Anda di halaman 1dari 4

Mari Kenali Perbedaan Konselor, Psikolog, dan Psikiater

Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Dalam
hal ini, peran seorang konselor, psikolog, hingga psikiater sangat dibutuhkan. Ketiga
profesi tersebut dapat membantu orang dengan masalah mental secara profesional.
Sayangnya, belum banyak yang memahami apa perbedaan konselor, psikolog, dan
psikiater.
 
Meski bergerak dalam bidang yang sama, ketiga profesi tersebut memiliki peran dan
wewenang berbeda dalam merawat pasien. Mari ketahui penjelasan lengkap mengenai
perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater dalam ulasan di bawah ini.
 

Apa Perbedaan Konselor, Psikolog, dan Psikiater?


 
Perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater dapat dilihat dari beberapa hal yaitu definisi
masing-masing profesi, peran dan wewenangnya, hingga jenis kasus yang ditangani.

1. Perbedaan dari Sisi Definisi


Hal utama yang perlu diperhatikan untuk memahami perbedaan konselor, psikolog, dan
psikiater adalah definisinya. Meski menangani bidang dan masalah yang cenderung
sama, ketiganya memiliki definisi berbeda-beda.
 
Definisi Psikolog
Psikolog adalah sebutan yang disematkan pada seseorang yang mendalami ilmu
psikologi melalui program magister profesi psikologi. Perlu diingat bahwa psikolog
bukanlah dokter medis, melainkan tenaga profesional dalam bidang kesehatan mental.
 
Untuk menjadi psikolog, seseorang harus menempuh pendidikan program sarjana
psikologi. Tidak sampai di situ, sarjana psikologi juga perlu menempuh pendidikan
Magister Psikologi Profesi (Mapro) kurang lebih selama dua tahun untuk mendapatkan
gelar magister psikologi dan psikolog.
 
Pekerjaan psikolog adalah bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tanda-tanda
emosional yang berasal dari faktor sosial, budaya, dan lingkungan. Psikolog juga
bertugas melakukan pemeriksaan berdasarkan pola pikir pasien yang berpengaruh
pada kinerja otak dan kesehatan mental.
 
Definisi Psikiater
Berbeda dengan psikolog, psikiater adalah pekerjaan dengan latar belakang pendidikan
kedokteran. Sehingga, psikiater termasuk dalam dokter medis. Psikiater merupakan
lulusan sarjana kedokteran yang mengambil spesialis kedokteran jiwa, sehingga
bergelar Sp.KJ.
 
Agar mendapatkan gelar psikiater (Sp.KJ), seseorang harus menempuh pendidikan
kedokteran umum, kemudian melanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis
(PPDS) selama kurang lebih empat tahun untuk mempelajari tentang diagnosis dan
perawatan masalah kesehatan mental.
 
Definisi Konselor
Berbeda dengan psikolog maupun psikiater, sebenarnya seorang konselor tidak secara
spesifik berasal dari pendidikan psikologi. Tugas utama konselor adalah
mengidentifikasi tujuan dan aspirasi klien, serta memberikan solusi untuk mengatasi
masalah mereka.
 
Untuk menjadi konselor, seseorang perlu menempuh program pendidikan untuk
mendapatkan gelar S.Pd atau M.Pd, kemudian melanjutkan spesialisasi di bidang
konselor untuk memperoleh gelar M.K atau M.A. Gelar tersebut bisa didapatkan dengan
menyelesaikan jurusan bimbingan dan konseling.
 
Konselor sifatnya lebih umum, sehingga tidak selalu menangani masalah kesehatan
mental. Beberapa jenis konselor di antaranya adalah konselor mental, bimbingan, dan
pernikahan. Meski begitu, tujuan utamanya satu, yaitu mengembangkan perilaku positif
seseorang.
 

2. Perbedaan dari Sisi Peran dan Wewenangnya


Perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater yang paling menonjol juga terletak pada
peran dan wewenangnya. Seorang konselor bisa memberikan pendampingan
mengenai berbagai masalah hidup, tetapi tidak dapat melakukan tes atau asesmen
klinis untuk mendiagnosis masalah mental.
 
Sementara itu, psikolog dan psikiater umumnya lebih fokus terhadap masalah
kepribadian dan mental seseorang. Baik psikolog maupun psikiater sama-sama
memiliki wewenang untuk memberikan asesmen klinis untuk menilai karakteristik
kepribadian dan memberikan diagnosis.
 
Meski begitu, terdapat perbedaan pada psikolog dan psikiater dalam memberikan
penanganan kepada pasiennya. Berikut masing-masing penjelasannya.
 
a. Ruang Lingkup Praktik
Umumnya, psikolog berpraktik dalam ruang lingkup yang kecil, seperti klinik swasta.
Meski tak menutup kemungkinan bahwa psikolog bisa melakukan praktik di rumah
sakit.
 
Sementara itu, psikiater yang memiliki latar belakang kedokteran cenderung bekerja di
lingkungan rumah sakit atau klinik besar. Hal ini berhubungan dengan tugas psikiater
untuk mengobati pasien gangguan mental yang perlu perawatan medis intensif. Dalam
merawat pasien, psikiater bisa mendapatkan bantuan dari dokter spesialis lain,
tergantung dari kondisi pasien yang ditangani.
 
b. Diagnosis
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, perbedaan konselor, psikolog, dan
psikiater juga dapat dilihat dari caranya memberikan diagnosis. Bedanya, konselor tidak
berwenang untuk memberikan diagnosis medis apa pun, sementara psikolog dan
psikiater dapat memberikan diagnosis.
 
Meski begitu, metode diagnosis psikolog dan psikiater berbeda. Psikolog mendiagnosis
gangguan pada pasien dengan mengamati kepribadian, pola perilaku dan kebiasaan,
cara bicara, serta cerita yang disampaikan oleh pasien.
 
Sementara itu, psikiater menerapkan diagnosis berdasarkan proses anamnesis dan
wawancara psikiatri untuk mengevaluasi pasien secara holistik dari segi mental,
spiritual dan fisik, seperti melihat pengaruh kerja otak dan gangguan sistem saraf
terhadap masalah yang dialami pasien. Psikiater juga bisa melakukan pemeriksaan
penunjang, seperti tes urine, CT Scan, dan MRI Scan.
 

c. Perawatan dan Pemberian Obat


Mengingat bahwa psikolog tidak berasal dari latar belakang kedokteran, maka psikolog
tidak berwenang meresepkan obat. Adapun perawatan yang bisa dilakukan oleh
psikolog adalah konsultasi serta terapi psikologis (psikoterapi). Keduanya berfokus
pada akar masalah dan perilaku yang perlu diubah oleh pasien untuk meningkatkan
kualitas hidupnya.
 
Berbeda dengan psikolog, selain memberikan konsultasi dan terapi psikologis, psikiater
juga berwenang memberikan resep obat-obatan.
 

3. Perbedaan dari Sisi Kasus yang Ditangani


Persamaan konselor, psikolog, dan psikiater adalah memberikan solusi terhadap
masalah yang berhubungan dengan emosional seseorang. Namun, berdasarkan
penjelasan di atas, maka bisa dilihat bahwa baik konselor, psikolog, dan psikiater
memiliki peran yang berbeda, terutama dalam metode yang digunakan untuk
menangani pasien.
 
Apabila mengalami masalah pada kehidupan sehari-hari, seperti masalah keluarga,
pasangan, dan karir, maka bisa menemui konselor atau psikolog. Jika dibutuhkan
penanganan lebih lanjut atau terapi, maka sebaiknya menemui psikolog.
 
Akan tetapi, jika merasakan keluhan gangguan kesehatan mental yang lebih rumit,
seperti skizofrenia, bipolar, dan depresi mayor, maka disarankan untuk menemui
psikiater. Dengan menemui psikiater, pasien akan mendapatkan perawatan medis
untuk meringankan gejala yang dialami.
 
Tak perlu ragu atau malu untuk mendapatkan bantuan dari profesional apabila
mengalami gejala gangguan mental.

Anda mungkin juga menyukai