Anda di halaman 1dari 105

TAHAP – TAHAP PEMICUAN STBM

(SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)


TAHUN 2019
Mengapa Sanitasi
Mengapa sanitasi Penting
penting??

• Masih ada 40,29 % penduduk Indonesia belum mendapatkan akses


sanitasi (Susenas 2013)
• Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar 56,7 trilyun
pertahun akibat kondisi sanitasi yang buruk (Studi WSP 2006)
• Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization -
WHO) tahun 2005 menyebutkan bahwa setiap US$1 yang
diinvestasikan untuk perbaikan sanitasi memberikan imbal hasil
(return) paling sedikit sebesar US$8.
• Intervensi modifikasi lingkungan dapat menurunkan angka
penyakit diare sebesar 94% (Studi WHO 2007)

2
Intervensi Modifikasi Lingkungan dapat
Menurunkan Angka Penyakit Diare sebesar 94%
(Studi WHO 2007)

Household Water Treatment and


39
Storage

Practicing Hand Washing 45

Improving Sanitation 32

Improving Water Supply 25

Environmental Modif ication 94

0 20 40 60 80 100
MENGAPA STBM..???

Pendekatan perubahan perilaku higiene


sanitasi melalui kegiatan pemicuan

Kepmenkes RI No. 852/tahun 2008


tentang strategi nasional STBM
DITINGKATKAN

Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang


STBM : Pemicuan dan pendampingan
pasca pemicuan
• Perubahan sikap & perilaku lebih memungkinkan untuk
terjadinya perkembangan jumlah sarana dibandingkan
dengan sebaliknya.

• Dukungan Subsidi Sanitasi mendorong ketergantungan


masyarakat, sehingga keberlanjutan melemah

• Program yang dirancang sendiri oleh masyarakat, akan


meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab
dari masyarakat.
KONSEP DASAR STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Penyelenggaraan STBM bertujuan


adalah pendekatan untuk mengubah untuk mewujudkan perilaku masyarakat
perilaku higienis dan saniter melalui yang higienis dan saniter secara mandiri
pemberdayaan masyarakat dengan cara dalam rangka meningkatkan derajat
pemicuan kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya
STRATEGI STBM
• Pelaksanaan
Mengembangkan komitmen bersama
Komponen Kesehatan , PENINGKATAN
dalam melembagakan program
dilakukan dengan LINGKUNGAN pembangunan sanitasi pedesaan
YANG
pendekatan STBM KONDUSIF
dengan skala/cakupan
wilayah kabupaten/kota
(district wide)
Upaya sistematis untuk mendapatkan Meningkatkan dan mengembangkan
• Pendekatan STBM perubahan perilaku yang higienis dan
sanitair
percepatan penyediaan akses dan
layanan sanitasi yang layak
dilaksanakan melalui
proses pelembagaan 3
sub-komponen PENINGKATAN
KEBUTUHAN
PENINGKATAN
PENYEDIAAN
sanitasi total SANITASI SANITASI
Tanpa Subsidi, untuk sarana
individual

Masyarakat sebagai
pemimpin,

Tidak menggurui/memaksa

Totalitas seluruh
komponen
10
COBA KITA PERHATIKAN
FOTO DOKUMENTASI
BERIKUT INI !!!

INI MASALAH PERILAKU, BUKAN KARENA TIDAK MAMPU BIKIN JAMBAN ( berapa harga HP +
pulsa + rokok? Coba hitung biaya yg mereka keluarkan tiap bulan....? )
11
Kendala

Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya hidup bersih dan


sehat (higienitas pribadi), sehingga menyebabkan:

 Minimnya kebutuhan terhadap sanitasi

 Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membangun sarana sanitasi


tanpa bantuan dari pihak luar

Terbatasnya kemampuan anggaran untuk investasi di-bidang sanitasi

 Saat ini masih sangat tergantung pada anggaran pemerintah 


subsidi sanitasi

12
Kenyataan di lapangan
Buruknya kondisi sanitasi mengakibatkan kematian bayi, angka
kesakitan dan mal-nutrisi bagi anak.

Saat ini diperkirakan 100.000 anak meninggal setiap tahunnya


karena diare.

94% kasus diare disumbang oleh faktor lingkungan yg terkait


dg konsumsi air yg tidak sehat, buruknya sanitasi & hygiene
(WHO Publication 2006)

13
KRITERIA STOP BABs
1. Lubang kloset memiliki tutup agar serangga tidak bisa menyentuh tinja
2. Jarak pembuangan tinja ke sumur gali > 10 m
3. Tempat jongkok (kloset) terbuat dari bahan yang kuat
4. Tinja bayi atau lansia (jika ada) dibuang kedalam kloset (WC)
5. Setiap orang di dalam rumah menggunakan WC
6. Terdapat akses untuk anal cleansing (membersihkan dubur)
7. Tidak ada tinja manusia terlihat di sekitar rumah, kebun, sungai
PROSES PEMICUAN

Perkenalan dan penekanan tidak Transect / melihat tempat Pemetaan


membawa subsidi kebiasaan
BAB masyarakat

Komite menyusun strategi Analisa bersama


Monitoring Paska Pemicuan bersama masyarakat untuk masyarakat
menghentikan BAB sembarangan
Tahapan Pemicuan

Tahapan Pemicuan :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Proses Pemicuan
3. Tahap Pasca Pemicuan
Tahapan Pemicuan
Tahapan Persiapan :
1. Survei Lokasi (Identifikasi baseline data sanitasi)
2. Penentuan Komunitas
3. Penentuan Tim Pemicu (Persiapan Diri
Pemicu/Fasilitator/sanitarian)
4. Penentuan Waktu dan Tempat Sasaran
5. Penyiapan Alat Bantu (Bahan Lokal/tepung terigu, tali rapiah,
kertas plano, tepung terigu, spidol, kertas HVS, air mineral gelas)
6. Advokasi Toma dan Toga (Koordinasi dengan aparat desa setempat )
Tahapan Proses Pemicuan
Tahapan Proses Pemicuan :
1. Perkenalan dan Bina Suasana
2. Maksud dan Tujuan
3. Identifikasi Bahasa Lokal (penyebutan BABS dan penyebutan Tinja)
4. Pemetaan
5. Hitung Tinja
6. Alur Penularan Penyakit
7. Transect Walk
8. Kontaminasi Air
9. Titik Pemicuan (Menggunakan Elemen Pemicuan)
10. Kontrak Sosial
11. Komitmen Kapan Semua Terbebas dari BABS
12. Membentuk Komite/ Natural Leader
13. RTL
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN

TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU


BERI
APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS

TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU


BERI
APLAUS

TIDAK TERPICU TAKUT DOSA TERPICU BERI


APLAUS

TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU


BERI
APLAUS

PEMICUAN SELESAI /
FASILITASI
TRANSECT WALK PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

ELEMEN PEMICU ALAT P.R.A.


YANG DIGUNAKAN
TRANSECT WALK (MENG-
EXPLORE PELAKU BABS)
RASA MALU PETA KONDISI SANITASI
LINGKUNGAN
 FGD (FOCUS GROUP
DISCUSSION) TERUTAMA
UNTUK PEREMPUAN
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU

ELEMEN PEMICU ALAT P.R.A.


YANG DIGUNAKAN
TRANSECT WALK
DIAGRAM ALUR:
DEMO AIR YANG MENGANDUNG
RASA JIJIK TINJA, UNTUK DIGUNAKAN
CUCI MUKA, KUMUR-KUMUR,
SIKAT GIGI, CUCI PIRING, CUCI
PAKAIAN, CUCI
MAKANAN/BERAS, WUDLU DLL
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT P.R.A.
ELEMEN PEMICU YANG DIGUNAKAN
FGD:
 PERHITUNGAN JUMLAH TINJA

PEMETAAN :
TAKUT SAKIT  PEMETAAN RUMAH WARGA YG
TERKENA DIARE (DENGAN
DIDUKUNG DATA PUSKESMAS).

DIAGRAM ALUR:
 ALUR KONTAMINASI
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT P.R.A.
ELEMEN PEMICU YANG DIGUNAKAN

MENGUTIP DARI KITAB SUCI


ATAU TUNTUNAN AGAMA
ASPEK AGAMA ATAU PENDAPAT AHLI AGAMA
(TAKUT DOSA) YG RELEVAN DG PERILAKU
MANUSIA YG DILARANG
KARENA MERUGIKAN DIRI
SENDIRI/ORANG LAIN
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT P.R.A.
ELEMEN PEMICU YANG DIGUNAKAN

FGD:
PRIVACY/  TERUTAMA
HARGA DIRI KAUM
PEREMPUAN
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT P.R.A.
ELEMEN PEMICU YANG DIGUNAKAN

MEMBANDINGKAN KONDISI
DI DESA YG BERSANGKUTAN
DG MASYARAKAT
KEMISKINAN “TERMISKIN” SEPERTI DI
BANGLADESH, INDIA ATAU
DAERAH MISKIN DI
INDONESIA
ELEMEN PEMICU
UNTUK MENDORONG PERUBAHAN PERILAKU
ALAT P.R.A.
ELEMEN PEMICU YANG DIGUNAKAN

SESUAIKAN DNG
DAN LAIN-LAIN
- SITUASI
SEBAGAINYA - KONDISI
- TOLERANSI
MASY. SETEMPAT
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT PEMICUAN
PENGHAMBAT SOLUSI
PEMICUAN DI MASY.
Jelaskan dari awal, bahwa
Kebiasaan dengan
kita tidak membawa apa2
Subsidi/Bantuan
& tdk bawa bantuan apa2
Gengsi ( malu buat Gali model jamban sesuai
jamban sederhana ) keinginan masy & jangan
berikan 1 pilihan model
Tidak ada Munculkan Natural Leader,
Tokoh Panutan jangan ngajari & biarkan
Masy. mengerjakan sendiri
Tahap Pasca Pemicuan
Tahap Pasca Pemicuan :
1. Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemicuan sampai Desa tersebut
SBS.
2. Verifikasi Desa SBS
3. Deklarasi Desa SBS
4. Pendampingan desa pasca SBS desa (minimal 2 tahun u/ keg.
Peningkatan Kualitas Sarana dan Pemeliharaan Perilaku)
Perbedaan pendekatan pembangunan
sanitasi sebelum dan saat ini
Program-Program Terdahulu Kecenderungan Saat Ini
(biasanya Target Oriented)
Perkembangan jumlah sarana Perubahan perilaku dan kesehatan
Subsidi Solidaritas sosial
Model-model sarana disarankan Model-model sarana digagas dan
oleh pihak luar dikembangkan oleh masyarakat
Sasaran utama adalah kepala Sasaran utama adalah masyarakat desa
keluarga secara utuh
Top down (dari atas ke bawah) Bottom up (dari bawah ke atas)
Fokus pada: jumlah jamban Fokus pada: berhentinya BAB di sembarang
tempat
Pendekatannya bersifat ‘blue print’ Pendekatannya lebih fleksibel.
Indikator
1. Dilakukanya pemicuan perubahan perilaku
2. Terwujudnya desa 100% ODF/SBS
3. Terbentuknya tim natural leader
4. Adanya peningkatan akses masyarakat terhadap sanitasi dan
capaian SBS serta capaian penerapan CTPS
5. Adanya promosi sanitasi melalui media komunikasi untuk upaya
perubahan perilaku
6. Adanya tim kerja STBM tingkat provinsi / kabupaten /kota
/kecamatan / desa
7. Adanya mekanisme monitoring perubahan perilaku.
8. Adanya aturan pemerintahan desa / adat yang menjaga
kesinambungan SBS
Upaya sistematis utk mendapatkan
perubahan perilaku yg higienis dan saniter.

Contoh Kegiatan :
1. Melakukan pemicuan
2. Sosialisasi/advokasi , promkes
3. FGD-STBM
4. Pelatihan Fasilitator/motivator
5. Mengoptimalkan kearifan lokal
6. Pencatatan&pelaporan
7. Memberikan bantuan cetakan closet dan beton bies
8. Lomba sanitasi tingkat RT
9. Monitoring
Ditinjau dari
model lubang
JENIS JAMBAN Jambannya

1. JAMBAN CEMPLUNG
2. JAMBAN
PLENGSENGAN
3. JAMBAN LEHER
ANGSA

3-Jun-12 ATA PL Prov 32


PENINGKATAN
LUBANG GALIAN DARI LUBANG/GALIAN 1

CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
PENINGKATAN TANPA LEHER ANGSA
DNG RUMAH JAMBAN
DARI KEBIASAAN AWAL SEDERHANA

BUKAN SARANA SANITASI SARANA SANITASI 33


• Saat menggali tanah untuk
lubang kotoran tidak
mencapai permukaan air
tanah maksimum. Jika
keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran hrs
dipadatkan dg tanah liat atau
diplester.
• Jarak lubang kotoran ke
sumur sekurang-kurangnya
10 meter.
• Tidak buang air besar
disembarang tempat,
seperti kebun,
pekarangan, dekat
sungai, dekat mata air,
atau pinggir jalan,
pantai.
37
Jamban yg sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, kemudian
kotoran ditimbun di lubang galian
• Jika menggunakan jamban
cemplung, lubang jamban harus
ditutup, manakala selesai
digunakan

• Jika menggunakan jamban leher


angsa, harus ditutup rapat oleh
air

3-Jun-12
• Lubang buangan kotoran
sebaiknya dilengkapi dg
pipa ventilasi, untuk
membuang bau dari
dalam lubang kotoran
3-Jun-12 ATA PL Prov 43
• Pada tanah yg mudah longsor,
pasanglah penguat pada
dinding lubang kotoran dg
pasangan bata atau
selongsong anyaman bambu.
Atau bahan penguat lain yg
terdapat di daerah setempat
Beberapa jenis jamban yg sehat
• Hindarkan cara
penyambungan aliran dg
sudut mati.
• Gunakan pipa berdiameter
minimal 4 inci.
• Letakkan pipa dg
kemiringan minimal 2:100
• Jamban harus berdinding dan
berpintu.
• Dianjurkan agar bangunan
jamban beratap, sehingga
pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan
Jamban/WC adalah bangunan, yg
digunakan untuk buang air besar
Ingat !!
Kotoran manusia atau tinja
mengandung bibit penyakit
Jadi, dengan
membuang tinja
Di jamban, bibit
Penyakit mati
Di dalamnya

BIASAKAN BUANG KOTORAN DI JAMBAN


SEJAK ANAK-ANAK
(PILAR 2 STBM )
CTPS
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Mengapa pakai sabun ?
• Bakteri penyebab diare ditemukan :
 8% mencuci tangan dengan sabun
 23% mencuci tangan dengan air saja
 44% jika tidak mencuci tangan
(Burton et al, 2011)

 Faecal Streptococci mampu dieliminir 90% dengan cuci tangan


pakai sabun dan 52% jika dengan menggunakan air saja
(Pinfold, 1994)
ALUR PENULARAN PENYAKIT
5 WAKTU PALING PENTING UNTUK CTPS
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan.
Waktu-waktu penting lainnya adalah:
sebelum menyusui bayi, setelah menyeboki bayi/Balita, setelah batuk/bersin
dan membersihkan hidung, setelah membersihkan sampah; dan untuk anak-
anak: setelah bermain di tanah atau di lantai.
LANGKAH-LANGKAH CTPS BENAR
Efektif untuk membersihkan tangan dari kuman. dan gosok-gosok kedua tangan dibawah air
Mencuci tangan pakai sabun dengan cara yang benar mengalir sampai sisa-sisa sabun habis.
memerlukan waktu minimal 20 detik. 8. Tutup aliran air kembali.
1. Buka aliran air (atau tuang air dengan gayung) 9. Keringkan kedua tangan dengan mengibas-
2. Basahkan tangan dengan sedikit air. ibaskan kedua tangan di udara sampai kering.
3. Tutup aliran air untuk menghemat air, Kalau ada, keringkan pakai kain atau handuk
bersih, atau kertas tisu sekali pakai.
4. Gosokan sabun pada kedua telapak tangan dan
kedua punggung tangan pakai sabun.
5. jari-jemari, kedua jempol secara seksama,
6. Dengan mengunakan kuku, bersihkan sela-sela
di bawah kuku
7. Buka aliran air lagi (tuangkan air dari gayung)
Tatanan Implementasi CTPS

Sarana Pelayanan
Kesehatan
Rumah
tangga

Tempat-tempat Umum
Sekolah

Lingkungan kerja
4. PENCEGAHAN PENYAKIT KECACINGAN

• Cuci tangan sblm


makan & stlh BAB

• Pakai sandal
5. PENCEGAHAN PENYAKIT KULIT

1. Mandi dg air bersih & sabun 2x


sehari
2. Baju/handuk tidak boleh
bergantian
3. Pakaian ganti tiap hari
4. Jagalah kuku tetap pendek &
bersih
5. Beraktiftas fisik tiap hari
KESIMPULAN
• Cuci tangan merupakan satu hal penting utk
menghalangi terjadinya infeksi.
• 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci
tangan yg benar
• 45 % penyakit infeksi berat dapat dicegah dgn cuci
tangan yg benar bisa cegah
• Secara bermakna mengurangi bakteri terkontaminasi
dan mengurangi penyakit yg ditularkan melalui
makanan
• CTPS  cara sederhana utk tetap sehat, cuci tangan
tidak memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting
mencegah penyakit !!
PENGELOLAAN AIR MINUM RT
(PAMRT)DAN
PENGELOLAAN MAKANAN YG
AMAN
(pilar ke 3 STBM)
TERJADI PENULARAN PENYAKIT MELALUI
AIR YG TDK BERSIH
28/07/2011 ATA PL Prov 66
Persyaratan Sarana dan Air Minum tsb perlu diawasi,
dibina dan dimonitoring sarananya agar selalu aman
dengan prinsip 4K :
• Kuantitasnya,
• Kualitasnya,
• Kontiyunitasnya dan
• Keterjangkau
sehingga masyarakat dapat terpenuhi
kebutuhannya.
ATA PL Lampung 67
Apa yang harus Anda
lakukan???
• Mempraktekan cara pengelolaan air
minum di rumah tangga.
• Mensosialisasikan pengelolaan air minum
di rumah tangga kepada masyarakat.
• Melakukan pendekatan kepada masyarakat
untuk mau menyediakan sarana PAMM-RT
di rumah dan di lingkungan sekitar
WADAH PENYIMPANAN AIR MINUM
 Wadah yang aman adalah yang bertutup,
PILAR
berleher sempit, bermulut sempit dan lebih
baik jika dilengkapi dengan keran;  Air minum sebaiknya
3
disimpan di wadah pengolahannya (air yang sudah diolah
tidak perlu dipindahkan lagi untuk disimpan, seperti pada
filter keramik dan SODIS);

ir yang sudah diolah disimpan dalam wadah yang


bersih dan selalu tertutup;
 Jangan minum air langsung dari wadah/ PENTING UNTUK DILAKUKAN
keran, gunakan gelas yang bersih dan  Cuci tangan dengan sabun sebelum
kering; menangani air minum;
 Mengolah air secukupnya sesuai
 Letakkan wadah penyimpanan air minum di
dengan kebutuhan anggota keluarga;
tempat yang bersih dan sulit terjangkau
 Gunakan air yang sudah diolah untuk
oleh binatang;
mencuci sayur dan buah siap santap
 Wadah air minum sebaiknya dicuci setiap 3 dan mengolah makanan siap santap;
hari atau saat air habis. Gunakan air yang  Hindari kontak tangan dengan air
sudah diolah untuk bilasan terakhir. Sie PL Provinsi minum yang sudah diolah. 69
SUMBER AIR YG DPT DIMANFAATKAN
(SPT, PAH, PMA, SGL, S.BOR

28/07/2011 ATA PL Prov 70


Silica Mg Resin Carbon

Air Pegunungan

Pompa Air

3000 lt 3000 lt

Penampungan Air Baku


Pembilasan Pre Filter

Penampungan Air

Micro Filter
1000 lt
U V & Ozon

Pompa Air
Micro Filter

Pengisian 71
Penunjuk
Tekanan

Backwashing Valve
Stainless water Valve
pump

3000 lt 3000 lt

Penampungan Air Baku 5000 lt / jam Active Sand Media Granular Active Carbon
Filter Media Filter

Pembilasan
UV & Ozon Micro Filter

Flow Meter

Pengisian
0,4 1 5 10
Micron
72
6 Prinsip Higiene Sanitasi Pangan
Pemilihan Bahan Pangan

Penyimpanan Bahan Pangan

Pengolahan Pangan

Penyimpanan Pangan Matang

Pengangkutan Pangan Matang

Penyajian Pangan Matang


1. Penc. Penyakit DIARE / MENCRET

 Makanan ditutup
 Masak air sampai mendidih
 BAB di Jamban
 Cuci tangan dg sabun sblm makan &
setlah BAB
 Gunakan alat2 mamin yg bersih &
Tdk Terbuat dr Logam.
 Wadah penyimpanan AM tertutup
& dibersihkan seaca berkala.
Makanan jajanan
Kurang bersih
dan makan dg
tangan yg kotor

Makanan Jajanan
Kurang Bersih

Buang air
Disembarang
tempat
Apakah bahan pangan yang kita pilih
sudah memenuhi syarat?

Bebas Pestisida Bebas Bahan Kimia Berbahaya (borax, rodhamin B, dll)

Tidak busuk (aflatoxin, bakteri Bersih bebas dari kerikil. Berasal dari sumber yang baik
dll Pasir, debu
Pemilihan Makanan
Dibeli atau Ditolak ?
• Daging pucat agak kebiru-
biruan
• Kuning menyolok karena
diberi pewarna
• Tidak elastis
• Broiler (montok,lembek, putih, jengger
kecil, ukuran sedang)

• Ras (agak keras, putih, jengger besar,


ukuran besar)

• Kampung (sekel, kuning, jengger kecil,


kaki kehitaman)
Pemilihan Makanan
Dibeli atau Ditolak ?

• Kulit bersih dan kuat, tidak pecah,


retak
• Permukaan kulit kering
• Jika dikocok tidak berbunyi
• Bila diteropong tembus cahaya
Pemilihan Makanan
Dibeli atau Ditolak ?

• Daging Sapi tampak mengkilat


• Warna merah segar, cerah, tidak pucat
• Tidak tercium bau asam / busuk
• Elastis / Kenyal
• Serat halus, lemak kuning dan lembut
• (Temperatur dibawah 5C)
Pemilihan Makanan
Dibeli atau Ditolak ?

- Warna kulit terang, cerah, tidak suram


- Sisik kuat, tidak mudah rontok
- Mata jernih dan bulat
- Daging elastis
- Insang segar dan tidak bau
- Tidak berlendir
- Akan tenggelam dalam air
PEMASOK MAKANAN
YANG SUDAH DIPROSES

- Cek kondisi kemasan


- Cek Label (Daftar
BPOM, Tanggal
Kadaluarsa, Tanggal
Baik digunakan)
- Cek Komposisi
- Cek Visual
Penyimpanan Bahan Pangan

 Terhindar dari kemungkinan


kontaminasi bakteri, vektor
pembawa penyakit dan hewan
lainnya, bahan berbahaya dan racun.
 Bahan pangan yang diterima/dibeli
lebih awal digunakan lebih dahulu.
 Tempat penyimpanan harus bersih
dan tertutup sehingga terlindung
dari vektor penyakit.
Pengolahan Pangan
Pengolahan Pangan yang Baik dan Sehat
 Tempat pengolahan/dapur bersih, pencahayaan cukup,
ventilasi memenuhi syarat, lantai tidak licin mudah
dibersihkan, bebas dari vektor pembawa penyakit dan
hewan lainnya.
 Peralatan harus tara pangan (aman dan tidak berbahaya
bagi kesehatan), bersih tidak rusak/gopel/retak, talenan
dari bahan selain kayu.
 Bahan pangan sebelum dipotong, dicuci dengan air bersih
yang mengalir.
• Bahan pangan yang dimasak harus matang sempurna.
 Pengolah pangan berbadan sehat.
Penyimpanan Pangan Matang
• Pada tempat yang tidak tercemar debu,
tertutup, tidak dapat dijangkau tikus,
serangga dan binatang pengganggu
lainnya.
• Pengambilan pangan yang sudah matang
harus dengan alat bantu misalanya
penjapit, sendok dll.
• Pangan matang lebih rawan terhadap
pencemaran sehingga perlu perlakuan
ekstra hati-hati
Penyajian Pangan Matang

Lamanya waktu tunggu pangan matang


mulai dari selesai proses pengolahan
sampai dimakan tidak boleh lebih
dari 4 jam, jika melebihi segera
dihangatkan kembali terutama yang
berprotein tinggi.
Kebersihan Diri Penjamah Pangan
 Menjaga kebersihan pribadi (mandi, gosok
gigi).
 Membiasakan membersihkan hidung, kuku,
telinga secara teratur.
 Memakai celemek , tutup kepala, tidak pakai
perhiasan.
 Tangan harus selalu dijaga kebersihannya.
 Buang air besar/kecil di toilet/WC.
 Menghindari kebiasaan yang tidak sehat.
MENCEGAHAH KONTAMINASI PANGAN
1. Pilih Makanan yg Sdh Diproses
2. Memasak Pangan Dg Sempurna
3. Santap Pangan Segera
4. Simpanlah Pangan Masak dg Benar
5. Panasi Kembali pangan Dg Benar
6. Cegah Kontak pangan mateng dg bhn Mentah
7. Cuci Tangan sesering Mungkin
8. Jaga kebersihan TPM
9. Lindungi Makanan Dari serangga dan Tikus
10. Pergunakan Air Bersih
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH
TANGGA (PSRT)
( PILAR 4 STBM )

Sie PL Provinsi 88
Pikiran-rakyat.com

Kajianpustaka.com

Potret pengelolaan sampah


yang terabaikan
Habadaily.com
STBM dalam Penanganan Sampah
STBM
PENAMPUNGAN
PEMILAHAN,
SEMENTARA/PENGOLAHAN
PEWADAHAN & 3R

Bank Sampah

Kertas dll
RESIDU TPST 3 R

Gelas dll

TPS
Organik
SPA PEMROSESAN AKHIR
Bahan Beracun PENGUMPULAN
Berbahaya

RUMAH TANGGA TPA


RESIDU

PENGANGKUTAN 91
3R dirumah tangga
Reuse:
• Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya
• Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang
• Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
• Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Reduce:
• Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
• Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
• Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
• Kurangi penggunaan bahan sekali pakai misal : membawa tas belanja untuk mengurangi
penggunaan kantong plastik, menggunakan rantang (membeli makanan matang) untuk
mengurangi sampah dari styrofoam, plastik, kertas sebagai wadah makanan
Recycle :
• Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai
• Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos
• Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat
KOMPOSTER TAKAKURA

Tutup
Kain tipis

Kardus TV

Bantal sekam

Kompos starter

Sampah organik

Bantal sekam
‘Wadah Pakaian kotor’ Widhi’04
PEMBERANTASAN JENTIK
NYAMUK PENULAR DBD
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH
TANGGA (SPAL)

( PILAR 5 STBM )

96
LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA

Limbah cair rumah tangga adalah air bekas dari kamar


mandi, tempat cuci dan dapur, tidak termasuk air dari
jamban/WC.

Air limbah juga mengandung kuman yang diantaranya dapat


menyebabkan penyakit sehingga air limbah menjadi sumber
penularan penyakit.
Bagaimana jika tidak dikelola ?
 Menjadi kotor, becek, menyebarkan bau tidak
sedap dan dapat menjadi tempat berkembang biak
serangga terutama nyamuk.
 Mencemari sumur.
 Menyebabkan nyamuk dapat bertelur di tempat
tersebut.
Kemana limbah cair harus dibuang?
• Limbah cair harus dibuang pada sarana
pengolahan air limbah, (SPAL) yang dapat
dibuat oleh masing-masing rumah tangga.
SUMUR RESAPAN DENGAN KERIKIL DAN BATU KALI

Sumber air limbah PILAR


5
Besi penghalang

Sumur resapan yang diisi batu dan


pasir sebagai saringan

Bak kontrol

PEMELIHARAAN SARANA PENGELOLAAN


AIR LIMBAH

1. Jangan membuang sampah ke saluran (parit).


2. Bersihkan saluran dari sampah secara rutin minimal 2 kali seminggu.
3. Bersihkan saluran dari lumut secara rutin minimal seminggu sekali.
4. Bila ada bagian yang rusak segera diperbaiki/diganti.
Penampungan Air Bekas
Jenis mana
Yg cocok di desa ini
Yang harus diperhatikan
• lokasi SPAL harus lebih rendah dari kamar
mandi/tempat cuci.
• SPAL harus tidak mencemari sumber air minum, jarak
minimal 10 m
• Kontruksi kuat, bisa sederhana dan dari bahan yang
mudah didapat
• Tidak jadi tempat perindukan serangga/binatang
penyebar penyakit.
• Tidak menimbulkan bau
• Tidak menimbulkan air genangan, tidak becek
3-Jun-12 ATA PL Prov 103
JSP ( JAMBAN SEHAT PERMANEN)
JSSP ( JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN)

Anda mungkin juga menyukai