw
4. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan alur melingkar :
a. Mesin frais
b. Alat pengukur
c. Rotary table
d. Benda kerja
5. Langkah-langkah proses pengefraisan alur melingkar dengan menggunakan rotary table
a. Sebelum melakukan proses mengefrais, tandai dan ukur benda kerja yang akan difrais.
b. Letakkan titik pinggi pada titik tengah meja putar
c. Masukkan mata bor pada titik radius pada titik tengah meja putar.
d. Setting pemakanan yang diinginkan

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 20
2. 2 4 x 20 Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
3. 3 3 x 20 IPK
4. 4 3 x 20 NA Esay = (340/400) x 100 = 85
5. 5 3 x 20
Jumlah 340
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/ Semester : XII/ 6
Kompetensi dasar : 4.19. Membuat alur spiral

IPK
:
Pertemuan Ke-1
4.19.1. Menerapkan pembuatan alur spiral
4.19.2. Mendemonstrasi-kan pembuatan alur spiral
4.19.3. Mengembangkan pembuatan alur spiral

Pertemuan Ke-2
4.19.4. Mendesain pembuatan alur spiral.
4.19.5. Merancang pembuatan alur spiral
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.15. Membuat Prosedural : XII/ 6 Disajikan berbagai langkah 1
alur spiral  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
berlaku santun, teliti menggunakan alat bantu
dan penuh rasa rotary table untuk membuat
alur melingkar.
tanggung jawab saat
praktik.
 Menerapkan
pembuatan alur
spiral.
Metakognitif :
 Menerapkan
pembuatan alur
spiral.
 Mendemonstrasikan
pembuatan alur
spiral.
 Mendesainkan
pembuatan alur
spiral.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman
Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat alur melingkar
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
19. Penggunaan alat
10
pendukung
20. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
21. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Frais rata diameter 10 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Diameter alur lingkar 3 mm 10
40%

3. Diameter alur lingkar 2,5mm 10


N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.13. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja
mesin untuk pembuatan rack miring.
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 9,0-10
dengan gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat sesuai 8,0-8,9
dengan gambar kerja
1.1. Perencanaan langkah Perencanaan langkah kerja dibuat sesuai 7,0-7,9
kerja (WP) dengan gambar kerja dan masih ada koreksi
Perencanaan langkah kerja dibuat tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak dibuat
0 – 4,9
sesuai dengan gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 9,0-10
kerja dalam kondisi baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 8,0-8,9
dalam kondisi seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan keperluan dan 7,0-7,9
dalam kondisi berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai dengan 5,0 – 6,9
keperluan dan dalam kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai dengan
0 – 4,9
keperluan
II Proses Kerja
1.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung sesuai 9,0-10
pendukung prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan ragum masih goyang 0 – 4,9
1.2. Penggunaan paralel pad Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak lengkap 5,0 – 6,9
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 9,0-10
pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai prosedur 8,0-8,9
pekerjaan tapi masih eksentris
1.3. Pemasangan benda kerja
Pemasangan benda kerja tidak sesuai 7,0-7,9
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak lengkap 5,0 – 6,9
Pemasangan benda kerja masih goyang 0 – 4,9
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan permukaan dan 9,0-10
3.1.Panjang 125 mm
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan permukaan kurang 7,0-7,9
lurus dan sejajar
Pengecekan pemakanan permukaan masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan pemakanan permukaan masih
0 – 4,9
goyang
Pengecekan arah melintang lurus dan 9,0-10
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum cukup 8,0-8,9
lurus dan sejajar sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang ragum kurang 7,0-7,9
3.2.Lebar 15 mm
lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang ragum masih 5,0 – 6,9
miring
Pengecekan arah melintang ragum masih
0 – 4,9
goyang
1.5. Tebal 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD sesuai 9,0-10
dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD cukup 8,0-8,9
sesuai dengan standar operasi.
4.1. Penggunaan APD Menunjukkan menggunakan APD kurang 7,0-7,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak 5,0 – 6,9
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD tidak
0 – 4,9
memperhatikan standar operasi.
Menunjukkan usaha sungguh-sungguh 9,0-10
dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup sungguh- 8,0-8,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.2. Melaksanakan K3
Menunjukkan usaha kurang sungguh- 7,0-7,9
sungguh dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak sungguh-sungguh 5,0 – 6,9
dalam malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung jawab dengan 9,0-10
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup tanggung jawab 8,0-8,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.3. Tanggung jawab Menunjukkan usaha kurang tanggung jawab 7,0-7,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak tanggung jawab 5,0 – 6,9
dengan sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak tanggung jawab. 0 – 4,9
Menunjukkan usaha bekerja sama dengan 9,0-10
4.4. Bekerja sama kompak dalam menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja sama dengan 8,0-8,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama dengan cukup 7,0-7,9
kompak dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
Tidak menunjukkan adanya bekerja sama 5,0 – 6,9
dengan kompak dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan dalam 8,0-8,9
menyelesaikan tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
4.5. Sopan menunjukkan ada sikap sopan dalam 7,0-7,9
menyelesaikan tugas praktik tetapi kurang
kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap sopan 5,0 – 6,9
dalam menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil baik dan 9,0-10
benar
Selesai tepat waktu dengan hasil kurang 8,0-8,9
baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik 7,0-7,9
dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan kurang 5,0 – 6,9
baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Januari 2024


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/6
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.20. Mengevaluasi pemotongan alur 3.20.1. Mengklasifikasikan pemotongan alur menggunakan slide
menggunakan slide mill mill.
3.20.2. Menerapkan prosedur teknik mengefrais alur spiral.
3.20.3. Mengnalisis prosedur teknik mengefrais alur spiral
3.20.4. Mengevaluasi pemotongan alur menggunakan slide mill.
4.20. Membuat alur pada benda kerja 4.13.4. Mendesain pembuatan benda kerja dengan memiringkan
menggunakan slide mill meja mesin untuk pembuatan rack miring.
4.13.5. Mengelola pembuatan benda kerja dengan memiringkan
meja mesin untuk pembuatan rack miring.
4.13.6. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan
meja mesin untuk pembuatan rack miring.

A. TUJUAN
i. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
ii. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
iii. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

C. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Januari 2024
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.20. Mengevaluasi pemotongan alur menggunakan slide mill


4.20. Membuat alur pada benda kerja menggunakan slide mill
Milling adalah sebuah proses untuk membuang sebagian material dengan pemakanan benda
kerja melalui gerak rotasi pahat majemuk. Pemotongan dari mata pahat di sekeliling pahat milling,
mempercepat proses milling.
Pahat T-slot mata pahatnya berada disekelilingnya dan pada kedua sisinya. Pada pembuatan
T-slot, pemotongan pertama dipotong dengan pahat milling sisi atau sebuah pahat two-lipped end
mill. Pahat woodruff key seater dibuat untuk jenis shank dan arbor. Jenis shank biasanya hanya
memilikimata pahat di sekeliling permukaannya. Jenis arbor biasanya digunakan pada ukuran lebih
luas dari 2 inchi dalam diamater. Fly cutter terdiri dari pahat tunggal, dicekam dan diputar pada
arbor dapat membentuk dengan tepat bentuk yang diinginkan. Face mill berbentuk silinder dengan
slot dibagian peripheralnya. Mata pahat dari high speed steel dimasukkan di dalam slot

Gambar macam-macam pisau alat potong mesin milling

Membuat alur pada pekerjaan mesin milling

Proses ini menggunakan pahat milling alur (slot) pada mesin horisontal dan vertikal.

Gambar proses menbuat alur atau slot

Membuat alur T pada pekerjaan mesin milling

Proses ini menggunakan pahat milling alur kemuadian dilanjutkan dengan pahat milling alur T.

Gambar membuat alur T slot


Gambar di atas menunjukkan bagaimana benda kerja memperoleh dua jenis gerakan, yakni gerakan
lurus dan gerakan rotasi,

1) Gerak lurus diperoleh dari feeding meja.

2) Gerak rotasi diperoleh dari putaran dividing head, Sumber gerakan dari proses ini adalah lead screw
mesin, bukan dari dividing head.

Rumus untuk menentukan besarnya ratio roda gigi ganti adalah:

RRG (P/P2) xi WEM

P1 = pitch lead screw (4)

P2 = pitch benda kerja yang dikerjakan

I = ratio roda gigi cacing (40:1)

Pengefraisan Alur V Menggunakan Pisau Sudut (Slide Mill) Pemotongan bidang miring atau sudut juga
dapat dibuat dengan pisau sudut. Hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45° dan prosesnya

Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda,
tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, yakni fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan.
Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya.

Sama halnya pada mesin turning, mesin milling juga dapat digunakan untuk mengerjakan bentuk-bentuk
ulir yang sering dinamakan bentukan spiral, seperti worm shaft, ulir dengan dua awalan, tiga awalan,
dan lain sebagainya.

Menurut ISO, toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk
kualitas toleransi. Golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil.
Huruf I, L, O, Q, dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan.

Terdapat suaian basis lubang dan basis poros, sehubungan dengan sulitnya pengerjaan pada suaian
sistem basis poros. Jika tidak, terpaksa dianjurkan untuk menggunakan suaian sistem basis lubang.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 6
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.22
KD. 3.19 KD. 3.20 KD. 3.21 Nilai
dan 4.22
No Nama dan 4.19 dan 4.20 dan 4.21 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8
1

10

Instrumen yang dinilai :

i. Mandiri
ii. Tanggung jawab
iii. Bekerja sama
iv. toleran
v. disiplin
vi. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/6
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.20. Mengevaluasi 3.20.1. Mengklasifikasik 3.20.1 Siswa mampu Testulis 9. Sebutkan dua
pemotongan alur an pemotongan mengklasifikas jenis
menggunakan alur ikan pergerakan
menggunakan pemotongan pemakanan
slide mill
slide mill. alur alur V?
3.20.2. Menerapkan menggunakan (Skor 25)
prosedur teknik slide mill.
mengefrais alur 3.20.2 Siswa mampu 10. Jelaskan
spiral. menerapkan pemrosesan
3.20.3. Mengnalisis prosedur pembuatan
prosedur teknik teknik alur V!
mengefrais alur mengefrais (Skor 25)
spiral alur spiral.
3.20.4. Mengevaluasi 3.20.3 Siswa mampu 11. Sebutkan
pemotongan mengnalisis fungsi
alur prosedur toleransi pada
menggunakan teknik pekerjaan alur
slide mill. mengefrais V?
alur spiral (skor 25)
3.20.4 Siswa mampu
mengevaluasi 12. Bagaimanaka
pemotongan h toleransi
alur menurut ISO
menggunakan pada
slide mill.
pekerjaan
Alur V?
(Skor 25)

Jawaban :
1. dua jenis gerakan, yakni gerakan lurus dan gerakan rotasi,

1) Gerak lurus diperoleh dari feeding meja.

2) Gerak rotasi diperoleh dari putaran dividing head, Sumber gerakan dari proses ini adalah lead
screw mesin, bukan dari dividing head.

2. Pengefraisan Alur V Menggunakan Pisau Sudut (Slide Mill) Pemotongan bidang miring atau sudut juga
dapat dibuat dengan pisau sudut. Hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45° dan
prosesnya

3. Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda,
tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, yakni fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan.
Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya.

4. Menurut ISO, toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk
kualitas toleransi. Golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil.
Huruf I, L, O, Q, dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan.
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25
4. 4 3 x 25
Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 6
Kompetensi dasar : 4.20. Membuat alur pada benda kerja menggunakan slide mill

IPK :

Pertemuan Ke-1

4.20.1. Menerapkan pembuatan alur pada benda kerja menggunakan slide mill
4.20.2. Mendemonstrasikan pembuatan alur pada benda kerja menggunakan slide mill

Pertemuan Ke-2

4.20.3. Mengembangkan pembuatan alur pada benda kerja menggunakan slide mill
4.20.4. Mendesain pembuatan alur pada benda kerja menggunakan slide mill
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.20. Membuat Prosedural : XII/ 6 1. Disajikan berbagai 1
alur pada  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
benda kerja berlaku santun, teliti dan menggunakan mesin
menggunakan penuh rasa tanggung frais untuk membuat
slide mill benda kerja berbentuk
jawab saat praktik.
alur V
 Menerapkan pembuatan
alur pada benda kerja
menggunakan slide mill.
Metakognitif :
 Menerapkan pembuatan
alur pada benda kerja
menggunakan slide mill.
 Mendemonstrasikan
pembuatan alur pada
benda kerja menggunakan
slide mill.
 Mendesainkan pembuatan
alur pada benda kerja
menggunakan slide mill.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman
Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat alur V
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
22. Penggunaan alat
10
pendukung
23. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
24. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Panjang alur 125 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Lebar alur 15 mm 10
40%

3. Tinggi alur 15 mm 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.20. Membuat alur pada benda kerja menggunakan slide mill
Alokasi Waktu : 32 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub Kriteria Skor


komponen Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja 9,0-10
dibuat sesuai dengan gambar
kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja dibuat 8,0-8,9
sesuai dengan gambar kerja
Perencanaan langkah kerja 7,0-7,9
1.1. Perencanaan langkah dibuat sesuai dengan gambar
kerja (WP) kerja dan masih ada koreksi
Perencanaan langkah kerja 5,0 – 6,9
dibuat tidak sesuai dengan
gambar kerja
Perencanaan langkah kerja tidak
dibuat sesuai dengan gambar 0 – 4,9
kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan 9,0-10
kerja keperluan dan dalam kondisi baik
rapi
Alat disiapkan sesuai dengan 8,0-8,9
keperluan dan dalam kondisi
seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan 7,0-7,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai 5,0 – 6,9
dengan keperluan dan dalam
kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak sesuai
0 – 4,9
dengan keperluan
II Proses Kerja
2.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung 9,0-10
pendukung sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan tapi
masih eksentris
Penggunaan alat pendukung 7,0-7,9
tidak sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 5,0 – 6,9
tidak lengkap
Pemasangan ragum masih
1 – 4,9
goyang
2.2. Penggunaan Penggunaan paralel pad sesuai 9,0-10
paralel pad prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih
eksentris
Penggunaan paralel pad tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Penggunaan paralel pad salah 1 – 4,9
Pemasangan benda kerja sesuai 9,0-10
prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih
eksentris
2.3. Pemasangan
Pemasangan benda kerja tidak 7,0-7,9
benda kerja
sesuai prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan benda kerja masih
0 – 4,9
goyang
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan 9,0-10
permukaan dan sejajar sesuai
prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan 8,0-8,9
permukaan cukup lurus dan
sejajar sesuai prosedur pekerjaan
3.1.Panjang alur 125 mm Pengecekan pemakanan 7,0-7,9
permukaan kurang lurus dan
sejajar
Pengecekan pemakanan 5,0 – 6,9
permukaan masih miring
Pengecekan pemakanan
0 – 4,9
permukaan masih goyang
Pengecekan arah melintang lurus 9,0-10
dan sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
Pengecekan arah melintang 8,0-8,9
ragum cukup lurus dan sejajar
sesuai prosedur pekerjaan
3.2.Lebar alur15 mm
Pengecekan arah melintang 7,0-7,9
ragum kurang lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang 5,0 – 6,9
ragum masih miring
Pengecekan arah melintang
b. – 4,9
ragum masih goyang
3.3.Tebal alur 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan APD 9,0-10
sesuai dengan standar operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 8,0-8,9
cukup sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 7,0-7,9
4.1. Penggunaan APD kurang sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD 5,0 – 6,9
tidak sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan APD
tidak memperhatikan standar 0 – 4,9
operasi.
Menunjukkan usaha sungguh- 9,0-10
sungguh dalam malaksanakan K3
4.2. Melaksanakan K3
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung 9,0-10
jawab dengan sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
4.3. Tanggung jawab
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak
0 – 4,9
tanggung jawab.
Menunjukkan usaha bekerja 9,0-10
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja 8,0-8,9
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik dan
mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama 7,0-7,9
4.4. Bekerja sama dengan cukup kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue /
konsisten.
Tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
bekerja sama dengan kompak
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan dalam 9,0-10
menyelesaikan tugas praktik.
menunjukkan ada sikap sopan 8,0-8,9
dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue /
konsisten
menunjukkan ada sikap sopan 7,0-7,9
4.5. Sopan
dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue /
konsisten.
tidak menunjukkan adanya sikap 5,0 – 6,9
sopan dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan hasil 9,0-10
Waktu baik dan benar
Selesai tepat waktu dengan hasil 8,0-8,9
kurang baik namun benar
Selesai tidak tepat waktu dengan 7,0-7,9
hasil baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu dengan 5,0 – 6,9
kurang baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Januari 2024


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/6
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.21..Menerapkan pemotongan 3.21.1. Mengidentifikasikan pemotongan menggunakan slot mill
menggunakan slot mill 3.21.2. Memperjelaskan pemotongan menggunakan slot mill
3.21.3. Mengklasifikasikan pemotongan menggunakan slot mill
3.21.4. Menerapkan pemotongan menggunakan slot mill
4.21. Membuat alur bentuk T pada mesin 4.21.1. Menerapkan pembuatan alur bentuk T pada mesin frais
frais menggunakan slot mill menggunakan slot mill
4.21.2. Mendemonstrasikan pembuatan alur bentuk T pada mesin
frais menggunakan slot mill
4.21.3. Mengembangkan pembuatan alur bentuk T pada mesin
frais menggunakan slot mill
4.21.4. Mendesain pembuatan alur bentuk T pada mesin frais
menggunakan slot mill

A. TUJUAN
i. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
ii. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
iii. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

C. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Januari 2024
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.21. Menerapkan pemotongan menggunakan slot mill


4.21. Membuat alur bentuk T pada mesin frais menggunakan slot mill
Milling adalah sebuah proses untuk membuang sebagian material dengan pemakanan benda
kerja melalui gerak rotasi pahat majemuk. Pemotongan dari mata pahat di sekeliling pahat milling,
mempercepat proses milling.
Pahat T-slot mata pahatnya berada disekelilingnya dan pada kedua sisinya. Pada pembuatan
T-slot, pemotongan pertama dipotong dengan pahat milling sisi atau sebuah pahat two-lipped end
mill. Pahat woodruff key seater dibuat untuk jenis shank dan arbor. Jenis shank biasanya hanya
memilikimata pahat di sekeliling permukaannya. Jenis arbor biasanya digunakan pada ukuran lebih
luas dari 2 inchi dalam diamater. Fly cutter terdiri dari pahat tunggal, dicekam dan diputar pada
arbor dapat membentuk dengan tepat bentuk yang diinginkan. Face mill berbentuk silinder dengan
slot dibagian peripheralnya. Mata pahat dari high speed steel dimasukkan di dalam slot

Gambar macam-macam pisau alat potong mesin milling

Membuat alur pada pekerjaan mesin milling

Proses ini menggunakan pahat milling alur (slot) pada mesin horisontal dan vertikal.

Gambar proses menbuat alur atau slot

Membuat alur T pada pekerjaan mesin milling

Proses ini menggunakan pahat milling alur kemuadian dilanjutkan dengan pahat milling alur T.

Gambar membuat alur T slot

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 6
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.22
KD. 3.19 KD. 3.20 KD. 3.21 Nilai
dan 4.22
No Nama dan 4.19 dan 4.20 dan 4.21 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/6
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.21.Menerapkan 3.21.1. Mengiden 3.21.1. Siswa mampu Testulis 13. Sebutkan
pemotongan tifikasikan mengidentifikasik dua jenis
menggunakan pemotongan an pemotongan pergerakan
menggunakan slot menggunakan slot pemakanan
slot mill
mill mill alur V?
3.21.2. Memperj 3.21.2. Siswa mampu (Skor 25)
elaskan memperjelaskan
pemotongan pemotongan 14. Jelaskan
menggunakan slot menggunakan slot pemrosesan
mill mill pembuatan
3.21.3. Mengklas 3.21.3. Mengklasifikas alur V!
ifikasikan ikan pemotongan (Skor 25)
pemotongan menggunakan slot
menggunakan slot mill 15. Sebutkan
mill 3.21.4. Menerapkan fungsi
3.21.4. Menerap pemotongan toleransi pada
kan pemotongan menggunakan slot pekerjaan alur
menggunakan slot mill V?
mill (skor 25)

16. Bagaimanaka
h toleransi
menurut ISO
pada
pekerjaan
Alur V?
(Skor 25)

Jawaban :

1. dua jenis gerakan, yakni gerakan lurus dan gerakan rotasi,

1) Gerak lurus diperoleh dari feeding meja.

2) Gerak rotasi diperoleh dari putaran dividing head, Sumber gerakan dari proses ini adalah lead
screw mesin, bukan dari dividing head.

2. Pengefraisan Alur V Menggunakan Pisau Sudut (Slide Mill) Pemotongan bidang miring atau sudut juga
dapat dibuat dengan pisau sudut. Hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45° dan
prosesnya

3. Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda,
tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, yakni fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan.
Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya.

4. Menurut ISO, toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk
kualitas toleransi. Golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil. Huruf
I, L, O, Q, dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan.
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai
1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25
4. 4 3 x 25
Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 6
Kompetensi dasar : 3.21.Menerapkan pemotongan menggunakan slot mill

IPK :

Pertemuan Ke-1

3.21.1. Mengidentifikasikan pemotongan menggunakan slot mill


3.21.2. Memperjelaskan pemotongan menggunakan slot mill

Pertemuan Ke-2

3.21.3. Mengklasifikasikan pemotongan menggunakan slot mill


3.21.4. Menerapkan pemotongan menggunakan slot mill
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.21. Membuat Prosedural : XII/ 6 1. Disajikan berbagai 1
alur bentuk T  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
pada mesin berlaku santun, teliti dan menggunakan mesin
frais penuh rasa tanggung frais untuk membuat
menggunakan alur bentuk T pada
jawab saat praktik.
slot mill mesin frais
 Menerapkan pembuatan menggunakan slot mill
alur bentuk T pada mesin
frais menggunakan slot
mill.
Metakognitif :
 Menerapkan pembuatan
alur bentuk T pada mesin
frais menggunakan slot
mill.
 Mendemonstrasikan
pembuatan alur bentuk T
pada mesin frais
menggunakan slot mill.
 Mendesainkan pembuatan
alur bentuk T pada mesin
frais menggunakan slot
mill.
INSTRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman
Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat Alur Slot T
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
25. Penggunaan alat
10
pendukung
26. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
27. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Panjang alur 125 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Lebar alur15 mm 10
40%

3. Tebal alur 15 mm 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.21. Membuat alur bentuk T pada mesin frais menggunakan slot mill
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja 9,0-10
dibuat sesuai dengan gambar
kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja 8,0-8,9
dibuat sesuai dengan gambar
kerja
Perencanaan langkah kerja 7,0-7,9
1.1. Perencanaan langkah
dibuat sesuai dengan gambar
kerja (WP)
kerja dan masih ada koreksi
Perencanaan langkah kerja 5,0 – 6,9
dibuat tidak sesuai dengan
gambar kerja
Perencanaan langkah kerja
tidak dibuat sesuai dengan 0 – 4,9
gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan 9,0-10
kerja keperluan dan dalam kondisi
baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan 8,0-8,9
keperluan dan dalam kondisi
seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan 7,0-7,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai 5,0 – 6,9
dengan keperluan dan dalam
kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak
0 – 4,9
sesuai dengan keperluan
II Proses Kerja
2.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung 9,0-10
pendukung sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan tapi
masih eksentris
Penggunaan alat pendukung 7,0-7,9
tidak sesuai prosedur
pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 5,0 – 6,9
tidak lengkap
Pemasangan ragum masih
1 – 4,9
goyang
2.2. Penggunaan Penggunaan paralel pad sesuai 9,0-10
paralel pad prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad sesuai 8,0-8,9
prosedur pekerjaan tapi masih
eksentris
Penggunaan paralel pad tidak 7,0-7,9
sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Penggunaan paralel pad salah 0 – 4,9
Pemasangan benda kerja 9,0-10
sesuai prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan tapi
masih eksentris
2.3. Pemasangan benda
Pemasangan benda kerja tidak 7,0-7,9
kerja
sesuai prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja tidak 5,0 – 6,9
lengkap
Pemasangan benda kerja masih
0 – 4,9
goyang
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan 9,0-10
permukaan dan sejajar sesuai
prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan 8,0-8,9
permukaan cukup lurus dan
sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
3.1.Panjang 125 mm
Pengecekan pemakanan 7,0-7,9
permukaan kurang lurus dan
sejajar
Pengecekan pemakanan 5,0 – 6,9
permukaan masih miring
Pengecekan pemakanan
0 – 4,9
permukaan masih goyang
Pengecekan arah melintang 9,0-10
lurus dan sejajar sesuai
prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang 8,0-8,9
ragum cukup lurus dan sejajar
sesuai prosedur pekerjaan
3.2.Lebar 15 mm
Pengecekan arah melintang 7,0-7,9
ragum kurang lurus dan sejajar
Pengecekan arah melintang 5,0 – 6,9
ragum masih miring
Pengecekan arah melintang
A. – 4,9
ragum masih goyang
3.3. Tebal 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan 9,0-10
APD sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan 8,0-8,9
APD cukup sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan 7,0-7,9
4.1. Penggunaan APD
APD kurang sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan 5,0 – 6,9
APD tidak sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan
APD tidak memperhatikan 0 – 4,9
standar operasi.
4.2. Melaksanakan K3 Menunjukkan usaha sungguh- 9,0-10
sungguh dalam malaksanakan
K3 dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap serabutan 0 – 4,9
Menunjukkan usaha tanggung 9,0-10
jawab dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan
tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
4.3. Tanggung jawab
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak
0 – 4,9
tanggung jawab.
Menunjukkan usaha bekerja 9,0-10
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja 8,0-8,9
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten
Menunjukkan bekerja sama 7,0-7,9
4.4. Bekerja sama dengan cukup kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue /
konsisten.
Tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
bekerja sama dengan kompak
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan 9,0-10
dalam menyelesaikan tugas
praktik.
menunjukkan ada sikap sopan 8,0-8,9
dalam menyelesaikan tugas
praktik dan mulai kontinue /
4.5. Sopan konsisten
menunjukkan ada sikap sopan 7,0-7,9
dalam menyelesaikan tugas
praktik tetapi kurang kontinue
/ konsisten.
tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
sikap sopan dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan 9,0-10
hasil baik dan benar
Selesai tepat waktu dengan 8,0-8,9
hasil kurang baik namun benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu 7,0-7,9
dengan hasil baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu 5,0 – 6,9
dengan kurang baik dan salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Januari 2024


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/Semester : XII/6
Program Keahlian : Teknik Pemesinan

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.22. Menerapkan pemotongan chamfer 3.22.1. Mengidentifikasikan pemotongan chamfer
3.22.2. Memperjelaskan pemotongan chamfer
3.22.3. Mengklasifikasikan pemotongan chamfer
3.22.4. Menerapkan pemotongan chamfer
4.22. Membuat chamfer benda kerja 4.22.1. Menerapkan pembuatan chamfer benda kerja
menggunakan angle cutter 45° menggunakan angle cuter 45°
4.22.2. Mendemonstrasikan pembuatan chamfer benda kerja
menggunakan angle cuter 45°
4.22.3. Mengembangkan pembuatan chamfer benda kerja
menggunakan angle cuter 45°
4.22.4. Mendesain pembuatan chamfer benda kerja menggunakan
angle cuter 45°

B. TUJUAN
i. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan definisi roda gigi rack miring dengan benar secara
santun.
ii. Setelah menggali informasi siswa mampu menjelaskan cara pembuatan roda gigi miring rack dengan benar
secara mandiri.
iii. Setelah menggali informasi siswa mampu membuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin untuk
pembuatan rack miring dengan benar secara mandiri.
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Media Alat/Bahan Sumber Belajar
 Whatsap  Laptop  Modul, bahan ajar, internet dan
 E-learning Moodle  Handphone/Tablet sumber lainya
Project base learning
PENDAHULUAN  Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik
yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik diberi panduan untuk melihat, mengamati, membaca
dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan
bacaan melalui aplikasi E-learning Moodle)
 Guru memberikan materi (sesuai KD) melalui file, video, forum
diskusi, quiz
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya melaui WAG Forum Diskusi
 Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa
 Guru memantau / mendiskusikan jawaban siswa pada soal latihan
PENUTUP Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

D. PENILAIAN
Penilaian sikap dengan observasi, tes pengetahuan (berupa tes tulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau
projek dengan rubrik penilain sebagai nilai ketrampilan.
Sukoharjo, 1 Januari 2024
Mengetahui
Kepala Sekolah, Ketua Program Guru Mata Pelajaran

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn Heri Sudarsono, ST Yohanes Waloyo, MT
Lampiran Uraian Materi Pembelajaran

3.22. Menerapkan pemotongan chamfer


4.22. Membuat chamfer benda kerja menggunakan angle cuter 45°

A. Chamfer

Chamfer atau pingut merupakan pemotongan sudut di antara dua Sudut yang digunakan dalam
pengefraisan chamfer adalah 459. Chafer pada benda kerm dapat dilakukan pada bagian luar
maupun bagian dalam benda kerja, tergantung dengan kebutuhan pada suatu konstruksio

Penggunaan chamfer bertujuan untuk menghilangkan sisi tajam benda kerja sebinem dapat
melindungi operator dari sisi tajam benda kerja atau komponen suatu mesin. Selain itu penggunaan
chamfer juga bertujuan memudahkan pemasangan komponen yang berpasangan, misal pada mur
dan baut, poris berpasangan, dll.

B. Metode Pembuatan Chamfer

Pembuaan chamfer pada mesin frais dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:

1. Memiringkan/ memutar kepala mesin frais.

Cara memiringkan/ memutar kepala mesin frais pada saat melaukan proses pengefraisan
chamfer hanya dapat diakukan dengan menggunakan mesin frais vertikal. Kepala mesin frais
diputar hingga sudut 45º. Pisau frais yang digunakan dapat menggunakan pisau frais jari/
endmil. Cara ini tergolong tidak efektif dikarenakan ketika mengembalikan posisi kepala mesin
harus dilakukan dengan teliti agar posisi kepala mesin dapat kembali tegak lurus dengan meja
mesin.

Langkah mengefrais chamfer dengan metode memiringkan/ memutar kepala mesin frais adalah
sebagai berikut:

a. Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan


b. Pasang pisau frais pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan baik dan benar.
c. Miringkan atau putar kepala mesin frais sebesar 45° kearah kanan ataupun kiri sesuai dengan
kebutuhan atau sisi sudut yang akan dichamfer.
d. Pasang benda kerja pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
e. Sentuhkan ujung pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
f. Jika akan membuat chamfer sebesar “S" x 45°, maka lakukan pemakanan atau pergeseran
eretan memanjang atau eretan naik turun lakukan pergeseran atau pemakanan sebesar “s”,
akan tetapi kalau menggunakan eretar “drilling makan lakukan pergeseran sebesar “y”.
Lihatlah ilustrasi pada gambar di bawah ini.
2. Menggunakan ragum sinus/ ragum universal

Selain dengan memiringkan/ memutar kepala mesin train, langkah selanjutnya adalah dengan
menggunakan ragum sinus atau ragum universat kagum diputar 457 disesuaikan dengan bidang
yang akan dichamfer. Ilustrasi penggunaan ragum dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Langkah mengefrais chamfer dengan menggunakan ragum sinus atau ragum universal adalah
sebagai berikut:

a. Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan chamfer
b. Pasang pisau frais pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan baik dan benar.
c. Miringkan atau putar ragum frais seperti pada gambar 7.4 sebesar 45°, Pasang benda kerja
pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
d. Sentuhkan ujung pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
e. Lakukan pemakanan chamfer dengan menggunakan bagian muka atau bagian sisi pisau frais.
Pada pemakanan dengan menggunakan sisi samping endmill yang harus dilakukan adalah
menggeser eretan memanjang atau melintang (disesuaikan dengan posisi ragum) sebesar
“y", sedangkan pemakanan menggunakan sisi maka yang harus dilakukan adalah menggeser
eretan naik turun sebesar "y". thustrasie; proses pemakanan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

3. - Menggunakan pisau frais angle cutter 450

Menggunakan pisau frais angle cutter merupakan cara yang paling mudah digunakan. Hal ini
dikarenakan dalam proses pengefraisan chamfer tidak harus melakukan pemutaran kepala
mesin frais ataupun menggunakan ragum putar. Pada proses pengefraisan chamfer dengan
angle cutter 45° cukup mengganti pisau yang digunakan dengan menggunkan pisau angle
cutter 45º.

Langkah mengefrais chamfer dengan menggunakan pisau frais angle cutter 45° adalah sebagai berikut:

a. Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan chamfer
b. Pasang pisau frais angle cutter 45° pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan
baik dan benar.
c. Pasang benda kerja pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
d. Sentuhkan sisi miring pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
e. Lakukan pemakanan chmafer dengan menggeser eretan memanjang atau melintang sebesar
chamfer yang akan dibuat.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Tahun pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII / Semester 6
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2

KD. 3.22
KD. 3.19 KD. 3.20 KD. 3.21 Nilai
dan 4.22
No Nama dan 4.19 dan 4.20 dan 4.21 Modulus
Sikap
1 2 3 4 5 6 7 8
1

10

Instrumen yang dinilai :

1. Mandiri
2. Tanggung jawab
3. Bekerja sama
4. toleran
5. disiplin
6. sopan
RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Sekolah : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kelas/semester : XII/6
Tahun pelajaran : 2023/2024
Waktu penilaian : Observasi pada saat pembelajaran

I. Indikator sikap mandiri:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian menyelesaikan
tugas praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam kemandiririan menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam kemandirian
menyelesaikan tugas praktik.

II. Indikator sikap bertanggung jawab:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
praktik.

III. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok:


1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik secara terus menerus dan akonsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik dan mulai kontinue / konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam kegiatan
praktik tetapi kurang kontinue / konsisten.
4. K (Kurang) jika tidak menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh untuk bekerjasama dalam
kegiatan praktik.

IV. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam
pelaksanaan praktik dan mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap toleran dalam pelaksanaan
praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap toleran dalam pelaksanaan praktik.

V. Indikator sikap disiplin terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap disiplin dalam
pelaksanaan praktik tetapi kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap disiplin dalam pelaksanaan praktik.

VI. Indikator sikap sopan terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif:
1. SB (Sangat Baik) jika menunjukkan usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik secara terus menerus dan konsisten.
2. B(Baik) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik mulai continue dan konsisten.
3. C (Cukup) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh untuk bersikap sopan dalam
pelaksanaan praktik kurang kontinue dan konsisten.
4. K (Kurang) jika sama sekali tidak bersikap sopan dalam pelaksanaan praktik.

Keterangan :
SB : Sangat Baik (skor 2)
B : Baik (skor 1,5)
C : Cukup (skor 1)
K : Kurang (skor 0.5)
INSTRUMEN TES TERTULIS
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 4
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

Kompetensi Jenis
Indikator PK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.22.Menerapkan 3.22.1. Mengidentifikasi 3.22.1 Siswa mampu Testulis 17. Sebutkan
pemotongan kan pemotongan mengidentifik pengertian
chamfer chamfer asikan pengerjaan
3.22.2. Memperjelaskan pemotongan chamfer!
pemotongan chamfer (Skor 25)
chamfer 3.22.2. Siswa mampu
3.22.3. Mengklasifikasik memperjelask 18. Jelaskan
an pemotongan an langkah-
chamfer pemotongan langkah
3.22.4. Menerapkan chamfer mengefrais
pemotongan 3.22.3. Siswa mampu chamfer
chamfer mengklasifikas dengan
ikan metode
pemotongan memiringkan/
chamfer memutar
3.22.4. Menerapkan kepala mesin
pemotongan frais!
chamfer (Skor 25)

19. Jelaskan
langkah-
langkah
mengefrais
chamfer
dengan
menggunakan
ragum sinus
atau ragum
universal! .
(skor 25)

20. Bagaimanaka
h langkah
mengefrais
chamfer
dengan
menggunaka
n ragum
sinus atau
ragum
universal ?
(Skor 25)

Jawaban :
1. Chamfer atau pingut merupakan pemotongan sudut di antara dua Sudut yang digunakan dalam
pengefraisan chamfer adalah 459. Chafer pada benda kerm dapat dilakukan pada bagian luar
maupun bagian dalam benda kerja, tergantung dengan kebutuhan pada suatu
konstruksio.Penggunaan chamfer bertujuan untuk menghilangkan sisi tajam benda kerja sebinem
dapat melindungi operator dari sisi tajam benda kerja atau komponen suatu mesin. Selain itu
penggunaan chamfer juga bertujuan memudahkan pemasangan komponen yang berpasangan,
misal pada mur dan baut, poris berpasangan, dll.
2. Langkah mengefrais chamfer dengan metode memiringkan/ memutar kepala mesin frais adalah
sebagai berikut:
1) Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan
2) Pasang pisau frais pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan baik dan benar.
3) Miringkan atau putar kepala mesin frais sebesar 45° kearah kanan ataupun kiri sesuai dengan
kebutuhan atau sisi sudut yang akan dichamfer.
4) Pasang benda kerja pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
5) Sentuhkan ujung pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
6) Jika akan membuat chamfer sebesar “S" x 45°, maka lakukan pemakanan atau pergeseran
eretan memanjang atau eretan naik turun lakukan pergeseran atau pemakanan sebesar “s”,
akan tetapi kalau menggunakan eretar “drilling makan lakukan pergeseran sebesar “y”.
Lihatlah ilustrasi pada gambar di bawah ini.
3. Langkah mengefrais chamfer dengan menggunakan ragum sinus atau ragum universal adalah
sebagai berikut:
1) Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan chamfer
2) Pasang pisau frais pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan baik dan benar.
3) Miringkan atau putar ragum frais seperti pada gambar 7.4 sebesar 45°, Pasang benda kerja
pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
4) Sentuhkan ujung pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
5) Lakukan pemakanan chamfer dengan menggunakan bagian muka atau bagian sisi pisau frais.
Pada pemakanan dengan menggunakan sisi samping endmill yang harus dilakukan adalah
menggeser eretan memanjang atau melintang (disesuaikan dengan posisi ragum) sebesar “y",
sedangkan pemakanan menggunakan sisi maka yang harus dilakukan adalah menggeser
eretan naik turun sebesar "y". thustrasie; proses pemakanan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
4. Langkah mengefrais chamfer dengan menggunakan pisau frais angle cutter 45° adalah sebagai
berikut:
1) Pastikan benda kerja sudah selesai dikerjakan sebelum dilakukan pengefraisan chamfer
2) Pasang pisau frais angle cutter 45° pada arbor, pastikan pemasangan pisau terpasang dengan
baik dan benar.
3) Pasang benda kerja pada pada ragum, pastikan benda kerja terpasang dengan benar.
4) Sentuhkan sisi miring pisau frais pada sisi sudut benda kerja dan lakukan setting nol.
5) Lakukan pemakanan chmafer dengan menggeser eretan memanjang atau melintang sebesar
chamfer yang akan dibuat.

Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai


1. Nilai 4 : jika sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan jawaban
2. Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban
3. Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
4. Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 4 x 25
Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari nilai
2. 2 3 x 25
IPK
3. 3 3 x 50 NA Esay = (325/400) x 100 = 81,25
4. 4 3 x 25
Jumlah 325
INSTRUMEN TES PRAKTIK

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais
Kelas/ Semester : XII/ 6
Kompetensi dasar : 4.22. Menentukan pembuatan benda kerja dengan memiringkan meja mesin
untuk pembuatan rack miring.

IPK :
Pertemuan Ke-1
3.22.2 Mengatur pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais.
3.22.3 Melakukan proses penyeyatan rata muka siku dan sejajar dan samping benda kerja

Pertemuan Ke-2
4.22.3 Menerapkan penyayatan roda gigi rack miring pada salah satu perukaan balok segi empat.
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 1
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

No. Kompetensi Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Dasar Smt Soal
1. 4.22. Menentukan Prosedural : XII/ 6 1. Disajikan berbagai 1
pembuatan  Menerapkan K3 dan pekerjaan penyayatan
benda kerja berlaku santun, teliti menggunakan mesin frais
dengan dan penuh rasa untuk membuat benda
memiringkan kerja berbentuk chamfer
tanggung jawab saat
meja mesin
untuk praktik.
pembuatan  Menerapkan
rack miring. pembuatan chamfer
benda kerja
menggunakan angle
cuter 45°.
Metakognitif :
 Menerapkan
pembuatan chamfer
benda kerja
menggunakan angle
cuter 45°.
 Mendemonstrasikan
pembuatan chamfer
benda kerja
menggunakan angle
cuter 45°.
 Mendesainkan
pembuatan chamfer
benda kerja
menggunakan angle
cuter 45°.
STRUMEN JOB SHEET PRAKTIK
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidikan : SMK Bina Patria 1 Sukoharjo


Jumlah Soal : 3
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Penyusun : Yohanes Waloyo

MENGEFRAIS RATA, SEJAJAR, DAN SIKU.


a. Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP):
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta/ petatar mampu:
1) Mengoperasikan mesin frais sesuai SOP
2) Memilih alat-alat potong sesuai kebutuhan
3) Memasang alat potong sesuai ketentuan
4) Mengefrais rata, sejajar, dan siku sesuai ketentuan

b. Peralatan
1) Mesin frais dan perlengkapanya
2) Endmill 12 mm
3) Mistar sorong

c. Bahan
Alumunium bulat Φ 25,4 mm x 125 mm

d. Keselamatan Kerja
1) Periksa alat-alat sebelum digunakan
2) Simpan peralatan pada tempat yang aman dan rapih selama dan sesudah digunakan
3) Gunakan alat-alat keselamatan kerja pada sat praktikum
4) Operasikan mesin sesuai SOP
5) Pelajari gambar kerja, sbelum melaksanakan praktikum
6) Laksanakan pengecekan ukuran secara berulang sebelum benda kerja dinilaikan.

e. Langkah Kerja
1) Pelajari gambar kerja atau lembaran kerja
2) Siapkan peralatan yang diperlukan dan berikut benda kerjanya
3) Atur putaran mesin dan feeding sesuai ketentuan
4) Pasang ragum pada meja mesin, dalam hal ini ragum harus benar-benar kuat dan sejajar
dengan meja mesin. Selanjutnya pasang benda kerja pada ragum dengan possisi benda
sedikit nonjol keluar dari sisi mulut ragum
5) Pasang alat potong pada spindel mesin
6) Laksanakan pengefraisan bidang A1, dan bidang A2 hingga mencapai ukuran 18 mm. Serta
lanjutkan megefrais bidang C1 sebagai dasar mencapai panjang 81 mm
7) Ganti posisi benda kerja untuk persiapan pengefraisan bidang B, dalam hal ini pemasangan
benda kerja sedikit menonjol keluar dari sisi mulut ragum. Selanjutnya laksanakan
pengefraisan bidang B1dan B2, dan lanjutkan megefrais bidang C2 hingga mencapai panjang
81 mm
8) Selanjutnya miringkan benda kerja sebesar 30, selanjutnya laksanakan pengefraisan bidang
D
9) Atur kembali pemasangan benda kerja secara tegak, dan selanjutnya laksanakan
pengefraisan cemper 1,5x45
10) Setelah selesai atur kembali pemasangan benda kerja secara mendatar, dan selanjutnya
laksanakan membuat lubang  10 h7 dengan dimulai membuat lubang senter bor terlebih
dahulu serta jangan lupa salah satu ujungnya di camper
11) Ganti posisi benda kerja,dan selqanjutnya buat lubang  5. dan jangan lupa kedua ujung
lubang camper
12) Selanjutnya lepas benda kerja, dan lakukan pengikiran pada bagian-bagian bidang yangn
tajam
13) Chek kembali semua ukuran yang telah dikerjakan
14) Nilaikan benda kerja kepada pembimbing.
15) Bersihkan mesin dan lingkungan kerja
16) Bersihkan peralatan yang digunakan, selanjutnya kembalikan kepada petugas toolman

Catatan
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.

GAMBAR KERJA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK
SMK BP 1 SUKOHARJO MATA PELAJARAN : TGL :
Prog. Keahlian TP Teknik Pemesinan Frais KLS :
Diklat : KOMPETENSI DASAR :
Nama :
MEMBUAT rack miring Membuat chamfer
Waktu : 135
No Absen :
Menit
SKOR
FAKTOR PENILAIAN URAIAN YANG DI NILAI KET
MAX DICAPAI
1. Perencanaan langkah kerja
10 Bobot
1. Persiapan Kerja (WP)
10%
2. Peresiapan peralatan kerja 10
JUMLAH 20 N1 = SC/JS
28. Penggunaan alat
10
pendukung
29. Penggunaan paralel Bobot
2. Proses Kerja 10
pad 40%
30. Pemasangan benda
10
kerja
JUMLAH 30 N2 = SC/JS
1.Panjang chamfer 125 mm 10

Bobot
3. Hasil Kerja 2. Lebar chamfer 15 mm 10
40%

3. Tebal chamfer 15 mm 10
N3 =
JUMLAH 30
SC/JS
1. Penggunaan APD 10
2. Melaksanakan K3 10
Bobot
4. Sikap kerja 3. Tanggung jawab 10
5%
4. Bekerja sama 10
5. Sopan 10
N4 =
JUMLAH 50
SC/JS
Bobot
5. Waktu Ketepatan Waktu 10
5%
N5 =
JUMLAH 10
SC/JS
Total nilai (N1 x 10% + N2 x 40% + N3 x 40% +
N4 x 5% + N5 x 5 %)
Nilai akhir
Catatan : SC = Skor Capaian
JS = Jumlah Skor

Praktikan / Siswa Guru Pengampu


KRITERIA PENILAIAN UJIAN
PRAKTIK KEJURUAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Frais 2
Kompetensi Dasar : 4.22. Membuat chamfer benda kerja menggunakan angle cuter 45°
Alokasi Waktu : 24 JP
Bentuk Soal : Penugasan 2 Perorangan

No. Komponen/Sub komponen Kriteria Skor


Penilaian
I Persiapan kerja
Perencanaan langkah kerja 9,0-10
dibuat sesuai dengan
gambar kerja dan detail
Perencanaa langkah kerja 8,0-8,9
dibuat sesuai dengan
gambar kerja
Perencanaan langkah kerja 7,0-7,9
1.1. Perencanaan langkah dibuat sesuai dengan
kerja (WP) gambar kerja dan masih ada
koreksi
Perencanaan langkah kerja 5,0 – 6,9
dibuat tidak sesuai dengan
gambar kerja
Perencanaan langkah kerja
tidak dibuat sesuai dengan 0 – 4,9
gambar kerja
1.2. Peresiapan peralatan Alat disiapkan sesuai dengan 9,0-10
kerja keperluan dan dalam kondisi
baik rapi
Alat disiapkan sesuai dengan 8,0-8,9
keperluan dan dalam kondisi
seadanya
Alat disiapkan sesuai dengan 7,0-7,9
keperluan dan dalam kondisi
berantakan
Alat disiapkan tidak sesuai 5,0 – 6,9
dengan keperluan dan dalam
kondisi berantakan
Jenis dan jumlah alat tidak
0 – 4,9
sesuai dengan keperluan
II Proses Kerja
2.1. Penggunaan alat Penggunaan alat pendukung 9,0-10
pendukung sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan
tapi masih eksentris
Penggunaan alat pendukung 7,0-7,9
tidak sesuai prosedur
pekerjaan
Penggunaan alat pendukung 5,0 – 6,9
tidak lengkap
Pemasangan ragum masih
1 – 4,9
goyang
2.2. Penggunaan Penggunaan paralel pad 9,0-10
paralel pad sesuai prosedur pekerjaan
Penggunaan paralel pad 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan
tapi masih eksentris
Penggunaan paralel pad 7,0-7,9
tidak sesuai prosedur
pekerjaan
Penggunaan paralel pad 5,0 – 6,9
tidak lengkap
Penggunaan paralel pad
0 – 4,9
salah
Pemasangan benda kerja 9,0-10
sesuai prosedur pekerjaan
Pemasangan benda kerja 8,0-8,9
sesuai prosedur pekerjaan
tapi masih eksentris
2.3. Pemasangan Pemasangan benda kerja 7,0-7,9
benda kerja tidak sesuai prosedur
pekerjaan
Pemasangan benda kerja 5,0 – 6,9
tidak lengkap
Pemasangan benda kerja
0 – 4,9
masih goyang
III Hasil Kerja
Pengecekan pemakanan 9,0-10
permukaan dan sejajar
sesuai prosedur pekerjaan
Pengecekan pemakanan 8,0-8,9
permukaan cukup lurus dan
sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
3.1.Panjang 125 mm
Pengecekan pemakanan 7,0-7,9
permukaan kurang lurus dan
sejajar
Pengecekan pemakanan 5,0 – 6,9
permukaan masih miring
Pengecekan pemakanan
0 – 4,9
permukaan masih goyang
Pengecekan arah melintang 9,0-10
lurus dan sejajar sesuai
prosedur pekerjaan
Pengecekan arah melintang 8,0-8,9
ragum cukup lurus dan
sejajar sesuai prosedur
pekerjaan
3.2.Lebar 15 mm
Pengecekan arah melintang 7,0-7,9
ragum kurang lurus dan
sejajar
Pengecekan arah melintang 5,0 – 6,9
ragum masih miring
Pengecekan arah melintang
0 – 4,9
ragum masih goyang
3.3. Tebal 15 mm Pas presisi 9,0-10
± 0,1 8,0-8,9
± 0,2 7,0-7,9
± 0,3 5,0 – 6,9
± 0,4 0 – 4,9
IV Penilaian Sikap
Menunjukkan menggunakan 9,0-10
APD sesuai dengan standar
operasi.
Menunjukkan menggunakan 8,0-8,9
4.1. Penggunaan APD APD cukup sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan 7,0-7,9
APD kurang sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan 5,0 – 6,9
APD tidak sesuai dengan
standar operasi.
Menunjukkan menggunakan
APD tidak memperhatikan 0 – 4,9
standar operasi.
Menunjukkan usaha 9,0-10
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
4.2. Melaksanakan K3 Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
sungguh-sungguh dalam
malaksanakan K3 dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap
0 – 4,9
serabutan
Menunjukkan usaha 9,0-10
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha cukup 8,0-8,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha kurang 7,0-7,9
4.3. Tanggung jawab
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan usaha tidak 5,0 – 6,9
tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sikap tidak
0 – 4,9
tanggung jawab.
Menunjukkan usaha bekerja 9,0-10
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Menunjukkan sudah bekerja 8,0-8,9
sama dengan kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik
dan mulai kontinue /
konsisten
Menunjukkan bekerja sama 7,0-7,9
4.4. Bekerja sama
dengan cukup kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik
tetapi kurang kontinue /
konsisten.
Tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
bekerja sama dengan
kompak dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak mau bekerja bersama 0 – 4,9
Menunjukkan sikap sopan 9,0-10
dalam menyelesaikan tugas
4.5. Sopan praktik.
menunjukkan ada sikap 8,0-8,9
sopan dalam menyelesaikan
tugas praktik dan mulai
kontinue / konsisten
menunjukkan ada sikap 7,0-7,9
sopan dalam menyelesaikan
tugas praktik tetapi kurang
kontinue / konsisten.
tidak menunjukkan adanya 5,0 – 6,9
sikap sopan dalam
menyelesaikan tugas praktik.
Tidak sopan sama sekali 0 – 4,9
V Selesai tepat waktu dengan 9,0-10
hasil baik dan benar
Selesai tepat waktu dengan 8,0-8,9
hasil kurang baik namun
benar
Waktu Selesai tidak tepat waktu 7,0-7,9
dengan hasil baik dan benar
Selesai tidak tepat waktu 5,0 – 6,9
dengan kurang baik dan
salah
Tidak selesai 0 – 4,9

Sukoharjo, 01 Januari 2024


Ketua Program Pemesinan Guru Mata Pelajaran,

Heri Sudarsono, ST. Y. Waloyo, MT

Mengetahui
Kepala SMK Bina Patria 1 Sukoharjo

Dr. Ir. Tri Prasetyo Utomo, M.Sn.

Anda mungkin juga menyukai