RF Kedungtuban
RF Kedungtuban
ANTARA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
CABANG PATI
DENGAN
PUSKESMAS KEDUNGTUBAN
TENTANG
PENYEDIAAN DAN PELAYANAN OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
BAGI PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Nomor: 382/KTR/VI-11/1122
Nomor: 440/411/2022
Perjanjian Kerja Sama ini, dibuat dan ditandatangani di Blora, pada hari Rabu, tanggal
Empat Belas Bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua, oleh dan antara :
II. dr. Hartono, Kepala Puskesmas Kedungtuban yang berkedudukan di Jalan Raya
Cepu -Randublatung Km.12 Kedungtuban Kabupaten Blora dalam hal ini bertindak
dalam jabatannya tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Blora
Nomor: 82.1/340/KEPEG, tanggal 1 Juli 2022, oleh karenanya sah mewakili Ruang
Farmasi Puskesmas Kedungtuban dengan surat izin operasional Puskesmas
Kedungtuban Nomor: 440/387/2019 tanggal 04 April 2019, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
1
B. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang memiliki sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker dan untuk melayani pelayanan
obat Program Rujuk Balik.
Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.
PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menandatangani Perjanjian Kerjasama tentang
Penyediaan Dan Pelayanan Obat Program Rujuk Balik Bagi Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (yang selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan
syarat dan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di bawah
ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut:
6. Formularium Nasional yang selanjutnya disebut Fornas adalah daftar obat yang
disusun oleh komite nasional yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, didasarkan
pada bukti ilmiah mutakhir berkhasiat, aman, dan dengan harga yang terjangkau yang
disediakan serta digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam jaminan
kesehatan nasional.
7. Formulir Pengajuan Klaim yang selanjutnya disingkat FPK adalah formulir baku yang
dikeluarkan oleh PIHAK KESATU yang wajib diisi oleh PIHAK KEDUA dan
disertakan sebagai salah satu syarat dalam pengajuan klaim/ tagihan atas biaya
pelayanan kesehatan.
8. Identitas Peserta adalah identitas yang didapatkan sebagai bukti telah terdaftar
sebagai Peserta Jaminan Kesehatan. Identitas Peserta berupa Kartu Indonesia Sehat
paling sedikit memuat nama dan nomor identitas Peserta yang terintegrasi dengan
Nomor Identitas Kependudukan (NIK), kecuali untuk bayi baru lahir.
2
9. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
10. Katalog Elektronik yang selanjutnya disebut E-katalog adalah sistem informasi
elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang tertentu
dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
11. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
12. Pasien Rujuk Balik adalah Peserta yang terdaftar sebagai peserta Program Rujuk
Balik di Puskemas wilayah PIHAK KEDUA.
13. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
14. Pelayanan Obat Program Rujuk Balik adalah pemberian obat-obatan penyakit kronis
di Puskesmas sebagai bagian dari pelayanan program rujuk balik.
15. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif.
16. Penyakit kronis yang termasuk dalam pelayanan program rujuk balik adalah penyakit
Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), Epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke dan Sindroma Lupus
Eritematosus (SLE) dan penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri.
17. Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi
penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih membutuhkan
pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di
Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub-
spesialis yang merawat.
18. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada Apoteker, baik dalam bentuk
kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan bagi pasien.
19. Ruang Farmasi adalah unit pelayanan di Puskesmas yang menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian ini adalah PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama
dalam penyediaan dan pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi Peserta Program
Rujuk Balik.
(2) Tujuan Perjanjian ini adalah mengatur persyaratan dan ketentuan dalam pelayanan
obat Program Rujuk Balik bagi Peserta Program Rujuk Balik.
3
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR PELAYANAN
(1) Ruang lingkup dan Prosedur Pelayanan Perjanjian ini, sebagai berikut :
a. Penyediaan Obat Program Rujuk Balik sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Pelayanan Obat Program Rujuk Balik bagi Peserta Program Rujuk Balik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan standar pelayanan kefarmasian.
c. Pemantauan kedisiplinan Peserta dalam mengikuti Program Rujuk Balik.
(2) Uraian ruang lingkup dan prosedur pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I Perjanjian ini.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
(1) Hak PIHAK KESATU
a. Melakukan pembayaran tagihan atas pelayanan obat Program Rujuk Balik yang
telah diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada peserta berdasarkan klaim yang
diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak berkas
Klaim dinyatakan lengkap, dalam hal pembayaran klaim jatuh pada hari libur maka
pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya;
4
b. Melakukan pembayaran denda kepada PIHAK KEDUA dalam hal keterlambatan
pembayaran klaim sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan
untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan;
c. Menyediakan informasi kepada PIHAK KEDUA tentang petunjuk tata cara Peserta
untuk memperoleh pelayanan obat Program Rujuk Balik;
e. Memberikan daftar Faskes Tingkat Pertama yang menjalin kerja sama dengan
PIHAK KESATU dimana Peserta terdaftarnya dapat memperoleh pelayanan obat
Program Rujuk Balik oleh PIHAK KEDUA;
a. Menerima pembayaran atas pelayanan obat Program Rujuk Balik yang telah
ditagihkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU berdasarkan klaim yang
diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak berkas
Klaim dinyatakan lengkap, dalam hal pembayaran klaim jatuh pada hari libur maka
pembayaran diterima pada hari kerja berikutnya;
c. Menerima informasi dari PIHAK KESATU tentang petunjuk tata cara Peserta
untuk memperoleh pelayanan obat Program Rujuk Balik;
e. Menerima daftar Faskes Tingkat Pertama yang menjalin kerja sama dengan
PIHAK KESATU dimana Peserta terdaftarnya dapat memperoleh pelayanan obat
Program Rujuk Balik oleh PIHAK KEDUA;
f. Melakukan dan menerima hasil evaluasi bersama dengan PIHAK KESATU secara
berkala.
5
(4) Kewajiban PIHAK KEDUA:
PASAL 5
KERAHASIAAN INFORMASI
6
c. Diperintahkan oleh badan peradilan atau instansi pemerintah lainnya secara
tertulis dan resmi, berkaitan dengan proses penegakan hukum atas suatu perkara
yang terkait dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini;
d. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, informasi
tersebut harus disampaikan kepada pihak lain yang disebut secara jelas dalam
peraturan perundang-undangan tersebut, dan atau untuk perbaikan Program
Jaminan Kesehatan secara keseluruhan.
(3) Pengetahuan dan informasi rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Informasi mengenai pasien.
b. Informasi mengenai alasan penolakan klaim.
c. Informasi mengenai rincian klaim.
d. Informasi rahasia lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PASAL 6
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
Biaya dan Tata Cara Pembayaran pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi Peserta
Program Rujuk Balik sebagaimana diatur Perjanjian ini sesuai dengan Lampiran II
Perjanjian.
PASAL 7
KADALUARSA KLAIM OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
(1) Kadaluarsa klaim kolektif yang diajukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU
adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi
Peserta Program Rujuk Balik selesai diberikan dikecualikan untuk obat yang belum
diatur ketentuan penjaminan secara jelas.
(1) Dalam hal jangka waktu pengajuan klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terlampaui, klaim tidak dapat diajukan kembali.
PASAL 8
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2023 dan berakhir pada tanggal
31 Desember 2023.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, PARA
PIHAK akan saling memberitahukan maksudnya apabila hendak memperpanjang
Perjanjian ini.
(3) Sebelum melakukan perpanjangan Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (2), PIHAK
KESATU akan melakukan penilaian terhadap PIHAK KEDUA atas kemampuan PIHAK
KEDUA dalam menyelenggarakan pelayanan Obat Program Rujuk Balik bagi Peserta
Program Rujuk Balik dan komitmen PIHAK KEDUA terhadap Perjanjian.
(4) Keputusan untuk memperpanjang Perjanjian ini atau tidak, merupakan kewenangan
masing-masing PIHAK.
7
PASAL 9
EVALUASI
(1) PIHAK KESATU akan melakukan evaluasi atas pelayanan obat Program Rujuk Balik
yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA secara berkala.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana ayat (1) Pasal ini akan disampaikan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA dengan disertai rekomendasi (apabila diperlukan).
(3) Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi, PIHAK KESATU secara sendiri
dan/atau bersama-sama dengan akademisi, organisasi profesi, dinas kesehatan,
asosiasi apotek, berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan
pelayanan obat Program Rujuk Balik yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
PASAL 10
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
(2) Dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian, PIHAK KESATU secara
langsung atau dengan menunjuk pihak lain berhak untuk melakukan pemeriksaan
terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.
PASAL 11
SANKSI
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu PIHAK sebelum berakhirnya Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal PIHAK KEDUA pindah lokasi ke lokasi yang tidak disepakati oleh
PIHAK KESATU;
b. Salah satu PIHAK telah menerima surat peringatan secara tertulis sebanyak 3
(tiga) kali;
c. Salah satu PIHAK menyalahgunakan wewenang penyediaan dan pelayanan
obat Program Rujuk Balik sebagaimana diatur pada Pasal 11 ayat (3);
d. PIHAK KEDUA sudah tidak memenuhi persyaratan kerja sama sebagaimana
tercantum dalam ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya dalam
hal ijin operasional PIHAK KEDUA yang telah habis masa berlakunya atau
dicabut oleh Pemerintah, maka Perjanjian Kerja Sama ini berakhir pada tanggal
habis masa berlakunya atau pada saat pencabutan ijin operasional PIHAK
KEDUA oleh Pemerintah.
9
e. Salah satu PIHAK melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh
perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya
pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia;
f. Salah satu PIHAK dinyatakan bangkrut atau pailit oleh Pengadilan. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh Pengadilan;
g. Salah satu PIHAK melakukan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal PIHAK yang bersangkutan telah dinyatakan di
likuidasi secara sah menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku;
h. PIHAK KEDUA berhenti operasional yang disebabkan karena kehendaknya
sendiri.
i. Salah satu PIHAK menerima relaas gugatan perdata dari PIHAK lainnya yang
berkaitan dengan ketentuan yang berhubungan dengan pelaksanaan
Perjanjian ini, maka Perjanjian ini dinyatakan berakhir pada saat relaas gugatan
tersebut diterima. Terkait dengan terjadinya pemindahan Peserta menjadi
kewenangan dari PIHAK KESATU.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KESATU mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang
mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan
terlebih dahulu untuk membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul
dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure)
adalah suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau
kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak
dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam
Perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi banjir, wabah, perang (yang
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokkan
umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara
langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
10
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lainnya. PIHAK yang
terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure
tersebut kepada PIHAK yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force
Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan
sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali
Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat
terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak yang
lain.
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Dalam hal perselisihan dan perbedaan pendapat tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat, maka akan diselesaikan melalui mediasi dengan
menunjuk mediator sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Apabila mediasi sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak dapat diselesaikan, PARA
PIHAK memilih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui
pengadilan negeri Blora.
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
(1) Dalam upaya kelancaran komunikasi diantara PARA PIHAK yang saling
mengikatkan diri dalam Perjanjian ini masing-masing menyediakan alamat tempat
pemberitahuan sebagai berikut:
PIHAK KESATU :
BPJS Kesehatan Kantor Cabang Pati
Jl. Pangeran Diponegoro No. 34 Pati
Telp. 0295-381801
Email. kc-pati@bpjs-kesehatan.go.id
PIC. Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer
11
PIHAK KEDUA :
Ruang Farmasi Puskesmas Kedungtuban
Jalan Raya Cepu -Randublatung Km.12 Kedungtuban Kabupaten Blora
Telp. (0296) 4270202
Email puskesmaskedungtuban@gmail.com
PIC. apt. SRI SULISTIANI, S.Farm
Whatsapp/HP: 082219563524
Waktu Pelayanan Hari : Senin sd Sabtu
PASAL 16
LAIN-LAIN
12
(4) Hukum Yang Berlaku
Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini adalah
menurut hukum Republik Indonesia.
(5) Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan/atau dilampirkan pada Perjanjian ini,
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama bunyinya, diatas
kertas bermaterai cukup dan masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
13
Lampiran I Perjanjian
Nomor: 382/KTR/VI-11/1122
Nomor: 440/411/2022
I. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Obat yang diberikan berupa pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi
peserta Program Rujuk Balik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pemberian Obat Rujuk Balik disertai edukasi kepada Peserta meliputi indikasi,
kontraindikasi, dosis dan aturan pakai obat sebagai upaya Promotif dan Preventif
dalam penggunaan obat.
3. Pemantauan pengobatan Peserta PRB sebagai upaya untuk memantau
kedisiplinan Peserta dalam pengobatan dan mengkonsumsi obat.
15
12. Ruang farmasi PRB menyelenggarakan pelayanan farmasi klinik berupa:
1) Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi:
a) Melakukan kegiatan administratif berupa pendataan nama Peserta, Usia,
Jenis Kelamin, Berat Badan
b) Mengkaji sediaan farmasetik
c) Mengkaji pertimbangan klinis terhadap jenis obat yang ada dalam resep.
2) Dispensing
Melakukan penyiapan obat sesuai permintaan resep, pemberian etiket dan
persiapan penyerahan obat kepada Peserta
3) Pemberian Informasi Obat
Pemberian Informasi Obat (PIO) diberikan ke peserta dan keluarga peserta
PRB setidaknya terkait manfaat, cara penggunaan, interaksi obat dan cara
penyimpanan obat serta edukasi terkait pengobatan Peserta. Hal terpenting
yang perlu dilakukan oleh Apotekeradalah meminta Peserta PRB/keluarganya
untuk menjelaskan kembali prinsip penggunaan obat, interaksi dan cara
penyimpanan obat.
4) Konseling
Apotekermelakukan assessment berupa status kesehatan Peserta, riwayat
alergi dan kondisi kekhususan lainnya serta mencatat riwata pengobatan
Peserta. Pemberian konseling ini dapat melibatkan keluarga Peserta, agar
terdapat kesamaan pemahaman tentang pengobatan Peserta.
5) Home Pharmacy Care
Apotekersecara rutin perlu melakukan kunjungan rumah untuk identifikasi
kepatuhan minum obat, pendampingan pengelolaan obat, melakukan evaluasi
pengobatan serta mendokumentasikannya.
6) Pemantauan Terapi Obat
Apotekermelakukan identifikasi terhadap risiko pengobatan, jika diperlukan
maka dapat dilakukan intervensi dan rekomendasi pengobatan.
7) Monitoring Efek Samping Obat
Apotekermelakukan pemantauan terhadap respon pengobatan yang
merugikan atau tidak diharapkan serta menyusun rencana tindak lanjut,
intervensi, serta rekomendasi penyesuaian pengobatan dengan berkoordinasi
bersama dokter FKTP.
13. Dalam hal Ruang Farmasi di Puskesmas telah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan belum memiliki Apoteker, maka pelayanan kefarmasian secara
terbatas dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan lain
yang ditugaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Permenkes Nomor 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pasal 13.
14. Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
atau dengan mempertimbangkan Peserta PRB penyandang diagnose lebih dari 1,
Peserta PRB dengan polifarmasi atau pertimbangan lain dalam rangka menjaga
kualitas pengobatan Peserta PRB.
16
15. Catatan Pengobatan Peserta dan Pemantauan
a) Catatan Pengobatan Peserta dan Pemantauan dilakukan pada aplikasi BPJS
Kesehatan.
b) Dalam hal terdapat kendala aplikasi, pencatatan dilakukan secara manual
pada buku Pemantauan PRB-Prolanis yang dicetak oleh Ruang farmasi
Puskesmas PRB.
c) Buku Pemantauan PRB-Prolanis atau formulir tindak lanjut MTM diisi oleh
Apoteker dan dapat dibantu Tenaga Teknis Kefarmasian yang mencakup
setidaknya:
(1) Identitas dan kontak peserta
(2) Riwayat yang berhubungan dengan pengobatan
(3) Target terapi, rencana tindak lanjut dan intervensi
(4) Instruksi ke peserta terkait kepatuhan dan pemantauan pengobatan,
termasuk pemantauan efek samping obat serta gejala penyerta
d) Peserta mencatat kondisi-kondisi khusus sesuai instruksi Apoteker, seperti
mencatat efek samping obat maupun gejala yang timbul, pada buku
pemantauan PRB-Prolanis.
e) Peserta dapat menghubungi Apoteker atau kembali ke Ruang farmasi
Puskesmas PRB bilamana terdapat kondisi pengobatan yang memerlukan
konsultasi Apoteker.
f) Buku pemantauan PRB-Prolanis atau formulir tindak lanjut MTM diberikan
kepada peserta, di FKTP atau Ruang farmasi PRB, dan dibawa peserta setiap
kali kunjungan pemeriksaan penyakitnya ke dokter spesialis di FKRTL, dokter
FKTP dan Ruang farmasi Puskesmas PRB.
17
Lampiran II Perjanjian
Nomor: 382/KTR/VI-11/1122
Nomor: 440/411/2022
I. BIAYA PELAYANAN
1. Biaya pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi peserta Penyakit Kronis Program
Rujuk Balik sesuai dengan ketentuan Fornas yang berlaku dengan harga sesuai E-
catalog harga perolehan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA diberikan faktor pelayanan kefarmasian yang besarannya adalah
sebagai berikut:
Faktor Pelayanan
Harga Dasar Satuan Obat
Kefarmasian
< Rp.50.000,00 0,28
Rp.50.000,00 sampai dengan Rp.250.000,00 0,26
Rp.250.000,00 sampai dengan Rp.500.000,00 0,21
Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00 0,16
Rp.1.000.000,00 sampai dengan Rp.5.000.000,00 0,11
Rp.5.000.000,00 sampai dengan Rp.10.000.000,00 0,09
≥ Rp.10.000.000,00 0,07
1. Pengajuan tagihan atas biaya pelayanan obat Program Rujuk Balik bagi
pesertaPenyakit Kronis Program Rujuk Balikoleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
KESATU dilakukan secara kolektif.
2. Setiap pengajuan tagihan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU
dilaksanakan dengan melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:
(1) Formulir Pengajuan Klaim (FPK), yang ditandatangani oleh Pimpinan
Instalasi Farmasi Puskesmas atau Pejabat lain yang diberikan wewenang.
(2) Kuitansi asli bermaterai cukup.
(3) Surat Tanggung Jawab Mutlak bermaterai cukup, yang ditandatangani oleh
Pimpinan Instalasi Farmasi Puskesmas atau Pejabat lain yang diberikan
wewenang.
(4) Data tagihan pelayanan dalam bentuk softcopy sesuai aplikasi penagihan
obat PRB dari BPJS Kesehatan.
18
(5) Lembar Resep Obat Program Rujuk Balik.
(6) Bukti pendukung yang memuat informasi tentang hasil pemeriksaan
penunjang diagnostik sesuai dengan restriksi obat sesuai dengan Fornas.
B. Waktu Pengajuan Tagihan
1. Dalam hal berkas tagihan yang disampaikan tidak atau belum memenuhi
persyaratan atau belum lengkap maka berkas tagihan yang tidak lengkap akan
dikembalikan kepada PIHAK KEDUA untuk diperbaiki atau dilengkapi.
Selanjutnya PIHAK KEDUA wajib segera mengirimkan kembali berkas tagihan
yang telah diperbaiki atau dilengkapi tersebut kepada PIHAK KESATU dalam
waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerjaterhitung sejak berkas tersebut
dikembalikan.
2. Dalam hal Jangka Waktu Perjanjian berakhir dan tidak diperpanjang oleh Para
Pihak, maka tagihan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU wajib diajukan
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah pelayanan dilakukan.
3. PIHAK KESATU berhak melakukan verifikasi atau pemeriksaan silang terhadap
tagihan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA. Apabila dari hasil verifikasi atau
pemeriksaan silang tersebut PIHAK KESATU menemukan adanya kekeliruan
atau penyimpangan maka PIHAK KESATU berhak untuk menolak atau meminta
PIHAK KEDUA untuk memperbaiki tagihannya dan menyampaikan kembali
tagihan yang telah diperbaiki kepada PIHAK KESATU.
C. Mekanisme Pembayaran
1. Pembayaran Biaya Penyediaan dan Pelayanan Obat Program Rujuk Balik bagi
Peserta oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, dilaksanakan selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak tanggal PIHAK KESATU
telah menerima secara lengkap tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA.
2. Tagihan yang diajukan lebih dari 6 (enam) sejak pemberian pelayanan, berhak
untuk ditolak/tidak diproses pembayarannya oleh PIHAK KESATU.
3. PIHAK KESATU tidak bertanggung jawab untuk membayar tagihan yang
diajukan oleh PIHAK KEDUA, yang timbul oleh karena dalam pelayanan obat
Program Rujuk Balik bagi pesertaPenyakit Kronis Program Rujuk Balik, PIHAK
KEDUA tidak berpedoman kepada Fornas yang berlaku.
4. Dalam hal PIHAK KESATU terlambat dalam melakukan pembayaran klaim non
kapitasi, maka PIHAK KESATU akan melakukan pembayaran denda kepada
PIHAK KEDUA sebesar 1 % (satu persen) dari jumlah pembayaran klaim non
kapitasi yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan dengan
mekanisme sebagai berikut:
19
c. Denda keterlambatan pembayaran non kapitasi dihitung secara proporsional
secara harian menggunakan hari kalender dengan perhitungan besaran
jumlah denda untuk keterlambatan sebagai berikut:
6. Dalam hal terdapat perubahan nomor rekening pembayaran dan NPWP yang
diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU
akan melakukan pembayaran klaim setelah dilakukan penandatanganan
Addendum PKS dan telah dilakukan updating pada aplikasi HFIS.
7. Biaya administrasi bank yang timbul akibat adanya transfer (kliring) dibebankan
kepada masing-masing rekening PIHAK KEDUA;
20