Anda di halaman 1dari 29

INSTITUT ILMU KESEHATAN BALI


SEMUA PROGRAM
ALAMAT JL. RENON, DENPASAR, TLP./FAX. 0361

YOGA DAN YOGA ASANA:


DISIPLIN FISIK DAN MENTAL MENUJU
PENYATUAN DENGAN TUHAN

Oleh: I Ketut Donder


Manusia adalah Ātman yang Identik
dengan Brahman (Tuhan)
(Brahma vid apnoti praram ‘yang memahami Brahman
mencapai yang Tertinggi

Manusia adalah Dalam rangka untuk


wujud (citra) dan wakil Meraih dan mewujudkan
Tuhan dlm tugas-Nya pengetahuan paling
di dunia. Inilah rahasia ini, manusia
pengetahuan paling harus menempuh
Rahasia di antara berbagai kelahiran
semua pengetahuan. hingga 8.400.000
Brahmavid Brahma eva Jenis mahluk
(Bhagavadgita IX.2) (Dr. T.G Singh)
MANUSIA SESUNGGUHNYA ADALAH
MAHLUK BAHAGIA

Manusia adalah mahluk bahagia, karena manusia


berasal dari Tuhan Tuhan yang selalu bahagia, Tuhan
tidak pernah tidak bahagia. Manusia kehilangan rasa
bahagia karena salah memahami hakikat bahagia. Lebih
banyak manusia menyamakan suka dengan bahagia.
Bahagia adalah wujud Tuhan; karena itu rasa
bahagia berhubungan dengan Tuhan. Kata bahagia
berasal dari akar bhagya kata bhag = Tuhan; ya = dia.
Jadi bahagia adalah realisasi (perwujudan nyata) Tuhan
di dalam diri.
Inilah Rahasia Ajaran

RĀJA YOGA
rājavidyā rajaguhyaṁ pavitram idam uttamam,
Pratyaksavagamam dharmyaṁ susukhaṁ kartum avyayam
(Bhagavadgita IX.2)

“Inilah raja ilmu pengetahuan, rahasia terbesar, mulia dan


tinggi, mudah dimengerti, sesuai dengan dharma, baik dan
menyenangkan untuk dilaksanakan
dan kekal abadi”
Lima Selubung Atma (Jiwa) yang Menutupi Sifat Ketuhanan Manusia:

Anandamaya Kosa (bahagia)

Vijnanamaya Kosa (Pengetahuan)


Manomaya Kosa (pikiran)

Pranamaya Kosa (nafas)

Anamaya Kosa (makanan)


Barang siapa yang mampu
5 4 3 2 1 membuka satu persatu selubung
(kosa) maya ini maka ia akan mampu
melihat Tuhan di dalam dirinya
sendiri. (1) Kualitas makanan
yang buruk secara spiritual;
(2) Kualitas minuman yang buruk; (3)
Kualitas pikiran yang buruk;
(4) Kualitas pengetahuan yang buruk; dan
(5) Kualitas kebahagiaan yang tidak
sempurna, semua itu menutupi “ketuhanan
dalam diri manusia”.
Selubung Pertama dari Atman adalah
Lapisan yang terbentuk oleh
sari-sari makanan

Anamaya Kosa
Makanan sangat
1 mempengaruhi kecerdasan
Spiritual oleh sebab itu
(Bhagavadgita XVII.7)
Sebagaimana dinyatakan:

“Makanan yang sangat berguna


bagi semua (insani)juga ada tiga
macamnya, demikian pula upacara
kurban, pertapaan dan sedekah,
dengarkanlah perbedaannya.
EFEK MAKANAN DAN MINUMAN THDP KECERDASAN MENTAL SPIRITUAL
Sumber: Sanskrta – Pustaka Chandogya Upanishad

annam aúitam tredhà vidhìyate, tasya yah sthavistho dhàtus tat


purìsam bhavati, yo madhyamas tan màýsam, yo’nisthas tan
manaá (Chandogya Upanishad VI.5.1)

‘Makanan ketika disantap akan menjadi tiga; bagian paling


kasar menjadi kotoran; bagian yang tengah menjadi daging dan
yang terhalus menjadi pikiran’.
àpaá pìtàs tredhà vidhìyante, tàsàm yaá sthaviûþho dhàtus tan
mùtram bhavati, yo madhyamas tal lohitam, yo’niûþhaá sa pràóaá.
(Chandogya Upanishad VI.5.2)

‘Air ketika diminum akan menjadi yang tiga; bagian yang paling
kasar akan menjadi air seni; bagian yang tengah akan menjadi darah
dan yang terhalus menjadi nafas’.
Lima Selubung Atma (Jiwa) yang Menutupi Sifat Ketuhanan Manusia:
Berdasarkan Chandogya Upanishad VI.5.1-2
bahwa makanan dan minumanlah yang
menjadi unsur penyusun badan, nafas dan
pikiran
Manomaya Kosa (pikiran)

Pranamaya Kosa (nafas)

Anamaya Kosa (makanan)


Barang siapa yang mampu
3 2 1 membuka satu persatu selubung
(kosa) maya ini maka ia akan mampu
melihat Tuhan di dalam dirinya
sendiri. (1) Kualitas makanan
yang buruk secara spiritual;
(2) Kualitas minuman yang buruk; (3)
Kualitas pikiran yang buruk;
(4) Kualitas pengetahuan yang buruk; dan
(5) Kualitas kebahagiaan yang tidak
sempurna, semua itu menutupi “ketuhanan
dalam diri manusia”.
EFEK MAKANAN DAN MINUMAN THDP KECERDASAN MENTAL SPIRITUAL
Sumber: Sanskrta – Pustaka Chandogya Upanishad

tejo’ úitaý tredhà vidhìyate, tasya yaá sthaviûþho dhàtus tad asthi
bhavati, yo madhyamaá sa majjà, yo’óiûþhaá sà vàk.
(Chandogya Upanishad VI.5.3)

‘Energi panas ketika diserap akan menjadi tiga; bagian paling


kasar menjadi tulang; bagian yang tengah (sedang) menjadi
sumsum dan Energi yang terhalus akan menjadi wicara’  
annamayaý hi, saumya, manaá àpomayaá pràóaá, tejomayì vàg
iti; bhùya eva mà bhagavàn vijñàpayatv iti; tathà saumya, iti
hovàca (Chandogya Up.VI.5.4).
‘Demikianlah anakku, pikiran terdiri dari makanan, nafas terdiri
dari air dan wicara dari panas. ‘Mohonlah, junjunganku,
ajarkanlah terus kepada hamba’. Baiklah, anakku, katanya’.
EFEK MAKANAN TERHADAP KECERDASAN MENTAL SPIRITUAL
Sumber: Bhs. Bali Geguritan Sucita Subudhi

Dadaharan ane melah, Makanan yang baik,


ngawe kenak raga pasti, menyebab tubuh juga terasa segar,
ragane waras ngawinang, badan juga menjadi sehat,
kayune manadi landuh, pikiran menjadi normal,
saking kalanduhan manah, dari kenormalan pikiran,
buwin mabalik, berbalik kembali,
ngawetwang raga waras badan raga menjadi sehat’.
(Ginada Geguritan Sucita Subudi I.VI.30).
Awinan ida sang pradnyan, ‘oleh sebab itu orang bijak,
marayunan sanget apik, makan penuh dengan ketelitian,
nginganin yogya tan yogya, memperhatikan ketentuan,
nyen sanggup ngajengang racun, siapa sangup minum racun,
mangden tan nyakitin manah, agar tidak menyakiti pikiran,
bes nyejehin, terhalu menakutkan,
yen ada bani nyanggupang. jika ada yang menyanggupi
(Ginada Geguritan Sucita Subudi I.VI.31).
EFEK MAKANAN TERHADAP KECERDASAN MENTAL SPIRITUAL
Sumber: Bhs. Bali Geguritan Sucita Subudhi

Yaning piduh rayunang, ‘jika daun kaki kuda dimakan,


matah wyadin ratengin, baik mentah maupun dimasak,
punike kocap ngawinang, itu konon menyebabkan.
mangentikang kayun luwung, menumbuhkan pikiran yang baik,
sadu darma kapiwlasan, bijaksana dan penuh kasih saying,
hea malin, dan lagi,
ngawinang teleb ring tatwa. menyebabkan konsen dg ajaran agama’
(Ginada Geguritan Sucita I.VI.24)
Yan rayunan tan pauyah, ‘jika makanan tanpa garam,
punike kalangkung becik, itu sangat baik,
ngawinang pageh ring manah, menyebabkan teguh dg pikiran
ngawe jenang ikacarum, menyebabkan batin bersinar,
yan galitik manakonang, jika rajin menanyakan,
tan kidikin, tidak sedikit,
rayunane ngawe melah. makanan itu menyebabkan kebaikan’.
(Ginada Geguritan Sucita I.VI.25)
EFEK MAKANAN TERHADAP KECERDASAN MENTAL SPIRITUAL
Sumber: Bhs. Bali Geguritan Sucita Subudhi

Makadi Ida Sang wikan, ‘seperti orang bijaksana,


teka gampang ngalih luwih, demikian mudah menjadi bijak,
dawun-dawunan ngawinang, makan sayuran penyebabnya,
banget nulung ngardi luwung, sangat menolong upaya baik,
reh uning milih ajengan, sebab tahu memilih makanan,
turin apik, dan juga teliti,
tan sabarang karayunan. tidak sembarang makan.
(Ginada Geguritan Sucita I.VI.26)
Yan kareng ngajengan kakara, ‘jika kerap makan kacang kara,
kocap tan ngawinang becik, konon menyebabkan tidak baik,
banget ngawe butak manah, sangat menyebabkan otak buntu,
ngejohang cedanging kayun, menjauhkan dari kesadaran,
mangentikang budi tamah, menyebabkan budi tamak,
kirang becik, karena itu kurang baik,
becik kidikang ngajengang. Lebih baik kurangi memakannya.
(Ginada Geguritan Sucita I.VI.27)
Sura saraswati laksmi ityeta madakaranam,
Madyanti na cetansi sa ewa pureso matah.
(Pustaka Slokantara :47)
 
‘(1) Minuman keras (alkohol dan zat adiktif), (2)
kepandaian (merasa paling pintar dan banyaknya gelar
intelektual), (3) kekayaan (materi yang berlimpah ruah
tanpa kurang sesuatu apapun bahkam dunia terasa bisa
di beli); inilah tiga hal penyebab sehingga manusia
menjadi mabuk. Orang-orang yang tidak dimabukkan
oleh ketiga hal ini (minuman keras, kepandaian dan
kekayaan) maka ia adalah manusia sejati’.
dve vidye veditavye iti ha sma yad brahmavido
vadanti, parà caivàparà ca
‘ada dua macam pengetahuan yang mesti
keketahui yg lbh rendah dan lbh tgi’
(Mundaka Up.I.I.4)
 YOGA ADALAH UPAYA MENJAGA KESEHATAN FISIK, MENTAL DAN
SPIRITUAL SEBAGAI JALAN MENUJU TUHAN

tSmat( sveRzu kalezu mamnuSmr yu?y c - mYyipRtmnobui×mRamevWZySys'xy" --7--

tasmàt sarveûu kàleûu màm anusmara yudhya ca,


mayy arpita-mano-buddhir màm evaiûyasy asaýúayaá.
(BhagavadgitaVIII.7)

Karena itu, kapan saja ingatlah pada-Ku selalu, dan berjuanglah terus maju, dengan pikiran
dan pengertian tetap pada-Ku, engkau pasti akan sampai kepada-Ku.

A>yasyogyuµen cetsa naNyangaimna - prm' puäz' idVy' yait paqaRnuicNtyn( --8--

abhyàsa-yoga-yuktena cetasà nànya-gàminà,


paramaý puruûaý divyaý yàti pàrthànucintayan.
(Bhagavadgita VIII.8)

Dengan pikiran terkendali dalam pelaksanaan yoga terus menerus, tidak mengembara
kemana-mana mengejar yang lain, yang bermeditasi pada Puruûa Utama maha cemerlang,
akan sampai kepada-Nya, wahai Arjuna.
HAKIKAT YOGA:

Kita harus senantiasa sibuk dalam kegiatan kerja di dunia ini


dengan tetap menenggelamkan kesadaran kita tentang Yang
Abadi, persis seperti seorang penari wanita yang senantiasa
mengarahkan perhatiannya pada kendi air yang dijunjung
diatas kepalanya, walaupun ia sedang menari dalam berbagai
irama musik, demikian pula seseorang yang saleh jangan
sampai melepaskan perhatiannya dari kaki padma Tuhan
yang penuh kebahagiaan itu, walaupun sedang sibuk dengan
urusan lainnya. Segala kegiatan kerja dari kehidupan kita
hendaknya dipasrahkan kepada Tuhan, yang menyertai,
meresapi dan memberikan arti pada kehidupan kita. Dengan
pengingatan Tuhan saja akan mensucikan segala kegiatan
kerja.
YOGA DAN CARA MENGENDALIKAN PIKIRAN
—iNd–ya,a' ih crta' yNmno_nuiv/¢yte -
tdSy hrit p[Da' vayunaRvimvaM.is --67--

indriyàóàý hi caratàý yan mano ‘nuvidhìyate,


tad asya harati prajñàm vàyur nàvam ivàmbhasi.
(Bhagavadgita II.67)

Sesungguhnya pikiran yang mengikuti keinginan pañca


indra bila tak terkendalikan akan terbawalah
kebijaksanaannya, laksana perahu yang hanyut dalam
air terbawa angin.
YOGA MELATIH MERUDUKSI FREKUENSI GELOMBANG OTAK
Pikiran itu sulit dikendalikan, ia bagaikan angina, juga bagaikan kuda liar yang susah
dikendalikan. Walaupun demikian Yoga memberi cara bagaimana mengendalikan pikiran
itu.
ADAGIUM/PEPATAH LATIN:
MENSANA INCORPORE SANO
DI DALAM BADAN YANG SEHAT TERDAPAT
JIWA YANG TEGUH (SEHAT)
Berbagai macam latihan gerak untuk belajar
keseimbangan badan. Latihan keseimbangan badan
memberi efek terhadap latihan keseimbangan pikiran.
Pikiran yang seimbang tidak akan terlalu terpengaruh
oleh fluktuasi suka dan duka. Keseimbangan fisik dan
mental diharapkan juga bahagia secara spiritual
YOGA MELATIH KESEIMBANGAN FISIK DAN
MENTAL
Untuk melatih pikiran, mental, spiritual (jiwa)
akan dimulai dengan latihan fisik (tubuh).
Badan yang lentur dengan otot yang lentur
menyebabkan peredaran darah menjadi lancer.
Peredaran darah yang lancer, maka oksigen dalam
darah juga lancer.
YOGA, KESEHATAN, DAN GERAKAN-GERAKAN
AKROBATIK
YOGA SEBAGAI DISIPLIN FISIK,
MENTAL DAN SPIRITUAL
M
A
N
S
A
N
A

A
N
C
O
R
F
O
R
E

S
A
N
O
Orang yang pikirannya selalu tenang,
kesadaran jiwanya tinggi, aliran
darahnya akan lancar. Dalam
ketenangannya kemudian selalu ingat
dengan pada Tuhan, maka kepada
mereka yang demikian tubuhnya
akan senantiasa memancarkan aura
tubuh yang sejuk, segar dan
cemerlang. Hal ini sudah dapat
dibuktikan dengan foto aura

Dehavidya = Pengetahuan
ttgtubuh; Atmavidya =
Pengetahuan ttg Jiwa
dve vidye veditavye iti ha sma yad brahmavido
vadanti, parà caivàparà ca
‘ada dua macam pengetahuan yang mesti
keketahui yg lbh rendah dan lbh tgi’
(Mundaka Up.I.I.4)

Anda mungkin juga menyukai