Anda di halaman 1dari 5

“MARI BERDOA UNTUK JAGAT SANTIH”

(Semoga damai di buana alit, damai di buana agung, damai selamanya atas karunia Tuhan)

Oleh: I Gede Adnyana, S.Ag

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Kota Bontang

3 April 2020

Om Swastyastu!

Swasti Shantih Rahayu!

Kita selalu mendengan berita menakutkan tentang covid 19, tentu kita harus waspada dan
eling kehadapn Hyang widdhi dengan selalu mematuhi anjuran Guru Wisesa sebagai Bhakti
kita kepada catur Guru. Mungkin dengan diam dirumah kita lebih banyak bisa membaca dan
merenungkan ajaran yang kita yakini sebagai Dharma, kebenaran sejati....

A. Arti Santih

Dalam buku upadesa disebutkan bahwa arti kata Santih berarti damai, merupakan jawaban
dari salam “Om Suastiastu” yang hanya diberikan oleh orang yang lebih tua kepada yang
lebih muda, atau dipakai juga untuk menutup suatu uraian atau tulisan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) damai berarti tidak ada perang; tidak ada kerusuhan; aman;
tenteram; tenang; rukun.

Kata Santih dalam Veda salah satunya dapat kita jumpai pada Santih mantra dalam
Yajur Veda:

Om dyauh santir antariksam santih prthivi santir apah santir osadhayah santih
vanaspatayah santir visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih
sa ma santir edhi. (Yayur Veda XXXVI.17)
Terjemahan:

Om Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di langit, damai di


angkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada
pepohonan, damai bagi para Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta,
semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami.

Kata santih merupakan kunci permohonan kepada Tuhan yang disampaikan oleh
manusia agar semuannya senantiasa dalam kondisi yang Santih atau damai (langit, angkasa,
bumi, air, tumbuhan, pohon, para Dewa, Brahma, alam semesta, manusia). Kondisi yang
diharapkan mampu menopang keberlangsungan hidup di seluruh lapisan alam semesta. Maka
dalam santih mantra ini terkandung doa universal yang ditujukan bagi semua alam beserta
penghuninya.

Dalam Upanishad Mantra santih merupakan permohonan damai bagi segenap


penghuni bumi. Hal senada terdapat dalam mantra universal sebagai berikut:

Sarveśām Svastir Bhavatu, Sarveśām Shāntir Bhavatu


Sarveśām Pūrnam Bhavatu, Sarveśām Maṇgalam Bhavatu

Terjemahan:
Semoga semuanya sehat, Semoga semuanya damai, Semoga semuanya sempurna,
Semoga semuanya sejahtera.

Dari sehat (Svastir) maka damai (Shāntir) diperoleh. Jika kondisi sehat dan damai
berlangsung secara kontinu maka inilah kondisi yang sempurna bagi upaya peningkatan
kehidupan yang sejahtera. Dengan demikian santih merupakan kalimat berharga dalam Veda,
yang mengandung kekuatan mewujudkan kesempurnaan dan kesejahteraan hidup, pemersatu
bagi penghuni alam semesta, karena santih merupakan harapan bersama.

B. Om Santih, Santih, Santih Om

Secara umum kata santih diucapkan sebanyak tiga kali dengan diawali dan di akhiri
dengan suku kata OM. Hal ini secara umum dimaknai oleh para tokoh Hindu Indonesia
berhubungan dengan wilayah damai yang diharapkan yaitu damai di hati, di dunia, damai
selalu. Damai di hati merupakan harapan agar hati setiap insan menjadi damai.

Tumpuking (susunan) hati menurut konsep Hindu adalah tempat berstananya Hyang
Siwa sebagai pelebur segala kekotoran. Hati menyaring racun yang ada dalam tubuh
sehingga tubuh tetap menjadi sehat. Sebagai tempatnya Hyang Siwa, hati adalah pusat
kendali dari Dewata Nawa Sangga yang ada dalam tubuh, yang merupakan pelebur dasa
mala seperti yang tercantum dalam puja parayascita “Om Ang Agni Rahasya mukam
munguh bungkahing ati angeseng salwiring dasa mala”.

Dari hati yang damai di buana alit akan berpengaruh pada buana agung, sehingga
santih yang kedua akan menyebar pada wilayah buana agung. Dalam hal ini diharapkan
apa yang terjadi di buana alit akan membias pada buana agung secara keseluruhan. Jika
buana alit dan buana agung telah menjadi damai maka diharapkan agar kondisi ini
bertahan selamanya sepanjang masa.

Tokoh Hindu di India memaknai pengucapan Santih tiga kali berhubungan dengan
"Tapa-Traya" atau tiga klasifikasi masalah atau hambatan dalam kehidupan yaitu:

1. Adhi-Bhautika yaitu masalah yang berhubungan dengan dunia fisik yang datang
dari dunia luar, seperti dari binatang liar, orang, bencana alam dll.
2. Adhi-Daivika yaitu masalah yang berhubungan dengan Dewa Dewi, hantu
maupun Roh.
3. Adhyatmika yaitu masalah yang berhubungan dengan tubuh dan pikiran seseorang
sendiri, seperti rasa sakit, penyakit, kemalasan, linglung dll.
Mengucapkan santih tiga kali bertujuan untuk menghilangkan tiga hambatan atau tapa-traya.
Kata santih yang pertama membantu manusia agar terbebas dari hambatan yang bersifat fisik
yang datang dari luar, santih yang kedua agar hidup senantiasa memperoleh karunia Tuhan,
santih yang ke tiga agar bebas dari penyakit dalam diri, pikiran yang tidak sehat termasuk
musuh yang ada dalam diri sendiri (sad ripu).

Pentingnya mendamaikan pikiran mendapat prioritas khusus dalam ajaran


Yoga sebagai Yogas cittas-vritti-nirodhah (yoga adalah penghentian gelombang-gelombang
pikiran). Keadaaan pikiran itu ditentukan oleh intensitas sattwa, rajas dan tamas. Ada lima
kondisi keadaaan pikiran yaitu:

1. Ksipta artinya tidak diam-diam;


2. Mudha artinya lamban dan malas;
3. Wiksipta artinya bingung, kacau;
4. Ekarga artinya terpusat;
5. Niruddha artinya terkendali.

Dalam tahap niruddha, berhentilah semua kegiatan pikiran, hanya ketenanganlah


(santam) yang ada. Maka kondisi Niruddha sama dengan santih. Dari kondisi pikiran yang
santih akan keluar kata-kata dan tidakan yang santih, sehingga duniapun menjadi Santih.

C. Santih dan Tri Hita Karana


Sejalan dengan konsep buana agung dan buana alit, bahwa apa yang ada dibuana alit
terdapat pula di buana agung, maka umat Hindu harus selalu menjaga alam semesta melalui
santih Mantra yang terimplementasi kedalam ajaran Tri Hita Karana. Tepatlah jika ajaran Tri
hita Karana merupakan implementasi konsep Santih dalam kehidupan yang kemudian
dijabarkan dalam konsep Sad Kertih, yaitu enam karya yang positif antara lain:

Atma Kertih; Samudra Kertih; Wana Kertih; Danu Kertih; Jagat Kertih dan; Jana
Kertih. Samudra Kertih; Wana Kertih; Danu Kertih; terkait dengan buana agung, sementara
Atma Kertih, Jagat Kertih, dan Jana Kertih lebih terkait dengan buana alit. Keseimbangan
antara buana alit dan buana agung adalah sumber kedamaian hidup.
Kedamaian yang hakiki dalam buana agung adalah lestarinya alam, sehingga alam
menjadi “jagadhita” bagi penghuninya. Kedamaian buana alit adalah terkendalinya
gelombang-gelombang pikiran, yang puncaknya adalah samadhi yaitu bebasnya ikatan
duniawi dengan menyatunya atman dengan Paramatman. Ketika kesadaran atman mencapai
puncaknya, tri guna tidak berdaya, tanpa gesekan antara Sattwam-Rajas-Tamas, maka tri
guna menjadi tidak berdaya dan dalam kondisi netral. Inilah pengalaman santih yang menjadi
tujuan akhir dari seluruh kehidupan.

Dengan demikian maka Santih:


1. Merupakan kata yang terdapat dalam Veda sebagai permohonan kepada Tuhan
yang disampaikan oleh manusia agar semuannya senantiasa dalam kondisi yang
Santih atau damai. Kata santih merupakan mantra yang bilamana diucapkan
mengandung kekuatan untuk mencapai kedamaian, serta membebaskan manusia
dari rintangan Adhi-Bhautika (fisik), Adhi-Daivika (dewata), Adhyatmika
(internal rohani).

2. Doa dan harapan bagi kehidupan yang damai, baik di buana agung (alam semesta)
maupun di buana alit (manusia), yang berlangsung selamanya. Kata yang menjadi
inspirasi bagi lahirnya ajaran tri hita karana dan sad kertih, serta bertumbuhnya
kesejahteraan alam semesta, pemersatu bagi semua penghuni alam semesta,
karena santih merupakan harapan dan kondisi yang dicita-citakan oleh setiap
insan.

3. Membawa pesan damai dari kedalaman bathin yang diselimuti sattwa guna, untuk
menularkan rasa damai itu keluar dari dalam diri seseorang, menyentuh atmosfer
sekitarnya, sehingga setiap pikiran, perkataan dan tindakan seseorang disekitarnya
akan membawa kedamaian.

Semua itu tak akan terjadi tanpa kehendak dan karunia Hyang Widhi, semoga damai
di buana alit, damai di buana agung, damai selamanya atas karunia Tuhan. Om Santih,
Santih, Santih Om.

Anda mungkin juga menyukai