Anda di halaman 1dari 2

DOA PENGUKUHAN

Oṁ A Brahman brāhmano brahmawarcasi jāyatāmā


rāste raājanah sura isawyo tiwyādhi mahāratho jāyātām
dogdhri dhenuryodānad wānāsuh saptih purandhiryosājisnu
rathesthah sabheyo yuwāsyajayamānasya wiro jāyātam
nikāame-nikāme nah parjanyo warsatu phalawatyo na
osadhayah pacyantam yogaksemo nah kalpatāam

Oṁ Sang Hyang WidhI Wasa Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir orang-orang
yang memiliki pengetahuan spiritual. Semoga pula pemimpin-pemimpin yang perkasa pandai
menggunakan kebijaksanaan seperti menggunakan senjata, pahlawan yang tangguh, sapi yang
banyak memberikan susu, lembu pembawa barang dan kuda yang cepat. Demikian pula lahir
wanita yang sempurna. Pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia berkorban.
Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil.

“Om Avighnamastu
Nama Siva Budhaya
Om Um Rahpat Astraya Namah
Om Atma Tattvatma
Sodhamam Svaha, 

Om Ksama Sampurnaya Namah


Om Sri Pasupathaye Om Pat
Om Sriyam Bhavantu Sikham Bhavantu
Purnam Bhavantu
Om Adityasya Param Jyoti Raktatejo
Nama Stute Sveta Pangkaja
Madhyasthah Bhaskarayo Nama
Stute
Om Hranghring Sah Parama Siva Dityayo
Namo Namah Svaha
Om Ayu Vridhi Yasa Vridhi Vridhih
Prajna Suksma Sriya Dharma Santana
Vridhisca Santute Sapta Vridhayah
Yatha Mero Stita Devah Yavat
Gangga Mahitale Candrarko Gagane
Tavat Tavat Tat Vijayi Bhavet
Om Santih, Santih, Santih, Om”, (Dana Dan Suratnaya, 2013:94-95).

RELATED:

 Mantra Hari Pahlawan Dalam Agama Hindu

 Mantra Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Dalam Agama Hindu

 Mantra Dharma Santih Hari Raya Nyepi Dalam Hindu

Baca: Cara dan Sikap Pengucapan Mantra

Dalam ajaran agama Hindu Mantra diucapkan saat sembahyang sebagai salah satu metode berhubungan (berkomunikasi) dengan Tuhan.
Mantra umumnya berbentuk harapan, permohonan, pemakluman, pemujaan penyembahan dan mengakui kesalahan agar diberi
pengampunan.

Selain itu, mantra yang sering juga digunakan saat sembahyang berisi penguatan diri dari kesusahan atau kesulitan yang dihadapi manusia
di bumi ini. 
Sangat penting diketahui bahwa di dalam mengucapkan mantra seseorang harus berserah diri sepenuhnya kepada Sang Hyang Widhi
Wasa, karena sesungguhnya Dia yang menciptakan segala yang ada, baik alam yang nyata (Sakala) maupun alam yang tidak nyata
(Niskala).

Mantra dalam agama Hindu termuat di dalam weda ada yang berbentuk lagu-lagu pujian (sama Weda Samgita), ada juga mantra yang
memuat ajaran yang bersifat magis (Atharwa Weda Samhita), Yayur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat
ajaran umum mengenai pokok-pokok yadnya (yajus, pluralnya yajumsi), dan ada juga memuat tentang mantra untuk sembahyang atau
berisi kumpulan mantra-mantra yang bentuk pujaan (Rg Weda Samhita).

Mantra yang diucapkan secara benar akan memberi manfaat tersendiri terhadap orang yang melantunkan, tetapi bila mana tidak dilakukan
dengan benar maka tidak ada gunanya seperti dijelaskan dalam Nirukta 1.13 yang berbunyi demikian:

"Seorang yang mengucapkan mantra dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantra itu, tidak pernah memperoleh penerangan
(kurang berhasil) seperti halnya sepotong kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan
korek api. Demikian pula halnya orang yang hanya mengucapkan mantra tidak pernah memperoleh cahaya pengetahuan yang sejati".

Pengucapan mantra di dalam ajaran agama Hindu dibagi menjadi tiga bagian diantaranya yakni (1) Vaikari yaitu pengucapan mantra
didengar oleh orang lain, (2) Upamsu yaitu pengucapan mantra secara berbisik-bisik atau tidak di dengar tetapi bibir bergerak, dan
Manasika yaitu pengucapan mantra di dalam hati, mulut tidak bergerak.

Dari ketiga jenis pengucapan mantra di atas yang paling baik yakni pengucapan mantra di dalam hati, tetapi bagi anak-anak atau orang tua
yang mengajarkan anaknya bisa menggunakan vaikari atau upamsu. Karena pada intinya tujuan dari sembahyang atau pengucapan mantra
dalam agama Hindu yakni ketulusan dan penyerahan sepenuhnya kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.

OmAvighnamastu
NamaSivaBudhaya
Om Um Rahpat Astraya Namah
OmAtmaTattvatma
SodhamamSvaha, 

OmKsamaSampurnayaNamah
OmSriPasupathayeOmPat
OmSriyamBhavantuSikhamBhavantuPurnamBhavantu
OmAdityasyaParamJyotiRaktatejoNamaStuteSvetaPangkajaMadhyasthahBhaskarayoNama
StuteOmHranghringSahParamaSivaDityayo
NamoNamahSvahOmAyuVridhiYasaVridhiVridhihPrajnaSuksmaSriya Dharma Santana
Vridhisca Santute Sapta Vridhayah
Yatha Mero Stita Devah Yavat
Gangga Mahitale Candrarko Gagane
Tavat Tavat Tat Vijayi Bhavet
Om Santih, Santih, Santih, Om”, (Dana Dan Suratnaya, 2013:94-95).

Anda mungkin juga menyukai