Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam konsep Hindu, manusia pertama adalah Svambhu, yang artinya
makhluk berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri. Secara etimologi, kata
manusia berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk 
genetif menjadi kata manusya!, artinya ia yang berpikir atau
menggunakan
 pikirannya. Menurut konsep Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan
 jasmani dan jiwa $atman% menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang.
Secara kosmologis, manusia $ yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya % yang
sering disebut mikrokosmos $bhuana alit% yang merupakan perwujudan
dari makrokosmos $bhuana agung%. Manusia juga dikatakan sebagai
makhluk &ri Pramana karena memiliki tiga kemampuan utama yaitu berpikir,
berkata dan
 berbuat, yang menyebabkan ia berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan
kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia melakukan perbuatan baik dan
 perbuatan buruk yang disebut subha asubha karma. Dengan mengutamakan
 perbuatan baik yang disebut subha karma inilah manusia mampu menolong
dirinya sendiri, mengangkat dirinya dari kesengsaraan. (nilah keistimewaan lahir 
menjadi manusia. Dimana tidak dimiliki oleh makhluk lain selain manusia.

Secara umum manusia senang pada keindahan, baik itu keindahan alam
maupun seni, dan yang merupakan musuh besar manusia menurut agama Hindu
yang disebut Sad )ipu. Sad )ipu ini berada di dalam diri setiap manusia dimana
sifat * sifat tersebut akan mempengaruhi watak dan perilaku manusia. (tulah
sebabnya watak dan perilaku manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Sad )ipu tidak bisa kita hilangkan karena begitu melekat dalam diri manusia.
Satu*satunya cara adalah dengan mengendalikannya. +ntuk itu, kita harus bisa
mengendalikan sifat tersebut agar nantinya kita mendapat ketenangan di dalam
diri. ika hati kita tenang, maka pikiran pun akan tenang untuk menghasilkan

1
 pemikiran * pemikiran yang jernih. Dari pemikiran yang jernih kita senantiasa

2
akan berkata dan berbuat yang baik. Maka dari itu, dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai manusia Hindu.

1.2 )umusan Masalah


dapun masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini sebagai
 berikut /
1. elaskanlah tentang konsep manusia Hindu0
2. elaskanlah hakikat dari manusia Hindu0
. elaskanlah tentang martabat manusia Hindu0
2. pa saja yang termasuk tanggung jawab manusia Hindu3

1. &ujuan
dapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut /
1. +ntuk mengetahui tentang konsep manusia Hindu.
2. +ntuk mengetahui hakikat dari manusia Hindu.
. +ntuk mengetahui martabat manusia Hindu.
2. +ntuk mengetahui tanggung jawab manusia Hindu.

1.2 Manfaat
dapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut 4
1. gar masyarakat Hindu mengetahui konsep dan hakikat dari
manusia Hindu.
2. gar masyarakat Hindu mengetahui martabat manusia Hindu.
. gar masyarakat Hindu mengetahui tanggung jawab
manusia Hindu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 5onsep Manusia Hindu


Dalam pandangan Hindu $terutama berdasarkan 6eda%, istilah
manusia
$manusya%, secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kata manu
$berarti pikiran!% 7 sya bentuk genetif yang menyatakan arti / milik atau sifat
yang dimiliki benda yang dilekatinya. Dengan demikian secara harfiah kata
manusia berarti $ia% yang memiliki pikiran atau $ia% yang senantiasa berpikir dan
menggunakan akal pikirannya.
Dalam pandangan Hindu $berdasarkan 6eda%, manusia $manusya% secara
etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata manu $berarti 8pikiran9% 7
sya $berarti 8milik atau sifat yang dimilikijata benda yang dilekatinya%. Dengan
demikian manusia berarti ia yang memiliki pikiran atau yang senantiasa berpikir 
dan menggunakan akal pikirannya. Dalam kitab 6eda disebutkan dan dijelaskan
dalam kitab +padesa, bahwa manusia pertama dalam konsep Hindu adalah manu
atau  Swayambu-Manu yang artinya makhluk berpikir yang menjadikan dirinya
sendiri.
Dari konsep:konsep ini dapat dipahami bahwa secara dasariah manusia
makhluk rasional karena berpikir dengan akal $budi% dan pikirannya. kal budi:
 pikirannya yang dimilikinya itu merupakan dasar yang penting dalam
 pengembangan wiweka, yaitu kemampuan akal:pikiran rasional untuk 
mempertimbangkan sesuatu secara arif. Maka dari itu, secara konseptual manusia
Hindu adalah manusia yang mampu mengembangkan dan mengedepankan daya
 pikir dan pikiran rasional $manah% untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai
manusia $Swayambu-manu% dalam tatanan hidup dan kehidupan ini.

2.2 Hakikat Manusia Hindu


Manusia hindu merupakan kesatuan utuh dan kompleks dari badan dan jiwa.
5esatuan utuh dan kompleks tersebut menjadikan manusia sebagai pribadi yang
secara psiko:fisik terus berkembang secara dinamis, baik didalam dirinya maupun

4
didalam alam lingkungannya. Dilihat dari sudut pandang filsafat manusia maka
tubuh sebagai res extens yakni aktualisasi keluasan substansi semesta, sedangkan
 jiwa adalah res cogitans $perwujudan substansi berpikir%.
Secara kosmologis, manusia $yang berupa kesatuan jiwa:badan jasmaninya%
yang sering disebut mikrokosmos (bhuana alit) adalah perwujudan dari (res
extensa dan res cogitans) substansi semesta atau makrokosmos. Dengan
demikian, eksistensi dan hidup manusia di dunia ini adalah satu*kesatuan kosmos,
maksudnya bahwa pemahaman tentang hakikat manusia $nilai manusia dan
kemanusiaannya% tidak saja terkait dengan diri pribadi manusia di dalam umat
manusia umumnya, akan tetapi berkaitan pula dengan makhluk * makhluk hidup
lainnya, bahkan tidak terpisahkan dengan realitas seisi semesta raya ini.
Menurut pandangan samkhya, makhluk hidup dalam hal ini manusia pada
dasarnya terbentuk dan tersusun atas 2; tatwa $unsur%. dapun yang dimaksud ke
2; unsur tersebut yaitu /
a. Purusa / +nsur rohani, spiritual, jiwa:atma
 b. Prakrti / +nsur badani, materi, material, jasmaniah
c. Buddhi / 5esadaran, kecerdasan, intelek 
d. hamkara / <go, rasa aku $akuan%
e. Manah / Pikiran, rasio
Panca Buddhi (ndriya $lima indria untuk mengetahui%
f. =akswindriya / (ndria pada mata
g. Srotendriya / (ndria pada telinga
h. >hranendriya / (ndria pada hidung
i. ihvendriya / (ndria pada lidah
 j. &wakendriya / (ndria pada kulit
Panca 5armendriya $lima indria pelaku?penggerak%
k. Panindriya / (ndria pada tangan
l. Padendriya / (ndria pada kaki
m. 6akindriya / (ndria pada mulut
n. +pastendriya?Bhagendriya / (ndria pada kelamin pria?indria pada
kelamin wanita
o. Paywuindriya / (ndria pada anus
Panca &an Matra $ Lima macam sari, benih, tak terukur%
 p. Sabda tan matra / benih suara
@. Sparsa tan matra / benih raba
r. )upa tan matra / benih warna
s. )asa tan matra / benih rasa
t. >andha tan matra / benih bau?
penciuman
Panca Maha Bhuta $Lima unsur besar%
u. kasa / <ter, r uang

5
v. Bayu / +dara, hawa, atmosfir
w. &eja /  pi
A. pah /  ir
y. Prtiwi / & anah
Badan jasmani atau tubuh mempunyai makna penting bagi jiwa:atma yang
menjadi akar hidup dan dilahirkan dalam badan jasmani sebagai manusia dalam
 pandangan Hindu merupakan suatu keutamaan dan kemuliaan. Melihat demikian
 pentingnya makna badan jasmani manusia hindu, maka dalam weda dan seluruh
 pengetahuan yang menjadi cabang*cabangnya senantiasa mempertegas dalam
uraiannya, bahwa perawatan badan jasmani ini, baik berkenaan dengan kebersihan
ini, kesehatan dan kesuciannya serta segala hal yang terkait sepatutnya terjaga
dengan teratur, harmonis dan tetap kondusif. Perawatan badan jasmani secara
teratur menurut prinsip*prinsip dharma,  sistacra  atau tradisi suci  dianggap
sebagai suatu ibadah religius, jiwa:atma yang merupakan percikan dari Brahman
sehingga dapat bersemayam dengan tentram di dalamnya.
Disamping itu, untuk tetap mengkondisikan kualitas badan jasmaniah
yang sehat:bersih:suci, maka manusia selaku pribadi juga patut memilih dengan
cermat makanan yang akan dimakan. Dalam kitab &aittriya upanisad ((.2.1..1
disebutkan
 bahwa jiwa:atma di dalam badan jasmani pada dasarnya dibungkus ; lapisan
$Panca Mayakosa%, yaitu /
a. nnamayakosa / Pembungkus berupa badan jasmani yang terbentuk 
dari makanan yang dimakan
 b. Pranamayakosa / Lapisan pembungkus berupa energi prana
c. Manomayakosa / Lapisan pembungkus berupa kecerdasan
d. 6janamayakosa / Lapisan pembungkus berupa kecerdasan
e. nandamayakosa / Lapisan pembungkus berupa kebahagiaan
Harus disadari bahwa badan jasmani hanyalah bersifat sementara. Cleh
karena itu, orientasi pemahaman terhadap hakikat manusia hindupun akhirnya
terarah kepada jiwa:atma, dan selanjutnya pikiran manusia adalah dipusatkan
 pada jiwa:atma sebagai upaya untuk mengendalikan badan jasmani.
Pada hakekatnya badan jasmani merupakan badan yang paling rendah,
kemudian indria*indria yang merupakan kendaraan pikiran, selanjutnya pikiran
yang merupakan rajanya indria dan yang paling penting adalah jiwa:atma. Badan
 jasmani sama artinya dengan badan mati apabila jiwa:atma telah

6
meninggalkannya. Cleh karena itu, pikiran selaku raja indria haruslah mampu
mengendalikan indria*indria yang dipusatkan kepada jiwa*jiwa dan atman. Badan
 jasmani dan indria*indria yang dikendalikan oleh pikiran yang terpusat kepada
 jiwa*jiwa dan atma akan menjadikan hidup dan kehidupan manusia bernilai,
yakni tercapainya kebahagiaan duniawi $jagadhita% dan kebebasan abadi $moksa%.

2. Martabat Manusia Hindu


Manusia adalah makhluk yang memiliki harkat martabat paling tinggi
diantara segala jenis makhluk hidup di jagad raya ini. Berdasarkan pandangan
6eda, aspek:aspek yang langsung ataupun tidak langsung dianggap
mengindikasikan dan merepresentasikan tentang rumusan harkat:martabat
manusia Hindu /
a% ati $kelahiran%
 b% Dharma $kewajiban hidup%, kebenaran, serta kedudukan dan peran
sosial:kemasyarakatan:keagamaan
c% arna 5asta $profesi?bidang pekerjaan%
d% 5arma $secara luas melingkupi Manacika, acika,
5ayika% e% >una $yang dapat berupa guna Satwa, )ajas,
&amas%
f% &ingkat 5ebrahmacaryam dan awasan Pengetahuan $6edajna,
edaparaga Sastrajna, >unawan%
g% &ingkat 5eimanan dan 5erohaniawanan $Sradham, Satyam%
ati $kelahiran% dapat digambarkan orang yang merupakan kelahiran dari
Sorga salah satunya dapat dilihat bahwa di dunia ini ia akan menikmati hidup
 baik, keluarga terhormat, dan kekayaan berlimpah namun tidak memiliki
 pengetahuan suci. Dari hal tersebut, ia yang memiliki pengetahuan suci, terpelajar 
dan bijaksana jauh lebih bernilai daripada sekadar kelahiran dari keluarga
terhormat. Begitu pula, mereka yang berkelahiran dari warna kasta rendah
sekalipun. Dalam kaitannya, jati secara langsung berkenaan dengan dharma dan
warna seseorang. ika melalui kelahirannya itu, seseorang dapat melaksanakan
dharma:nya sebaik:baiknya menjadi sangat bermakna.
Dari gambaran diatas, maka dapat ditarik rumusan umum bahwa
 pemahaman harkat:martabat manusia Hindu pada dasarnya $secara konseptual dan
teologis% telah dilandasi kesadaran human:e@uity $kesederajatan?
kesetaraan kemanusiaan universal%, yaitu man is kind one $kemanusiaan adalah
satu adanya%. Pembagian manusia ke dalam warna?kasat merupakan cara

7
pemahaman tatanan

8
hidup $kosmos% yang bersifat relatif dan sementara, sehingga hal mendasar untuk 
menentukan harkat:martabat manusia Hindu adalah jiwa:atma, pikiran, kualitas
 perilakunya.

2.2 &anggung awab Manusia Hindu


&anggung jawab manusia Hindu dapat dilihat secara vertikal $hubungannya
dengan Brahman Sang Pencipta Semesta% dan horiEontal $hubungannya dengan
hidup sesama insan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pelaksanaan kedua
 bentuk tanggung jawab manusia Hindu ini terjabarkan ke dalam konsep &ri Hita
5arana, yang terdiri dari Parhyangan, Pawongan dan Palemahan.
&anggung jawab dalam kaitannya dengan Brahman Sang Pencipta Semesta
adalah menyangkut Parhyangan, yang meliputi aktivitas pendirian dan
 pemeliharaan tempat suci dan melakukan upacara yadnya kepada para dewa atau
Hyang Maha 5uasa. (ni dilakukan disamping untuk memuja dewa:dewa $dan
Hyang idhi%, juga untuk penyucian semesta dan penyucian kemanusiaan diri
 pribadi manusia Hindu itu sendiri.
Dalam hal ini, secara vertikal manusia bertanggung jawab untuk 
mempertinggi derajat dan kesucian kemanusiaannya hingga mencapai tingkatan
tertinggi untuk mejadi manusia:dewa $seperti rehaspati% bahkan jika
perlu monistis $moksa% dengan Brahman. Dimaksudkan disini mampu
membebaskan dirinya sendiri untuk mencapai Param Manu $Brahman sebagai
pikiran
absolut?cemerlang.
Secara horiEontal tanggung jawab manusia Hindu telah terjabar dalam
 bentuk pawongan dan palemahan. Dalam pandangan 6eda, manusia tidak saja
memiliki tanggung jawab untuk memanusiakan $memberadakan% manusia, tetapi
yang lebih penting adalah mengentaskan $melakukan somya% sarwa bhuta yang
ada di sekelilingnya ke kehidupan yang lebih tinggi, seperti dilakukan dalam
upacara &awur gung berkenaan dengan Hari Suci Fyepi.
Maka dari itu, pemahaman diatas dapat menunjukkan bahwa tanggung
 jawab terbesar manusia adalah /
a% Mengkondisikan kemakmuran umat manusia melalui yadnya yang
dilakukan.
 b% Menjaga Satyam dan Dharma sebagai cosmic order untuk tetap
 berjalan pada relnya.

9
c% Mengentaskan kemiskinan bendani dan spiritual, serta mengangkat
$mengentaskan% derajat makhluk yang lebih rendah agar
menjadi lebih tinggi $seperti disebutkan dalam lontar Purwa Bumi
5amulan!
 pada kelahirannya mendatang.
d% Menjaga kedamaian dan keharmonisan jagad raya ini
secara
 berkelanjutan $ad infinitum%.

BAB III
PENUUP

.1 5esimpulan
Dalam pandangan Hindu $terutama berdasarkan 6eda%, istilah
manusia
$manusya%, secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kata manu
$berarti pikiran!% 7 sya bentuk genetif yang menyatakan arti / milik atau sifat
yang dimiliki benda yang dilekatinya. Dengan demikian secara harfiah kata
manusia berarti $ia% yang memiliki pikiran atau $ia% yang senantiasa berpikir dan
menggunakan akal pikirannya. Manusia hindu merupakan kesatuan utuh dan
kompleks dari badan dan jiwa. 5esatuan utuh dan kompleks tersebut menjadikan
manusia sebagai pribadi yang secara psiko:fisik terus berkembang secara dinamis,
 baik didalam dirinya maupun didalam alam lingkungannya.
Manusia adalah makhluk yang memiliki harkat martabat paling tinggi
diantara segala jenis makhluk hidup di jagad raya ini. Harkat:martabat manusia
Hindu pada dasarnya $secara konseptual dan teologis% telah dilandasi kesadaran
human:e@uity $kesederajatan?kesetaraan kemanusiaan universal%, yaitu man
is kind one  $kemanusiaan adalah satu adanya%. +ntuk itu sebagai manusia
Hindu memiliki tanggung jawab dapat dilihat secara vertikal $hubungannya dengan

10
Brahman Sang Pencipta Semesta% dan horiEontal $hubungannya dengan
hidup

11
sesama insan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pelaksanaan kedua bentuk 
tanggung jawab manusia Hindu ini terjabarkan ke dalam konsep &ri Hita 5arana,
yang terdiri dari Parhyangan, Pawongan dan Palemahan.

.2 Saran
1. Dengan makalah ini, diharapkan masyarakat Hindu menjadi tahu konsep
dari manusia Hindu itu sendiri dan hakikatnya sebagai manusia Hindu.
2. Diharapkan pula, masyarakat Hindu mengenal martabat manusia Hindu
dan melaksanakan tanggung jawab sebagai manusia Hindu dalam
kehidupan sehari:hari.

DAFAR PUSAKA

&im Dosen gama Hindu +nud. 2G1.  Pendidikan Agama Hindu di Perguruan
Tinggi. Denpasar / +dayana +niversity Press

12

Anda mungkin juga menyukai