Anda di halaman 1dari 102

Konsep Dasar Tri Hita

Karana
Tri=Tiga, Hita=Bahagia,
Karana= Penyebab TUHAN

an
ng
ya
rah
Pa
MANUSIA LINGKUNG
AN

MANUSIA
an

pa
ng

lem
wo

ah
pa

an
Asal Mula Tri Hita Karana
 Secara Terpisah Setiap Unsur yang ada dalam Tri Hita Karana
ada dalam Sastra Suci Hindu.
 1963/1964 Dibentuk BPUHB: Badan Perjuangan Umat Hindu Bali
>1966 BPUHD/Dharma >1968 Prajaniti Hindu Indonesia.
 Tokoh Ketua, Bpk Made Japa didampingi Bpk Wayan Merta
Suteja
 Menceramahkan Tri Hita Karana: Urip, Bhuwana, Manusa
 Berubah Menjadi: Widhi, Bhuwana, Manusa
 Penjelasannya dilandasi oleh Bhagavad Gita III. 10 (tiga Unsur
Saling Beryajna, Prajapati (Tuhan), Praja (Manusia), Khamadhuk
(Simbol Alam semesta yang disimbolkan sebagai sapi betina yang
menghasilkan susu tiada habisnya)
 Sejak saat itu THK diceramahkan oleh berbagai Tokoh
 1969 Univ. Udayana/Fak. Sastra Mengadakan seminar tentang
THK. Alm. I Gst Ketut Kaler, Kanwil Agama Bali Merumuskan Tri
Hita Karana yakni Parhyangan, Pawongan dan Palemahan.
 1986 PHDI Pusat Mengadakan Seminar Kesatuan
Tafsir terhadap aspek-aspek agama Hindu
 Saat Itu dasar filosofi THK tetap berdasarkan
Bhagavad Gita III.10 (Pajapati, Praja dan Kamadhuk)
 Sedangkan Parhyangan, Pawongan dan Palemahan
sebagai wadah Inplementasi Filosofi dari THK.
LANDASAN DASAR TRI HITA KARANA
• shyDa" p[ja" s*ía purovac p[japit" -
• Anen p[sivZy?vmez vo_iSTvìkam/uk( --10—

saha-yajñàá prajàá såûþvà purovàca prajàpatiá,


anena prasaviûyadhvam eûa vo ‘stv iûþa-kàma-dhuk.

Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan, Tuhan


setelah menciptakan manusia melalui yajña,
berkata: dengan (cara) ini engkau akan
berkembang, sebagaimana sapi perah yang
memenuhi keinginanmu (sendiri).
BhagavadGita III.10
Tri Hita Karana Sebuah Konsep
Keharmonisan Sempurna
 Tri Hita Karana harus dipahami sebagai filosofi hidup
untuk mewujudkan sikap hidup seimbang dan konsisten
untuk percaya dan bhakti pada Tuhan, mengabdi pada
sesama, dan memelihara kesejahtraan alam lingkungan.
 Konsep Tri Hita Karana(THK) merupakan sebuah konsep
yang lahir dari ajaran-ajaran Agama Hindu.
 THK sebuah konsep untuk mendeskripsikan bentuk atau pola
hubungan yang harmonis demi kebaikan seluruh penghuni
dunia, Utuh, Sinergi, Konsisten
 THK (Donder,Wisarja 2009,,dalam buku yang berjudul
Teologi Sosial Perspektif Hindu) Merupakan sebagai konsep
harmoni dalam tiga dimensi
Tri Hita Karana dan Hakikat Shanti Mantra:
Seorang untuk mewujudkan rasa damai, dan kedamaian di mana pun,
maka ia harus senantiasa merenungkan makna yang terdalam dari Shanti
Mantram berikut ini:

Oý Dyauá úàntir antarikûaý úàntiá


påthivì úàntir àpaá úàntir
oûadhayaá úàntiá vanaspatayaá úàntir
viúve devaá úàntir brahma úàntiá
sarvaý úàntiá úàntir eva úàntiá
sà mà úàntir edhi

Yayurveda XXXVI. 17
‘Ya, Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga:
(1) di langit ada kedamaian, (2) di angkasa ada kedamaian, (3) di bumi ada
kedamaian, di air ada kedamaian, semoga pada tumbuh-tumbuhan ada
kedamian, semoga ada kedamaian pada pepohonan, semoga para dewatà
juga dalam damai, semoga Brahma dalam damai, semoga alam semesta
dalam damai. Semogalah kedamian senantiasa ada di mana-mana’
1. Parahyangan
o Konsep Parahyangan adalah konsep yang
berupaya untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara manusia dan dengan Tuhan.

o Dalam hal ini manusia diharapkan memiliki


kedekatan bathin dengan Tuhan, setiap
aktivitasnya didasari oleh semangat pengabdian
pada Tuhan.
o Manusia menyadari jati dirinya sebagai atman
atau mahluk spiritual yang harus selalu
berhubungan dengan Tuhan
mayi sarvàni karmàni saònyàsyàdhyàtma-cetasà,
niràúìr nirmamo bhùtvà yudhyasva vigatajvaraá.
Artinya:
Mempersembahkan dan Pasrahkan semua
kegiatan kerjamu itu kepada-Ku, dengan pikiran
terpusat pada sang àtman/diri sejati, bebas dari
nafsu keinginan dan ke-akuan/kepentingan diri
sendiri,dan bebas dari sifat malas,berperanglah.
Bhagavadgīta III - 30.
cetasà sarvakarmàói mayi
saònyasya mat-paraá,

buddhi-yogam upàúritya
mac-cittaá satataý bhava.
Artinya:
Dengan menyerahkan segala kegiatan
kerja secara mental kepada-Ku,
menjadikan Aku sebagai tujuan tertinggi
dan berlindung pada Buddhi yoga,
pusatkanlah pikiranmu senantiasa
kepada-Ku. Bhagavadgīta XVIII - 57.
Bhakti Pada Tuhan Dalam THK
1. Tiga Arah Bhakti Pada Tuhan
 Swa Artha: Beragama Untuk Meningkatkan Kualitas
Diri
 Para Artha: Beragama untuk meningkatkan pelayanan
pada sesama ciptaan Tuhan
 Parama Artha: yang paling utama, menambah
keyakinan bahwa Tuhan yang mutlak, maha ada, maha
suci, maha tahu, maha karya, maha mulia dan maha
kuasa

2. Ada Sembilan Cara Berbhakti Pada Tuhan


Bhagavata Purana VII.5.23 disebutkan
ada sembilan bhakti yang patut di
laksanakan yang disebut dengan
Navavida Bhakti yaitu:

Sravanam kirtanam visnah


Smaranam pada sevanam
Archanam vandanam dasyam
Sakhyam atmanivedanam
1. SRAVANAM: adalah memuja Brahman/ Tuhan dengan
jalan mendengar cerita-cerita suci dan mantra-
mantra veda.
2. KIRTANAM: Kirtanam artinya berbhakti dengan
melantunkan kidung-kidung suci keagamaan yang
berisi pujian terhadap kemahakuasaan dan keagungan
Tuhan
3. SMARANAM: selalu mengingat brahman atas segala
manifestasinya agar kekuatan dan kemahakuasaan
serta getaran suci nya berpengaruh kuat terhadap
diri kita,dapat di lakukan dengan metode berjapa
menyebut nama tuhan menggunakan japa mala secara
berulang-ulang.
4. ARCHANAM: Archanam bersal dari kata "ARCA"
yang artinya pemujaan dengan rasa hormat melalui
arca atau pratima (gambar, lambang atau nyasa)
yang sudah di sucikan.
5. WANDANAM: berbhakti dengan jalan membaca
cerita suci membaca sloka membaca mantram kitab
suci weda dengan penuh keikhlasan.
6. DASYAM: mengabdi atau melayani brahman dengan
rasa tulus ikhlas dalam prakteknya diwujudkan
kedalam bentuk ngayah atau bentuk lainnya.
7. PADASEVANAM: berasal dari kata "pada" yang
artinya kaki dan "sewa" artinya melayani, sedangkan
"nam" artinya memuja. Padasevanam dimaksudkan
berbhakti kehadapan brahman dengan mengabdi
pada kaki padma pada proses berbhakti ini brahman
seolah-olah berwujud, semata-mata untuk
menumbuhkan rasa bhakti kehadapan-Nya.
8. SAKHYAM: adalah berbhakti kehadapan brahman seperti
hubungan sahabat dekat. Bhakti ini dapat dilakukan oleh orang
yang atmannya telah mengusai budhi, manah dan indria.
9. ATMANIVADANAM : atmanividanam artinya pemujaan yang di
lakukan dengan penyerahan diri sepenuhnya kehadapan
brahman. penyerahan diri kehadapan brahman dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu :
• MARKATA NYAYA merupakan menyerahkan diri kehadapan
brahman seperti seekor anak kera yang erat-erat berpegang
pada perut induknya tanpa rasa takut walaupun melompat
kemana-mana.
• MARJARA NYAYA adalah penyerahan diri seperti anak kucing
kepada induknya. induknya mencengkram anak nya di mulut
membawa pergi menuju tempat yang dianggap aman.
Bhakti ini tidak lagi manusia yang aktif kepada brahman, tatapi
brahmanlah yang sepenuhnya menentukan kemana nasib kita
dianggap paling tepat sesuai denga tingatan karma yang telah di
lakukuan.
 Manusia dengan Tuhan

Manusia adalah ciptaan Tuhan, sedangkan Atman


yang ada dalam diri manusia merupakan percikan
sinar suci kebesaran Tuhan yang menyebabkan
manusia dapat hidup. Oleh karena itu setiap
manusia wajib berterima kasih berbhakti dan selalu
sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terima
kasih dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam
bentuk puja dan puji terhadap kebesaran-Nya .
2. PAWONGAN
 Konsep Pawongan ini merupakan konsep yang
menekankan adanya hubungan yang harmonis
antara manusia dengan manusia, sebagai sesama
ciptaan Tuhan yang memiliki hak dan kewajiban
yang sama.
 Agar manusia memiliki dan terbangun suatu
masyarakat yang ,memiliki spririt (jiwa) Tuhan,
sehingga setiap orang harus berupaya melatih
diri untuk menjadi bijak yang mampu melihat
tuhan ada dimana-mana. Dengan demikian
akan terwujud suatu ikatan persaudaraan
antar sesama manusia
(Vasudeva Kutumbakam)
Orang yang disayangi tuhan
• AÜeìa svR.Utana' mW]" kä, Ev c -
• inmRmo inrh»ar" smdu"%su%" =m¢ --13--
adveûþa sarva-bhùtànàý maitraá karuóa eva ca,
nirmamo nirahaýkàraá sama-duákha-sukhaá kûami.

Dia yang tidak membenci segala mahluk, bersahabat


dan cinta kasih, bebas dari keakuan dan keangkuhan,
sama dalam suka dan duka, pemberi maaf.
Bhagavad Gita XII.13
………..ia sesungguhnya bhakta-Ku, yang
terkasih. BG XII.14
Vasudeva Kutumbakam
suhån-mitràry-udàsìna-
vidyà-vinaya-sampanne madhyàstha-dveûya-
bràhmaóe gavi hastini, bandhuûu,
úuni caiva úvapàke ca sàdhuûv api ca pàpeûu sama-
paóðitàá sama-darúinaá. buddhir visisyate.
Artinya:
Artinya:
Orang arif bijaksana
melihat semuanya sama, Dia yang melihat sama antara
baik bràhmaóa budiman dan yang dicintai, teman dan
rendah hati maupun seekor lawan, tidak memihak, yang
sapi, gajah dan anjing netral dan penengah, terhadap
ataupun orang hina papa, yang dibenci dan keluarga,
tanpa kasta. Bhagavadgita antara orang suci dan para
V.18 pendosa, dialah orang utama.
Bhagavadgita. VI.9
Penerapan/Aplikasi Pawongan:
1. Menerapkan Rasa Kebersamaan/Persatuan
Konsep Kebersamaan menurut Veda
• Wahai umat manusia, persatuanlah yang menyatukan
para Dewa, Aku memberi yang sama padamu juga,
sehingga anda mampu menciptakan persatuan antara
anda (Atharva Veda II.30.4)

• Wahai Umat Manusia anda seharusnya berjalan


bersama-sama, berbicara bersama-sama, dengan
pikiran yang sama seperti halnya para pendahulumu
bersama-sama membagi tugas mereka, begitulah
anda mestinya memakai hakmu. (RgVeda X.191.1)
2. Menerapkan Catur Asrhama untuk
menjaga Hubungan Antar Generasi
3. Catur Varna menjaga/membangun
Hubungan antar Profesi
Tuhan telah menciptakan Brahmana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, Ksatriya
untuk perlindungan, Vaisya untuk kesejahtraan
ekonomi dan Sudra untuk pekerjaan Jasmani
(Yajur Veda XXX.5)
4. Membangun Hubungan Kemasyarakatan
:Desa, Desa Pakraman
Manusia dengan Sesamanya

sebagai mahluk sosial, manusia tidak


dapat hidup menyendiri. Karena itu
hubungan antara sesamanya harus selalu
baik dan harmoni.
Hubungan antar manusia harus diatur
dengan dasar saling asah, saling asih dan
saling asuh,yang artinya saling
menghargai, saling mengasihi dan saling
membimbing.
3. PALEMAHAN
Konsep Palemahan ini merupakan konsep yang
berupaya menciptakan hubungan yang
harmonis antara manusia dengan alam.

Dalam konsep ini manusia diharapkan memiliki


tanggung jawab pada alam dalam mengelola
alam tersebut dengan memperhatikan
kelestariannya.
Menganggap alam merupakan badan kasar dari
Tuhan , jadi melalui alam kita dapat mengenal,
meraba dan menghayati Tuhan karena itu
manusia mestinya harmonis dengan alam.
Penerapan/Implementasi Palemahan
Konsep Veda Tentang Alam
 Tuhan Berstana di alam semesta yang bergerak maupun tidak
bergerak. (Isopanisad I.1)
 Lindungilah sumber-sumber kekayaan alam seperti: atmosfir,
tanaman, tumbuhan yang berkhasiat obat, sungai-sungai,
sumber air dan hutan belantara. (RgVeda III.51.5)
2. Melindungi Hak Asasi Alam (Melindungi Unsur Panca
Maha Bhuta)
3. Alam itu adalah Badan Jasmani Tuhan
4. Merusak alam merusak badan Tuhan.
5. Bhuta Yadnya dengan melestarikan alam, air,
Tumbuhan
6. Enam langkah menjaga kesucian Bumi
(Kebenaran/Satya, Hukum alam/Rta, Kesucian/Diksa,
Pengekangan Diri/Tapa, Doa, Pengorbanan/Yadnya
(Atharvaveda. XII.1.1)
Manusia dengan Alam Lingkungannya

Manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari


lingkungannya. Oleh karena itu manusia harus
selalu memperhatikan situasi dan kondisi
lingkungannya. Lingkungan harus selalu dijaga
dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan
harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak
boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh
ditebang semuanya, binatang-binatang tidak boleh
diburu seenaknya, karena dapat menganggu
keseimbangan alam.
Hubungan Konsep Tri Hita Karana dengan Tri
Mandala.

Tri Mandala dlm rumah adat Bali dibedakan


atas:
 UTAMA mandala: Parahyangan (sanggah
pamerajan)
 MADYA mandala: Pawongan (bale meten, bale dauh,
bale dangin/bale delod, paon, & jineng)
 NISTA mandala: Palemahan (lebuh, telajakan & teba
bila ada)
CONTOH PENERAPAN
IMPLEMENTASI THK
secara holistik/menyeluruh
Pura Gunung Raung
Pura Tamba Waras
MANUSIA “HOBY”
BERBUAT DISHARMONI
SEJATA MAHASISWA BUKAN BATU/PARANG
TAPI PENGETAHUAN
MANUSIA “HOBI” MERUSAK ALAM
Hasil Perbuatan Kita, dikembalikan
lagi pada Kita
Utamaning Utamaning Utamaning
Nista madya utama
Utama

Madyaning Madyaning Madyaning


Nista madya utama Madya
Utama
Nistaning Nistaning Nistaning
Nista madya utama Nista
Madya
Nista Madya Utama
Nista

Konsep Arah Orientasi Ruang & Konsep Sanga Mandala


TRI HITA KARANA KAITANNYA DENGAN CATUR VARNA

Parahyangan
T

Parahyangan

Pawongan
Sarasamuscaya 2
M

Palemahan
Pa
g an lem
ah
won an
Pa
L
M
Setiap orang harus Menjadi Contoh Harmoni Tiga Dimensi:
Bhagavadgita III.21 menyatakan: “Apapun juga kebiasaan yang
baik itu dilakukan, orang lain juga akan mengikutinya. Teladan
apapun yang dilakukannya, dunia akan mengikutinya“.
Bhagavadgita III.26 menyatakan: “Mereka (para pimpinan) yang
bijaksana janganlah membingungkan orang awam, melainkan
mengajaknya bekerja sama melalui (contoh) yang baik”.

Orang bijaksana menyatakan: “Jika ada kebaikan dalam individu


maka akan ada kebaikan di Rumah Tangga, jika ada kebaikan di
RT, maka akan ada kebaikan di RW, jika ada kebaikan di RW,
maka akan ada kebaikan di Desa; Jika ada kebaikan di desa, maka
akan ada kebaikan di Kecamatan; demikian juga jika ada
kebaikan di tingkat Kabupaten akan ada kebaikan di Propinsi, dan
seterusnya kebaikan di Negara dan di seluruh dunia dan alam
semesta akan menjadi baik, jika ada kebaikan dalam setiap
individu. Setiap individu memiliki andil terhadap terwujudnya
kebaikan di dunia ini”.
ADA PERTANYAAN?
ADA YANG
DIDISKUSIKAN?
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM


Minggu Depan Presentasi
TUGAS KELOMPOK UNTUK PRESENTASI
Bentuk 2 Kelompok Dalam Kelas InI (Buat Makalah)
TEMA
”KESEHATAN DAN PENGOBATAN
ALTERNATIF”
1. Kelompok Satu
Pembahasan:Tradisi hidup masyarakat yang alamiah yang
hidup dengan mengkonsumsi makanan alami sebagai terapi kesehatan
alamiah.
a. Pengertian Makanan Alamiah
b. Fungsi dan Manfaat Makanan Alamiah bagi tubuh
c. Penggolongan/Jenis Makanan Alamiah yang diwarisi
leluhur kita
d. dll…. Seterusnya….
2. Kelompok Dua
Pembahasan: Pemeliharaan kesehatan masyarakat
melalui penyadaran hidup dengan tradisi yang sehat
melalui minum minuman alamiah/ Obat-obatan
Tradisional
a. Menyebutkan beberapa Tanaman Obat Tradisional
b. Fungsi dan Manfaat Tanaman Obat serta cara
mengolahnya menjadi obat
c. Membandingkan Obat Tradisional dengan Obat
Modern diliat dari fungsi dan manfaat
d. dll…….
Tugas di Presentasikan Minggu Depan
Kumpul dalam bentuk makalah dan Hard
Copy (cd)
Presentasi menggunakan Power Point
Masing-masing anggota membawa
copianya (sertakan nama, Prodi dan Nim,
semua mahasiswa harus masuk dalam
salah satu kelompok)
PENILAIAN TUGAS PRESENTASI
1.Cara mempresentasikan makalah
2.Isi makalah
3.Diskusi dan tanya jawab
4.Keaktifan dalam menjawab pertanyaan
5.Kesimpulan
6.Waktu Presentasi masing-masing
kelompok 15 menit, tanya jawab 30 menit
“Selamat Mengerjakan”

Anda mungkin juga menyukai