Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MASASE, RATUS DAN LATIHAN PENGEMBALIAN FUNGSI TUBUH

PADA MASA NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11
ANGGITA ARYAWATI
ELIS MARSELA
NENENG FARIDAH
SITI NURATIKAH

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEDISTRA INDONESIA
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tentunya melibatkan berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan secara tepat waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan
lainnya. Oleh karena itu, penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud
untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas
makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang
tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

Jakarta, Maret 2023

Penulis
BAB 1
TINJAUAN TEORI

A. Perawatan Payudara Ketika Menyusui


Cara perawatan payudara terutama pada masa nifas agar Busui (ibu menyusui) terhindar
dari beragam keluhan yang dapat muncul ketika menyusui. Perawatan payudara (Breast
Care) terdiri atas breast massage (pijat payudara), merawat payudara ketika menyusui.

1) Pijat Payudara (Breast Massage)


 Kompres putting susu dengan kapas yang telah diberi minyak selama 3-5 menit
 Bersihkan dan tariklah putting susu yang keluar
 Gunakan ujung-ujung jari untuk mengetuk-ngetuk sekeliling puting susu
 Kedua tangan diberi minyak kelapa dan diletakan diantara kedua payudara
 Pengurutan dimulai dari atas, samping, ke telapak tangan kiri, kea rah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan
 Diteruskan kebawah, samping, lalu melintang, telapak tangan mengurut kedepan
kemudian dilepas dari kedua payudara.
 Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri, lalu jari-jari tangan kanan sisi
kelingking mengurut payudara kearah putting susu
 Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya memegang dan
mengurut payudara dari arah pangkal kearah putting susu.

2) Merawat Payudara Ketika Menyusui


 Pastikan mulut bayi mencakup sebagian besar areola (area gelap di sekitar puting)
ibu, jangan hanya puting.
 Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang dapat ibu
coba. Temukan posisi terbaik untuk ibu dan bayi.
 Cegah bayi agar tidak menggigit puting. Untuk menghentikan isapan ASI, selipkan
jari Anda ke sisi mulut bayi
 Menyusui bayi secara teratur, setiap 2-3 jam. Bayi harus menyusu dari kedua
payudara sama banyaknya selama sehari. Jika pada jam 8 Si Kecil menyusu dari
payudara kanan, maka pada jam 10 tawarkan payudara kiri ibu.
 Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberi pijatan payudara atau
kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar ASI. Untuk
nyeri pada payudara, berikan kompres hangat dan dingin secara bergantian untuk
mengurangi nyeri.

B. Pijat Oksitosin

1) Pengertian
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Sehingga untuk mendapatkan jumlah ASI
yang optimal dan baik, sebaiknya pijat oksitosin dilakukan setiap hari dengan durasi
±15 menit.
2) Hormon-hormon yang bekerja
a. RefleksProlaktin
1. Refleks ini secara hormonal untuk memproduksiASI.
2. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada
puting susu dan aerolaibu.
3. Rangsangan ini diteruskan ke hipofise melalui nervus vagus, terus ke lobus
anterior.
4. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah
sampai pada kelenjar-kelenjar pembuatASI.
5. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkanASI.
b. Refleksaliran(Let Down Refleks)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi. Kontaraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir
melalui masuk ke mulut bayi.
3) Langkah - langkah Pemberian Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin ini bisa dilakukan segera setelah ibu melahirkan bayinya dengan durasi
±15 menit, frekuensi pemberian pijatan 1 - 2 kali sehari.. Pemberian pijat oksitosin bisa
kapan saja diberikan bahkan saat ASI ibu sudah lancar karena selain memperlancar
ASI, pijatan bisa memberikan kenyamanan pada ibu.
Berikut merupakan langkah-langkah pijat oksitosin

a. Memberitahukan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan maupun
cara kejanya untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu.
b. Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas dan memasang
handuk, agar dapat melakukan tindakan lebih efisien.
c. Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepala bersandarkan tangan yang dilipat
ke depan dan meletakan tangan yang dilipat di meja yang ada didepannya, dengan
posisi tersebut diharapkan bagian tulang belakang menjadi lebih mudah dilakukan
pemijatan d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil.
d. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk kedepan
e. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya.
f. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah dari leher
kearah tulang belikat.
g. Mengulangi pemijataan hingga 3 kali.
h. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
Langkah-langkah Pijat Oksitosin

Gambar 1.

C. Teknik Marmet
Teknik marmet merupakan kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga
refleks ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara marmet bertujuan untuk
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga
diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang
pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang
mammary alveoli untuk memproduksi ASI.
Cara Memerah ASI dengan tangan (Teknik Marmet)
1. Menyiapkan wadah (mangkuk atau gelas) yang telah di cuci bersih. Isi wadah dengan
air mendidih, lalu biarkan tertutup selama beberapa menit kemudian tiriskan.
2. Ibu dianjurkan untuk duduk atau berdiri ditempat yang terang dan nyaman.
3. Mencuci tangan dengan air sabun menggunakan air bersih yang mengalir.
4. Mengompres kedua payudara dengan air hangat selama 15 menit untuk membersihkan
dan membatu pengeluaran ASI.
5. Melakukan pemijatan ringan pada payudara: pijat perlahan ke arah bawah dan lakukan
gerakan melingkar kearah putting
6. Dianjurkan untuk bersikap santai selama memerah ASI.
7. Memegang salah satu payudara dan meletakkan tangan di area areola (daerah
kehitaman di sekitar putting susu). Posisikan ibu jari pada arah jam 12 dan jari telunjuk
pada arah jam 6 (berlawanan arah).
8. Menekan ibu jari dan jari telunjuk kearah tulang dada secara bersamaan dengan lembut
dan pertahankan kemudian lepaskan. Hindari menggeser puting susu.
9. Melakukan secara berulang-ulang dan bergantian dengan payudara yang lain
10. Memijat payudara disela-sela waktu pemerahan, hindari memeras dan menggosok
kulit payudara untuk menghindari kerusakan jaringan
D. Pijat Arugaan/Arugaan Massage
Pijat laktasi arugaan merupakan pijat laktasi yang dikembangkan di Philipina untuk
meningkatkan produksi ASI. Keunggulan treatment ini adalah menekan kelenjar ASI di
seluruh tubuh yang dapat menstimulasi pusat hormon prolactin dan oksitosin di otak
sehingga meningkatkan produksi ASI.
1. Manfaat Pijat Arugaan
a) Menenangkan pikiran ibu
b) Membuat tubuh rileks
c) Menormalkan aliran darah
d) Mencegah sumbatan saluran ASI
e) Mengurangi keluhan payudara dengan engorged
f) Meningkatkan produksi ASI
g) Dapat dilakukan pada ibu yang sedang relaktasi
2. Prinsip Pijat Arugaan
a. Dilakukan dengan tangan bersih dan kuku jari pendek
b. Meminta izin sebelum memegang payudara ibu
c. Selalu menyangga kepala
d. Tutupi bagian tubuh yang tidak dipijat
e. Selalu memberikan afirmasi/kata-kata yang membangun
f. Jari dan tangan harus fleksibel
g. Jangan menyakiti
h. Jangan menggunakan peralatan saat memijit payudara
i. Jangan mengguncang payudara
j. Singkirkan perhiasan di saat memijat
3. Teknik Pijat Arugaan
Daerah Pemijatan dan Teknik Pemijatan
1. Kepala dan Leher Posisi ibu duduk, pemijat berdiri dibelakangnya. Letakan
tangan kiri didahi ibu, kaki kanan satu langkah kedepan menopang tubuh,
tangan kanan memijat tengkuk dari bawah ke atas-bawah sebanyak 4 kali, pada
pijatan ke 4 tahan dibatas tengkuk atas dan pijat memutar sebanyak 4 kali
2. Bahu Pijat lurus dibahu dari luar kedalam sebanyak 4 kali, pada hitungan ke 4
berhenti ditengah dan pijat memutar sebanyak 4 kali
3. Punggung Minta ibu untuk berbalik duduk memeluk kursi yang dialasi bantal,
pijat pada klavikula sebanyak 4 kali bergantian, dilanjutkan 4 kali bersamaan
tahan ibu jari di bawah tengah ke dua klavikula dan pijat memutar dengan ibu
jari sebanyak 4 kali pada 5 line Stimulasi Payudara yakni:
(a) Butterfly stroke Pijat dari arah luar dada kedalam (pertengahan kedua
payudara) sebanyak 4 kali kemudian sebaliknya putar dari dalam keluar
mengitari payudara dan berhenti pada sepertiga payudara. Lakukan sebanyak
4 kali
(b) Fingertips circles around each breast Pijatan di atas areola dengan
menggunakan 3 jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis) dengan gerakan
menekan lembut dan memutar mengelilingi seluruh permukaan kalang
payudara sebanyak 4 kali
(c) Slide towards aerola (diamond stroke) Melakukan gerakan mendorong ke arah
tengan dengan ibu jari dibagian atas payudara, keempat jari lainnya
menyokong payudara sehingga payudara bisa terkumpul kemudian menekuk
ibu jari kearah tengah, keempat jari berada disamping area aerola untuk
melakukan penekanan lembut kearah puting
(d) Acupressure point
(1)Mengukur jarak dari puting sejauh 1 ruas ibu jari, kemudian melakukan
penekanan lembut pada titik tersebut dengan jari telunjuk dengan arah
memutar seluruh titik tersebut.
(2)Mengukur jarak dari puting sejauh 3 jari, kemudian melakukan penekanan
lembut pada titik tersebut dengan ketiga jari tersebut dengan arah memutar
seluruh titik tersebut.
(3)Mengukur jarak dari tengah putting sejauh 6 jari, kemudian melakukan
penekanan lembut pada titik tersebut dengan menggunakan satu jari
telunjuk
(e) Langkah terakhir
(1)satu jari (jari telunjuk) menekan memutar
(2)2 jari menekan bersamaan
(3)2 jari menekan dan memutar dengan lembut
(4)Ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C dan memerah ASI
E. Ratus/ Spa Nifas
Ratus, Di kenal dan di telah praktekan secara turun temurun di pulau Jawa, dahulu nya
hanya dapat di lakukan oleh para putri raja, kaum bangsawan atau priyayi, dan ratus ini
menjadi bagian dari ritual yang tidak terlewatkan untuk persiapan pengantin wanita.
Meskipun perawatan ini kita mengenal nya sebagai perawatan tradisional dari Indonesia
sendiri namun ternyata di berbagai negara di Asia pun telah melakukan nya selama
berabad abad, seperti Korea, Thailand atau pun Malaysia. Bahkan di Negara Barat seperti
America sudah mulai melakukan perawatan ini dan mereka terinspirasi dari perawatan
Ratus Jawa.
1. Manfaat Ratus
Banyak yang meyakini bahwa ratus dapat mengencangkan organ intim wanita, kalau
saya lebih menyebutnya meningkatkan elastisistas vagina, mengurangi aroma yang
kurang menyenangkan, mengurangi keputihan, memberikan efek relaksasi yang luar
biasa serta mengurangi keluhan pada saat haid dan sangat di saran kan untuk di lakukan
bagi ibu ibu yang baru saja melahirkan dan telah melampaui masa nifas
2. Bahan Pembuat Ratus
Ratus terbuat dari berbagai macam rempah pilihan yang di samping memiliki unsur
anti jamur dan bactery dan juga memiliki aroma yang menyenangkan, bahan bahan ini
kemudian  di bakar di atas bara hingga menghasilkan asap, di letakkan di dalam kolong
bangku yang di rancang khusus untuk pengasapan ratus.

F. Perawatan Tubuh Masa Nifas


1. Personal Hygiene

a) Pengertian Personal Hygiene


Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan
personal hygiene diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik
personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan
garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi
b) Tujuan perawatan personal hygiene yaitu
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Menurut Tarwoto (2010), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain :
1. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra
tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan
personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah
dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo
mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru.
3. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang
mendorong individu untuk meningkatkan personal hygiene.
5. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang
berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan
perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
d) Macam-macam personal hygiene
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi,
pengatur temperatur, dan sensasi. Kulit memilki tiga lapisan utama yaitu
epidermis, dermis dan subkutan. Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa
lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi
jaringan yang berada di bawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera
mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang
memproduksi penyakit.
2. Mandi
Mandi adalah bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorikan sebagai
pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap diperlukan bagi
individu dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total
3. Perawatan mata, hidung dan telinga
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk membersihkan
mata, hidung, dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada
perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus
dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya
partikel asing kedalam mata.
4. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara
penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan
mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari.
5. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi,
bau, dan cedera pada jaringan.
2. Perawatan genetalia/Vulva Hygiene
a) Pengertian Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antar paha
yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta
sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Menjaga kebersihan pada masa nifas untuk menghindari infeksi,baik pada luka
jahitan atau kulit.
b) Tujuan Vulva Hygiene adalah:
1. Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
2. Pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari
setelah kelahiran anak atau aborsi.
c) Perawatan Luka Perineum
Menurut APN adalah sebagai berikut :
1. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
2. Menghindari pemberian obat trandisional.
3. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
4. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari.
5. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan
penyembuhan luka

G. Mandi Herbal
Mandi rempah itu bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah, bisa menghilangkan
pegal-pegal. Selain itu juga bisa membakar lemak dan memperbanyak ASI. Perawatan
kesehatan pada ibu nifas penting untuk dijaga dengan tujuan mencegah masalah
kesehatan. Permasalahan kesehatan yang sering dialami pada ibu nifas adalah mengenai
kebersihan diri dan keseimbangan cairan yang memicu kejadian infeksi saluran kencing
bahkan infeksi post partum.

Metode: Penelitian perawatan kesehatan ibu nifas secara budaya telah dilakukan secara
turun temurun oleh masyarakat Suku Muna yang sampai saat ini masih dilakukan.
Penerapan perawatan budaya atau etnocaring pada praktik tomboro memiliki prinsip yang
sama dengan Ilmu kesehatan modern dengan proses mandi uap dan aromatheraphy dari
rempah daun yang digunakan
H. Peeling Post Partum
Masalah kulit yang sering menjadi masalah pada ibu postpartum Masalah kulit ibu pasca
melahirkan Perubahan hormon pada ibu pasca-melahirkan membuat perubahan kondisi
kulit juga dapat terjadi. Hal inilah yang terkadang menyebabkan beberapa masalah kulit
hingga akhirnya memengaruhi kecantikan sang ibu. Berikut beberapa masalah yang sering
dialami:
1. Melasma
Penyebabnya yaitu sinar UV, faktor genetik dan perpaduan meningkatnya esterogen
serta progesteron yang membuat kulit Anda menjadi lebih gelap. Cara mengatasinya,
yaitu gunakanlah krim wajah yang mengandung kaya vitamin C, E dan A serta rajinlah
melakukan peeling untuk membantu proses dalam pengelupasan kulit dan mengangkat
sel-sel kulit mati.
2. Jerawat
Penyebab jerawat pasca melahirkan biasanya yaitu dipengaruhi perubahan hormon.
Cara mengatasinya yaitu memakai produk dengan kandungan benzoyl peroksida yang
mampu menembus pori-pori yang tersumbat serta membersihkan kotoran-kotoran di
dalamnya. 
3. Kulit Kering dan Mengelupas
Perubahan hormon seringkali dapat membuat kulit kehilangan kelembaban sehingga
dapat membuat kulit kering serta mengelupas. Cara menguranginya yaitu dengan
menggunakan pembersih ringan dengan mengandung banyak pelembab.

I. Bengkung
Bengkung biasanya berbentuk kain panjang dengan lebar 2,5 cm dan panjang 16 meter.
Kain ini kemudian dibalut dan disimpulkan secara manual di sekitar perut dan pinggul
hingga tepat di bawah payudara. Menggunakan bengkung adalah cara tradisional untuk
menjaga perut ibu setelah melahirkan dan membantu mempercepat proses pemulihan. Tak
hanya persalinan normal, bengkung juga bisa digunakan setelah persalinan caesar.
1) Beberapa manfaat bengkung untuk ibu melahirkan antara lain:
 Meringankan rasa sakit
 Menopang dan menempatkan organ dan otot untuk kembali ke tempatnya setelah
melahirkan
 Membantu meringankan gerak tubuh
 Meningkatkan aliran darah
 Membantu penyembuhan otot atau sayatan yang terjadi saat persalinan
 Mengurangi pembengkakan
 Memperbaiki postur tubuh
 Mendukung otot dasar panggul
2) Beberapa risiko penggunaan bengkung yang perlu Anda waspadai antara lain:
 Rasa sakit
 Terlalu banyak tekanan
 Penurunan posisi dasar panggul 
 Gatal
 Ruam
 Kesulitan bernapas
 Kerusakan organ
 Refluks asam lambung
 Mual
 Pingsan
 Gangguan pencernaan 
 Pelebaran pembuluh darah vena
3) Cara aman pakai bengkung setelah melahirkan
Untuk menghindari risiko efek samping, berikut ini beberapa tips aman cara memakai
bengkung yang perlu Anda perhatikan:
 Mintalah bantuan saat pertama kali memakai bengkung. 
 Gunakan bengkung dengan bahan kain elastis untuk membalut perut.
 Gunakan bengkung langsung pada kulit di area perut untuk memudahkan pergerakan
dan saat harus buang air ke kamar mandi. 
 Balut bengkung dengan nyaman dan tidak menghalangi pergerakan atau pernapasan
Anda.
 Hindari menggunakan bengkung terlalu ketat.
 Hindari menggunakan bengkung seharian, ini bisa melemahkan otot perut dan
menimbulkan masalah kesehatan lain.
 Hindari menggunakan korset atau bahan keras lainnya di area perut.
J. Latihan/Senam Nifas

1. Tujuan senam nifas di antaranya:


a. Mempercepat proses involusi uteri.
b. Mencegah komplikasi yang dapat timbul selama masa nifas.
c. Memperbaiki kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan.
d. Menjaga kelancaran sirkulasi darah.
2. Manfaat senam nifas
a. Mempercepat proses penyembuhan uterus, perut, dan otot pelvis, serta organ yang
mengalami trauma saat persalinan kembali ke kebentuk normal
b. Dapat memberikan manfaat psikologis dengan menambah kemampuan secara fisik,
menciptakan suasana hati yang baik sehingga dapat menghindari stress, serta dapat
bersantai untuk menghindari depresi pasca persalian.
3. Cara melakukan senam nifas
a. Latihan senam nifas
1) Hari pertama, tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian
buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.
Manfaat : Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali
normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah
dan pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik
sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh
2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar
dengan bahu kemudian pertemukan
kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.
Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali
otot-otot lengan.
3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga
kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga
hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.
Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar
panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan
dan persalinan.
4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu
tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga
hitungan ketiga. Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan
menguatkan kembali otot-otot punggung.
5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat
tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan
menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Manfaat : Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya
otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.
6) Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Manfaat : Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama
kehamilan menyangga
beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki
sehingga mengurangi resiko edema kaki.

Berikut ini beberapa contoh gerakan yang dapat dilakukan saat melakukan senam
nifas :
 Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-
iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui
mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru

 Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.


Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan
penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
 Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik
dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

 Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-


otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong
tahan 3 detik kemudian rileks.

 Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan
bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

 Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.

 Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat
kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin.
Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan
kembali ke lantai.
 Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di
ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas.
Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan
ini selama setengah menit.

 Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari
dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

 Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan
menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

 Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan
memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut
dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

 Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala.


Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu
bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan
sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

 Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan
disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan
kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah
ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

Tujuan latihan Sikap tubuh terlentang menarik kaki sehingga paha membentuk 90°
a. Menguatkan otot-otot punggung.
b. Menguatkan otot-otot di kaki dan memperlancar sirkulasi sehingga mengurangi
resiko edema kaki
c. Menguatkan otot-otot bagian perut.
d. Menguatkan kembali otot-otot dasar panggul. Catatan :
Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas yang keluar bertambah
banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan senam nifas. Mulai lagi beberapa hari
kemudian dan membatasi pada latihansenam yang dirasakan tidak terlalu
melelahkan.
K. Yoga Pada Ibu Nifas
1. Fungsi yoga pada ibu nifas
a) Kurangi stres dan ketegangan
Bagi ibu baru, merawat buah hati bisa membuat stres dan cemas. Lelah, cemas dan
murung dapat memengaruhi caramu mengasuh bayi yang baru lahir dan
keharmonisan rumah tangga. Meluangkan waktu untuk meregangkan tubuh, duduk
dengan tenang, berlatih pernapasan dalam dan bahkan bermeditasi bisa sangat
membantu.
b) Tingkatkan energy
Bergerak melalui pose dalam urutan yoga postnatal menghasilkan panas tubuh dan
meningkatkan sirkulasi. Postur fisik bersama dengan teknik pernapasan khusus juga
dapat meningkatkan aliran darah dan membantu mengatur kadar oksigen dalam
darah.
c) Melawan depresi pasca-kehamilan
Penelitian telah menunjukkan berlatih yoga juga dapat mengurangi gejala depresi
pascapersalinan. Sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan dalam Complementary
Therapies in Clinical Practice menemukan wanita dengan depresi pascapersalinan
yang menghadiri dua kelas yoga seminggu selama delapan minggu mengalami
peningkatan gejala dan kualitas hidup.
d. Perkuat tubuh
Yoga setelah melahirkan bisa menguatkan otot-otot tubuh, meningkatkan
metabolisme dan menurunkan berat badan. Setelah melahirkan bagian inilah yang
biasanya sangat lemah dan memerlukan latihan yang fokus untuk mengembalikan
kondisi anda seperti sebelum melahirkan.
Gerakan – gerakan yoga

1. Adho Mukha Svanasana (Downward Facing Dog Pose) – variasi


Mulailah dengan posisi kaki sejarar. Pada tiap membuang nafas, tarik perut ke arah tulang
belakang (spine) dengan melakukan Uddiyana Bandha (upward Abdominal Lock) untuk
mengunci bagian otot di bagian pelvic floor. Tahan untuk 10 kali nafas.

2. Plank Pose
Tarik nafas dan lakukan posisi yoga Plank. Tempatkan pundak diatas punggung tangan.
Tekan kebelakang melalui tumit, rileks kan rahang dan pertahankan posisi ini sampai 20x
nafas. Kemudian lakukan posisi dari Down Dog ke Plank 10 X, dengan mengambil nafas
pada saat Plank dan hembuskan nafas pada posisi Down Dog.

3. Garudasana (Eagle Pose)


Selipkan kaki kanan ke kaki kiri dan kaitkan jari kaki di bagian betis. Tempatkan tangan
kiri diatas tangan kanan dan rekapkan telapak tangan. Berdiri dengan tegak dan tekuk
lutut sedikit. Angkat siku tangan dan tangan diatas muka. Pertahankan posisi ini untuk 10x
nafas.  Kembali ke posisi gerakan yoga Tadasana (Mountain Pose).

4. Paripurna Navasana (Full Boat Pose) – variasi


Duduklah dan sejajarkan kedua kaki dan luruskan  punggung belakang.  Angkat kaki dari
lantai dan lekukan lutut. Pertahankan posisi ini sekitar 5 x nafas.  Pertahankan posisi ini
dan lakukan gerakan mendayung dengan kaki secara bergantian. Lakukan gerakan yoga
ini 10x dan kemudian letakkan kaki di lantai dan lingkarkan tangan pada tulang kering.

5. Jathara Parivartanasana (Revolved Abdomen Pose)


Tarik lutut ke posisi dada, dan tarik perut kedalam dengan mempertahankan pelvic floor.
Letakan telapak tangan pada lantai posisi terbuka. Letakkan lutut melewati pinggang
sehingga kaki membentuk sudut 90 derajat . Hembuskan nafas dan tempelkan bagian
pundak di lantai dan letakkan kaki hampir kelantai tanpa menyentuhnya. Lakukan 4x pada
tiap sisi.

6. Elbow to Knee Pose


Kunci jari tangan dibelakang kepala dan tekuk lutut. Hembuskan nafas dan luruskan kaki,
kemudian tekuk lutut kiri ke dada dan tempelkan dengan siku kanan. Ambil nafas
kendorkan, dan dan hembuskan nafas untuk menganti posisi. Pada saat menghembuskan
nafas, tarik otot perut kedalam dan rasakan pelvic floor. Lakukan 4x untuk tiap sisi.

7. Setu Bandha Sarvangasana (Bridge Pose) – variation


Tekuk lutut dan lakukan Bridge Pose, dan kemudian ambil dan keluarkan nafas selama 1
menit. Hembuskan nafas dan jatuhkan badan ke lantai. Tarik nafas dan angkat badan
keatas kembali. Lakukan hal ini 10x

8. Supta Gomukhasana (Reclining Cow Face Pose)


Bentuk kaki dengan posis X dengan posisi kaki kiri diatas kaki kanan dengan 2 lutut
bertumpukan. Pegang kedua ankle dengan tangan. Ketika menghembuskan nafas, tarik
kedua kaki menuju lantai melewati pinggang. Gerakan yoga ini akan memberikan
peregangan di bagian pinggang dan bokong/pantat.  Pertahankan posisi ini selama anda
merasakan nyaman.

9. Supta Garudasana (Reclining Eagle Pose) – variation


Ini adalah posisi Gardasana dengan posisi tiduran.  Tekan lutut kanan ke lantai (lihat
gambar) dan rasakan nikmat dari stretching ini di bagian pinggang. Pejamkan mata dan
tahan posisi ini untuk 10x nafas dan ganti kaki kiri diatas kaki kanan.
10. Matsyasana (Fish Pose)
Julurkan kaki dimuka anda. Ambil nafas dan tekan lengan dan siku sehingga bagian dada
dan kepala terangkat dari lantai. Lempar kepala dengan santai kebelakang menyentuh
lantai  (kepala bagian atas (crown)).  Pertahankan posisi ini selama 10 kali
DAFTAR PUSTAKA

Tersedia dari: http://kandrawilko.blogspot.com/2009/01/kebidanan-nifas-html

Simatupang,erna juliana. Masase dan ratus. Jakarta:

Djoko Wiyono (1997), senam nifas asuhan Kebidanan, Airlangga University Press, Surabaya.
Prayitno Subur ( 1997 ),

Dasar - dasar administrasi kesehatan masyarakat, Airlangga, University Press, Surabaya.

http://atikgurubidan.blogspot.com http://trip4nk.blogspot.com/2010/04/disiplin-ilmu-yang-
terkait-dgn-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai