Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENILAIAN INDEKS INOVASI DAERAH DAN PEMBERIAN

PENGHARGAAN INNOVATIVE GOVERNMENT AWARD (IGA)

Beri tanda centang (🗸) pada tabel. Sesuaikan dengan Inovasi masing-masing!
TAHAPAN INOVASI : a. Inisiatif
b. Uji Coba
c. Penerapan

INISIATOR INOVASI DAERAH : a. Kepala Daerah


b. Anggota DPRD
c. OPD
d. ASN
e. Masyarakat

JENIS INOVASI DAERAH : a. Digital


b. Non Digital

BENTUK INOVASI DAERAH : a. Inovasi Daerah lainnya sesuai


dengan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah
b. Inovasi Pelayanan Publik
c. Inovasi Tata Kelola Pemerintah Daerah

COVID 19 : a. COVID 19
b. Smart City
c. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
d. Propinsi, Kabupaten dan Kota Bersih
dan Bebas Sampah.

Isian lainnya :
- Nama Inovasi Daerah :
TAS MANTRI (Disabilitas Mandiri Terlindungi) #Pemberdayaan Caregiver Kunci
Sukses HCS (Home Care Services).

- Waktu Uji Coba Inovasi Daerah (Tanggal/bulan/tahun) :


06 Pebruari 2020
- Waktu Implementasi Inovasi Daerah (Tanggal/bulan/tahun) :
05 Oktober 2020

- Rancang Bangun dan Pokok Perubahan yang dilakukan (Minimal 300 kata) :
RANCANG BANGUN INOVASI TAS MANTRI
(DISABILITAS MANDIRI TERLINDUNGI)
PUSKESMAS TURI KABUPATEN
LAMONGAN

Tim HCS Puskesmas


Keluarga pasien melakukan
maupun Caregiver Tim HCS perawatan/pengobatan
meminta Tim HCS untuk Puskesmas dan membuat Progres
pelayanan di rumah bagi berangkat menuju Raport
disabilitas melalui grup rumah Pasien
WA atau Telepon Disabilitas

Perawatan dirumah Tim HCS Mengambil


rutin/berkala Caregiver dan Tim
Keputusan Desa mendukung
sarana/prasarana/Al
kes

Dirawat Rutin/Berkala oleh


Nakes Desa
Rujuk Puskesmas/RS
1. RINGKASAN
TAS MANTRI (Disabilitas Mandiri Terlindungi)
# Pemberdayaan Caregiver Kunci Sukses HCS (Home Care Services).
Kategori: Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan.

TAS MANTRI merupakan Inovasi asli Puskesmas Turi, bertujuan meningkatkan


keterampilan caregiver dalam memberikan perawatan pasien HCS terutama disabilitas.
Masalah saat ini masih belum adanya pengetahuan keterampilan caregiver dalam
memberikan perawatan secara mandiri Pasien HCS terutama dengan disabilitas.
Pada wilayah Turi tahun 2020-2021 terdapat 27,27% yaitu sejumlah 30 pasien disabilitas dari
total 110 pasien HCS, dan terdapat 10 angka kematian pada tahun 2020- 2021 sedangkan sebelum
adanya inovasi TAS MANTRI belum ada pelatihan caregiver pada 19 desa dengan jumlah
110 caregiver (0%).
Setelah inovasi TAS MANTRI terdapat 10 dari 19 desa yang sudah dilakukan pelatihan
caregiver di. Beberapa desa tersebut memiliki akses yang cukup jauh dari fasyankes dan adanya
bencana banjir. Jumlah caregiver yang sudah dilakukan pelatihan rutin tahun 2021 meningkat
sejumlah 63,63% (70 caregiver) dari total 110 caregiver.
Hasil survey Kepuasan Masyarakat didapatkan hasil kepuasan terhadap keterampilan
caregiver 73% dan kepuasan terhadap layanan caregiver 64%.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi TAS MANTRI jika dilaksanakan dengan baik, akan
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan caregiver
dalam memberikan perawatan pasien HCS terutama dengan disabilitas sehingga meningkatkan
kesejahteraan kesehatan.

2. IDE INOVATIF
Berawal dari keprihatinan pasien disabilitas yang kurang berdaya dalam memenuhi
kebutuhan sehari hari serta kepentingan kesehatan memacu Puskesmas Turi berupaya untuk
mengatasi ketidakberdayaan pada pasien disabilitas dengan membentuk inovasi TAS MANTRI.
Inovasi TAS MANTRI (Disabilitas Aman Terlindungi) mempunyai tujuan utama yaitu
meningkatkan kualitas hidup difabel (disabilitas) dengan cara memberikan kemampuan tambahan
berupa pelatihan, kepada tetangga atau keluarga sebagai caregiver . Inovasi TAS MANTRI
Puskesmas Turi adalah Original dan pertama di Lamongan. Langkah
strategis dalam inovasi ini murni dari kearifan dan sumber daya lokal
Istilah Caregiver secara bahasa bisa diartikan sebagai “pemberi perhatian”. Khusus dalam
konteks keperawatan, Caregiver adalah orang yang memberikan perhatian dan perawatan bagi orang
lain.
Pada wilayah Turi tahun 2020-2021 terdapat 110 pasien dengan keterbatasan aktifitas yang
dilakukan kunjungan rumah sesuai dengan program kerja Kepala daerah Kabupaten Lamongan atau
disebut dengan HCS (Homecare Services) , diantaranya terdapat 30 pasien disabilitas fisik.
Seperti yang kita ketahui, pasien disabilitas memiliki keterbatasan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain baik keluarga, layanan
profesional maupun tetangga terdekat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Puskesmas Turi membentuk Inovasi TAS MANTRI
(Disabilitas Mandiri Terlindungi) dengan memberdayakan keluarga atau tetangga terdekat sebagai
Caregiver .
Tujuan inovasi ini tentu saja untuk meningkatkan kualitas hidup pasien disabilitas, Caregiver
dapat membantu kebutuhan sehari hari, sampai keperluan kesehatan , misal ; Tanda vital kesehatan,
Obat obatan dasar, kepatuhan minum obat bila ada indikasi, sampai keperluan rujukan bila
dibutuhkan.
Karena keluarga atau masyarakat sekitar masih awam terhadap layanan kesehatan, maka
Puskesmas Turi hadir untuk memberikan berbagai macam pelatihan.
Kegiatan inovasi ini ditunjang oleh dukungan Lintas Sektor, Tenaga Kesehatan Puskesmas
Turi sampai Tenaga kesehatan desa serta membangun Hubungan yang baik dari keluarga atau
tetangga yang menjadi Caregiver.
Inovasi TAS MANTRI merupakan terobosan luar biasa karena dalam pelaksanaannya
mampu mendorong masyarakat untuk terlibat langsung dalam pembangunan kesehatan sebagai
caregiver pasien disabilitas, dengan harapan pasien disabilitas dapat diperhatikan kualitas
kesehatannya, kepatuhan minum obatnya serta kiat- kiat penanganan cepat ketika dalam kondisi sakit.
Caregiver pasien disabilitas yang sehat dan produktif dapat menjadi agen perubahan karena
mempunyai akses yang lebih banyak dengan masyarakat. Mereka mudah berinteraksi dalam
menjalankan tugasnya, sehingga langkah inovasi ini efisien.
Inovasi TAS MANTRI merupakan solusi alternatif dari tingginya kasus pasien disabilitas di
kecamatan Turi dan rendahnya pengetahuan para caregiver disabilitas tentang cara perawatan
mandiri pasien disabilitas dirumah.
3. SIGNIFIKANSI
Untuk menentukan langkah strategis, terlebih dahulu menganalisis penyebab domain dari
masalah kasus pasien disabilitas di wilayah Kecamatan Turi Langkah strategis dalam inovasi TAS
MANTRI adalah :
1. Belum ada pelatihan khusus caregiver pasien disabilitas
2. Belum ada sarana prasarana khusus untuk pasien disabilitas
3. Belum ada wadah dan komunitas khusus dalam memberikan perawatan mandiri pasien
disabilitas.
4. Komunikasi tidak efektif

Dari penyebab domain di atas maka langkah strategis yang dilakukan adalah:
1. Bekerja sama dengan keluarga atau pendamping pasien disabilitas, lintas sektor, aparatur desa,
tokoh pemuda untuk berkomitmen bersama dalam memberikan perawatan pasien disabilitas.
2. Melakukan survey lapangan untuk menentukan rumah pasien dan menunjuk Caregiver
nya, sebelumnya dilakukan informed concern kepada pasien.
3. Memberikan petunjuk teknis tentang tugas sebagai caregiver serta cara mengisi buku kontrol
bulanan
4. Memasukkan caregiver kedalam group wa
5. Memberikan pelatihan pada caregiver setiap 1 tahun sekali
6. Siap mengkoordinir pembelian alat-alat kesehatan sesuai indikasi dengan dana bantuan dari desa.
7. Menjalin komunikasi yang efektif melalui media social
Dalam aspek sosial, inisiatif TAS MANTRI telah mampu menciptakan wadah kepedulian
yang kuat sekaligus kemampuan penatalaksanaan secara tepat. Semuanya dilakukan demi
pemberdayaan care giver sebagai kunci sukses HCS. Inovasi ini telah menciptakan sesuatu yang baru
yaitu dengan peran caregiver dan LINSEK sebagai ujung tombak dari mereka, informasi tersebut
dikoordinasikan dengan puskesmas.
Dalam aspek ekonomi, inisiatif telah berhasil memberdayakan masyarakat terutama pada
keluarga yang terdapat pasien disabilitas yang memerlukan pengobatan dan perawatan setiap hari bisa
dilakukan perawatan oleh masing-masing caregiver dirumah, meliputi kebutuhan sehari-hari dan
bagi caregiver yang sudah terlatih bisa peka terhadap kebutuhan kesehatan pasien disabilitas,
contohnya tanda vital, kepatuhan minum obat dan
kebutuhan rujukan. Melakukan optimalisasi alat yang telah disediakan oleh lintas sektor.
Inovasi ini akan terus berlanjut karena mendapatkan dukungan penuh dari Linsek dan
masyarakat.
Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan melalui lokakarya internal Puskesmas.dengan
mengumpulkan semua bidan desa, dan evaluasi dengan para LINSEK 3 bulan sekali,
evaluasi dengan caregiver 1 tahun sekali. Bertempat dipuskesmas dan dipimpin langsung
oleh kepala puskesmas. Agendanya,meminta laporan dari tiap pertemuan dan hasil kegiatan
termasuk keberhasilan dan hambatan yang terjadi.
Hasil lokakarya internal kemudian dibawa oleh kepala Puskesmas ke forum eksternal
tingkat kecamatan, dipimpin oleh Camat dengan mengundang Kepala desa, Polisi,
BABINKANTIB desa. Dalam evaluasi tersebut, dibahas tuntas segala perkembangan dan
hambatan dilapangan, sekaligus solusinya. Hasilnya dibawa untuk bahan evaluasi ditingkat
kabupaten.
Adapun indikator-indikator dalam pencapaian inovasi TAS MANTRI ini adalah:
1) Dilakukan pelatihan dan evaluasi caregiver dalam 1 tahun sekali
2) Adanya buku kontrol perawatan pasien HCS terutama disabilitas
3) Pemantauan buku kontrol perawatan pasien HCS terutama disabilitas dilakukan 1 bulan sekali.
4) PJ desa melakukan pendampingan setiap kali dibutuhkan oleh caregiver
Keaktifan BABINKANTIB (KORAMIL) sebagai keamanan ketika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Sebelum adanya inovasi TAS MANTRI belum ada pelatihan caregiver pada 19 desa
dengan jumlah 110 caregiver (0%), setelah inovasi TAS MANTRI terdapat
10 dari 19 desa yang sudah dilakukan pelatihan caregiver di wilayah Turi. Beberapa desa tersebut
memiliki akses yang cukup jauh dari fasyankes dan adanya bencana banjir. Jumlah caregiver yang
sudah dilakukan pelatihan rutin tahun 2021 meningkat sejumlah 63,63% (70 caregiver) dari total 110
caregiver.
TAS MANTRI melahirkan komunitas masyarakat para caregiver dan LINSEK
setempat yang bertugas memantau dan melakukan perawatan HCS terutama pasien
disabilitas secara mandiri dirumah
Hasil survey Kepuasan Masyarakat terhadap efektifitas inovasi TAS MANTRI
didapatkan hasil kepuasan terhadap keterampilan caregiver sejumlah 73%, Kepuasan pasien
disabilitas terhadap keterampilan caregiver sejumlah 64%.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi TAS MANTRI jika dilaksanakan dengan baik, akan
berpengaruh dalam meningkatkatkan keterampilan caregiver dalam memberikan perawatan pasien
HCS terutama dengan disabilitas sehingga meningkatkan kesejahteraan kesehatan.

4. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN TPB


Inovasi TAS MANTRI beriringan dengan program Kerja Kepala Daerah Kabupaten
Lamongan serta sangat mendukung pencapaian SDGs. Kegiatannya sangat sejalan dengan tujuan
global ke-3 yaitu Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk
semua usia, sasaran global nomor 8 Mencapai cakupan kesehatan universal termasuk perlindungan
resiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang. Dan sasaran
RPJMN 2015-2019 ke-8.2 meningkatnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada tahun 2019
minimal 95% (2015:60%).
Tujuan global ke-1 mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun, sasaran global nomor 2
menerapkan secara rasional sistem dan upaya perlindungan social yang tepat bagi semua, termasuk
kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok
miskin dan rentan. Dan sasaran RPJMN 2015-2019 ke-2.2 meningkatnya persentase penyandang
difabilitas miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar pada tahun 2019
menjadi 17,12% (2015: 14,84%).

5. ADAPTABILITAS
Program inovasi TAS MANTRI sangat mudah dipindahkan, ditransfer, dan diadaptasi karena
hanya membutuhkan pelatihan caregiver rutin dalam perawatan mandiri pasien disabilitas dirumah
dan mengkoordinir pembelian alat-alat kesehatan yang dibutuhkan.
Peran aktif para caregiver diharapkan mampu membuat pasien disabilitas menjadi mandiri
dan berdaya dalam kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki kualitas kesehatannya.
Karena TAS MANTRI mengedepankan unsur pemberdayaan masyarakat, maka inovasi ini
sangat layak untuk diadopsi dan diaplikasikan di seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.

6. KEBERLANJUTAN
Agar inovasi TAS MANTRI tetap berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan
adalah:
1. Menjaga komitmen bersama antara caregiver, PJ desa dan petugas puskesmas.
2. Menjaga komitmen bersama antar Lintas Sektor tiap 3 bulan sekali.
3. Melakukan Pertemuan rutin tiap tahun, sekaligus memberikan pelatihan dan refresh ilmu bagi
Caregiver, Oleh programmer PERKESMAS Puskesmas Turi
4. Pemantauan terkait perawatan alat-alat kesehatan secara rutin.
5. Melakukan monitoring ketersediaan alat kesehatan yang dibutuhkan di desa tersebut.
6. Melaporkan melalui Whastapp Group setiap kasus pasien disabilitas yang membutuhkan
konsultasi.
7. Mengalokasikan penganggaran TAS MANTRI pada keuangan puskesmas setiap tahun melalui
dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)

Sumber Dana
 Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5.000.000/tahun.
 Swadaya Masyarakat 500.000/tahun
 Pembelian alat-alat kesehatan tensimeter elektrik 500.000 dan thermometer
seharga 50.000 untuk acara penyuluhan dan pelatihan caregiver.
SDM
110 caregiver, 19 Bidan Desa, , 1 Programer PERKESMAS, 19 Polisi desa

Penunjang
15 Mobil Sehat

7. KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN


a. Bupati Lamongan, selaku inspirator dan motivator, serta peningkatan pelayanan publik.
b. Kepala Dinas Kesehatan Lamongan , inisiator pemberdayaan caregiver pada pasien HCS
terutama Pasien dengan disabilitas melalui program PERKESMAS.
c. Puskesmas Turi, sebagai inisiator utama kegiatan yang sekaligus berperan sebagai
pelaksana, pembina dan pemantau Program inovasi ini.
d. Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan TAS MANTRI.
e. Seluruh caregiver yang selalu aktif dalam pelatihan dan perawatan pasien HCS
terutama pasien disabilitas.
f. Polsek dan Koramil, selaku koordinator keamanan
g. Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana.
DOKUMENTASI KEGIATAN TAS MANTRI
DOKUMENTASI KEGIATAN MANJA PAPAKU

ALAT MEMANDIKAN JENAZAHODEL TANPA DIPANGKU

KLORINISASI (DESINFEKSI) MANDIAN JENAZAH

Anda mungkin juga menyukai