Anda di halaman 1dari 2

Fresh Graduate?

Siapa Takut
Bayangan pekerjaan ideal pastinya pernah mampir di benak setiap orang,

tak terkecuali bagi para mahasiswa. Bagi mereka yang pernah magang sebagai

Asisten Laboratorium (AsLab) atau Asisten Dosen (AsDos) di kampus, mungkin

akan merasa lebih percaya diri setelah meninggalkan bangku kuliah. Tapi

bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak punya pengalaman kerja?

Perlu disadari, di sekeliling kita ada ratusan, bahkan ribuan sarjana baru
yang pastinya sama-sama mencari kesempatan bekerja. Setelah bergelut dengan
buku dan diktat kuliah, mendapatkan pekerjaan yang ideal tentu menjadi dambaan
bagi setiap fresh graduate.

Jadi jangan heran jika persaingan mencari pekerjaan menjadi sangat ketat.
Belum lagi ditambah lulusan-lulusan tahun sebelumnya yang juga belum kunjung
mendapat pekerjaan. Wah, semakin gerah saja persaingan kerja.

Dalam menghadapi persaingan, jangan coba-coba merasa gentar apalagi


menyerah kalah. Persiapkan diri semaksimal mungkin sebelum melamar pekerjaan
yang menjadi incaran. Dan ada beberapa hal lainnya yang mungkin bisa menjadi
bekal Anda ketika melamar pekerjaan. Apa sajakah itu?

BEKAL UTAMA

Cari informasi lowongan kerja sebanyak mungkin-jangan hanya


mengandalkan lowongan dari koran atau internet saja, tapi carilah dari segala
penjuru. Maksudnya? Setiap orang pasti punya yang namanya relasi atau istilah
kerennya “networking”. Yang namanya rejeki bisa datang dari mana saja, dan jika
memang datang dari situ (orang dalam), why not? Jangan pernah takut dianggap
nepotisme. Kalau kita memang yakin dengan kemampuan yang dimiliki, tak perlu
ragu masuk kerja lewat koneksi.

Setelah sukses mendapatkan informasi pekerjaan yang akan dilamar,


pastikan dulu kualifikasi yang mereka (perusahaan) butuhkan. Kalau memang tidak
memenuhi kualifikasi yang diminta, lebih baik tidak usah mengirim lamaran, karena
tidak ada istilah iseng-iseng berhadiah dalam mencari pekerjaan. Agar tidak
mengeluh di kemudian hari karena pekerjaan yang kurang sreg, lebih baik kenali
dulu diri sendiri. Sesuaikan lamaran dengan latar belakang pendidikan, keahlian,
minat dan bakat yang dimiliki. Walau pada kenyataannya tidak semua latar
pendidikan dapat menentukan jenis pekerjaan. Namun, sebagian besar perusahaan
mementingkan hal itu, alasannya agar karyawan dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi mereka.

Seandainya kelah memperoleh pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar


belakang pendidikan, paling tidak kita berani konsisten kepada pekerjaan yang
dijalani. Hal yang menjadi prioritas adalah kita perlu mengetahui kelebihan dan
kelemahan diri sendiri. Jadi, jangan hanya terfokus pada satu bidang pekerjaan. Itu
untuk mengantisipasi kemungkinan jika “mentok” di satu bidang, kita masih punya
alternatif lainnya.

Nah, jika sudah merasa mantap dengan kualifikasi yang dibutuhkan, segera
layangkan lamaran ke perusahaan yang dituju. Jangan takut merasa minder dengan
mereka yang berpengalaman. Status sebagai fresh graduate seharusnya tidak
dijadikan momok susah mendapat kerja.

Nyatanya, banyak lho perusahaan yang justru lebih melirik fresh graduate
dengan alasan ilmu yang mereka punya masih “hangat” dan bersedia digaji lebih
rendah dibandingkan yang berpengalaman.

PERJANJIAN KERJA

Sebagian besar fresh graduate pastinya masih minim pengetahuan dan


pengalaman, termasuk mengenai status karyawan. Lazimnya, ketika seseorang
diterima bekerja, akan ada perjanjian kerja yang disepakati bersama sesuai dengan
UU no. 13 tahun 2003 pasal 54 yang membahas data kedua belah pihak
(perusahaan dan karyawan), jabatan dan jenis pekerjaan, lokasi bekerja, besarnya
upah dan cara pembayaran, serta hak dan kewajiban kedua pihak. Sedangkan
kontrak kerja harus sesuai dengan UU no. 13 tahun 2003 pasal 59 yang isinya:
dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1
(satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Anda mungkin juga menyukai