Tema : “Hindu Rukun dalam Perspektif Hindu” HINDU MENDUKUNG KEMAJEMUKAN KEBERAGAMAN KEBERSAMAAN DAN PERDAMAIAN
Berapa hal tentang kerukunan dan
kebersamaan dalam Hindu, al : 1. BHINNEKA TUNGGAL IKA, tan hana dharma mangrwa : BERBEDA BEDA TAPI SATU, KEBENARAN TIDAK ADA YANG DUA 2. TAT TWAM ASI : AKU ADALAH KAMU, KAMU ADALAH AKU 3. WASUDEWA KUTUMBAKAM : KITA SEMUA INI SESUNGGUHNYA BERSAUDARA 4. TRI HITA KARANA (3 PENYEBAB KEBAHAGIAAN) 5. TRI KAYA PARISUDHA (3 PRILAKU SUCI) 6. CATUR PARAMITHA (4 SIKAP MULIA DALAM PELAYANAN) 7. PANCA SATYA ( 5 SIKAP SETIA DAN JANJI SUCI) 7. AHIMSA : TIDAK SALING MENYAKITI SESAMA MAHKLUK 8. DAN LAIN LAIN BHINNEKA TUNGGAL IKA (Sinergitas Kehidupan) Perbedaan antara Siwaisme dan Budisme di Indonesia, dirukunkan oleh Mpu Tantular di jaman Majapahit(Th.1380 M) menjadi Agama Siwa-Budha, yang tertuang dalam buku Sutasoma, dimana Purusadha mewakili Siwaisme dan Sutasoma mewakili Budhisme. Didalam Kitab Sutasoma terdapat kalimat “Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa “, artinya : Meskipun berbeda- beda tetap Satu, tidak ada kebenaran mendua. Tri Hita Karana (3 penyebab kebahagiaan) Parahyangan : membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widhi Wasa/ Tuhan YME Pawongan : Membina hubungan harmonis antara manusia dengan manusia tanpa membedakan asal usul, ras, suku, agama, kebangsaan dll. Palemahan : Membina hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan PARAHYANGAN PAWONGAN PALEMAHAN Tri Kaya Parisudha (3 Prilaku Suci)
Manacika : berpikir yang baik dan benar
Wacika : berbicara yang baik dan benar Kayika : berbuat yang baik dan benar MANACIKA (PENGENDALIAN PIKIRAN) Bhagawad Gita VIII.8 (pengendalian pikiran)
Abhyasa yoga yuktena
Cetasa nanya gamina Paramam purusam divyam Yati parthanucintayan
Dengan pikiran terkendali dalam melaksanakan
Yoga terus menerus, tidak mengembara kemana- mana mengejar yang lain, maka kecermalangan akan sampai kepada Ku, wahai Arjuna WACIKA (PENGENDALIAN PERKATAAN) Kekawin Nitisastra, Sargah V.3
Wasita nimitanta manemu laksmi,
Wasita nimitanta pati kapangguh, Wasita nimitanta manemu duhka, Wasita nimitanta manemu mitra Karena bicaramu engkau menemukan kebahagiaan, karena bicaramu engkau mendapat kematian, karena bicaramu akan menemukan kesusahan, karena bicaramu pula engkau mendapat sahabat Rg.veda. VIII.24.20 Wahai umat manusia, berbicaralah dengan kata-kata yang manis dan menyenangkan, ibarat mentega dan madu yang dijernihkan (Ghrtat svadiyo madhunas ‘cavovata) Yayureda XIX.29 Seseorang yang berbicara dengan kata-kata yang manis akan menerima berkah dari Hyang Widhi / Tuhan YME (Apnoti sukta vakena asisah )
Ajining dhiri saka
lathi dan budi KAYIKA (PENGENDALIAN PERBUATAN) Pepatah Jawa
Klabang iku wisane ana ing
sirah, kalajengking iku wisane ana ing pucuk buntut, nanging manusa durjana wisane dumunung ana ing sekujur awake dewe Catur Paramitha (4 prilaku mulia dalam pelayanan) Maitri : mengembangkan sifat kasih sayang antara sesama Muditha : berprilaku agar membuat orang senang dan bersimpati Karuna : kembangkan sifat suka menolong antar sesama Upeksi : menjaga keselarasan, kerukunan dan keseimbangan PANCA SATYA (5 macam kesetiaan) Satya Samaya : setia terhadap janji yang telah diucapkan Satya Hredaya : setia terhadap kata hati, bahwa itu sebuah kebenaran Satya Mitra : setia dalam menjalin persahabatan Satya Wacana : setia terhadap apa yang kita ucapkan Satya Laksana : setia terhadap apa yang kita kerjakan Bhagawad Gita XII.13 Dia yang tidak membenci segala makhluk, bersahabat, cinta kasih dan bebas dari keakuan dan keangkuhan, sama dalam suka dan duka, pemberi maaf maka mereka akan mencapai kesempurnaan. (Advesta sarva- bhutanam, maitrah karuna eva ca, nirmamo nirahamkarah, sama- duhkha-ksami) Kekawin Ramayana Prihen temen dharma dumeranang sarat, Saraga Sang Sadhu sireka tutana, Tan harta tan kama pidonya tan yasa, Ya sakti Sang Sajjana dharma raksaka Manusia hendaknya senantiasa berhubungan baik dengan alam lingkungannya dengan maksud untuk melestarikannya demi tercapainya kesejahteraan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kemudian hari. Atharva Veda III. 30.1 (Cinta kasih tanpa permusuhan) Wahai umat manusia, Aku memberimu sifat-sifat ketulusan, keikhlasan, mentalitas yang sama dan perasaan berkawan tanpa kebencian (permusuhan). Seperti halnya induk sapi mencintai anak-anaknya yang baru lahir, begitulah seharusnya kalian saling mencintai satu sama yang lain. (Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah, anyo anyam abhi haryata, vatsam jatam ivighnya) Bhagawad Gita IX.29 Aku tidak pernah pilih kasih dan selalu bersikap adil terhadap semua mahluk, bagi-Ku tidak ada yang paling Aku benci dan yang paling Aku kasihi. Mereka yang berbakti kepada Ku, yang selalu memuja Ku, Aku akan selalu bersamanya. (Samo ‘ham sarvabhutesa, na medewsyo ‘sti na priyah, ye bhajanti tu mam bhaktya, mayite besu ca’pyaham)