Anda di halaman 1dari 40

GAMBARAN/KONSEP

SANITASI TOTAL BERBASIS


MASYARAKAT
( STBM )
Pendahuluan
Sanitasi merupakan kebutuhan dasar. Sbg
konsekuensinya, pemerintah harus
mendorong terpenuhinya kebutuhan
tersebut.
Hingga saat ini akses sanitasi masih belum
memadai. Sementara prasarana dan
sarana yang terbangun banyak yang tidak
berfungsi atau tidak meme-nuhi
persyaratan
Permasalahan Strategis
Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai penting-nya
perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) dan sanitasi
Rendahnya kesadaran dan komitmen pemerintah dae-rah
mengenai pentingnya pembangunan sanitasi
Belum tersedianya pendekatan pembangunan sanitasi
pedesaan yang sistematis
Terbatasnya pilihan teknologi sanitasi berbasis ma-
syarakat, khususnya di daerah sulit (rawa, cadas, dan
pesisir pantai)
Terbatasnya akses masy. terhadap supply sanitasi

Terbatasnya pendanaan pemerintah


PELAJARAN dari program-program
SANITASI masa lalu
Pendekatan tradisional ternyata GAGAL untuk:
meningkatkan kebutuhan (demand) dalam skala
besar untuk pelayanan sanitasi dan perubahan
perilaku.
mendukung ekspansi sektor swasta yang dapat
menyediakan pilihan luas (supply capacity) bagi
konsumen miskin maupun tidak miskin.
Menghasilkan dampak kesehatan dan kesejah-
teraan masyarakat yang diinginkan.
Dibutuhkan arahan strategis baru untuk peningkatan
PERILAKU higiene dan sanitasi masyarakat perdesaan,
secara SKALA NASIONAL melalui Gerakan Sanitasi
Total Masyarakat (CLTS)
DAMPAK RENDAHNYA AIR DAN SANITASI
RUTE AIR MINUM YANG BAHAN MAKANAN DAN ALAT
MAKAN YANG TERKONTAMINASI
TERKONTAMINASI
KONTAMINASI
KUMAN

TANGAN YANG
TERKONTAMINASI

MAKANAN YANG
TERKONTAMINASI

AIR MINUM BAKU/


UNTUK MASAK YANG
TERKONTAMINASI
RUTE KONTAMINASI DAN
PEMUTUS RUTE KONTAMINASI

PEMUTUS DENGAN JAMBAN

PEMUTUS DENGAN
PEMUTUS DENGAN PENGOLAHAN AIR MINUM PHBS & CTPS
Kajian WHO Intervensi Potensial dalam rangka
Pencegahan Diare
STRATEGI NASIONAL
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN R.I.
NOMOR: 852/MENKES/SK/IX/2008

TARGET NASIONAL :
TAHUN 2014 SELURUH DESA ODF
CLTS dikenalkan ke
Indonesia dng cara Wakil
Pemerintah RI berkun-
jung ke India
& Bangladesh Pilot Project
2004 CLTS di
6 Provinsi Penyebaran CLTS
(6 kabupaten)yang cepat : 72
2005 Komunitas masy. CLTS Nasional
Bebas dari BABS dicetuskan oleh
(ODF) & 2 Kec. Depkes
ODF di Th. 2006 Juni 2006
Replikasi
WSLIC
Draft Strategi CWSHP
Sanitasi Total
Kepmenkes Nas. tentang Pro Air
Berbasis 160 Komu-
tentang TSSM dimulai Sanitasi Total NGO/PCI
Masyarakat nitas masy.
Sanitasi Total Di Jawa Berbasis Pemerintah lokal
diterapkan ODF
Berbasis Timur Masyarakat
di 200 Pada Universitas
Masyarakat 2007 2007
kabupaten Juli 2007
( STBM ) 2008 (Pengemb. WES- UNICEF
2008
CLTS).
PAMSIMAS
STBM (SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT)

adalah pendekatan untuk


merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode
pemicuan
Kerangka Pikir STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang
berkaitan dng sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui pening-


katan demand & supply

Pilar 1: Pilar 3:
Pilar 4: Pilar 5:
Stop BABS PAM-RT
Pilar 2: CTPS Pengelolaan Pengelolaan
(Buang Air (Pengelolaan
(Cuci Tangan Sampah Limbah Cair
Besar Air Minum
Pakai Sabun) Rumah Rumah
Sembarangan Rumah
Tangga Tangga
) Tangga)

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment)
Konsep, prinsip & pendekatan
Konsep Meningkatkan kebutuhan
Mengembangkan supply
Menciptakan lingkungan yg kondusif

Prinsip Tidak ada subsidi skala rumah tangga

Pendekatan Pemberdayaan masyarakat melalui


pemicuan
Kemitraan melalui kerja sama multi pihak
Pengembangan TTG lokal spesifik
Meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal
13
Hal yang ingin dicapai melalui
program STBM
Sanitasi Total
Masyarakat mengadopsi
sanitasi yang lebih baik

Semua masyarakat
telah BAB hanya di Sasaran: membangun pasar sanitasi
Kegiatan: iklan & promosi untuk menstimulasi demand
jamban (ODF)
dan memperkuat supply sanitasi
Masyarakat
masih BAB di
sembarang tempat
Sasaran: perubahan perilaku untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan
Kegiatan: CLTS dan Komunikasi Perubahan Perilaku (BCC
Behavior Change Communication)
Sasaran: perubahan perilaku untuk berhenti BAB
sembarangan
Kegiatan: CLTS dan Komunikasi Perubahan
Perilaku (BCC Behavior Change
Communication)

Perubahan Perilaku Peningkatan sanitasi lingkungan


SANITASI TOTAL

KONDISI KETIKA SUATU KOMUNITAS

TIDAK BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN / SBS / ODF

MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN

MENGELOLA AIR MINUM DAN MAKANAN YANG AMAN

MENGELOLA SAMPAH DENGAN BENAR

MENGELOLA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA


DENGAN AMAN
Pemerintah

WSLIC-2, CWSHP, Pro-Air,


Pamsimas, ICWRMIP
Pemda
Donor

JATIM, BANGKA,Kebumen,
Sumedang, Tarakan, Unicef, ESP, WHO,
Bangka Selatan ISSDP, TSSM

NGO Mitra

Plan, Yayasan Imanuel Aman Tirta, J & J,


Produsen Sabun, CSR
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
Program sanitasi yang berbasis Kebijakan STBM Kementerian Kesehatan, menerapkan
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan untuk:
Memperkuat budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada masyarakat;
Mencegah penyakit berbasis lingkungan.

SANITASI TOTAL adalah kondisi ketika suatu komunitas menerapkan 5 PILAR STBM
I. Tidak Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS);
II. MenCuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
III. Mengolah air minum (PAM-RT) dan makanan dengan cara yang aman;
IV. Mengelola sampah rumah tangga dengan benar (PSRT); dan
V. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (SPAL)

PRINSIP DASAR STBM


Berbasis masyarakat Keberpihakan terhadap kelompok miskin Keberpihakan pada lingkungan

Tanggap kebutuhan Kesetaraan Jender Non-subsidi/swadaya masyarakat Berkelanjutan


STOP BABS

TIDAK ADA MASYARAKAT YANG BUANG PILAR


AIR BESAR DI TEMPAT TERBUKA/
SEMBARANGAN (DI KEBUN,
1
SUNGAI, SEMAK-SEMAK, PANTAI, DLL )

PRINSIP-PRINSIP STOP BABS


1. Tanpa subsidi kepada masyarakat.
2. Masyarakat sebagai pemimpin.
3. Tidak menggurui dan tidak memaksa.
4. Totalitas; seluruh komponen
masyarakat terlibat dalam:
Identifikasi masalah;
Analisa masalah;
Pemilihan teknologi sanitasi;
Perencanaan;
Pelaksanaan;
Pemanfaatan dan pemeliharaan.
Jamban
Jamban dengan DIAN
OPSI / PILIHAN JAMBAN tangki septik dua
ruang, dengan
DESA
(JDD)
batu-bata/semen
PILAR
Jamban dengan
tangki septik
buis beton
1
Cemplung
plengsenga
n
Leher
angsa
cemplu
Cemplung
ng se ptik
dengan g ki
penutup tan
Cemplung an
g
den esapa
n
dengan
dinding b a
jam da
n
n r
A T
Cemplung semen ba n-
S EH
dengan
AN
Jam
dinding AN D
D
bambu
AI K G AN
B UN
N K
M B A ING R GA
Cemplung JA
U K
L
E LUA
T K
UN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
PRINSIP DASAR CTPS
PILAR
MENGAPA CTPS
Cuci tangan 2
dengan air
mengalir
dan sabun

GOLONGAN PENYAKIT INFEKSI


DAPAT DICEGAH DENGAN CTPS
1. Diare. 5. Mata.
2. Infeksi Saluran 6. Hepatitis-A.
Pernafasan 7. Polio.
Akut (ISPA).
3. Flu burung.
4. Cacingan.

CTPS YANG BENAR MENCEGAH:


80% penyakit infeksi umum 45
% penyakit infeksi berat
...TANGAN melakukan segalanya!!
Cara Mencuci Tangan
Dengan Sabun Dan Air
PILAR
0 1 2
PILIHAN SARANA CTPS 2

3 4 5

6 7 8
Pancuran dengan pedal Keran

9 10 11

Pancuran bambu Wadah dengan keran


6 WAKTU PENTING CTPS
Sebelum makan;*
PILAR
Setelah buang air besar;*
Sebelum memegang bayi; 2
Setelah menceboki anak;*
Sebelum menyiapkan makanan;
Setelah kontak dengan binatang.
* TIGA WAKTU CTPS YANG SANGAT
PENTING UNTUK MENGHINDARI
TRANSMISI KUMAN
SETELAH KONTAK DENGAN BINATANG

SEBELUM MAKAN DAN SEBELUM


SEBELUM MEMEGANG BAYI DAN
SETELAH BUANG AIR BESAR MENYIAPKAN MAKANAN
SETELAH MENCEBOKI ANAK
CTPS di 5 Tatanan

CTPS di
CTPS di Tempat-tempat Umum
Sekolah

CTPS di
Rumah Tangga

CTPS di CTPS di
Tempat Kerja Institusi Kesehatan
PENGELOLAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
(PAM-RT)
PILAR
3
Air
Keruh
Air
eruh
K PILIHAN PAM-RT
Filtrasi/Penyaringan
Biosand filter
Pengolahan
air baku Keramik filter
Khlorinasi
Khlorin Cair
Khlorin Tablet

Penggumpalan dan
Disinfeksi
SODIS (Solar Water
Disinfection)
Merebus

Solar water
Merebus Khlorin Khlorin Saringan disinfection Biosand
tablet cair keramik (SODIS)
Mengapa menerapkan
beragam alternatif teknologi PAM-RT ?

1. Kondisi sumber air berbeda


2. Perbedaan harga
3. Perbedaan rasa
4. Isu gender
5. Prestise
6. Isu marketing
7. Untuk mendidik masyarakat untuk memilih dan
meningkatkan cara-cara pengolahan air di RT.
MEREBUS Merebus adalah proses mematikan mikroorganisme penyebab penyakit dengan
pemanasan;
Air dapat diminum setelah dibiarkan mendidih selama 3-5 menit.
KELEBIHAN KELEMAHAN PILAR

Efektif membunuh semua Memerlukan bahan bakar, yang kadang-kadang 3


mikroorganisme penyebab sulit didapatkan;
penyakit; Pencemaran udara di rumah, jika memakai kayu bakar
Sederhana dan telah dan tungku yang tidak tepat;
banyak dikenal. Mahal dibandingkan dengan opsi lain;
Air bisa tercemar lagi, jika penyimpanan air yang sudah
direbus tidak benar.

DISINFEKSI AIR DENGAN MATAHARI (SODIS)


SODIS adalah pengolahan air minum dengan penjemuran. Sinar ultraviolet matahari dan panas
melumpuhkan mikroorganisme.
KELEBIHAN KELEMAHAN
Penerapan mudah dan murah; Volume air yang diolah sedikit, sehingga
Tidak banyak perubahan pada rasa air; butuh banyak botol;
Potensi untuk pencemaran setelah air Tergantung cuaca;
diolah kecil, karena langsung
Penggantian botol cukup sering, 3-6 bulan
dikonsumsi dari wadah bermulut sekali.
sempit.
FILTER KERAMIK Penyaringan dengan keramik khusus yang dilapisi perak

nitrat untuk pengolahan air minum menyaring bakteri dan melumpuhkan bakteri secara kimiawi (dengan
lapisan perak nitrat); PILAR

Keramik yang
Kapasitas produksi 2 liter per jam. 3
perak nitrat
sudah dilapisi

KELEBIHAN KELEMAHAN

Tabung plastik Mudah digunakan dan sangat Teknologi mahal (pembelian


praktis; awal), dibandingkan teknologi
Harga air minum yang diolah
pengolahan air minum lainnya.
Kran air murah, dibandingkan dengan
pengolahan dengan cara lain.

BAGAIMANA FILTER KERAMIK MENYARING DAN MEMBUNUH MIKROORGANISME?


Saringan keramik ini memiliki pori-pori Keramik ini juga dilapisi perak dengan ukuran antara 0.6 3 mikron.
Air nitrat. Lapisan ini membunuh yang ditampung saringan ini mengalir lewat mikro-
organisme yang tertahan pori-pori dengan bantuan gravitasi sehingga dalam pori-pori keramik. partikel
padat dalam air dan juga bakteri dan Lapisan ini tidak larut dalam
kuman yang ukurannya besar dapat tertahan air, sehingga tidak terbawa Perak Nitrat (Ag NO3)
dalam pori-pori saringan ini. beserta air yang diolah. (sudah teruji di laboratorium).
KHLORINASI
Khlorinasi adalah proses pembubuhan zat khlor dalam air untuk
PILAR
membunuh bakteri dan virus;
Khlor adalah bahan kimia yang dapat menembus sel-sel tubuh 3
mikroorganisme dan mematikannya.

KELEBIHAN KELEMAHAN

Efektif menghilangkan Kurang efektif


semua bakteri dan sebagian besar menghilangkan protozoa.
virus;
Air masih terlindungi
ketika disimpan di wadah
penyimpanan;
Khlorin Cair Khlorin Tablet Mudah digunakan;

Proses pengolahan
lebih cepat dibandingkan dengan
proses lain.
CARA MENGGUNAKAN AIR RAHMAT

PILAR
CARA MENGGUNAKAN
AQUATABS 3

1. Siapkan air jernih dalam wadah.


2. Takar Air RahMat pada tutup botol sesuai
dengan banyaknya air yang akan diolah:
- Sampai batas 5L untuk 5 liter air;
- Sampai batas 10L untuk 10 liter air;
- Sampai batas 20L untuk 20 liter air. 1. Siapkan air jernih dalam wadah
3. Tuangkan Air RahMat yang sudah ditakar ukuran 20 liter.
kedalam wadah berisi air, kocok atau aduk
2. Ambil 1 tablet Aquatab dan
sampai tercampur (kurang lebih 30 detik).
masukkan ke dalam air.
4. Diamkan selama 30 menit, air siap untuk 3. Diamkan selama 30 menit, air
diminum. siap untuk diminum.
WADAH PENYIMPANAN AIR MINUM
Wadah yang aman adalah yang bertutup,
berleher sempit, bermulut sempit dan lebih PILAR
baik jika dilengkapi dengan keran; 3
Air minum sebaiknya disimpan di wadah
pengolahannya (air yang sudah diolah tidak
perlu dipindahkan lagi untuk disimpan,
seperti pada filter keramik dan SODIS);
Air yang sudah diolah disimpan dalam wadah
yang bersih dan selalu tertutup;
Jangan minum air langsung dari wadah/ PENTING UNTUK DILAKUKAN
keran, gunakan gelas yang bersih dan kering; Cuci tangan dengan sabun
sebelum menangani air minum;
Letakkan wadah penyimpanan air minum di Mengolah air secukupnya sesuai
tempat yang bersih dan sulit terjangkau oleh dengan kebutuhan anggota keluarga;
Gunakan air yang sudah diolah untuk
binatang;
mencuci sayur dan buah siap santap
Wadah air minum sebaiknya dicuci setiap 3 dan mengolah makanan siap santap;
hari atau saat air habis. Gunakan air yang Hindari kontak tangan dengan air
sudah diolah untuk bilasan terakhir. minum yang sudah diolah.
PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA (PSRT)
PILAR
PRINSIP UTAMA
Meminimalkan resiko kesehatan;
4
Sampah tidak dapat dijangkau oleh binatang seperti
lalat, babi, anjing, dll.

RISIKO KESEHATAN SAMPAH


Disarikan dari brosur Pengelolaan Sampah, oleh Environmental Services Program, USAID

Sampah yang dibiarkan menjadi tempat mencari makan, dan berkembang


biak binatang penyebab penyakit:
Lalat berkembang biak di tempat sampah:
- Pembawa utama kuman bakteri penyebab diare karena mudah hinggap di
makanan atau peralatan makan;
Tikus dapat menyebabkan penyakit disentri dan diare;
Kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain;
Nyamuk berkembang biak dalam genangan air di sekitar sampah
yang tercecer, dan dapat menyebabkan malaria bahkan demam berdarah;
Binatang yang besar akan senang membuang kotoran di tempat sampah, * Gambar diambil dari Modul 5 Perilaku
Bersih dan Sehat oleh UNICEF, John Hopkins
menyumbang pada jalur transmisi kuman penyebab penyakit; Bloomberg School of Public Health,
Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Klaten.
Sampah yang dibuang sembarangan menghambat saluran air:
- Menjadi genangan tempat berkembang biak bagi nyamuk penyebab malaria;
- Menyebabkan banjir. Air kotor yang mengandung kuman, kotoran dan bibit penyakit
akan masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir; PILAR
Resiko pada anak: 4
- Tumpukan sampah sering menjadi tempat bermain anak sehingga anak mudah terkena
penyakit yang dibawa oleh sampah;
- Anak juga dapat terkena tetanus yang dapat mematikan hanya karena tergores oleh logam
bekas di tempat sampah.

OPSI PENGELOLAAN SAMPAH


Dibuat kompos
Sampah dipisahkan antara sampah organik (yang bisa membusuk) dan non-
organik. Sampah organik diolah dengan proses pembusukkan, dengan
pasokan udara yang cukup, untuk menghasilkan pupuk kompos.
Layanan jasa pengangkutan sampah
Sampah diangkut dari rumah dan biasanya dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Layanan biasanya ada di wilayah perkotaan dan pinggir kota.

Dikubur dalam lubang


Dibakar
Dijual
PARADIGMA BARU PENGELOLAAN SAMPAH

TIMBULAN
REDUCE DI RUMAH TANGGA

REUSE SAMPAH RECYCLE

RESIDU Angkut TPA

Diolah / di-
Layak Buang / manfaatkan
Layak Bakar Pemulung
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah dari dapur, kamar mandi, cucian, dll, yang bukan dari jamban.
PILAR
PRINSIP
Tidak mencemari sumber air minum (air permukaan maupun air tanah); 5
Tidak menjadi media berkembang biaknya binatang pembawa penyakit;

Tidak mengotori permukaan tanah, menimbulkan bau;


Konstruksi sederhana dengan bahan yang murah dan mudah didapat;
Pelestarian sumber saya air (misalnya, pemanfaatan kembali air limbah
rumah tangga).

SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH


Dikumpulkan untuk menyiram tanaman/dialirkan untuk menyiram tanaman;
Sumur resapan:
- Lubang galian yang bisa diberi dinding dari batu/batu-bata/buis beton yang tidak
diplester, untuk menguatkan struktur;
- Dengan pengisi sumur berupa batu kali, pasir atau ijuk;
- Sumur resapan juga mengembalikan air ke dalam tanah, setelah air limbah disaring
pori-pori tanah.
Parit/pasangan pipa PVC:
- Parit adalah galian dangkal, bisa diplester dengan semen supaya lebih awet;
- Untuk mengalirkan air limbah dari sumber ke sumur resapan.
Bak kontrol untuk menghindari penyumbatan pada aliran air limbah dari sumber
ke sumur resapan akibat benda padat yang terkandung dalam air limbah.
SUMUR RESAPAN DENGAN KERIKIL DAN BATU KALI

Sumber air limbah PILAR


5
Besi penghalang

Sumur resapan yang diisi batu


dan pasir sebagai saringan

Bak kontrol

PEMELIHARAAN SARANA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
1. Jangan membuang sampah ke saluran (parit).
2. Bersihkan saluran dari sampah secara rutin minimal 2 kali seminggu.
3. Bersihkan saluran dari lumut secara rutin minimal seminggu sekali.
4. Bila ada bagian yang rusak segera diperbaiki/diganti.
KEPMENKES 852 THN 2008
TTG STRATEGI NASONAL SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
TINGKAT INSTITUSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

PROVINSI PEMERINTAH PROVNSI 1. Berkoordinasi dengan berbagai


instansi/lembaga terkait tingkat Provinsi
dan mengembangkan program terpadu
ntuk semua kegiatan STBM
2. Mengkoordinasikan semua sumber
pembiayaan terkait dengan STBM
3. Memonitor perkembangan strategi
nasional STBM dan memberikan
bimbingan yang diperlukan kepada tim
Kabupaten
4. Mengintegrasikan kegiatan higiene dan
sanitasi yang telah ada dalam strategi
STBM
5. Mengorganisir pertukaran
pengetahuan/pengalaman antar
TINGKAT INSTITUSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

KABUPATEN PEMERINTAH 1. Mempersiapkan rencana kabupaten


KABUPATEN untuk mempromosikan strategi yang
baru
2. Mengembangkan dan
mengimplementasikan kampanye
informasi tingkat kabupaten
mengenai pendekatan yang baru
3. Mengkoordinasikan pendanaan
untuk implementasi strategi STBM
4. Mengembangkan rantai suplai
sanitasi di tingkat kabupaten
5. Memberikan dukungan capacity
building yang diperlukan kepada
semua institusi di kabupaten
Target STBM 2010-2014 Strategi Pencapaian
1. Seluruh provinsi memfasilitasi
penyelengga-raan STBM kepada 1. Pemicuan dan kampanye
seluruh kabupaten/kota perubahan perilaku 5 pilar
STBM kepada sekitar 20.000
2. Sebanyak 20.000 desa desa pada tahun 2014
mengimplementasi-kan STBM
2. Pemicuan stop BABS kepada
3. Seluruh penduduk stop BABS
komunitas pada 20.000 desa
4. Persentase penduduk yang
menggunakan jamban sehat 3. Peningkatan kualitas
meningkat dari 64% menjadi 75% bangunan bawah jamban thd
pada tahun 2014 11% penduduk sesuai target
RPJMN 2010-2014
5. Jumlah kasus diare per 1.000
penduduk dari 350 tahun 2010
menjadi 285 pada tahun 2014
STRATEGI IMPLEMENTASI STBM
PROVINSI KABUPATEN
1. Advokasi dan Sosialisasi 1. Advokasi dan Sosialisasi
2. Menyusun Strategi Sanitasi Total 2. Menyusun Strategi Sanitasi Total
Provinsi Pkab/Kota
3. Membangun kemitraan/jejaring multi 3. Membangun kemitraan/jejaring multi
pihak pihak
4. Memberikan dukungan capacity building 4. Memberikan dukungan capacity building
yang diperlukan kepada Kab/Kota yang diperlukan kepada Kec .
(Roadshow,Pelatihan,Fasilitasi) (Pelatihan,Fasilitasi)
5. Memfasilitasi pertukaran pengetahuan / 5. Memfasilitasi pertukaran pengetahuan /
pengalaman antar Kabupaten / Kota dan pengalaman antar Kec/Desa
Provinsi 6. Pengembangan media kampanye /
6. Pengembangan media kampanye / advokasi / sosialisasi STBM
advokasi / sosialisasi STBM 7. Replikasi STBM di Kec/desa
7. Replikasi STBM di Kabupaten/Kota
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai