100 – 0 – 100
100 % Akses 0% Kawasan 100% Akses
Air Minum Kumuh Sanitasi
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) - 2030
INPRES NO. 1
TAHUN 2017
GANGGUAN
Kabupaten Merangin terdiri dari 24 Kecamatan dan 27 Puskesmas dan PENCERNAAN
215 Desa dan Kelurahan dengan jumlah total sebanayak 93.852 KK.
Pencapaian akses sanitasi di Kabupaten Merangin pada saat ini
meningkat 89,00% yang artinya masih terdapat 11,00% masyarakat
Merangin belum akses ke jamban sehat (berdasarkan data monitoring
Web STBM yang di update oleh sanitarian). Sedangkan untuk jumlah
Desa ODF sebanyak 85 Desa/Kelurahan dimana 60 Desa sudah KERUSAKAN
ORGAN
diverifikasi serta di input di WEB STBM dan 25 Desa Belum
diverifikasikan
5
PETA KONDISI SANITASI KABUPATEN MERANGIN
TAHUN 2020
AKSES SANITASI 0 %
6
Ada beberapa regulasi untuk menyukseskan program STBM:
7
8
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2021 TENTANG
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022
• BAB III
• Pasal 6 (Ayat 2) diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian
SDGs Desa.
a. pendataan Desa, pemetaan potensi dan sumber
daya, dan pengelolaan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai upaya memperluas kemitraan
Penggunaan Dana Desa untuk untuk pembangunan Desa;
program prioritas nasional sesuai b. pengembangan Desa wisata untuk pertumbuhan
kewenangan Desa sebagaimana ekonomi Desa merata;
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) c. penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani
untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan;
huruf b diprioritaskan untuk
d. pencegahan stunting untuk mewujudkan Desa sehat
pencapaian SDGs Desa: dan sejahtera; dan
e. Pengembangan Desa inklusif untuk meningkatkan
keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam
pembangunan Desa.
STBM
Apa itu STBM ?
Berbagi Monev
pembelajaran
Pembiayaan : APBN/D,
Donor, CSR, sumber lain yg
tidak mengikat
Wirausaha
sanitasi
Pengembangan
Pengembangan kredit mikro
media KIE STBM
Pilihan Teknologi
Tepat Guna Sarana
Sanitasi
Pemicuan
Stop
Buang Air Besar Pengelolaan
Sembarangan Sampah dengan
(BABs) Benar
Mengelola
Cuci Tangan Pengelolaan Air Limbah Cair
Pakai Sabun Minum dan Rumah Tangga
(CTPS) Makanan Rumah yang Aman
Tangga
Suatu kondisi ketika setiap individu
dalam suatu komunitas tidak lagi
melakukan perilaku buang air besar
sembarangan yang berpotensi
menyebarkan penyakit.
17
2. Sanitasi Layak ( Perkotaan dan Perdesaan)
1 2
1 2
Masih diperbolehkan
apabila diperdesaan
1 2
Kloset cemplung/plengsengan,
Jamban milik sendiri pakai tutup dan bangunan bawah
lubang tinja cubluk/lubang tanah
Jamban milik sendiri
Dibuang langsung tanpa septik tank
BABS/OD
Terbuka
KEMENTERIAN
KESEHATAN
24
Mampu menjelaskan
waktu penting cuci tangan pakai sabun
( minimal 3)
Setelah menceboki
Setelah BAB
anak
Sebelum
Setelah kontak dengan
menyiapkan/mengolah
hewan
makanan
Sebelum menyusui
Sebelum makan bayi
Monitoring pilar 2 STBM
Melakukan kegiatan mengelola air minum dan
makanan di rumah tangga untuk
memperbaiki dan menjaga kualitas air
minum dari sumber air yang akan digunakan
untuk air minum, serta untuk menerapkan
prinsip hygiene pangan dalam proses
pengelolaan makanan di rumah tangga
27
6 Prinsip Higiene Sanitasi Pangan
29
Melakukan kegiatan pengelolaan limbah cair di rumah tangga yang
berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang
memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit.
30
Piring
gelas
Bahan
panga
n
31
DAMPAK BAB SEMBARANGAN
DIARE
STUNTING/TUMBUH
PENDEK
HEPATITIS A
KECACINGAN
ISPA
KULIT
DBD
MALARIA
KERACUNAN MAKANAN
SANITASI, KUALITAS AIR, PERILAKU “BURUK”
TB PARU
3 KOMPONEN
PENANGGULANGAN
STUNTING -
Sanitasi Tidak
Layak
• Gizi
Buruk
• Diare pada anak dan • Stunting
Ibu hamil
• Sistem Pencernaan
Rusak
• Gizi tidak terserap
BALITA
Stunting Kondisi Otak yang Stunting
mempengaruhi:
Fisik Fisik anak kurang gizi
dapat diperbaiki
Mental
Intelektual
stunting
Terima